Share

9. Takut Salah, Tetapi Mirip

[Gak papa, Ta. Takut salah orang.]

[Loh, gimana sih, Han?]

Membaca balasan Hana bukannya lega, aku malah semakin kepikiran. Statusnya sudah tidak online lagi, dan pesanku masih centang satu. Sementara pesan dari Mas Erlan kembali masuk, membuyarkan pikiranku. Kulupakan tentang Hana sejenak dan membalas pesan-pesan mas pacar.

[Sayang, kok pesanku dianggurin aja?]

[Aku baru selesai bantuin Ibu, Mas]

[Aku kira kamu ngambek, udah baca kok gak dibales-bales. Aku kangen]

Aku tersenyum membaca pesannya barusan. Ingin juga kubalas bahwa sama kangennya, tetapi gengsiku tinggi.

[Masa?]

Aku merebahkan diri di atas ranjang, membalas pesan-pesan Mas Erlan yang terus bilang kangen. Wajahku tak henti mengembang, senyum-senyum sendiri membaca pesan dari Mas Erlan.

[Kamu udah makan, yank?]

[Udah, kamu, Mas?]

[Belum, maunya disuapin kamu]

Aku terkekeh membaca balasan itu, ada-ada saja jawabannya. Kakiku tak bisa diam, badanku guling ke kanan dan ke kiri. Salah tingkah sendiri.

Kami berbalas pesan hin
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status