Share

Code of Seduction (Bahasa Indonesia)
Code of Seduction (Bahasa Indonesia)
Penulis: Annabella Shizu

1. Prolog

"Tak seorang pun boleh merebut apa yang jadi hakku! Lihat saja, Siena Mori…! Aku akan rebut kembali semua yang kamu ambil dariku!" bentak Alfonso dengan suara kasar.

"Aku tak pernah rebut hak kamu, Alfonso Garcia! Tuan Adalfo sendiri yang berikan warisan itu padaku. Kalau kamu bisa jadi cucu yang baik waktu Tuan Adalfo masih hidup, pasti ini tak perlu terjadi. Sekarang, setelah beliau meninggal, barulah kamu menyesal dan ribut soal harta warisan! Benar-benar tak tahu malu!" Siena berseru lantang, tak mau kalah dengan pria berwajah Eropa Selatan yang berdiri menjulang di depan tubuh mungilnya.

"Berani-beraninya kamu panggil nama kakekku dengan nama depannya! Kamu pikir kamu siapa? Kamu cuma anak seorang perawat! Jangan sok akrab dengannya!" hardik Alfonso.

"Oh, kenapa tak boleh? Tuan Adalfo orang yang sangat rendah hati. Beliau tak pernah sombong seumur hidupnya. Asal kamu tahu ya, Tuan Adalfo bahkan minta aku panggil beliau dengan sebutan Grandpa…! Panggilan yang aku yakin kamu sendiri jarang sebutkan, karena kamu bahkan tak ada di sampingnya, waktu beliau menghembuskan napas terakhirnya…," tajam dan dingin balasan dari Siena.

Wajah Alfonso merah padam. Rahangnya terkatup rapat, sampai giginya bergemeretak. Mata dengan iris berwarna biru keabu-abuan itu melotot penuh amarah. Ia sudah siap untuk meledak, tapi masih berusaha mengingatkan diri sendiri. Yang berdiri di hadapannya hanyalah seorang gadis muda bertubuh mungil yang tak mungkin kuat menahan pukulan tangannya.

Alfonso merenung dalam hatinya, 'Tidak, aku tak boleh gegabah. Kalau sampai tersiar berita aku mengasari gadis ini, aku bisa dijadikan bulan-bulanan pers. Mereka pasti sudah menunggu-nunggu saat yang tepat untuk balas dendam padaku. Aku tak boleh biarkan diriku jadi santapan media.' Oh ya, Alfonso memang paham betul bagaimana cara kerja media massa.

Siena juga sedang menimbang-nimbang reaksi pria yang mengajaknya ribut ini. Dia sebenarnya tak suka beradu mulut dengan siapa pun. Namun sikap Alfonso Garcia yang arogan membuatnya muak, dan dia paling tak bisa menahan diri jika dipandang rendah. Perbuatan yang nekat memang, apalagi kalau melihat tubuh kekar Alfonso yang sekepala lebih tinggi daripadanya. Entah apa yang akan terjadi seandainya pria itu berani berlaku kasar.

"Tunggu dan lihat saja…! Pengacaraku akan bawa semua kasus ini ke pengadilan!" ancam Alfonso.

"Oh, silakan saja, Tuan Alfonso Garcia…! Jangan lupa kalau pengacara Tuan Adalfo juga sudah jadi pengacaraku sekarang. Damien Lambert sendiri yang buatkan surat wasiat atas nama Tuan Adalfo. Dengan senang hati, Damien akan jelaskan semuanya di depan pengadilan, bagaimana Tuan Adalfo lebih memilih mewariskan semua hartanya pada anak seorang perawat, daripada cucunya sendiri!" pungkas Siena dengan nada tinggi.

Sudah tak ada kata mundur lagi. Mereka sama-sama sudah mengeluarkan ancaman. Mata biru keabu-abuan Alfonso beradu pandang dengan mata hazel Siena. Wajah mereka berdua hanya berjarak beberapa sentimeter, keduanya seolah siap untuk saling menelan lawannya.

Alfonso agak menyipitkan matanya. Gadis berwajah oriental ini benar-benar berani menantang dirinya. Siapa sebenarnya gadis keras kepala ini? Apakah gadis ini tidak kenal dengan nama besar Alfonso Garcia? Dia tak suka ribut dengan seorang gadis, tetapi apa boleh buat?

'Siena Mori, tunggu pembalasanku!' Alfonso membatin.

"Baik, kalau itu maumu. Kita akan segera bertemu lagi," tandas Alfonso.

Pria bertubuh tinggi kekar itu membalikkan tubuhnya, melangkah keluar dari ruang kerja kakeknya yang menjadi tempat mereka berdua beradu mulut, dan membanting pintu sampai tertutup dengan bunyi keras.

Siena menatap pintu yang tertutup dengan geram. Jauh di lubuk hatinya, sebenarnya dia lelah dengan semua ini. Gadis berambut lurus sebahu itu menghempaskan tubuhnya di atas kursi model klasik yang terdapat di tengah ruang kerja. Ia terduduk lemas dengan wajah muram, menarik napas dalam-dalam. Tak pernah diduganya kalau pertemuannya hari ini dengan Alfonso Garcia, satu-satunya cucu laki-laki dari Adalfo Garcia, malah berakhir dengan masalah baru.

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Ubaldus Pieter Adja Mossa
cukup bagus
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status