Share

Kak Intan

Author: Indah
last update Last Updated: 2021-02-03 13:17:47

KLUNTING

Kiara mengalihkan pandangannya begitu mendengar pesan yang masuk pada ponselnya, tangan mungilnya meraih benda pipih itu. Begitu melihat siapa yang telah mengirim pesan, gadis itu menekan layar ponsel itu untuk menyambungkan panggilan.

TUUUT TUUUT

"Iya hallo Ra?"

"Gue mau cerita nih."

"Cerita apaan?" Kiara memindahkan ponsel yang berada ditelinga kanan menuju telinga kiri, jari telunjuknya mengelus pelan lutut yang tadi terluka.

"Lo pasti nggak percaya kalau tadi gue habis didorong sama Selly sampai gue jatuh ke jalan raya."

"Kok bisa si?"

"Gue kan tadi lagi nuggu bus dihalte, tiba-tiba Selly dan genknya nyamperin gue dan sempet ngeledek. Setelah itu gue didorong dong."

"What? Parah si tu anak, tapi lo nggak papa, kan?"

"Nggak papa si, cuma lecet doang."

"Syukur deh, tapi besok gue temenin buat ngasih pelajaran ke Selly."

"Udahlah, biarin aja."

"Nggak bisa gitu dong, ini menyangkut sama nyawa lo!"

"Lo tahu 'kan kalau Selly suka sama Angkasa, gue cuma nggak mau kalau Angkasa jadi sebel sama gue gara-gara gue ngeributin dia."

"Yaelah bucin banget si lo."

"Ye biarin!"

"Iya deh iya."

"Dan gue juga hampir aja ketabrak sama mobil, untung aja orangnya baik."

"Baik gimana maksud lo?"

"Dia ngebalikin arah buat nggak nabrak gue dan sampai mobilnya penyok gegara nabrak pembatas jalan."

"Itu artinya lo masih dilindungi, dan orang yang hampir nabrak lo masih waras."

"Iya juga si," Kiara mengganti posisinya menjadi duduk diranjang, menerawang kembali kejadian tadi siang.

"Oh ya om itu, yang hampir nabrak gue sampai nganterin gue pulang. Dia juga ngegendong gue ala-ala pengantin baru gitu. Didepan nyokap gue, gila nggak tu?"

"Omaigat, gue nggak bisa ngebayangin. Aaaaaaa."

Kiara menjauhkan ponselnya dan mengusap telinganya merasa sakit dan nyaring karena teriakan Sari.

"Biasa aja kali."

"Pasti orangnya buncit gitu, kan?"

"Nggak juga, menurut gue si keren. Ya sugar daddy gitu."

"Gila si, beruntung banget lo. Kapan lagi coba digendong sama om-om keren."

"Ck apaan si lo, nggak se keren Angkasa lah."

"Angkasa mah keren tapi nggak perhatian," Kiara mencebikkan bibirnya merasa kesal dan sedikit menyetujui ucapan Sari.

Sayup-sayup terdengar keributan dari arah luar, Kiara menjauhkan ponselnya dari telinga untuk memperjelas pendengarannya pada keributan tadi.

"Udah dulu ya, besok lanjut disekolah."

KLIK

Tanpa menunggu persetujuan Sari gadis itu langsung memutus sambungan, kaki mungilnya menuruni ranjang dan menghampiri pintu. Dibukanya setengah pintu dan menapilkan diri tanpa keluar dari sana.

"Kamu seharusnya bersikap dewasa!"

Kiara melihat ibunya bergerak dengan lemas, meski bentakan perempuan itu masih bisa Kiara dengar dengan jelas.

"Ibu mana tahu perasaan aku selama ini!" Perempuan satunya menyahut, dia adalah kakak perempuan Kiara.

"Tidak semua hal didunia ini bisa kamu dapatkan Intan!"

"Ibu dan ayah selalu egois!"

Perempuan itu meninggalkan ruang tamu dan melangkah menuju kamar yang berada disebelah kamar Kiara, dia sempat menoleh sekilas ke arah adiknya yang juga tengah menatap dirinya.

BRAK

Baik Kiara maupun ibunya sama-sama terkaget mendengar pintu yang ditutup dengan keras, gadis itu lalu menyusul ibunya yang tengah menangis di sofa ruang tamu. Tangan mungil Kiara mengusap punggung sang ibu mencoba menenangkan perempuan setengah tua itu.

"Ibu nggak papa?" Kiara bertanya memastikan keadaan ibunya.

"Nggak papa."

"Kak Intan dateng jam berapa?"

"Baru sampai," Kiara melongok ke arah luar dan tidak ada mobil maupun motor yang terparkir disana.

"Kak Andro nggak ikut?"

Ibu Kiara menjawab dengan gelengan kepala, setelah merasa tenang perempuan itu berdiri lalu berjalan ke arah dapur.

Tidak lama dia kembali ke ruang tamu dengan menenteng tas sederhana.

"Ibu mau ke pasar, masak buat kakak kamu. Mau ikut nggak?"

"Aku dirumah aja Bu."

Setelah itu ibu Kiara keluar dan memberhentikan angkot yang kebetulan sedang lewat, Kini Kiara berdiri mematung didepan kamar kakaknya. Dengan ragu tangan mungil itu mengetuk pintu.

TOK TOK TOK

Tidak ada sahutan dari dalam, Kiara terus mencoba.

"Kak Intan?"

"Aku masuk ya?"

Seolah mendapat kesempatan karena kebetulan pintu yang tidak dikunci, gadis itu membukanya dengan perlahan. Didalam kakaknya tengah berdiri didepan sebuah jendela, Kiara melangkah dengan ragu dan menghampirinya.

"Tumben kak mau dateng nggak bilang dulu."

Masih tidak mendapat respon, Kiara memilih untuk duduk dikursi meja rias.

Hening cukup lama karena Kiara yang takut untuk membuka pembicaraan lagi dan juga kakaknya yang masih betah diposisi tadi.

Akhirnya Kiara mengalah dan kembali berucap, "udah lama banget ya, Kak Intan nggak main kerumah."

Seolah jengah dengan adiknya yang begitu cerewet akhirnya Intan menatap gadis didepannya.

"Aku sibuk."

Jawaban sederhana dan singkat itu sukses membuat Kiara merasa berbangga hati karena berhasil membuat kakaknya berbicara.

"Kakak kerja?"

"Iya."

"Kak Andro kok nggak ikut?"

"Jangan sebut nama laki-laki itu!"

Kiara terperangah mendengar bentakan Intan, padahal niatnya baik dan sedikit penasaran.

"Kenapa Kak?"

Intan merubah posisinya menjadi duduk diatas ranjang yang dulu dia tempati.

"Kamu nggak ngerti apa-apa, nggak usah ikut campur!"

"Kalau Kak Intan ada masalah, aku selalu siap kok Kak buat dengerin cerita Kakak."

"Semua yang terjadi di kehidupan aku adalah masalah!"

"Kakak kok gitu si?"

"Kenapa? Memang itu kenyataannya."

Intan berdiri dan hendak melangkah keluar, namun getar dan nada panggilan pada ponselnya membuat niatnya urung. Kiara juga mengalihkan perhatiannya kepada benda pipih itu, setelah Intan berhasil meraih benda itu Kiara mengalihkan pandangannya menuju luar jendela yang menghubungkan dengan taman kecil dihalaman rumah itu.

"Hallo?"

"Ngapain tadi kamu misscall aku?" terdengar suara seorang pria dari seberang sana yang masih bisa kiara dengar.

"Aku mau ketemu sama kamu, kita perlu bicara."

"Aku sibuk!"

KLIK

Kiara menoleh kepada Intan ketika panggilan itu selesai, gadis itu bisa melihat raut kecewa dan marah yang bersamaan.

"Kiara?"

Dari luar ibunya memanggil, Kiara langsung menghampiri sumber suara.

"Bantuin Ibu masak ya?"

"Siap Bu."

Rutinitas ibu dan anak didapur itu sangat membuat Intan jengkel, entah karena dirinya yang memang tidak bisa memasak atau karena kedekatan sang ibu dengan adiknya. Dari kecil hinga dia kuliah dan menikah tidak sekalipun dirinya berkutik atau sekedar bergurau bersama perempuan parubaya itu, dia lebih sering menghabiskan waktu diluar bersama kekasihnya dulu. Dan kejadian yang tidak bisa Intan sangka, begitu dia lulus kuliah orang tuanya menikahkan dia dengan orang yang tidak dia kenal. Rasa benci dan begitu tidak suka terhadap ayahnya terus terjaga sampai kini hingga ayahnya telah meninggal.

"Sini Kak, masak bareng. Seru tahu."

Kiara menyapa Intan yang kebetulan tengah berdiri mematung didepan pintu dapur, tidak ada niat sekalipun untuk perempuan dewasa itu ikut menimbrung.

"Kakak kamu pasti masih capek, biar dia istirahat."

Perempuan satunya lagi menyahut, Intan hanya melirik kearah ibunya dan meninggalkan tempat. Masuk kembali kedalam kamar.

"Bu, sebenarnya kak Intan kenapa si?"

"Kenapa apanya?"

"Kok tadi ribut sama Ibu?"

"Biasa, kehidupan rumah tangga kakak kamu."

"Aku nggak boleh tahu?"

"Belum saatnya."

Kiara mengangguk memilih untuk patuh kepada ibunya, menyiapkan makan malam dengan bersenda gurau. 

BERSAMBUNG -

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Cintaku Terbentur Dua Lelaki   Akhir cerita

    Drama gratis yang Intan tonton langsung didepannya, terasa sangat menegangkan. Apalagi karena salah satu dari tokohnya adalah pria yang dia harapkan. Sempat kaget ketika Rio terkapar karena ulah seorang bocah SMA, alasannya sendiri membuat perempuan itu tersenyum kecut. Sekarang pertanyaan dari Rio untuk Kiara juga akan menentukan hidupnya bersama Andro."Aku," begitu berat Kiara memilih, apalagi Angkasa sama sekali tidak menatap kepadanya. Dia menjadi ragu apakah laki-laki itu barusaja berkelahi untuk merebutkannya.Angkasa melepaskan tangan gadis itu, menatap sekilas sebelum meraih langkah pergi. Kiara tahu, laki-laki itu bahkan tidak sudi mendengar apa yang akan dia katakan."Memilih Angkasa!"DEG DEG DEGMemang ini yang seharusnya dia harapkan, Angkasa pergi karena tidak sanggup jika gadisnya akan memilih Rio. Tapi, dia yakin telinganya masih normal untuk mencerna pilihan Kiara. Langkahnya terpaksa dia hentikan untuk mem

  • Cintaku Terbentur Dua Lelaki   Pilihan Kiara

    "Nggak tahu."Dari semua kata kenapa Angkasa hanya mengucap begitu, padahal Sari sudah gemas sedari tadi demi mendengar jawabannya."Lo nggak perlu marah sama Kiara," matanya mengikuti arah pandang Angkasa."Ya gue nggak tahu lo marah karena apa, Kiara sempet bilang kalau lo udah nggak mau ketemu sama dia."Angkasa masih tidak bergeming."Rumah dia dijual sama kakaknya sendiri, dan yang gue tahu. Om Rio itu yang nolongin dia, numpangin dia selama ini. Gue tahu banget Sa, kalau Kiara nggak mungkin selingkuh dari lo!""Lo nggak tahu sejauh apa?" mata elangnya beralih meremehkan Sari."Dia nggak suka sama kakak tiri lo itu, gue berani jamin."TAP TAP TAPDerap langkah lain dari kedua orang itu, Sari menoleh dan mendapati Rio berjalan menghampiri Angkasa."Cih," bibir pria itu berdecih.Angkasa membalikkan badan tingginya, menatap Rio dengan nyalang.Sari mundur beberapa langkah untuk men

  • Cintaku Terbentur Dua Lelaki   Gedung Kosong

    "Boleh bicara sebentar nggak Kak?" Kiara berucap setelah acara makan malam itu selesai."Boleh, mau ngomong apa?"Kepala gadis itu menoleh untuk memastikan kalau ibunya sudah masuk kedalam kamar."Kak Andro tahu dimana kak Intan?"Laki-laki yang ditanya menggeleng, memang selama ini dia tidak tahu."Terus Kakak nggak berusaha nyari?""Percuma Ra, kakak kamu udah nggak mau sama aku."Sorot mata yang tajam itu kian meredup, betapa kesepiannya laki-laki itu."Kalau Kak Andro emang masih cinta sama kak Intan, ikut aku kak! aku tahu dimana kak Intan sekarang."Ucapan Kiara barusan membuat mata hitam Andro terbuka, seolah mendapat harapan kembali."Dimana?""Besok kita kesana!" seru Kiara penuh antusias.Andro menanggapi dengan kekehan atas kegemasan tingkah adiknya."Yaudah, sekarang kamu istirahat. Besok kita kesana.""Kak Andro juga istirahat ya?""Iya."Malam han

  • Cintaku Terbentur Dua Lelaki   Pernyataan Rio

    PLAKTamparan keras jatuh dipipi Rio, laki-laki itu sendiri tidak keberatan dengan perih yang menjalar sampai telinganya. Tapi, air mata yang terus menggenang diwajah cantik Kiara seolah meredam akan rasa sakitnya sendiri.Kiara tidak sadar jika tangannya telah melukai orang yang selama ini menolong dirinya, pernyataan cinta tadi cukup membuatnya sesak. Laki-laki yang menjadi saudara tiri kekasihnya."Aku yang cinta sama kamu, bukan Angkasa!"Kiara menggeleng, beraninya Rio mengucapkan kata-kata itu."Terimakasih udah mau numpangin aku sama ibu di apartemen ini."Kiara menarik satu koper dan tas milik ibunya, melangkah pergi meninggalkan Rio yang tengah menangis. Laki-laki itu tidak sungkan meneteskan dua bulir air mata untuk seorang gadis yang barusaja pergi.Seharusnya Kiara berbangga hati, karena ini pertama kalinya seorang laki-laki menyatakan cinta kepadanya. Sayang sekali bukan Angkasa, perasaan

  • Cintaku Terbentur Dua Lelaki   Pergi Dari Apartemen

    "Jangan mentang-mentang anak saya mandiri dan kaya bisa Ibu manfaatkan ya?"Kiara menginterupsi dua perempuan parubaya yang saling berbincang didapur apartemen."Saya nggak bermaksud begitu Bu."Entah siapa perempuan yang tengah menghakimi ibunya itu, karena memang posisinya yang membelakangi Kiara."Ibu?" Kiara bersuara hingga kedua perempuan tadi saling menoleh.Sedetik kemudian, Kiara tercengang akan penglihatannya sendiri."Kamu?" perempuan parubaya itu memicing."Dia anak saya," ibu Kiara menimpali."Oh, jadi sekarang kamu mau manfaatin dua anak aku. Begitu?"Ucapannya sangat menyakitkan, Kiara memang tahu bahwa perempuan itu adalah ibu tiri Angkasa. Dan disini sekarang dia juga mengetahui fakta lain, Rio adalah saudara tiri yang selama ini Angkasa sembunyikan.Ternyata dunia sangat sempit, semua kejadian yang menimpa dirinya terasa seperti sebuah lelucon kuno."Maaf

  • Cintaku Terbentur Dua Lelaki   Kenyataan Kak Intan

    "Seharusnya aku yang nanya, Kakak ngapain di apartemen itu?"Intan melotot, rupanya adik kecil yang dulu sangat cengeng kini sudah bisa mengimbangi percakapan serius itu."Kiara Kakak yang nanya duluan sama kamu!""Aku tinggal disana karena rumah ibu udah dijual."Bukan itu maksud Intan, memang benar perkataan Kiara tadi. Tapi, ada hal lain yang perempuan itu bingungkan."Apartemen itu bukan milik ibu, kan?"Kiara menggeleng dan sontak saja hal itu semakin membuat Intan terperangah. Sudah lama perempuan itu tidak mendatangi sang pemilik apartemen yang kini adiknya tempati."Emangnya kenapa? terus Kak Intan ngapain kesana?""Aku kenal sama pemilik apartemen itu.""Kenal gimana?" Kiara menyelidik."Rio, dia mantan pacar aku!" Intan merasa tidak perlu bertanya lagi siapa si pemilik apartemen itu.Kiara sendiri tidak tahu harus percaya atau tid

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status