10 tahun kemudian
Kerajaan Silverstone
"Yuan ... Yuan ...!" teriak Rainsword memanggil adiknya.
Yuan sudah tumbuh menjadi seorang anak laki-laki yang manis. Dia terlihat sangat cantik. Banyak yang menyangka dia perempuan karena kecantikannya.
"Sttts ... Kakak diamlah ini perpustakaan," jawab Yuan acuh dan kembali membalik halaman buku yang dia baca.
Dari belakang, Rainsword memeluk Yuan, lalu mencubit pipinya dengan gemas.
"Ehm ...." Penjaga perpustakaan berdeham untuk penarik perhatian kedua pangeran cilik itu.
"Maaf Pangeran harap tenang di sini perpustakaan," ucapnya.
"Siap," jawab Rainsword nyengir.
"Buku apa yang kamu baca?" tanya Rainsword.
"Ini buku kisah ras selain manusia, ada Elf, Drawf, Peri, makhluk-makhluk fantasi seperti pegasus juga ada," jawab Yuan antusias menceritakan buku yang dia baca.
"Kamu mau hidup di dunia dongeng? Mereka itu makhluk fantasi artinya tidak nyata. Buang-buang waktu saja. Lebih baik berlatih beladiri atau membaca buku yang lain."
Rainsword mengambil buku yang baca Yuan. Yuan berusaha mengambil kembali bukunya namun tidak bisa. Rainsword memiliki perawakan yang tinggi dan berotot. Sedangkan Yuan terlihat mungil.
Jika diperhatikan mereka tidak seperti adik dan kakak. Kesamaan mereka hanya pada warna rambut mereka saja. Rambut keperakan yang dimiliki Rainsword dan Yuan. Postur tubuh, sifat, gaya pakaian bahkan perilaku mereka sangat berbeda.
Yuan yang kesal langsung keluar dari perpustakaan. Melihat itu Rainsword mengejarnya.
"Duh ngambek, maaf, maaf," ucap Rainsword
Saat mereka berjalan terlihat ada rombongan kereta kuda dengan beberapa pengawal. Melihat itu wajah Yuan kembali ceria.
"Ayahanda pulang!" teriak Yuan girang dan berlari ke arah Istana. Rainsword ikut berlari di samping Yuan.
Tak lama kemudian di Istana, Raja Edward yang baru tiba disambut kedua pangeran yang berlari ke arahnya.
Raja Edward mengangkat Yuan tinggi-tinggi.Tubuh Yuan yang mungil membuatnya mudah diangkat. Setelah itu dia memeluk Rainsword putra pertamanya.
"Kalian sudah besar ya. Rasanya cepat sekali waktu berlalu."
"Oiya, ayah ada hadiah untuk kalian," Raja Edward mengambil sebuah kotak dan memberikannya ke pada Yuan dan sebuah kotak panjang kepada Rainsword.
Rainsword membuka kotak yang diberikan padanya. Kotak itu berisi sebuah pedang perak. Pedang itu terlihat sangat bagus. Rainsword dan Yuan terpana melihatnya.
"Ini pedang perak, katanya mahkluk sejenis werewolf dan vampire akan ketakutan melihatnya, dan pedang ini menyimpan kekuatan yang hebat," ucap Raja Edward mebuat Rainsword dan Yuan makin berbinar.
Melihat tingkah kedua putranya Raja Edward hanya bisa tersenyum senang.
Yuan penasaran dengan kotak miliknya dia membukanya. Di luar dugaan isinya adalah baju dan sebuah kalung dengan liontin berbentuk pedang. Melihat itu terlihat ekspresi kecewa dari wajah Yuan.
Saat itu Archilles yang tidak sengaja melihatnya menghampiri pangeran Yuan.
"Pangeran ini adalah pedang Es abadi. Pedang ini akan melindungi Pangeran dari orang-orang yang akan berbuat jahat. Saat ini pedang ini terlihat kecil namun suatu saat nanti Pangeran akan menggunakannya sebagai senjata yang tak terkalahkan. Pedang ini tidak akan pernah hilang dan akan selalu menemani Pangeran," ucap Archilles mengalungkan kalung dengan liontin berbentuk pedang tersebut.
Lalu dia membuka baju yang masih terlipat. Baju itu sebuah jaket dengan hoodie. Archilelles mengenakan jaket itu di tubuh Yuan. Jaket itu pas dikenakan Yuan. Seketika jaket yang dikenakannya berubah warna menjadi senada dengan rambut peraknya.
"Ini jaket kamuflase, bisa berubah warna. Kamu bisa bersembunyi dengan ini," ucap Archilles.
Melihat hadiahnya ternyata sangat bagus Yuan menjadi sangat senang.
"Terimakasih Ayahanda," kata Yuan.
Kedua pangeran pergi meninggalkan Raja Edward dan Archilles.
"Darimana Anda mendapatkan benda-benda itu Paduka Raja?" tanya Archilles yang penasaran dengan pedang Yuan.
"Beberapa hari yang lalu ada pertemuan para raja, ada seorang raja yang mendekatiku dan memberikan hadiah ini. Aku belum pernah melihat Dia sebelumnya, namun Dia mengenal Rainsword dan Yuan. Sangat aneh, tidak ada yang mengenal Yuan di luar istana tapi darimana Dia mengenalnya." Raja Edward menghela napas panjang seakan seharusnya dia tidak menerima hadiah itu.
"Hadiah itu akan sangat berguna untuk mereka, keputusan Paduka Raja sudah tepat, tidak perlu menyesalinya." Archilles menundukkan kepala mengisyaratkan pamit dari hadapan sang Raja
"Tunggu, katakan padaku yang sejujurnya. Apa yang kau sembunyikan?" tanya Raja Edward.
"Saya tidak menyembunyikan apapun Paduka," jawab Archilles.
"Kau berbohong." Raja Edward memandang lekat-lekat Archilles. “katakan, siapa Yuan sebenarnya?”
Archilles menelan ludahnya. Sulit baginya untuk jujur, dan tidak mudah pula untuk berbohong.
"Paduka, saya tidak bisa menjelaskannya sekarang. Mohon maaf," jawab Archilles.
"Lalu kapan? Sudah jelas Yuan bukan anakku, apa Erina selingkuh di belakangku?" tanya Raja Edward.
"Paduka, tolong percaya Ratu Erina sangat mencintai Anda, Dia tidak mungkin selingkuh," jawab Archilles. Kali ini Archilles tidak mampu menatap Raja Edward.
"Kalau begitu jelaskan padaku, bagaimana bisa Yuan berbeda. Apa kau kira aku buta?" Raja Edward berusaha menahan amarahnya. Dia duduk di kursi yang ada.
"Tunggulah, setidaknya hingga Pangeran Yuan berulang tahun, Ratu Erina akan menjelaskan semuanya," jawab Archilles. Dia tidak tahu lagi harus mencari alasan apalagi.
"Baiklah, tidak lebih dari itu." Raja Edward meninggalkan ruang itu. Kini Archilles berdiri mematung seorang diri.
***
Rainsword dan Yuan melihat ayahnya berjalan dengan santai segera menghampiri. Yuan memanggil ayahnya, "Ayahanda ... Ayahanda ...."
Raja Edward yang suasana hatinya sedang kacau tidak menyadari panggilan Yuan dan tetap berjalan tanpa menoleh. Yuan meraih tangan ayahnya yang seketika ditarik dengan kasar.
Raja Edward yang melihat ekspresi Yuan begitu terkejut dengan tindakannya sehingga dia segera menyesali tindakannya kepada Yuan. "Apa yang kulakukan anak ini tidak bersalah, bahkan dia juga tidak tahu," ucapnya dalam hati.
"Yuan, maaf Ayah hanya kaget saja." Raja Edward ingin mengelus rambut Yuan tapi berhenti karena teringat dia bukan anaknya. Rasa sakit hati membuat Raja Edward memperlakukan Yuan tidak seperti biasanya.
Sejak bertemu dengan raja yang memberikan hadiah kepada Rainsword dan Yuan, dia tidak bisa melupakannya. Wajah raja itu sangat mirip dengan Yuan. Bukan hanya wajahnya postur tubuh juga memiliki kesamaan. Bagaimana mungkin anaknya memiliki wajah yang sama dengan pria lain? Awalnya Raja Edward hanya mengira Yuan mungkin seperti istrinya yang memang bertubuh mungil tapi pria yang dia temui memiliki kesamaan yang hampir 100% dengan Yuan. Satu-satunya yang terlintas dalam pikirannya adalah istrinya berselingkuh hingga melahirkan anak hasil hubungan mereka.
"Ayah banyak urusan, pergilah," kata Raja Edward. Yuan pun meninggalkan ayahnya dan segera berlari menuju kakaknya.
Selama beberapa hari menjelang hari ulang tahunnya. Raja Edward menjauhi Yuan. Tentunya perlakuan itu menyayat hatinya. Ayah yang sangat disayanginya telah berubah.
"Kak Rain, apa Ayah benci padaku?" Yuan berhenti membaca dan menutup bukunya.
"Jangan terlalu dipikirkan, Ayah mungkin lelah," jawab Rainsword. Dia juga menyadari perubahan sikap ayahnya terhadap adiknya.
"Kurasa ayah membenciku, kalaupun lelah Dia tidak akan seperti itu." Yuan mengenang perlakuan Raja Edward yang selalu mengacuhkannya atau berusaha menghindari dirinya.
Rainsword memeluk adik kesayangannya. "Sudahlah Yuan, kakak akan selalu sayang padamu."
Hari ulang tahun Yuan tiba, sebuah pesta kecil digelar. Acara perayaan pesta ulang tahun yang biasa dilakukan seperti meniup lilin, memotong kue dan memberi hadiah. Pesta ini benar-benar sangat sederhana hanya ada keluarga dan Archilles saja tidak ada orang lain. Selesai acara Raja Edward menagih janji Archilles. "Hari ini sudah tepat 10 tahun, sekarang katakan padaku yang sebenarnya." "Apa harus sekarang, biarkan hari ini berlalu," jawab Ratu Erina. Yuan dan Rainsword yang tidak mengerti hanya bisa diam dan saling memeluk. Archilles yang melihatnya langsung angkat biacara, "Lebih baik kita cari tempat lain, tidak baik di depan anak-anak." Mereka pun setuju dan meninggalkan Yuan serta Rainsword. "Apa Ayah sangat membenci
Di dalam Istana Kristal, Kerajaan Cahaya. Yui dan Light hari ini merayakan ulang tahunnya yang ke 10. Sebuah pesta sederhana yang dihadiri keluarga saja. Yui dan Light sangat senang dengan hari ulang tahunnya kali ini karena setelah berusia 10 tahun mereka dapat mengikuti ujian kristal. Yui sangat tidak sabar mengetahui kristal apakah dirinya. Apakah kristal kuning seperti kakaknya, atau kristal hijau seperti ayahnya. Kemungkinan juga kristal biru seperti Light saudara kembarnya. Pesta yang sederhana namun menyenangkan, Yui dan Light mendapatkan banyak hadiah menarik dan kejutan. Pesta berlangsung hingga pukul 10 malam. Waktu untuk tidur bagi Yui dan Light. Yui segera tidur setelah pesta usai. Saat menjelang pagi Yui terbangun, pandangan matanya tertuju pada cermin di kamarnya. Sesuatu yang berasal dari cer
Seperti biasanya Yuan membaca buku sambil berjalan. Rainsword yang melihat adiknya membaca buku sambil berjalan segera memeluknya karena di depan adiknya ada tangga dan dia bisa terjatuh karena tidak melihat. “Kebiasaan, bagaimana kalau kakak tidak ada?” “Bukankah kakak akan selalu ada untuk Yuan,” jawab Yuan yang tersenyum dan berterimakasih telah diselamatkan. “Tidak selamanya kakak akan selalu ada, dengar Yuan minggu ini kakak akan berangkat ke akademi, jadi kakak akan berada jauh dari Yuan,” kata Rainsword. Yuan menatap kakaknya lekat-lekat. “Kakak bohong ah.” “Aku tidak berbohong.” Ekspresi serius di wajah kakaknya menjawab semuanya. Kali ini kakaknya serius, d
Yuasa membawa Yui dan Light ke hutan Onyx. Mereka berdua tidak tahu siapa yang akan mereka temui. Namun yang Yui ketahui, dia bisa melatih pengguna kristal tanpa warna. Selama ini Yui belum pernah mendengar ada pengguna kristal tanpa warna. Biasanya mereka hanya akan dianggap tidak berguna karena tidak ada bedanya dengan manusia biasa. Memerlukan waktu kurang lebih enam jam perjalanan mereka telah sampai di hutan Onyx. Hutan itu terlihat seram, tapi kedua anak ini justru merasa tertantang masuk ke hutan Onyx. Mereka masuk ke dalam dan berjalan kurang lebih 45 menit dan tiba di sebuah rumah di tengah hutan. “Siapa yang mau tinggal di sini?” kata Yui. Yuasa hanya tersenyum saja, “nanti juga tahu.” Yuasa mengetuk pintu, d
Orang yang sangat mirip dengan Yui bertanya, “Siapa kamu?” “Namaku Yui,” jawabnya singkat. “Namaku Yuan,” kata orang yang mirip dengan Yui. Yui ingin memastikan sosok di depannya nyata jadi dia mengulurkan tangannya, ternyata dia juga sama mengulurkan tangannya. Tangan mereka saling bertemu, bersentuhan. Mereka saling merasakan kehadiran satu sama lain. Sesuatu yang utuh terasa ketika mereka bersama, seakan bertemu dengan belahan jiwa. Saat tangan mereka saling menggenggam, ada gaya tarik yang menarik keduanya menjauh. Energi yang begitu kuat sehingga mereka terpisah kembali. “Yuan,” teriak Yui. Berusaha meraih kembali tangan Yuan. “Yui,” teriak Yuan.
Mereka berusaha merapikan kembali semua kekacauan yang terjadi. Sebaik apapun yang mereka lakukan tidak bisa mengembalikan keadaan seperti semula. Beberapa goresan bekas cakar naga, perabot yang hancur juga tidak bisa dikembalikan lagi. Serapi apapun yang mereka lakukan ruangan tersebut masih terlihat berantakan karena banyaknya perabot yang rusak. Karena lelah mereka pergi tidur dan akan minta maaf besok pagi. Yui masuk ke kamar Rosaline dan Light bersama Yuasa. Keduanya langsung tertidur karena kelelahan. Malam sudah sangat larut saat Rafael pulang. Dia terkejut melihat rumahnya seperti kapal pecah. Semua sudah tidur tinggal Rosaline yang memang sengaja menunggu kedatangannya. Rosaline menceritakan semua yang terjadi. Dan Rafael hanya menghela napas panjang. “Sudahlah, Rosaline kau juga harus tidur. Istirahatlah
Yui dan Light hanya bisa diam melihat kakaknya pergi. Terutama Light yang merasa Rafael sangat keras dalam melatih dirinya. Sementara Yui, dia cukup kesal dengan cara latihan yang diberikan Rafael selama ini. Intinya mereka berdua tidak menyukai Rafael. “Baiklah kita berlatih lagi. Siapkan diri kalian aku tunggu di tempat biasa.” Rafael berjalan menuju padang rumput tempat latihan mereka. Yui dan Light mengambil peralatan yang diperlukan dan segera ke tempat latihan. Mereka tidak bersemangat. Saat tiba di tempat latihan Rafael seperti sedang meditasi. Mereka diam saja di tempat dan menunggu. “Apa yang kalian tunggu, lakukan latihan kalian,” kata Rafael. Light mulai membentuk bola petir di tangannya, dipadatkan dan semakin membesar. Yui meliha
Sementara di Kerajaan Silverstone, Yuan dengan bosan duduk bersandar di tempat tidurnya. Harus istirahat tiga bulan karena kaki patah. Diam-diam dia berbisik kepada roh air miliknya. “Marina.” Suara di dalam benaknya terdengar, “Ya Tuanku, ada yang bisa saya bantu?” “Kau bisa menyembuhkan?” tanya Yuan dalam benaknya. “Tentu, apa kau mau kesembuhan kakimu?” kata Marina dalam benak Yuan. “Dengan senang hati,” jawab Yuan. Cahaya biru keluar dari gelang Yuan. Lalu sosok Marina terlihat. Roh air tersebut segera menyembuhkan Yuan. Setelah sembuh Marina roh air Yuan terlihat memendam kata. “Apa ada yang ingin Kami katak