Share

Contract With Mafia Tengil
Contract With Mafia Tengil
Author: Pena HoneeyDee

Tawaran Satu Miliar

last update Last Updated: 2024-09-14 19:04:38

"Berapa yang kamu mau? Lima puluh juta? Seratus juta? atau satu miliar?"

Lagi, pria hidung belang di hadapan Aisya terus menawarkan harga fantastis hanya untuk bisa tidur dengan Aisya, namun Aisya terus menolak pria di hadapannya dengan sopan.

"Maaf Tuan, pekerjaan saya memang sebagai Hostess, namun Tuan salah jika berfikiran lebih tentang pekerjaan saya. Jika anda ingin di layani sebagai pemuas nafsu, maka saya tidak akan melayani anda lagi. Namun, jika Tuan bisa menjaga sopan santun Tuan terhadap Saya, maka dengan senang hati saya akan menuangkan minuman dan meracik minuman terbaik di club' kami."

Ucapan tegas serta tatapan dingin yang di tunjukan Aisya pada pelanggan kurang ajarnya, mampu membuat pria hidung belang di hadapannya malu hingga berlalu tanpa menoleh lagi. Ini bukan kali pertama Aisya mendapatkan tawaran buruk dari pelanggannya, sudah beberapa kali terjadi, bahkan pria yang sama hampir setiap malam terus menaikkan harga agar Aisya mau bermalam dengannya. Namun, semua itu hanya sia-sia saja, karena Aisya terus menolak tawaran mereka dengan elegan. Tawaran uang yang di tawarkan pria tadi memang sangat menggiurkan, terlebih saat ini Aisya sangat membutuhkan uang untuk kedua orang tuanya. Namun, Aisya tak mau terjerumus kedalam lembah hitam seperti prostitusi, karena satu kali kamu melakukan hal itu, maka kamu akan terikat dosa selamanya. Hal yang paling Aisya takuti adalah, jika dia terjerumus maka dia takut tidak bisa lepas dari dunia malam yang menjijikan itu. Semua sudah Aisya pikirkan, apalagi setelah Tesa memberitahu Aisya jika dunia prostitusi sangatlah menakutkan, dan Tesa sangat memperingati Aisya agar Aisya tidak tergiur oleh tawaran fantastis dari pria hidung belang yang menawarnya. Ya, Tesa adalah anak buah Mami Bunga, germo terkenal sekaligus pemilik Bar sebelah. Tesa pernah bertemu Aisya beberapa kali di ujung jalan saat Aisya akan pulang, kebetulan saat itu Tesa melihat Aisya sedang di ganggu oleh pria hidung belang yang terus menguntit Aisya dari dalam club'. Tesa tahu siapa pria itu, karena pria yang terus mengganggu Aisya dia adalah pelanggan tetap Mami Bunga.

"Bisa tuangkan minuman terbaik di club' ini, Nona!"

Tiba-tiba saja suara berat yang sedikit serak membuyarkan lamunan Aisya.

"Tentu, Tuan. Saya akan tuangkan Cognac, apa anda suka dengan minuman yang sedikit menggairahkan?"

Aisya langsung menuangkan Cognac di campur Remy Martin yang rasanya begitu membingungkan namun mampu membuat peminum merasakan gairah dan relax secara bersamaan.

"Kamu sepertinya faham tentang minuman-minuman seperti ini. Selain penyaji minuman, apa kamu juga seorang peminum? Karena rasanya tidak mungkin kamu menawarkan minuman tanpa kamu coba sendiri rasanya seperti apa. Mungkin saja minuman yang kamu pilihkan tidak sesuai dengan ekspektasi kami, para tamu."

Pertanyaan Pria yang sedang duduk di depan counter terdengar berbeda dari pertanyaan pelanggan lainnya. Namun, Aisya tak langsung menjawab pertanyaan si pria, karena dia tahu akan kemana arah pembicaraan pria di hadapannya ini.

"Seperti yang kamu tahu, aku adalah penyaji minuman sekaligus peracik minuman di sini. Kamu memang benar, rasanya tidak mungkin menawarkan minuman yang kita sendiri tidak tahu bagaimana rasanya. Jadi, sebelum kami meracik minuman untuk pelanggan, kami terlebih dahulu yang mencobanya," ucap Aisya sambil menyodorkan satu gelas Cognac with Remy Martin yang baru saja dia racik sendiri. Lalu Aisya menuangkan satu gelas kecil untuknya.

"Aku tidak selalu melakukan ini, tapi khusus untuk malam ini mari kita bersulang!"

Aisya mengangkat gelas yang berisi minuman di tangannya, lalu meminumnya hanya dengan satu kali tegukan.

Pria di hadapannya menyeringai licik melihat Aisya menghabiskan minuman yang dia sajikan sendiri. Tentu pria itu tahu minuman apa yang baru saja di tawarkan Aisya padanya. Minuman itu adalah minuman perangsang, dan pria di hadapannya tahu sebentar lagi Aisya mungkin butuh dirinya. Tanpa menunggu lama, pria tampan bertubuh kekar namun memiliki kebiasaan buruk dengan wanita itu menghabiskan minumannya tanpa menunggu lama.

"Nama ku Kevin, nama kamu siapa?" tanya pria itu sambil menyodorkan tangannya.

Aisya mengangkat sebelah bibirnya sambil menatap pria di hadapannya dengan tatapan dingin namun tangannya masih sibuk melayani pelanggan lain.

"Aisya, nama ku Aisya!" sahut Aisya tanpa membalas jabatan tangan Kevin.

Inilah yang tidak di sukai Aisya saat dia sedang bekerja di club'. Memiliki paras cantik berkulit putih hidung mancung serta senyuman menawarkan, membuat wanita muda itu selalu merasa risih dan ingin sekali merubah wajahnya agar tidak mencuri perhatian laki-laki hidung belang.

"Setelah ini apa yang akan kamu lakukan?" Kevin mulai memainkan mata nakalnya.

Aisya menghembuskan nafas kasarnya. Inilah hal yang paling dia benci dari pria-pria kotor yang menjadi pelanggan-pelanggan di club' ini. Semua pria bertanya apa yang akan Aisya lakukan setelah pulang dari club'. Memang menurutnya apa yang akan Aisya lakukan? Ya jelas dia akan pulang ke rumah untuk mengistirahatkan tubuhnya yang hampir remuk karena bekerja semalaman di club' ini tanpa duduk sama sekali. Memang ada hal lain yang bisa Aisya lakukan dengan kondisi badanya yang begitu lelah ini?.

"Aku akan pulang dan istirahat di rumah!" jawab Aisya dengan malas.

Kevin terkekeh kecil, tidak mungkin Aisya langsung pulang jika birahinya minta di puaskan, setidaknya itulah yang ada di fikiran Kevin saat ini.

"Apa kamu yakin tidak butuh seseorang saat ini?" Pertanyaan Kevin malam ini sungguh membuat Aisya meradang. Baru saja tadi dia di hadapkan dengan pria hidung belang yang terus mengimingi dia dengan uang, sekarang ada yang lebih parah bersikap kurang ajar pada Aisya.

"Minuman kamu sudah habis, setidaknya bayar minumannya lalu pergi dari sini sekarang juga. Atau silahkan tambah minumannya asalkan jangan berisik sama sekali!" Wajah Aisya berubah dingin serta tatapan tajam menghujam menatap Kevin di depannya.

Entah sudah berapa laki-laki malam ini yang terus mengganggu Aisya. Bekerja di tempat hiburan malam membuat Aisya harus banyak mengelus dada. Pekerjaannya sudah di anggap hina oleh sebagian orang, jika Aisya terjerumus lebih dalam lagi, lalu bagaimana Aisya bisa menghadapi kejamnya hinaan dunia? Tidak, Aisya tidak mau itu semua terjadi. Jika ketakutannya benar-benar nyata apa mungkin Aisya bisa menghadapi putri kecilnya? Kelemahan terbesar Aisya.

"Sya, sudah waktunya kamu pulang," ucap Catherine teman satu sif Aisya.

"Oh sorry, saya melamun tadi. Catherine, maaf jam berapa sekarang?" tanya Aisya.

"Hampir pukul empat pagi," jawab Chaterine sambil tersenyum.

Aisya menghela nafasnya, setidaknya hari ini dia bisa pulang lebih cepat daripada sebelumnya. Dia masih punya waktu sebentar untuk tidur memeluk putri kecilnya.

"Aisya, apa kamu sudah memikirkan tawaran Tuan Cemal?"

Aisya langsung terdiam mendengar pertanyaan dari Chaterine. Bagaimana dia bisa menjawab pertanyaannya jika Aisya saja lupa apa yang di tawarkan Tuan Cemal padanya.

"Memang Tuan Cemal menawarkan apa padaku?"

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Contract With Mafia Tengil    Lamaran dadakan?

    Tok!Tok!Tok! Suara pintu yang diketuk mengalihkan perhatian ibu Julia yang sedang menyiapkan makanan untuk makan malam. Dengan cepat ibu Julia mematikan kompornya dan langsung melihat siapa yang bertamu malam-malam seperti ini. Ibu Julia membuka kenop pintu dan betapa terkejutnya dia saat melihat jika yang ada di hadapannya adalah nyonya Wisma yang baru saja bertemu dengannya tadi di rumah sakit. "Halo Nyonya, maaf saya mengganggu malam-malam seperti ini. Apa boleh saya masuk ke dalam?" tanya Nyonya Wisma dengan ramah. Ibu Julia yang masih terkejut dan tidak percaya dengan apa yang dia lihat masih terpaku diam tanpa bersuara hingga akhirnya dia tersadar karena suara Pak Bayu. "Bu, ada tamu kenapa tidak di ajak masuk?"Ibu Julia langsung mengejapkan matanya, "Oh iya silakan masuk," Ibu Julia mempersilakan Nyonya Wisma untuk masuk. "Saya pikir anda tidak ingin menerima saya di sini sampai saya kaget karena anda mengacuhkan saya beberapa detik yang lalu.""Maaf, saya hanya terkeju

  • Contract With Mafia Tengil    Tandatangani perjanjian

    Seharian ini sikap ibu Julia begitu beda dari biasanya, setelah pulang dari rumah sakit dan bertemu Nyonya Wisma entah mengapa sikap ibu Julia menjadi pendiam. Ibu Julia terus merasa aneh dengan nama Nyonya Wisma bahkan setelah mendengar dokter memanggil namanya Ibu Julia langsung berlari pergi dari rumah sakit tanpa pamitan pada Aisyah dan yang lainnya."Bu, Ibu kenapa?"Mendengar sapaan dari Pak Bayu saja Ibu Julia merasa gelisah dan terkejut sampai dia menjatuhkan ponselnya sendiri.Sambil menghela nafas panjang Ibu Julia kembali duduk dan mendelik ke arah Pak Bayu, "bapak! Kenapa sih ngagetin Ibu seperti itu?" tegur Ibu Julia."Bapak biasa aja kok, ibunya aja kali lagi ngelamun ya?"Tak ingin terlihat gugup Ibu Julia langsung menjawab dengan tenang, "Nggak kok Ibu nggak apa-apa," ucap Ibu Julia."Terus kenapa ibu kaget pas Bapak panggil?" tanya Pak Bayu."Ibu hanya teringat Rose aja, Pak."Pak Bayu menggelengkan kepalanya lalu duduk di samping Ibu Julia. "Lagian ngapain sih tadi

  • Contract With Mafia Tengil    Syarat

    "Bawa putra ku kembali sekarang juga!" titah Nyonya Wisma. Dua pengawal mengangguk dan langsung pergi menjalankan perintah sang Nyonya. Wanita paruh baya itu menatap tajam foto yang tergantung di dinding. "Aku tidak akan membiarkan Arion menikah dengan wanita murahan seperti itu!" gumamnya. ******"Apa kamu sudah tidak waras?" sentak Aisya.Arion tersenyum datar, "Justru aku sangat waras, memang kenapa?" Aisya berdecak sebal, "Aku hampir tidak selamat gara-gara kamu! Apa kamu sengaja melakukan ini?" Lagi, Aisya menegur Arion. Pemuda itu hanya tersenyum datar sambil memijat pelipisnya. "Apa ini lucu?" Arion menggelengkan kepalanya, "Tidak, aku hanya bahagia saja," ucapnya. "Bahagia kenapa?" "Karena sebentar lagi kamu akan menjadi milikku!" Aisya mengerutkan keningnya, mungkin Arion salah faham soal pernikahan itu. Bukankah ini hanya pernikahan kontrak? Bahkan Aisya juga belum menulis surat perjanjian untuk mereka tandatangani, berjaga-jaga agar Arion tidak mengingkari janji j

  • Contract With Mafia Tengil    Nyonya Wisma

    "Calon suami?" tanya ibu Julia sambil menoleh pada Aisya. Pak Bayu juga ikut berdiri menghampiri laki-laki yang mengaku sebagai calon suami anaknya itu. "Apa yang kamu katakan tadi? kamu calon suami, Aisya?" tanya Pak Bayu lagi untuk memastikan jika pendengarannya tidak salah. Arion mengangguk tanpa ragu, "Benar, aku adalah calon suami Aisya, putri kalian!" tegas Arion. Mendengar ucapan Arion, ibu Julia terkejut setengah mati. Bagaimana bisa Aisya punya calon suami padahal Aisya hanya pekerja hostess. Apa mungkin ini semua lelucon? "Jangan sembarangan kamu! Tidak mungkin Aisya mempunyai calon suami, selama ini saja dia tidak mau pacaran apalagi menikah!" Diam-diam Aisya mengukir senyuman pahit di wajahnya. Apakah Aisya juga tidak layak mendapatkan suami sampai-sampai ibu Julia harus berkata seperti itu. Arion mendekat ke arah Aisya lalu memegang lengannya dengan erat. "Dia memang calon istriku, dan kami akan menikah besok!" tegas Arion lagi. Mata ibu Julia melotot tajam, "Meni

  • Contract With Mafia Tengil    Calon anak

    "Aisya, apa benar Rose akan di operasi hari ini?" tanya ibu Julia. Aisya mengangguk dengan wajah tegang. "Iya, Bu. Dokter sudah ada di ruang operasi bersama Rose, tolong doakan Rose agar dia selamat dan cepat pulih ya,Bu," pinta Aisya. "Dari mana kamu dapat uang satu miliar untuk pengobatan, Rose?" Wajah Aisya seketika berubah drastis, pandangannya terhadap ibu kandungnya sendiri berubah datar. "Apa hanya uang yang ada di pikiran ibu? Apa ibu tidak khawatir dengan keadaan Rose, atau bagaimana rasa sakit yang Rose rasa?" Ibu Julia mendelik sambil berdecak, "Apa kamu sudah lupa? Biaya operasi Rose tidaklah sedikit, miliaran Aisya, satu miliar!" sentak ibu Julia. "Lantas mengapa Bu? Bahkan jika lebih dari itu atau nyawa Aisya sekali pun Aisya sanggup memberikannya pada Rose!" "Jadi kamu sudah dapat uangnya? Kenapa kamu nggak kasih tahu ibu?" Hanya uang dan uang yang ada di pikiran ibu Julia, bahkan saat Aisya mendapatkan uangnya dia juga harus melapor pada ibu Julia, untuk apa? B

  • Contract With Mafia Tengil    Istri kontrak.

    "Maksud kamu apa?" "Sudah ku katakan dengan jelas, tidak denganmu maka tidak dengan yang lain!" "Kenapa harus aku?" "Karena kamu harus menjadi milikku, hanya milikku!" Jantung Aisya berdegup kencang mendengar ucapan Arion. Pemuda ini baru saja dua kali bertemu dengannya, namun kenapa Arion sepertinya sudah mengenal Aisya begitu lama? Apa sebenarnya tujuan Arion, jika dia butuh seorang wanita untuk menjadi istri pura-pura nya, bukankah terlalu berlebihan jika Arion mengatakan hal itu pada Aisya? "Kalau begitu akan aku pikirkan tawaran kamu ini," ucap Aisya. Ucapan Aisya sangat meragukan, jika cara ini gagal terpaksa Arion harus menjalankan rencananya yang sudah dia susun. "Baiklah aku tidak akan memaksa lagi. Maaf jika ucapan ku tadi membuat mu bingung." Arion mengambil sapu tangan miliknya dari dalam saku lalu mendekat ke arah Aisya. "Tidak usah buru-buru, makanlah sampai kenyang," ucap pemuda itu sambil mengelap bibir Aisya dengan saputangannya. Degh! Kali ini jantung Aisya

  • Contract With Mafia Tengil    Usia muda

    Kedatangan Arion membuat Aisya merasa ngeri, namun tawaran yang di sebut Arion memng menggiurkan apalagi saat ini Aisya sangat membutuhkan uang untuk pengobatan Rose. Namun, bagaimana dengan tawaran Tuan Cemal? "Aku tidak bisa! Cari orang lain saja!" tolak Aisya. Diam-diam Arion mengepalkan tangannya dengan kuat sambil menatap Aisya dengan tatapan tajam. Namun, beberapa detik kemudian wajah Arion kembali berubah ramah. Arion menaruh cek senilai satu miliar di atas meja, "Aku serius, ini cek tanda kesepakatan jika kamu setuju menikah kontrak denganku!" ucap Arion. Aisya tak bisa menahan wajahnya untuk menoleh ke arah cek yang sudah Arion tandatangani. Kini pikiran Aisya berkecamuk bingung antara harus terima atau tidak. Namun, jika Aisya menolak tawaran Arion apa mungkin kesempatan seperti ini akan datang dua kali ke dalam hidupnya. "Apa aku bisa membuat perjanjian?" Arion mengukir seulas senyuman, "Tentu," sahutnya dengan cepat. Walaupun ragu tapi Aisya tetap harus mencobanya

  • Contract With Mafia Tengil    Ayo nikah kontrak!

    "Apa kamu sedang berpikir kotor tentang aku?" Nada Aisya meninggi di sertai sorot mata tajam saat mendengar ucapan Arion yang kembali membuatnya muak. Arion terkekeh kecil, "Jika bukan lalu untuk apa kamu di sini di ruangan tertutup dan ingin bertemu pria tua yang sudah jelas memiliki istri dan anak?" tekan Arion lagi. Aisya mendeham sambil memperbaiki postur tubuhnya agar tidak terlihat tegang di hadapan pemuda ini. "Ada pekerjaan yang harus aku selesaikan dengan Tuan Cemal. Memang urusannya dengan kamu apa!" "Pekerjaan memuaskan nafsunya?" Plak! "Tolong jaga ucapan kamu, Tuan!" Arion terkejut setengah mati saat mendapat tamparan keras dari Aisya yang secara mendadak. Namun, bukannya merasa kesal, justru Arion semakin tertarik pada wanita yang sebenarnya sudah dia incar ini. Aisya melotot saat sadar jika dia sudah berlebihan menampar wajah orang sembarangan. "Maaf, aku tidak bermaksud ingin menampar wajah kamu." Arion mengangkat wajahnya, "Tidak apa-apa, aku justru suka d

  • Contract With Mafia Tengil    Menerima tawaran Tuan Cemal?

    Dred...Ponsel Aisya bergetar, dengan cepat Aisya membuka isi pesan yang ternyata dari sang ibu. Ibu| "Aisya, kamu ada dimana? Dokter mencari kamu!"Me| "Beberapa menit lagi Aisya sampai di rumah sakit, Bu." balas Aisya. "Maaf Tuan Nathan, saya harus segera pulang. Untuk kebimbangan anda lebih baik anda ingat lagi apa yang sebenarnya sudah terjadi. Karena saya sendiri pun ragu dan tak ingin terlalu percaya diri. Lebih baik dari mulai sekarang kita lupakan masa lalu itu dan anda juga tidak perlu merasa bersalah tentang kejadian yang kita sendiri tidak mengingatnya. Saya sudah memaafkan anda, jadi tolong hargai keputusan saya ini." "Tapi, Aisya. Apa boleh aku bertemu kamu lagi?" Aisya menggelengkan kepalanya, "Tidak! Cukup hari ini kita bertemu dan jangan pernah cari saya lagi." Perasaan kecewa yang di rasakan Jonathan tidak pernah dia bayangkan sebelumnya. Justru Jonathan berfikir saat bertemu dengan wanita yang pernah dia hancurkan masa depannya Nathan mungkin akan mendapatkan tu

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status