Share

Bab 109

Penulis: Merspenstory
last update Terakhir Diperbarui: 2025-07-06 13:26:15

Di dalam mobil, sepanjang perjalanan menuju mansion, Sienna hanya diam. Hujan masih mengguyur deras. Tubuhnya basah kuyup, rambutnya menempel di wajah dan leher. Meski penghangat sudah dinyalakan, ia tak bisa menghentikan gemetar di jari-jarinya.

Begitu mereka tiba di mansion, Sebastian langsung membuka pintu dan mengajaknya masuk. Hangat ruangan segera menyambut, tapi dingin di tubuh Sienna belum mau pergi.

Sebastian menutup pintu belakang dan memerintah pelayan dengan isyarat singkat sebelum menoleh pada Sienna.

“Di mana Joseph?” tanya Sienna pelan.

“Anak itu tidur di kamarnya,” jawab Sebastian. “Dia bahkan tak bangun meski ada petir.”

Sienna mengangguk lega.

Sebastian menatapnya dari ujung kaki sampai kepala—pakaian Sienna menempel ketat karena basah, dan kulitnya menggigil hebat.

“Ganti pakaian dulu,” ujar pria itu. “Di kamar atas. Kamar kita.”

Sienna menoleh cepat.

“Semua pakaianmu masih ada.”

Untuk beberapa detik, Sienna terdiam. Ada bagian dari dirinya yang ingin menolak. Tapi
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Lari dari Perjodohan, Jatuh ke Pelukan CEO Dingin   Bab 109

    Di dalam mobil, sepanjang perjalanan menuju mansion, Sienna hanya diam. Hujan masih mengguyur deras. Tubuhnya basah kuyup, rambutnya menempel di wajah dan leher. Meski penghangat sudah dinyalakan, ia tak bisa menghentikan gemetar di jari-jarinya.Begitu mereka tiba di mansion, Sebastian langsung membuka pintu dan mengajaknya masuk. Hangat ruangan segera menyambut, tapi dingin di tubuh Sienna belum mau pergi.Sebastian menutup pintu belakang dan memerintah pelayan dengan isyarat singkat sebelum menoleh pada Sienna.“Di mana Joseph?” tanya Sienna pelan.“Anak itu tidur di kamarnya,” jawab Sebastian. “Dia bahkan tak bangun meski ada petir.”Sienna mengangguk lega.Sebastian menatapnya dari ujung kaki sampai kepala—pakaian Sienna menempel ketat karena basah, dan kulitnya menggigil hebat.“Ganti pakaian dulu,” ujar pria itu. “Di kamar atas. Kamar kita.”Sienna menoleh cepat.“Semua pakaianmu masih ada.”Untuk beberapa detik, Sienna terdiam. Ada bagian dari dirinya yang ingin menolak. Tapi

  • Lari dari Perjodohan, Jatuh ke Pelukan CEO Dingin   Bab 108

    Hidangan penutup baru saja diangkat ketika Sienna meneguk sisa teh di cangkirnya. Ia menyentuh sudut bibirnya dengan serbet, lalu meletakkannya rapi di atas meja.“Aku harus pulang,” ucapnya pelan seraya bangkit dari kursinya dan mengambil tas. “Sudah cukup lama aku di sini.”Sebastian melirik ke luar jendela besar di sisi ruang makan. Langit menggelap nyaris hitam, awan menggantung berat, dan angin mulai menerpa dedaunan dengan liar.“Sienna, lihat cuacanya. Setidaknya tunggulah sebentar sampai cuaca kembali cerah.”Sienna mengencangkan genggaman di tali tasnya. “Aku bukan tamu kehormatan yang harus ditahan karena cuaca buruk. Ini hanya hujan.”“Angin bertiup seperti sedang marah pada dunia,” tukas Sebastian. “Jangan sok tangguh.”Sienna hanya memutar bola matanya, lalu menoleh ke Joseph yang masih duduk di kursinya, sibuk mengaduk sisa es krim dalam mangkuk. Senyum tipis mengulas wajah Sienna saat ia membungkuk sedikit, meraih kepala bocah itu dan mengecup keningnya dengan lembut.“

  • Lari dari Perjodohan, Jatuh ke Pelukan CEO Dingin   Bab 107

    Beberapa menit berlalu sebelum akhirnya Sienna mengambil ponsel dari meja kecil di samping sofa. Setelah menatap layar sejenak, ia membuka kontak, mencari nama Sebastian Dellier, dan menekan tombol panggil.Nada sambung terdengar hanya beberapa detik.“Sienna?” suara Sebastian terdengar di ujung telepon.“Aku harap aku tidak mengganggu,” ujar Sienna pelan.“Tidak,” sahut Sebastian cepat. “Ada apa?”Sienna menoleh ke Joseph yang kini sedang sibuk memainkan ujung selimut di pangkuannya. “Joseph bilang dia ingin tinggal bersama kau juga. Dia sangat senang kemarin, dan… kupikir mungkin akan baik jika dia bisa bersamamu setiap akhir pekan.”Ada jeda singkat di ujung telepon. Lalu suara Sebastian terdengar lagi. “Dia mengatakannya sendiri?”“Iya,” jawab Sienna. “Langsung darinya.”“Berarti dia memang merindukanku,” ucap Sebastian, suaranya terdengar senang. “Dan tentu saja itu ide yang sangat bagus.”Sienna bergumam pelan. “Kalau begitu, aku akan menyiapkan barang-barangnya siang ini.”Seba

  • Lari dari Perjodohan, Jatuh ke Pelukan CEO Dingin   Bab 106

    Ciuman itu menyambar lebih cepat dari yang bisa Sienna antisipasi. Hangat dan tak kenal ragu, mengunci bibirnya dalam hisapan yang menghapus batas kesadaran.Ia sempat mendorong dada Sebastian—sebuah refleks dari insting perlindungan diri. Tapi hanya sepersekian detik. Lalu dorongan itu mereda, tubuhnya luluh, tenggelam dalam ciuman yang terlalu dalam.Napas mereka mulai memburu. Lidah Sebastian mendesak masuk, menuntut respons.Sebastian menarik tubuh Sienna lebih dekat, dan Sienna merasakan bagaimana lengan Sebastian yang kokoh menyelubunginya sepenuhnya. Kehangatan tubuh pria itu membungkusnya, mengurungnya dalam dunia yang hanya berisi mereka berdua. Lalu, tanpa peringatan, pria itu mengangkat tubuhnya dalam satu gerakan mantap.Kaki Sienna melingkar di pinggang pria itu, jari-jarinya melingkar di leher Sebastian untuk bertahan dari guncangan perasaan yang menyerang dari segala arah. Ia tahu ini gila. Tapi tubuhnya bergerak lebih cepat daripada pikirannya.Sebastian menurunkan Sie

  • Lari dari Perjodohan, Jatuh ke Pelukan CEO Dingin   Bab 105

    Kurang dari setengah jam kemudian, mobil mereka melambat di sebuah persimpangan tenang di kawasan pemukiman.Brandon memarkirkan mobil di tepi jalan, kemudian menoleh. “Kita sudah tiba, Sir.”Sebastian menatap ke luar jendela. Ia belum bergerak ketika Joseph lebih dulu membuka pintu mobil dengan semangat.“Ayo, Daddy!” serunya riang.Sebastian menghela napas pelan, lalu keluar bersama putranya.Mereka berjalan di jalan setapak menuju beranda. Joseph menekan bel dengan telunjuknya, lalu berdiri tegak dengan senyum yang tak luntur dari bibirnya.Pintu terbuka hanya beberapa detik kemudian. Sienna berdiri di sana, masih mengenakan apron dan rambutnya dikuncir kuda.Senyumnya langsung merekah saat melihat Joseph. “Sayang….”Tanpa menunggu, Joseph maju dan langsung memeluk ibunya erat. “Aku kangen, Mom,” gumamnya. “Dan aku bawa dinosaurus.”Sienna tertawa pelan sambil membelai rambut anaknya. “Dinosaurus yang sangat tampan.”Joseph menengadah, matanya berbinar cerah. “Mom, aku dan Daddy bel

  • Lari dari Perjodohan, Jatuh ke Pelukan CEO Dingin   Bab 104

    Setelah selesai menyantap makanan penutup—sepotong kecil tart lemon dan segelas air dingin—Sebastian menoleh pada Joseph.“Sudah siap pulang?”Joseph mengangguk sambil menyeka mulutnya dengan serbet. “Sudah! Tapi... kita masih jadi belanja mainan, ’kan?”Sebastian tersenyum. “Tentu. Janji adalah janji.”Mereka meninggalkan restoran Lacelle diiringi angin danau yang sejuk. Staf kembali menyambut mereka di landasan dan membantu Joseph menaiki helikopter, sementara Sebastian memasang kembali headset dan menyiapkan sistem navigasi.Langit sore terbentang luas, biru dengan semburat keemasan. Helikopter meluncur mulus di antara awan, membawa mereka kembali ke Manhattan.Satu jam kemudian, helikopter mendarat mulus di depan hangar pribadi milik Sebastian. Sebuah mobil hitam telah menanti, dan Brandon berdiri dengan hormat di sampingnya.“Selamat datang kembali, Tuan, Tuan Muda,” sapa Brandon dengan sopan.Sebastian membuka pintu belakang dan membantu Joseph masuk lebih dulu sebelum menoleh p

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status