Share

Bab 116

Penulis: Merspenstory
last update Terakhir Diperbarui: 2025-07-12 15:08:26

Grokkk…

Sudah tiga kali suara itu muncul dari perut Sienna. Namun wanita itu masih sibuk bergulat dengan tumpukan berkas dan katalog pameran baru yang harus dikurasi. Ia mencoba mengabaikannya, meneguk air putih, bahkan mengunyah satu butir permen rasa mint.

Grokkk…

Suara itu kembali, lebih keras kali ini. Sienna akhirnya mengangkat wajah dan menatap layar laptopnya dengan pasrah.

“Baiklah,” desahnya sambil menyandarkan punggung. “Kalian menang. Aku akan pergi makan siang sekarang.”

Ia mengambil coat dari gantungan di belakang pintu, memasukkan ponsel dan dompet ke dalam tas kecil, lalu melangkah keluar dari ruang kerjanya.

Restoran favoritnya hanya dua blok dari galeri, cukup dekat untuk ditempuh dengan berjalan kaki. Saat keluar ke trotoar depan, langit cerah menyapa wajahnya.

Dalam langkah santainya, ia membuka bungkus permen kedua yang sempat ia ambil tadi, lalu menggenggam bungkus plastik kecilnya. Saat melewati tong sampah stainless di dekat trotoar, Sienna membuka tutupnya untu
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Lari dari Perjodohan, Jatuh ke Pelukan CEO Dingin   Bab 118

    Begitu Sienna tiba di depan galeri, langkahnya melambat. Seorang pria berdiri di sisi pintu kaca, mengenakan coat panjang dan syal tipis. Rambutnya sedikit acak, dan senyumnya mengembang saat melihatnya.“Arel?” gumam Sienna.Mata pria itu berbinar terang, seolah dunia belum memberikan cukup tamparan pada Sienna barusan.Sienna menghela napas, panjang dan berat. Suasana hatinya sudah remuk sejak percakapan di restoran. Dan kini, Arel berdiri di hadapannya, seperti babak tambahan yang tidak ia minta.“Kau datang lagi,” ucap Sienna, dingin dan tak menyembunyikan rasa lelahnya.Arel melangkah mendekat. “Aku ingin mengajakmu makan malam malam ini.”Sienna mengerutkan kening. “Kenapa?” tanyanya dengan suara rendah namun tajam.Arel terlihat sedikit bingung. “Karena aku merindukanmu, Sea.”Sienna meneguk ludah dengan berat. Mungkin kata-kata itu akan membuat jantungnya berdebar jika Arel mengucapkannya bertahun-tahun lalu. Tapi sekarang, kalimat itu justru terdengar konyol di telinganya.“K

  • Lari dari Perjodohan, Jatuh ke Pelukan CEO Dingin   Bab 117

    Sienna mengangkat wajahnya perlahan. Pandangannya bertemu langsung dengan mata Stacey, dan ia bisa melihat sorot penasaran di sana.Ia bisa saja berbohong. Bisa saja mengelak seperti yang sudah dilakukannya selama ini.Namun, kali ini Sienna terlalu lelah untuk kembali bersembunyi di balik kebohongan. “Ya,” ucapnya tenang. “Namanya Joseph.”Stacey tidak langsung bereaksi. Tapi Sienna bisa melihat tatapan ibunya berubah syok.“Berapa usianya?” tanya Stacey pelan.“Hampir enam.”Dada Stacey naik turun perlahan. “Itu berarti… waktu kau menghilang, kau sudah—”“Mengandung.” Sienna menyelesaikan kalimat itu sendiri.Keduanya kembali terdiam.Stacey mengusap sisi cangkir tehnya dengan ibu jari, lalu mengangguk pelan, seperti tengah menerima kenyataan yang tak pernah ia duga.“Dia… anak Sebastian Dellier?” tanyanya lagi.Sienna tidak menjawab dengan kata-kata, hanya menatap ibunya lurus.Di seberang, wajah Stacey seketika tampak berubah. Tapi ia menahan diri untuk tidak berkata apa pun lebih

  • Lari dari Perjodohan, Jatuh ke Pelukan CEO Dingin   Bab 116

    Grokkk…Sudah tiga kali suara itu muncul dari perut Sienna. Namun wanita itu masih sibuk bergulat dengan tumpukan berkas dan katalog pameran baru yang harus dikurasi. Ia mencoba mengabaikannya, meneguk air putih, bahkan mengunyah satu butir permen rasa mint.Grokkk…Suara itu kembali, lebih keras kali ini. Sienna akhirnya mengangkat wajah dan menatap layar laptopnya dengan pasrah.“Baiklah,” desahnya sambil menyandarkan punggung. “Kalian menang. Aku akan pergi makan siang sekarang.”Ia mengambil coat dari gantungan di belakang pintu, memasukkan ponsel dan dompet ke dalam tas kecil, lalu melangkah keluar dari ruang kerjanya.Restoran favoritnya hanya dua blok dari galeri, cukup dekat untuk ditempuh dengan berjalan kaki. Saat keluar ke trotoar depan, langit cerah menyapa wajahnya.Dalam langkah santainya, ia membuka bungkus permen kedua yang sempat ia ambil tadi, lalu menggenggam bungkus plastik kecilnya. Saat melewati tong sampah stainless di dekat trotoar, Sienna membuka tutupnya untu

  • Lari dari Perjodohan, Jatuh ke Pelukan CEO Dingin   Bab 115

    Pagi itu, galeri masih sepi saat Sienna membuka pintu utama dan menggantungkan kunci di tempat biasa. Ia baru saja menyalakan lampu utama ketika bayangan seseorang di luar membuatnya menoleh.Arel berdiri di depan pintu kaca, membawa sebuket bunga lili putih yang terikat rapi dengan pita satin abu-abu.Sienna mengerjapkan mata, setengah tak percaya. Pagi ini terlalu dini untuk nostalgia.Jantungnya berdetak tak nyaman. Ia tidak siap menghadapi siapa pun dari masa lalu hari ini, apalagi Arel.Pintu terbuka dan Arel masuk.“Kau datang pagi sekali,” sapa Sienna kaku.Arel tersenyum kecil. Senyum yang pernah mengisi masa mudanya. “Aku hanya ingin memberikan ini sebelum kau sibuk,” ujarnya, lalu menyodorkan buket bunga ke Sienna.“Lili?” gumam Sienna, tak langsung mengambil. “Kau ingat.”“Tentu. Mereka selalu jadi bunga favoritmu,” kata Arel. “Dan... aku tidak datang untuk mengganggu. Hanya ingin mengucapkan selamat atas galerimu.”Sienna mengambil buket itu dengan gerakan hati-hati. “Teri

  • Lari dari Perjodohan, Jatuh ke Pelukan CEO Dingin   Bab 114

    Sebastian melangkah keluar dari galeri dengan langkah panjang dan tanpa suara. Udara sore terasa semakin dingin, tapi bukan itu yang membuat bahunya menegang.Mobil hitamnya sudah terparkir lima menit lalu di depan halaman studio. Brandon membuka pintu belakang tanpa banyak bicara. Sebastian masuk dan menutup pintu dengan satu dorongan tenang.Begitu mobil mulai bergerak, ia menyandarkan tubuhnya ke jok kulit, lalu melepaskan dasi dari lehernya dengan kasar.Desahan berat lolos dari bibirnya. “Cari tahu siapa Arel yang berhubungan dengan Sienna,” ucapnya pendek.Malam harinya, Sebastian duduk di ruang kerjanya. Di hadapannya, layar tablet menampilkan laporan singkat yang dikirimkan oleh Brandon.Sebastian menatapnya tanpa suara. Matanya membaca tiap baris kalimat yang tertuang dengan kecepatan lambat.[Arel Hartman memiliki hubungan sangat dekat dengan Sienna Hart sejak kecil. Ia bersikap sangat protektif dan hangat terhadap Sienna, terutama selama masa remaja mereka. Kedekatan person

  • Lari dari Perjodohan, Jatuh ke Pelukan CEO Dingin   Bab 113

    Sienna menatap pria itu, dan untuk sesaat, dunia seperti berhenti berputar. Jantungnya seolah terjatuh ke perut. Butuh waktu beberapa detik baginya untuk benar-benar yakin bahwa penglihatannya tidak menipunya.“Arel?” gumamnya serak.Pria itu tersenyum lebar, dan entah bagaimana, senyumnya masih sama—ramah, hangat, dan mengusik masa lalu yang telah ia kubur rapat-rapat.“Masih mengingatku rupanya,” ucap Arel pelan.Sienna membeku di tempat.Sebastian tak berkata apa-apa, hanya membiarkan pandangannya berpindah dari satu wajah ke wajah lain. Diamnya cukup bicara.“Kau... sejak kapan kau di New York?” tanya Sienna, terdengar ragu.“Baru sore ini. Dan kau orang pertama yang ingin kutemui.” Arel melirik sekilas ke arah Sebastian, lalu kembali fokus pada Sienna. “Boleh kita bicara sebentar?” tanyanya tenang. “Berdua saja.”Sienna sempat melirik Sebastian sejenak, seperti menimbang. Tapi lalu ia mengangguk. “Ikut aku,” katanya, lalu berbalik dan melangkah menuju ruangannya.Arel mengikutiny

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status