Share

Bab 30

Author: Merspenstory
last update Last Updated: 2025-06-07 13:08:54

Hening menyelimuti kantor Sienna siang itu, hanya dipecah oleh ketukan keyboard cepat dari Louise dan derik mouse di meja Tania.

Layar-layar komputer menampilkan deretan motif tekstil berwarna pastel, berbaris rapi dalam lembar kerja digital.

Di tengah ruangan, Sienna berdiri dengan tangan bersedekap, matanya menelusuri cetakan sampel kain yang baru saja dikirim dari percetakan.

“Ini bagus,” gumamnya seraya menunjuk pada pola bunga bergaya abstrak. “Kita pertahankan palet warnanya untuk varian musim gugur.”

Tania mengangguk cepat. “Sudah aku sesuaikan juga versi seamless-nya. Vendor Boston seharusnya sudah menerima versi final hari ini.”

Sienna hendak membalas, namun suara ponselnya memotong percakapan. Ia melirik layar. Sebuah email masuk dari pihak Boston.

Subjeknya: MENDESAK – Pemberitahuan Pembatalan Proyek.

Dahi Sienna mengernyit. Ia membuka email itu.

Kalimat pertama membuat alisnya berkerut. Kalimat kedua membuat napasnya tertahan. Dan ketika ia tiba di paragraf ketiga, tangan
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Ciuman Tak Terlupakan Sang CEO   Bab 30

    Hening menyelimuti kantor Sienna siang itu, hanya dipecah oleh ketukan keyboard cepat dari Louise dan derik mouse di meja Tania.Layar-layar komputer menampilkan deretan motif tekstil berwarna pastel, berbaris rapi dalam lembar kerja digital.Di tengah ruangan, Sienna berdiri dengan tangan bersedekap, matanya menelusuri cetakan sampel kain yang baru saja dikirim dari percetakan.“Ini bagus,” gumamnya seraya menunjuk pada pola bunga bergaya abstrak. “Kita pertahankan palet warnanya untuk varian musim gugur.”Tania mengangguk cepat. “Sudah aku sesuaikan juga versi seamless-nya. Vendor Boston seharusnya sudah menerima versi final hari ini.”Sienna hendak membalas, namun suara ponselnya memotong percakapan. Ia melirik layar. Sebuah email masuk dari pihak Boston.Subjeknya: MENDESAK – Pemberitahuan Pembatalan Proyek.Dahi Sienna mengernyit. Ia membuka email itu.Kalimat pertama membuat alisnya berkerut. Kalimat kedua membuat napasnya tertahan. Dan ketika ia tiba di paragraf ketiga, tangan

  • Ciuman Tak Terlupakan Sang CEO   Bab 29

    Sienna langsung membuang muka ke jendela saat Sebastian akhirnya mengangkat telepon. Dalam hatinya, ia tak henti-hentinya mengumpat pada dirinya sendiri—dan pada pria menyebalkan yang duduk di sebelahnya itu.“Katakan padaku… hal penting apa yang ingin kau laporkan sampai terus menghubungiku?” Nada suara Sebastian terdengar penuh kemarahan yang ditekan.Sienna tidak bisa mendengar dengan jelas apa yang dikatakan lawan bicaranya di seberang. Tapi dari nada Sebastian, jelas penelepon itu adalah seseorang yang seharusnya tahu kapan waktu yang tepat untuk mengganggu.“Sial, Brandon! Aku tahu kontrak itu penting, tapi sekarang bukan waktu yang tepat untuk melaporkannya! Kau bisa menunggu sampai besok pagi dan melaporkannya di kantor! Jika kau menghubungiku lagi untuk hal yang tak mendesak, anggap saja kau sudah dipecat!”Sebastian memutus sambungan secara kasar, kemudian melempar ponsel ke dashboard tengah dengan dengusan frustrasi.Di sebelahnya, Sienna masih memalingkan wajah ke luar jen

  • Ciuman Tak Terlupakan Sang CEO   Bab 28

    Mobil Sebastian terparkir rapi di halaman. Sienna berdiri ragu sebelum memutuskan melangkah dan membuka pintu penumpang depan.Sebastian sedang duduk di belakang kemudi, satu tangan di stir, satu lagi menyangga dagu. Tatapannya langsung beralih begitu pintu terbuka.“Lama sekali,” kata Sebastian datar, tapi matanya menyiratkan sesuatu yang lain.Sienna duduk, menutup pintu, lalu mengencangkan sabuk pengaman. “Aku hampir tak jadi ikut.”Sebastian mendekat. “Tapi kau ikut juga.” Ia menjangkau anak rambut yang terlepas dari kuncir rambut Sienna dan menyelipkannya ke belakang telinga wanita itu.“Kenapa?” tanya Sebastian pelan. “Kenapa kau tetap datang padaku, Sienna?”Sienna menahan napas sejenak, lalu menjawab, “Mungkin karena aku masih berusaha memahami siapa kau sebenarnya.”Senyum tipis muncul di wajah Sebastian. Pria itu menyandarkan punggungnya ke kursi, matanya menyipit. “Jadi ini eksperimen?”“Lebih seperti perlindungan diri,” jawab Sienna pelan, tapi tegas. “Aku tidak ingin teru

  • Ciuman Tak Terlupakan Sang CEO   Bab 27

    Sienna mencoba menahan panas yang mendadak merambat ke sekujur tubuhnya. Entah karena AC yang tak lagi terasa, atau karena tatapan suaminya yang terus menekan seperti bara api di kulitnya. Ia menggigit bibir bawah, lalu dengan gerakan cepat dan tanpa banyak berpikir, ia melepaskan blazer linen hitam yang sejak tadi melekat di tubuhnya.Sebastian yang awalnya duduk tenang, langsung menajamkan pandangan.Sienna tidak sadar, atau mungkin terlalu terlambat menyadari bahwa kemeja putih yang ia kenakan mulai menunjukkan sesuatu yang seharusnya tidak terlihat di ruang kerja mana pun. Bra renda warna nude-nya samar terlihat di balik bahan tipis yang menyerap cahaya sore.Sebastian mengerjapkan mata sekali. Tapi sorotnya berubah drastis. Tidak lagi bermain. Tidak lagi menggoda.Kini, pandangan pria itu tajam. Penuh intensitas. Seperti seorang pemburu yang baru saja mencium jejak buruannya yang lengah.Ia menoleh sekilas ke arah luar. Louis masih tampak sibuk di meja potong kain. Tania tidak ta

  • Ciuman Tak Terlupakan Sang CEO   Bab 26

    Ketukan tuts keyboard terdengar berirama di ruangan mungil yang dipenuhi cahaya matahari sore. Sebuah meja besar dari kayu daur ulang berdiri di tengah, dengan dua laptop terbuka dan kertas-kertas konsep berserakan rapi.Rak besi hitam di sudut menyimpan gulungan kain, papan mood board, dan katalog desain musim terbaru. Dindingnya tidak dilapisi wallpaper mewah, tapi justru dihiasi sketsa-sketsa buatan tangan Sienna sendiri yang dibingkai sederhana.Kantor kecil itu hanya berisi tiga orang. Sienna dan dua karyawannya, Tania dan Louis. Tania sibuk menjawab panggilan klien dari meja kerjanya di luar sekat kaca, sementara Louis sedang memeriksa potongan kain yang baru tiba di ruang kerja kecil di samping.Sienna sendiri tengah fokus pada layar laptopnya. Matanya menyipit, jemarinya menari cepat mengetik email balasan untuk vendor dari Boston.“Maaf, Kak,” suara Tania terdengar dari arah pintu. “Ada tamu.”Sienna mengangkat wajah, dahinya langsung berkerut. Tapi sebelum sempat bertanya si

  • Ciuman Tak Terlupakan Sang CEO   Bab 25

    Lampu tengah masih menyala ketika Sebastian membuka pintu mansion menjelang pukul sembilan malam. Jasnya sudah dilipat di lengan, dasi dilonggarkan, dan langkahnya terdengar berat menyusuri lorong yang sepi.“Selamat malam, Tuan Dellier,” sapa salah satu pelayan.Sebastian hanya mengangguk dan terus berjalan menaiki tangga. Langkahnya berhenti di depan pintu kamar utama. Ia mengetuk pelan sekali, lalu mendorong pintu dan masuk tanpa menunggu jawaban.Sienna sedang duduk di sofa dekat jendela, mengenakan baju tidur tipis dan celana panjang berbahan satin. Rambutnya digelung sembarangan, dan wajah polosnya tampak cantik menawan. Namun tatapannya tajam saat menoleh ke arah Sebastian.“Kau belum tidur?” tanya Sebastian datar.“Aku tak terlalu lelah.” Sienna mengalihkan pandangan kembali ke luar jendela. “Atau mungkin pikiranku terlalu ramai untuk bisa tidur.”Sebastian memandangi istrinya sejenak, sebelum meletakkan jas di sandaran sofa dan berjalan ke minibar kecil di sudut kamar. Ia men

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status