Share

Bab 11 Tamu Misterius

Author: Aira Jiva
last update Last Updated: 2025-10-03 11:35:02

Ding dong… ding dong…

Ayla, yang baru aja nyender di pintu dapur sambil ngelus kepala, langsung nyenggol HP. “Siapa lagi nih…?” gumamnya setengah ngantuk.

Dia buka pintu… dan langsung melek 180 derajat. Di depannya berdiri cowok tinggi, rapi, dengan senyum sok akrab yang bikin jantungnya nyasar. Rambutnya tertata, jaket keren, aura “model tapi santai”, vibes sahabat Damian banget.

“Hei, Ayla, kan? Aku Rafael, teman Damian,” sapanya santai tapi jelas, mata tajam tapi hangat. “Damian ada di mana?”

Ayla nyengir kaku. “Eh… oh… yaa… di kamar, kayaknya…”

Rafael, tanpa ragu, melangkah masuk. “Ah, pantes. Katanya dia udah nggak tahan nunggu, makanya gue dateng duluan.”

Ayla terhenti, dahi berkerut. “Ehm… maksud lo…?”

Rafael cuma senyum tipis, santai banget. “Ya, dia bilang gue harus cepet datang. Katanya… nggak sabar nunggu.”

Ayla reflex ngelirik kamar, otaknya langsung kebanjiran gosip-gosip lama Damian. Jantungnya berdetak lebih cepat. “Astaga… ini serius atau gue kebayang aja ya?”

Dia diam di pintu, sementara Rafael santai masuk ke kamar, kayak rumah sendiri. Setiap langkahnya bikin Ayla makin panik tapi juga… deg-degan nggak jelas.

***

Ayla berdiri di depan pintu kamar, tangan gemetar sedikit. Rafael di dalam, dan dari luar terdengar suara tawa tipisnya yang… terlalu nyaman.

“Eh, Damian, serius nih… lo udah nggak tahan?” suara Rafael terdengar santai, tapi entah kenapa bikin Ayla berdiri kaku.

Ayla menelan ludah, pikiran langsung kemana-mana. Astaga… jadi gosip itu beneran? Damian… nggak mungkin lah…

Dia nekat menempelkan telinga ke pintu, padahal hati udah deg-degan nggak karuan. Suara Rafael terdengar lagi, kali ini lebih dekat ke kamar.

“Lo tenang aja, Ayla. Gue cuma ngecek lo. Damian bilang… dia nggak tahan nunggu lama-lama,” katanya sambil tertawa ringan.

Ayla hampir gemetaran. Otaknya langsung kebanjiran skenario absurd. Ini serius atau gue kebayang aja? Apa mereka lagi… duh, jangan bilang beneran! Tapi kok suaranya… kayak…

Dia mundur sedikit, tapi tetap nyelinap di balik rak buku, nyelidikin dari luar. Rafael duduk di sofa, masih santai, sementara suara pintu kamar terdengar dikunci dari dalam.

“Ah, Damian… nggak sabar juga ya… hihi,” Rafael masih ngomong, suaranya kayak ngerayu tapi santai.

Ayla menahan napas, panik tapi nggak bisa nyegah otaknya muter liar. Bayangan-bayangan gosip LGBT yang pernah ia denger muncul lagi. Astaga… ini serius, Damian… serius gila… Rafael… kenapa bisa sebebas itu masuk kamar Damian?

Dia menggigit bibir, mencoba menenangkan diri, tapi tiap kata dari Rafael kayak jarum menusuk.

“Cepetan.. posisinya nggak kayak gitu.” suara Rafael terdengar ringan tapi jelas bikin Ayla makin panik.

Ayla menunduk, menahan diri dari ledakan kepikiran absurd. Tangannya menepuk-nepuk kepala sendiri pelan. Oke, Ayla, tarik napas. Jangan lebay. Tapi serius… gosip itu mungkin… setengah bener ya? Astaga…

Dia akhirnya mundur dari pintu, tetap nguping dari balik tirai jendela kecil dapur, sambil mikir. Kalau ini netizen tau… sumpah, timeline gue bakal meledak. Tapi… jangan bilang gue kepo juga ya… ini cuma… investigasi sah-sah aja.

Di dalam kamar, pintu tetap terkunci. Rafael masih tertawa ringan, santai, bikin Ayla campur panik, gemas, dan… deg-degan sekaligus.

Dan di luar, Ayla cuma bisa geleng-geleng, dahi berkerut, sambil muter otak. Astaga… hidup gue makin absurd. Damian makin bangke di mata gue. Tapi… gosip itu ternyata setengah bener juga… duh, kenapa gue mesti ngintip gini ya?

Sambil tetap menempel di jendela, dia menarik napas panjang. Malam itu, minimarket receh di pikiran Ayla terasa lebih sepi, tapi kepalanya riuh dengan skenario-skema absurd yang nggak akan pernah ia ceritain ke Sofia atau Hanna.

***

Ayla masih menempel di balik tirai jendela, kepalanya gemetar setengah panik, setengah bingung. Tangan masih menepuk-nepuk kepalanya sendiri kayak orang stress berat.

Astaga… ini absurd. Damian di dalam kamar sama Rafael… mereka… gue di sini ngintip kayak mata-mata bodoh…

Napasnya mulai ngos-ngosan, pikirannya mulai melompat-lompat.

Eh… tapi kalo… kalo Damian punya penyakit apa gitu… HIV… AIDS… astaga gue tidur, makan, semua di sini…

Ayla langsung menutup mulut dengan telapak tangan, kayak baru ingat dosa besar.

GUE UDAH MAKAN DI MEJA YANG KEMARIN DIA SENTUH?!

Tubuhnya gemetar, kepalanya muter-muter. Imajinasi Ayla nggak bisa berhenti. Bayangan Damian tiba-tiba berubah jadi setan virus raksasa yang terbang di dapur apartemen, nyengir sinis ke arah Ayla.

“Ya Tuhan… kenapa hidup gue bisa jadi segini…?” gumamnya pelan, setengah nangis, setengah ngakak.

Dia melompat dari jendela kecil. Oke, nggak literal, cuma pindah ke sisi rak lain cari “jarak aman” dari kamar. Masih bisa nguping tapi minimal merasa lebih aman.

Oke… tarik napas. Dia sehat. Dia… semoga sehat. Gue cuma terlalu lebay. Tapi astaga… kalau Rafael… ntar dia juga nyerocos apa…

Tangan Ayla mulai gemetar nyentuh HP. Dia pengen chat Sofia-Hanna, tapi takut.

Gimana kalo mereka malah tambah panik? Gue harus survive dulu di sini…

Dan suara dari kamar terdengar lagi.

“Sedikit lagi… aaahhh…”

“Ahhhh… Duh… Rafael… akhirnya… lega juga.. ”

Ayla nyaris menjerit dalam hati. Mata dan pikirannya berputar 360 derajat. Gue mau kabur atau gue harus diem aja? Tapi ntar gosip gue… astaga…

Dia cuma bisa bengong, kepala nyandar di rak, sambil ngitung detik-detik kayak orang yang ketemu alien.

Ya Tuhan… hidup gue makin absurd. Gue cuma pengen tidur. Gue cuma pengen makan. Tapi… dapur ini… apartemen ini… semua kayak… perangkap. Gue udah ketakutan, tapi nggak bisa lari. Astaga…

Dan di luar, minimarket mentalnya di kepala Ayla seolah berulang-ulang. Otaknya muter terus. Damian sehat… gak sehat… HIV… AIDS… Rafael… gosip… nguping… ketahuan… netizen… OMG.

Ayla akhirnya terduduk di lantai dapur, memeluk lutut, sambil napas tersengal-sengal.

Astaga… hidup gue… gila banget…

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Pura Pura Pacaran dengan Selebriti 90 Hari   Bab 80 Papan Nama Nyata 

    Satu tahun berlalu sejak Damian Lee berlutut di panggung Grand Finale. Hari ini, udara musim gugur terasa sejuk, dan Ayla Morgan, yang kini sudah menjadi Nyonya Ayla Lee, terbangun bukan oleh alarm studio atau dering telepon darurat, melainkan oleh aroma kopi dan roti panggang dari lantai bawah.Mereka tidak lagi tinggal di apartemen mewah Damian. Mereka tinggal di rumah yang mereka bangun bersama: sebuah duplex modern yang dinamai "T.S." (Terusan Senja). Rumah ini terletak di lingkungan perbukitan yang tenang, jauh dari hiruk pikuk media, dengan banyak jendela kaca yang menyambut matahari pagi.Ayla ters

  • Pura Pura Pacaran dengan Selebriti 90 Hari   Bab 79 Babak Baru dan Closure

    Beberapa bulan telah berlalu sejak Grand Finale Couple 90 Days. Sekarang, udara Jakarta sudah selesai musim kemarau, membawa harapan dan aroma bunga yang segar. Ayla dan Damian tidak lagi tinggal di apartemen mewah Damian yang dikepung media. Berkat bonus kemenangan dan reward mereka, mereka sedang dalam proses membangun rumah impian Ayla di pinggiran kota yang lebih tenang.Ayla, yang kini resmi bertitel CEO perusahaan event organizer kecil bernama 'The TS Events' (singkatan dari Terusan Senja), berdiri di lahan kosong tempat calon rumah mereka. Ia mengenakan helm

  • Pura Pura Pacaran dengan Selebriti 90 Hari   Bab 78 Gema Kemenangan dan Realitas Baru

    Alarm di apartemen Damian berbunyi, bukan dari jam weker, melainkan dari dering telepon Ayla yang tak henti-henti. Matahari Minggu pagi sudah terbit, tetapi di luar jendela apartemen penthouse itu, suasana terasa seperti pusat gempa.Ayla menggeliat, merasakan lengan Damian yang melingkar erat di pinggangnya. Mereka terbangun sebagai pasangan tunangan yang nyata untuk pertama kalinya. Tadi malam, setelah gemuruh studio mereda, mereka kembali ke apartemen ini, bukan lagi sebagai partner kasus, melainkan sebagai sepasang kekasih yang baru bertunangan, bebas dari kontrak, dan kaya raya."Pagi, tunanganku," bisik Damian, mencium rambut Ayla. Suaranya terdengar serak dan sangat lega.

  • Pura Pura Pacaran dengan Selebriti 90 Hari   Bab 77 The Grand Finale

    Di ruang tunggu yang dingin, di balik panggung Grand Finale, udara terasa tipis karena ketegangan. Ayla dan Damian, yang kini bukan lagi aktor, merasakan beban emosi yang nyata. Mereka sama-sama mengenakan mic yang merekam setiap bisikan mereka."Gue nggak tahu kenapa Bu Lena harus bikin ini se-dramatis ini," bisik Ayla, memutar cincin keychain T.S. di jarinya."Karena kita yang paling dramatis, La," balas Damian, merapikan gaun emerald green Ayla. "Kita adalah plot twist

  • Pura Pura Pacaran dengan Selebriti 90 Hari   Bab 76 Ujian Final dan Keraguan

    Minggu ke-12, minggu terakhir Couple 90 Days, terasa seperti berada di dalam pressure cooker. Safe house yang awalnya tempat sembunyi, kini terasa seperti sangkar berlapis kamera. Hanya tersisa dua pasangan: Ayla Morgan dan Damian Lee versus Leo dan Maya.Host Risa membuka sesi Minggu ke-12 dengan senyum bengis."Selamat datang di Minggu Grand Finale! Kalian berdua adalah yang terkuat, yang tersisa setelah drama fake dating dan konspi

  • Pura Pura Pacaran dengan Selebriti 90 Hari   Bab 75 Cinta Sejati di Bawah Lampu Sorot 

    Studio Couple 90 Days terasa segar sekaligus tegang. Papan nama baru sudah terpasang, mencerminkan reality show yang kini diposisikan sebagai "Cinta Setelah Konspirasi." Host baru yang energik, Risa, membuka siaran langsung Minggu ke-11 dengan senyum yang dipaksakan."Selamat siang, pemirsa! Minggu ini terasa berbeda! Setelah plot twist yang menggemparkan, kita memasuki babak baru: Minggu Keterbukaan dan Komitmen! Di sofa tersisa dua pasangan: Leo dan Maya, yang dikenal sweet dan

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status