Share

87. Keluarga Kecilku

Kami masih tinggal di rumah Papi selama dua minggu, serta bolak balik ke rusun.

"Sudah, kalian tinggal di sini saja, biar Mami ada teman," desak Mami suatu kali.

Duh, gimana ini? Nggak enak mau nolak, tapi nggak mungkin juga dituruti. Sebaik apapun mertuaku, aku dan mas Vincent pingin tinggal di rumah kami sendiri.

"Nggak bisa dong, Mi, rumah kami 'kan sudah susah-susah dibangun, masa nggak ditempati?" protes Mas Vincent kepada ibunya.

Mami cemberut.

"Kami akan sering ke mari kok, Mi, tenang saja ya. Kami nggak akan lupa sama Mami dan Papi," ujarku, barulah Mami tenang.

Rumah baru kami dalam proses mendapatkan sentuhan akhir, dan kami mulai mengisinya dengan perabotan.

Setelah sebulan semuanya beres, kami pindah dan mulai tinggal di sana.

"Kamu suka nggak sama hasil akhirnya, Sayang?" tanya suamiku saat kami bertiga, bersama Ricky tentunya, bercengkrama di halaman belakang.

"Suka banget, Mas," jawabku riang, "Ricky juga."

Hasil akhirnya rumah kami memang mirip dengan rumah Papi
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status