Share

Chapter 2

Author: Bunnynayen
last update Last Updated: 2021-06-06 11:04:45

Seperti biasa, tepat saat bel masuk berbunyi Adit akan langsung pergi dari sekolah untuk membolos. Jika kalian berfikir dia akan pergi membolos ke tempat yang tidak baik itu salah, Adit selalu menggunakan waktu bolos nya untuk bekerja. Bekerja menjual koran keliling, setiap pagi dia selalu bekerja untuk menjual koran keliling dan malamnya bekerja di cafe.

"Hei mau kemana lagi kamu? Kamu tidak akan bisa membolos lagi."

Sepertinya kali ini niat pria itu untuk membolos harus gagal karena sang security sudah bersiaga ditempat biasa dia memanjat dinding untuk membolos.

"Ayolah pak biarkan saya pergi. Bapak hanya akan membuang waktu dan tenaga jika ingin menghalangi saya, apalagi bapak sudah tua."

"Enak saja kamu bilang bapak tua. Kali ini aku tidak akan membiarkan mu membolos lagi. Memangnya kamu tidak kasihan dengan orang tuamu yang sudah membiayaimu sekolah tapi kamu sering membolos?"

"Tidak," jawab Adit singkat membuat sang security kaget.

"Anak jaman sekarang tidak pernah menghargai kerja keras orang tuanya."

"Orang tua saya sudah meninggal pak jadi biarkan saya pergi. Orang tua saya tidak akan memarahi saya."

Dengan secepat kilat Adit berhasil menaiki dinding dengan bantuan tumpukan meja yang tak terpakai."Udah ya pak saya pergi, selamat pagi."

Bruk !!

"Akh!"

Plak !!

"minggir!! Aduh kakiku."

"Hei kamu gila hah?!"

Jangan tanyakan apa yang baru saja terjadi. Saat Adit melompat keluar dinding sekolah, dia tidak melihat jika ada Nayla dibawah nya dan tanpa sengaja dia jatuh menimpa tubuh kecil gadis itu.

Untuk suara tamparan, itu Nayla pelakunya. Nayla bisa berada disana karena dia telat masuk sekolah. Tadinya dia berencana lewat dinding belakang sekolah untuk masuk namun kejadian tak terduga malah menimpa nya.

Nayla masih sibuk membersihkan seragamnya yang kotor terkena tanah, sedangkan Adit yang sudah ingin melempar amarahnya tiba-tiba tertunda karena sebuah panggilan yang membuatnya harus pergi saat itu juga.

"Ckk tidak bisakah dia meminta maaf dulu sebelum pergi? Menyebalkan."

*****

Terpaksa hari ini Nayla harus membolos untuk pertama kalinya karena bingung harus berbuat apa. Dia sudah terlanjur telat, memanjat dinding pun juga tak bisa. Dari pada di hukum lebih baik bolos mencari tempat sepi untuk menyendiri itu lebih baik.

Setelah memakai hoodie kebesarannya, gadis itu memilih untuk pergi ke cafe yang memang buka 24 jam. Memesan segelas jus alpukat setelah itu duduk diam tanpa berbuat apa-apa. Bosan? Tidak. Yakinlah jika kalian menyuruhnya untuk mengikuti lomba melamun dialah yang akan menang.

*****

"Pagi paman," sapa Adit pada sosok kakek tua yang sedang duduk didepan sebuah toko yang masih tutup.

"Adit? Kamu datang lagi?"

Adit tersenyum "Iya paman, Sini biarkan Adit yang lanjutkan pekerjaan paman."

"Tidak perlu. Adit kamu sudah sering membolos sebaiknya kamu pergi ke sekolah saja, paman tidak apa-apa. Paman masih kuat berkeliling."

"Sudahlah Adit sudah pintar tanpa harus mengikuti pelajaran. Berikan semua koran itu pada saya dan Paman beristirahatlah."

Sudah menjadi rutinitas Adit untuk berjualan koran keliling setiap paginya. Lebih tepat nya membantu kakek tua yang sudah ia kenal beberapa bulan ini. Adit tidak meminta imbalan sepeserpun, dia menyerahkan semua hasil jualan pada kakek tua itu. Ah ya, jika kalian bertanya kenapa dia bisa baik degan kakek itu tua ? Itu karena dulu kakek tua itu pernah menolongnya. Hanya dengan kakek tua itu Adit berubah sifatnya 180° dari yang dingin menjadi hangat.

*****

"Apa? Nayla tidak masuk sekolah? Tapi tadi dia berangkat ke sekolah bu."

"Baiklah, saya minta maaf. Saya akan menanyakan padanya nanti. Terima kasih."

Ibu Nayla menghela nafasnya panjang setelah mendapat telepon dari pihak sekolah jika anaknya tidak masuk sekolah tanpa izin. Ini pertama kalinya Nayla membolos, bahkan saat sedang sakit sekali pun gadis itu tetap memilih untuk berangkat ke sekolah.

"Kemana anak itu? Tidak masuk sekolah tapi jam segini belum pulang juga?" gumamnya melirik jam dinding yang sudah menunjukkan pukul 7 malam.

Samuel yang menyadari raut wajah khawatir dari Ibu tirinya itu berusaha bertanya. "Jadi Nayla membolos?" tanyanya kaget setelah ibu nya menceritakan apa yang baru saja guru Nayla katakan.

"Apa tadi kamu melihatnya berangkat ke sekolah? Atau dia pergi ke Tempat lain?"

"Tidak mah. Tadi pagi aku sempat menawarinya untuk berangkat bersama tapi dia tidak mau, dia bilang ingin naik bus."

"Ah begitu rupanya. Ya sudah makanlah, ini sudah jam makan malam. Mamah akan menunggu Nayla didepan."

Belum sempat melangkahkan kakinya, orang yang menjadi topik pembicaraan pulang. "Nayla, dari mana saja kamu? Kenapa baru pulang?"

Yang ditanya dengan berat hati harus menghentikan langkah nya. "Maaf Mah tadi ada jam tambahan."

"Kamu berbohong? Gurumu baru saja menghubungi mamah, dia bilang kamu membolos. Kemana kamu?"

Nayla diam tanpa reaksi, sudah bisa ditebak pasti gurunya akan menghubungi orang tua nya mengingat bagaimana para guru dan teman temannya selalu mencoba dekat dengan keluarga baru nya yang terkenal kaya dan berpengaruh baik.

"Nayla hanya bosan mah. Sudahlah mah aku lelah, ingin istirahat." Tanpa memperdulikan marahan ibu nya lagi, Nayla langsung melangkahkan kakinya menaiki tangga menuju kamar nya.

"Mah sudah, mungkin dia sedang ada masalah. Nanti biar aku yang bicara dengannya," Sahut samuel menenangkan ibunya.

******

Keesokan harinya Nayla menatap kaget sosok siswa baru yang masuk kedalam kelas nya saat ini.

"Halo, perkenalkan namaku Michella putri. Kalian bisa memanggilku Michella. Aku murid pindahan dari Surabaya."

Saat itu juga, detik itu juga Nayla langsung berlari keluar dari kelas, tidak perduli dengan teriakan sang guru yang memanggil namanya. 

"Apa kamu masih membenciku,Nay ?" batin Michell, dia menatap sendu sosok yang dulu pernah menjadi sahabat nya itu.

******

Tidak perduli seberapa banyak anak tangga yang harus ia naiki, Nayla terus berlari menuju atap sekolah, tempat yang selalu ia datangi setiap kali ingin menghindar dari keramaian.

"Kenapa dia datang lagi, kenapa dia harus kembali disaat aku sudah mulai menerima masa lalu walau belum bisa memaafkan." 

Jika kalian lupa , Michell adalah sahabat Nayla dan Samuel. Mereka sudah mengenal dan bersahabat sejak kecil. Awalnya hubungan mereka baik baik saja hingga suatu ketika Michell patah hati karena kekasihnya menghianatinya. Disaat itu Samuel lah yang setiap hari menenangkan nya hingga lama lama perasaan cinta diantara keduanya mulai tumbuh. 

Perlahan Samuel mulai nyaman dengan Michell, tanpa dia sadari dia melakukan perbuatan yang menimbulkan masalah besar. Samuel meminta Michell untuk menjadi kekasihnya yang tentunya tanpa sepengetahuan Nayla, dan bodohnya Michell menerimanya. 

Hingga suatu saat ayah samuel dan ibu nayla yang sama sama berstatus duda dan janda memberitahu jika keduanya sudah menjalin hubungan cukup lama dan akan segera melangsungkan pernikahan. Hal itu Samuel jadikan alasan untuk memutuskan hubungannya dengan Nayla.  Jahat? Ya samuel sangat jahat tapi saat itu dia lebih memilih keegoisannya yang menyebabkan penyesalan saat ini.

"Arrgghhhh aku benci kalian!" teriak Nayla sekeras mungkin.

"Brisik!"

Nayla langsung menoleh cepat saat mendengar suara seseorang. Lebih tepat nya orang yang terganggu tidur nya dengan suara teriakan nya.

Aditya pratama, orang yang biasanya membolos pergi dari sekolah sekarang memilih untuk membolos dengan tidur di atap sekolah .

"K-kamu? Siapa kamu?" tanya Nayla was was.

Adit berjalan mendekat ke arah nya. "Kalau mau teriak jangan disini. kamu mengganggu tidurku."

"Apa? Hei ni bukan tempat tidur jadi itu salahmu sendiri kenapa tidur disini."

"Kamu tidak tahu aku?"

"Memangnya kamu siapa?"

"Kamu benar tidak tahu aku? Kamu akan menyesal sudah mengganggu ketenanganku setelah kamu tahu siapa aku."

Tanpa mengucapkan apa-apa lagi Adit langsung pergi meninggalkan atap gedung sekolah. Menyisakan Nayla yang masih bingung memikirkan sesuatu.

"Sepertinya aku pernah melihatnya, tapi dimana?" 

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Cold boy & Introvert girl   Chapter 45 ( END)

    2 bulan kemudian... "Aku diterima!!!" Suara teriakan bahagia Nayla menggelegar ketika gadis itu mendapat berita tentang dirinya diterima di universitas yang ia inginkan. Kedua orang tuanya dan Adit pun ikut tersenyum senang melihat gadis itu berhasil diterima di kampus impiannya. Tidak mudah bagi Nayla untuk bisa diterima di kampus yang sama dengan Adit. Sebelumnya Adit memang sudah diterima di kampus impiannya melalui jalur PTN. Awalnya Nayla sempat ragu jika dirinya bisa diterima di kampus yang sama dengan Adit, tapi berkat kerja kerasnya dan tentu saja bantuan dari Adit yang tidak henti-hentinya menyemangati dan mengajarinya membuat Nayla akhrinya keterima di kampus itu. "Papa sama mama bangga sama kamu, Nay," ucap kedua orang tua Nayla sambil menatap gadis itu dengan mata yang sudah berkaca-kaca. Jujur, kedua orang tua Nayla sangat bangga dengan

  • Cold boy & Introvert girl   Chapter 44

    Ujian nasional sebentar lagi akan dimulai, Adit dan Nayla terlihat semakin giat belajar. Contohnya saja hari ini, sepulang sekolah mereka langsung belajar bersama di rumah Nayla. Ngomong-ngomong mereka berdua berencana ingin kuliah ditempat yang sama dengan jurusan yang sama juga. Awalnya Adit tidak berniat kuliah, pria itu ingin langsung bekerja setelah lulus sekolah tapi ayah Nayla memintanya untuk melanjutkan kuliah. Bahkan ayah Nayla juga yang akan membiayai semua biaya kuliahnya. Hal itu ayah Nayla lakukan agar Adit tumbuh menjadi pria yang sukses agar nanti jika ia dan Nayla melanjutkan hubungan mereka ke jenjang sesius, Adit sudah mempunyai bekal yang cukup. Ditengah aktifitas belajarnya, sesekali Nayla melirik kearah sang kekasih yang tampak sangat fokus dengan buku pelajarannya. Wanita itu heran, kenapa pria yang selama ini dikenal bad boy, trouble maker bahkan sering sekali membolos bisa sepintar itu. Bahkan Nayla saja yang setiap hari masuk sekolah

  • Cold boy & Introvert girl   Chapter 43

    "Kalian dari mana saja? Bilangnya futsal tapi dari pagi baru pulang jam segini. Futsal dimana? Di luar kota?!"Samuel dan Adit hanya berdiri diam saat mendapat omelan dari Nayla. Kedua pria itu bahkan baru saja pulang tapi sudah langsung kena Omelan. Wajar sih Kenapa Nayla marah karena seharian ini kekasihnya lebih memilih menghabiskan waktunya bersama Samuel di banding dirinya."Lagipula sejak kapan kalian sedekat ini? Bukankah sebelumnya kalian bermusuhan?" lanjutnya saat tidak mendapat jawaban dari pertanyaan pertamanya."Ekhem, sepertinya ini masalah sepasang kekasih jadi lebih baik aku pergi saja ya. Kalian Selesaikan masalah kalian sendiri, bye!" sahut Samuel. Pria itu segera melangkahkan kakinya pergi meninggalkan sepasang kekasih yang sebentar lagi bisa di pastikan akan bertengkar.Tanpa mengatakan apapun Nayla melangkahkan kakinya menuju kursi yang berada di teras rumah diikuti Adit di belakangnya. Melihat sang kekasih memasang wajah kesaln

  • Cold boy & Introvert girl   Chapter 42

    "Bagaimana, sudah ada kabar?"Nayla menggeleng menjawab pertanyaan yang baru saja Nanda tanyakan. Saat ini kedua gadis itu sedang berada di salah satu tempat makan. Mereka baru saja selesai belajar bersama dengan teman-teman mereka. Tadi Nayla memutuskan untuk ikut belajar bersama karena Adit tiba-tiba tidak ada kabar sama sekali."Apa dia masih latihan?" tebak Nanda."Tidak mungkin. Tadi aku melihat anak basket lainnya sudah kembali ke sekolah. Lagi pula kata bobby, Adit sudah pulang setelah latihan basket.""Jangan-jangan dugaanku benar.""Apa?""Adit bertemu dengan cewek lain disana terus mereka pergi bersama?"Seketika Nayla langsung diam. Entah kenapa perasaan gadis itu mendadak tidak karuan. Dia takut jika ucapan Nanda itu benar. Jika benar, maka Nayla bersumpah tidak akan memaafkan Adit.Hingga beberapa saat kemudian ponsel Nayla bernyanyi. Melihat nama orang yang baru saja menghubunginya membuat Nayla tersenyum senang d

  • Cold boy & Introvert girl   Chapter 41

    Beberapa minggu kemudian....Kini hubungan Nayla dan Adit tampak semakin harmonis. Kedua orang itu tidak lagi canggung atau malu memperlihatkan kemesraan mereka di publik. Tidak hanya itu saja, kini semakin banyak perubahan dari mereka. Mulai dari Adit yang awalnya suka membolos dan bersikap dingin kini berubah lebih rajin masuk sekolah dan mulai ramah dengan orang lain. Begitu juga dengan Nayla, dia yang awalnya sangat introvert kini telah kembali menjadi Nayla di gadis murah senyum dan mudah bergaul."Nayla!"Nayla yang baru saja keluar dari perpustakaan di kejutkan dengan teriakan Nanda. Oh siapa sangka kini mereka berdua sudah berteman baik."Ada apa?" tanya Nayla begitu Nanda sudah berdiri di depannya."Nanti sore mau ikut belajar bersama tidak? Aku dan teman yang lain ingin belajar bersama untuk persiapan ujian.""Hmm bagai

  • Cold boy & Introvert girl   Chapter 40

    "Adit, maaf Aku baru datang." Adit yang sedang duduk di salah satu bangku taman itupun langsung beranjak berdiri begitu melihat kedatangan Nayla. Beberapa jam yang lalu Adit meminta Nayla untuk menemuinya di taman. Nayla yang baru saja datang langsung mendudukan dirinya disamping Adit tadi. "Kamu gapapa? Ada apa?" tanya Nayla. Bisa dilihat dari raut wajahnya sepertinya Adit masih sedih atas kepergian Putri. "Sebelum meninggal, Putri menitipkan ini untukmu." Nayla menerima sebuah kotak yang baru saja Adit berikan. Didalam sebuah kotak itu terdapat buku diary yang diyakini adalah milik Putri. "Itu adalah buku diary Putri. Ibu panti bilang setiap malam Putri selalu menulis di diary itu. Kamu bisa membacanya." Nayla mengangguk sebelum akhirnya membuka buku diary itu dan membaca isinya. Ada begitu banyak curahan hati Putri yang di tulis pada buku diar

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status