Ujian nasional sebentar lagi akan dimulai, Adit dan Nayla terlihat semakin giat belajar. Contohnya saja hari ini, sepulang sekolah mereka langsung belajar bersama di rumah Nayla. Ngomong-ngomong mereka berdua berencana ingin kuliah ditempat yang sama dengan jurusan yang sama juga. Awalnya Adit tidak berniat kuliah, pria itu ingin langsung bekerja setelah lulus sekolah tapi ayah Nayla memintanya untuk melanjutkan kuliah. Bahkan ayah Nayla juga yang akan membiayai semua biaya kuliahnya. Hal itu ayah Nayla lakukan agar Adit tumbuh menjadi pria yang sukses agar nanti jika ia dan Nayla melanjutkan hubungan mereka ke jenjang sesius, Adit sudah mempunyai bekal yang cukup.
Ditengah aktifitas belajarnya, sesekali Nayla melirik kearah sang kekasih yang tampak sangat fokus dengan buku pelajarannya. Wanita itu heran, kenapa pria yang selama ini dikenal bad boy, trouble maker bahkan sering sekali membolos bisa sepintar itu. Bahkan Nayla saja yang setiap hari masuk sekolah
2 bulan kemudian... "Aku diterima!!!" Suara teriakan bahagia Nayla menggelegar ketika gadis itu mendapat berita tentang dirinya diterima di universitas yang ia inginkan. Kedua orang tuanya dan Adit pun ikut tersenyum senang melihat gadis itu berhasil diterima di kampus impiannya. Tidak mudah bagi Nayla untuk bisa diterima di kampus yang sama dengan Adit. Sebelumnya Adit memang sudah diterima di kampus impiannya melalui jalur PTN. Awalnya Nayla sempat ragu jika dirinya bisa diterima di kampus yang sama dengan Adit, tapi berkat kerja kerasnya dan tentu saja bantuan dari Adit yang tidak henti-hentinya menyemangati dan mengajarinya membuat Nayla akhrinya keterima di kampus itu. "Papa sama mama bangga sama kamu, Nay," ucap kedua orang tua Nayla sambil menatap gadis itu dengan mata yang sudah berkaca-kaca. Jujur, kedua orang tua Nayla sangat bangga dengan
Seperti sudah ahli, Aditya memanjat dinding sekolah yang menjulang cukup tinggi. Jika kalian bertanya apakah dia telat? Tentu jawabannya tidak, justru pria itu menjadi manusia satu satu nya yang paling pertama datang ke sekolah. Setelah bel masuk berbunyi Aditya atau biasa yang dipanggil Adit itu akan memanjat dinding sekolah untuk membolos. Ini sudah menjadi kebiasaannya, tidak ada yang berani melapor atau bahkan menghalanginya. Tidak ada satu pun disekolah ini yang berani melawan bahkan berbicara dengan Adit. mendengar namanya saja sudah membuat bulu kuduk mereka merinding. asal kalian tahu, tidak hanya terkenal dengan sifat dinginnya, Adit juga terkenal sadis, dia bahkan tidak segan segan berbuat kasar pada wanita jika wanita itu sudah berani mengusik hidup nya. "Hei mau kemana kamu?!" Adit yang sudah berada diatas dinding itupun menunduk kebawah, kearah security yang memergokinya. "
Seperti biasa, tepat saat bel masuk berbunyi Adit akan langsung pergi dari sekolah untuk membolos. Jika kalian berfikir dia akan pergi membolos ke tempat yang tidak baik itu salah, Adit selalu menggunakan waktu bolos nya untuk bekerja. Bekerja menjual koran keliling, setiap pagi dia selalu bekerja untuk menjual koran keliling dan malamnya bekerja di cafe. "Hei mau kemana lagi kamu? Kamu tidak akan bisa membolos lagi." Sepertinya kali ini niat pria itu untuk membolos harus gagal karena sang security sudah bersiaga ditempat biasa dia memanjat dinding untuk membolos. "Ayolah pak biarkan saya pergi. Bapak hanya akan membuang waktu dan tenaga jika ingin menghalangi saya, apalagi bapak sudah tua." "Enak saja kamu bilang bapak tua. Kali ini aku tidak akan membiarkan mu membolos lagi. Memangnya kamu tidak kasihan dengan orang tuamu yang sudah membiayaimu sekolah tapi kamu sering membolos?" &n
Hari ini Nayla kembali pulang malam, tadi setelah dari atap gedung sekolah dia memutuskan untuk membolos di perpustakaan, jadi ini kedua kalinya dia membolos. "Terima kasih om dan tante sudah mengizinkan saya tinggal disini. Sebenarnya saya bisa tinggal di apartment," ucap Michell merasa tak enak. Michell baru saja datang dari surabaya, dia memutuskan untuk pindah sekolah ke jakarta. Karena orang tuanya tinggal di surabaya, tadinya dia ingin menyewa salah satu apartment tapi orang tua Samuel serta samuel sendiri menyuruhnya untuk tinggal bersama. "Tak apa, sekalian kamu beradaptasi dengan keluarga kita toh nanti kamu juga akan menjadi bagian dari keluarga kita kan," ucap Ayah Samuel dengan senyum ramah nya. "Benar, Nayla juga pasti senang tinggal bersama sahabatnya lagi," sahut Ibu Nayla yang langsung membuat Samuel dan Michell seketika diam. "Oh ya ngomong-ngomong dima
Sudah hampir 6 bulan Michell tinggal di rumah samuel, selama itu juga Nayla mulai jarang ikut sarapan atau makan malam bersama. Nayla selalu berangkat pagi pagi sekali dan akan tidur sebelum jam makan malam. Selama itu juga Nayla semakin penasaran dengan sosok Adit, Adit sering sekali membantu nya setiap berada dalam bahaya, tidak ada percakapan antara keduanya karena pria itu akan langsung pergi setelah menolongnya. Dan hari ini Nayla kembali datang ke sekolah lebih awal dari biasanya jadi benar benar belum ada satu pun murid yang datang termasuk Adit. Biasanya pria itu lebih dulu datang dari nya tapi hari ini kebalikannya. Jam terus berputar hingga matahari mulai naik menampakkan dirinya, beberapa murid mulai berdatangan namun sosok yang Nayla tunggu masih belum memunculkan wajahnya sejak tadi. Ini sangat aneh, biasanya Adit selalu datang walupun akhirnya akan membolos setelah bel masuk berbunyi . "Selamat pagi anak anak." "Apa dia tidak masuk? Ckk
PLAK!! Nayla menyentuh pipi nya yang memerah akibat tamparan keras yang di layangkan ibunya tepat di wajah mulus nya. Beberapa jam yang lalu dirinya kembali dituduh melakukan pembullyan hingga membuat salah seorang siswa disekolah nya mengakhiri hidup nya. Kalian ingat dengan Nina kan? Yang tempo hari mengaku di teror oleh Nayla? Beberapa hari setelah pengakuan itu, tadi pagi sekolah digemparkan dengan kabar Nina yang melakukan bunuh diri dengan menjatuhkan dirinya di sungai. Semua orang menuduh Nayla sebagai penyebab kematian Nina karena mereka mengira Nima bunuh diri akibat tidak tahan dengan teror dari Nayla. "Ibu benar-benar tidak menyangka kamu seperti ini nay, Ibu kecewa denganmu!" Detik berikutnya tamparan kedua kembali melayang di wajah mulus Nayla membuat dirinya sekarang mejadi pusat perhatian seisi sekolah, banyak siswa yang mengintip dari jendela ruangan bu Dewi. "Apa salah Ibu Na
Selama beberapa hari ini Nayla tinggal dirumah lama nya, beruntung dia masih menyimpan kunci rumah lamanya jadi setidaknya dia tidak akan luntang-lantung di jalanan. Namun aneh nya saat dia pulang hari ini terlihat lampu dirumahnya menyala padahal setahunya dia tidak pernah menyalakan lampu. Karena takut jika itu maling gadis itu pun langsung berlari menuju rumah nya. "Oh anda siapa?" tanya nya pada seorang wanita paruh baya yang baru saja keluar dari rumah nya. "Saya pemilik rumah ini. kamu siapa?" "Apa? Tapi ini rumah saya Tante." "Pemilik rumah ini sudah menjual nya pada saya tadi siang." ,,,,,,,,,,,,, Nayla membuka pintu rumah ayah tirinya dengan sangat kencang, bahkan penghuni rumah yang sedang makan malam itipun langsung menoleh kearahnya. "Nay kamu pulang?" tanya tuan Wijaya dengan senyum senang nya Melihat putrinya k
Nayla mulai menggeliat dalam tidur nya, badannya terasa sangat sakit karena semalaman tidur diatas kasur lipat yang sangat tipis. Saat matanya terbuka, sosok yang pertama kali ia lihat adalah Adit yang sedang bersiap-siap entah mau kemana karena ini hari minggu dan sekolah libur. "Kamu sudah bangun? Hmm aku harus pergi ada urusan mungkin pulang malam. Kalau kamu mau pergi sebaiknya nanti malam saja setelah aku pulang," Ujar Adit sambil memasukkan beberapa bungkus coklat kedalam tas nya. "Aku mau ke suatu tempat yang harus aku kunjungi. Jauh dari kota Jakarta," lanjut nya seolah tahu isi pikiran Nayla yang ingin bertanya namun ragu. "Aku boleh ikut?" ,,,,,,,,,,, "Kak, bukankah seharusnya aku pergi saja? Nayla pasti pergi karenaku sampai membuat Tante sakit," lirih Michelle saat melihat dokter pribadi keluarga Wijaya baru saja selesai memerik