Share

Patah hati

KLIK

Bagai mayat yang berjalan, Kiara tidak mampu menopang tubuhnya sendiri. Lampu apartemen yang sudah padam dan suasana sepi, mungkin ibunya tidur lebih awal dan sang pemilik apartemen yang sedang berkutik dengan pekerjaannya. Kiara merosot dipintu, matanya terus di banjiri air mata. Sekarang dia ikut mengalami dimana para teman sekelasnya bercerita ketika tengah galau dengan percintaan, rasanya sangat menjengkelkan. Dadanya seolah terhimpit bebatuan, sangat sesak dan perih ketika salah satu dari batu itu menggores sebagian rongganya.

Takut ibunya akan terbangun jika dirinya menyusul kedalam kamar, Kiara memilih menuju balkon untuk mengeluarkan semua tangisnya. 

Rembulan diatas sana semakin mengingatkan Kiara akan Angkasa. Satu dan tidak pernah bisa dia gapai, walau masih berada ditempat yang sama. Kalau Kiara bisa sadar diri, satu dari bintang yang letaknya paling dekat dengan bulan itu adalah dirinya. Semakin bintang itu mendekat, maka semakin tertelan dan

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status