Share

Episode 3 Cermin

Di dalam Istana Kristal, Kerajaan Cahaya.

Yui dan Light hari ini merayakan ulang tahunnya yang ke 10. Sebuah pesta sederhana yang dihadiri keluarga saja. Yui dan Light sangat senang dengan hari ulang tahunnya kali ini karena setelah berusia 10 tahun mereka dapat mengikuti ujian kristal. Yui sangat tidak sabar mengetahui kristal apakah dirinya. Apakah kristal kuning seperti kakaknya, atau kristal hijau seperti ayahnya. Kemungkinan juga kristal biru seperti Light saudara kembarnya.

Pesta yang sederhana namun menyenangkan, Yui dan Light mendapatkan banyak hadiah menarik dan kejutan. Pesta berlangsung hingga pukul 10 malam. Waktu untuk tidur bagi Yui dan Light.

Yui segera tidur setelah pesta usai. Saat menjelang pagi Yui terbangun,  pandangan matanya tertuju pada cermin di kamarnya. Sesuatu yang berasal dari cermin, cermin seharusnya memantulkan dirinya namun kali ini bayangan di cermin bukanlah dirinya.

Dilihatnya wajah yang sama persis seperti dirinya namun memiliki warna rambut yang berbeda. "Siapa dia? Itu bukan diriku," ucapnya dalam hati. Yui menggosok matanya dan berharap hanya mimpi. Sosok di dalam cermin memandangnya bahkan bergerak dengan gerakan yang tidak sama dengannya. Lalu sosok itu berbalik dan menghilang. “Hei, siapa kamu? Jangan pergi!” panggil Yui kepada bayangan di dalam cermin.

Yui segera mendatangi kamar Light, dia mengetuk pintu dengan cepat. “Light ... Light ...,” teriak Yui dari balik pintu kamar Light.

"Yui, kamu tahu ini jam berapa?" Light membuka pintu dan masih menguap. Lalu kembali naik ke tempat tidur dan menarik selimutnya.

"Light bangun, aku melihat seseorang yang mirip denganku di dalam cermin," kata Yui sambil menarik selimut Light.

"Kau itu di cermin pastilah bayangannya sama denganmu, ada-ada saja." Light kembali memejamkan matanya.

"Bangun ...!" teriak Yui, "lihatlah dulu, rambutnya berbeda.”

"Apa kamu melihat hantu?" Light sama sekali tidak mau bangun dan kembali menarik selimutnya.

Saat Yui berpikir mungkin itu hantu, membuatnya merinding dan takut. Dia ikut bersembunyi di dalam selimut, hingga dia tertidur.

Saat pelayan datang dan melihat kedua anak kembar yang sangat akur hanya bisa tersenyum dan membangunkan mereka berdua.

"Ayo bangun, Tuan Putri dan Pangeran juga," ucap pelayan itu.

"Kenapa Aku di sini?" Yui menggaruk kepalanya, berusaha mengingat kejadian sebelumnya.

"Minggir, Yui! Berat!" teriak Light yang setengah badannya ditimpa kaki Yui.

"Ah, maaf." Yui segera menarik kakinya.

"Biasanya perempuan itu ringan  tapi kau itu berat," kata Light kesal.

"Tidak sopan, lihat baik-baik Aku kurus kok," sahut Yui yang tidak terima dibilang berat. Yui melempar bantal ke arah Light yang tepat mengenai mukanya.

"YUI!" teriak Light.

Yui segera berlari keluar kamar dengan tawa kemenangan.

 ***

Seperti biasanya setiap hari setelah selesai sarapan mereka berdua akan mulai belajar. Pelajaran yang sudah dijadwalkan setiap harinya, mulai dari matematika, sejarah, geografi, beladiri, hingga table manner serta berdansa. Menjadi seorang pangeran maupun putri harus bisa bersikap dan bertingkah laku yang baik layaknya para bangsawan dan anggota kerajaan. Begitu padatnya pelajaran yang harus dikuasai pangeran dan putri membuat mereka jenuh.

Light dan Yui berada di ballroom, dengan gemulai Yui berdansa.

"Lagi-lagi Swan Lake, apa tidak ada gerakan lain." Light melakukan gerakan Lift, tangan Light berada di pinggang Yui dan mengangkatnya.

"Kau bisa mengangkatku dengan mudah, artinya Aku cukup ringan," sahut Yui. Yui bersiap untuk berputar saat Light menurunkan Yui.

"Bagaimana kalau Tango," kata Light yang tersenyum jahil dan dibalas senyuman pula oleh Yui.

Tentunya putaran Yui dilanjutkan dengan gerakan Tango yang dinamik dan penuh semangat. Mereka berdua menikmati setiap gerakannya bersama. Tarian energik penuh semangat.

"Berhenti!" seru pelatih tari mereka. "Tango! Tarian kelas bawah, tidak cocok untuk bangsawan."

"Maaf," jawab mereka berdua serempak. Terlihat senyuman di wajah mereka yang menunduk di hadapan pelatih. Mereka tidak merasa bersalah atau menyesal.

Setelah selesai pelajaran hari ini, mereka bermain-main di taman depan kediaman pangeran dan putri. Hanya ada dua orang pangeran dan seorang putri yang menghuni kediaman tersebut. Selain mereka bertiga, ada beberapa pelayan dan seorang pengawal. Kediaman pangeran dan putri terlalu luas bagi mereka bertiga. Masih banyak kamar kosong  di tempat itu.

Malam semakin larut, hanya suara binatang malam dan angin yang meniup daun pepohonan yang terdengar.

Tok tok tok

Yui mengetuk kamar Light dengan bantal di tangannya.

"Ada apa? Ini sudah malam," jawab Light membukakan pintu.

"Aku takut hantu kemarin muncul lagi," jawab Yui.

"lalu?"

“Aku mau di sini.” Yui memelas dengan wajah manisnya.

“Tidak ada hantu, ayo kita cek di kamarmu.” Light menutup pintu kamarnya dan bersama Yui berjalan menuju kamar Yui di sebelah kamar Light.

Selama beberapa jam mereka memandang cermin yang dikatakan Yui ada hantunya namun tidak ada penampakan apapun.

“Sudah ah tidur.” Light naik ke atas kasur dan menarik selimut tak butuh waktu lama dia tertidur.

Yui masih penasaran dan memandang cermin di kamarnya. Bayangan itu muncul kembali, rambut perak dan wajah yang sama. Yui membangunkan Light namun Light tak kunjung bangun.

Yui memberanikan diri melihat bayangan itu lagi, bayangan yang sama dengan dirinya. Bayangan yang tadi sudah tidak ada, cermin memantulkan bayangannya sendiri. Yui menghela napas panjang dan segera tidur.

Pagi harinya mereka berdua bersiap untuk mengikuti ujian kristal. Hari ini mereka akan diantar oleh kakak pertama mereka, Yuasa. Kakaknya sudah bersiap menunggu kedua adiknya.

“Yui, Light apa kalian sudah siap? Ayo berangkat!” teriak Yuasa. Kedua anak kembar itu segera turun dengan ceria. Ujian kristal adalah ujian yang paling dinantikan seluruh anak seusia mereka. Ujian ini akan menentukan kristal apakah mereka.

Yui, Light, serta Yuasa sudah sampai di tempat ujian. Seluruh peserta ujian menunggu dipanggil namanya, satu per satu peserta maju ke hadapan penguji. Ujian kristal sangat mudah cukup meletakkan tangan di atas bola kristal, lalu bola kristal akan menunjukkan warna kristal mereka. Peserta pertama mendapatkan kristal biru elemen api, dia terlihat sangat senang dan memamerkan api kecil di tangannya. Peserta kedua mendapatkan kristal hijau, dan sebagainya hingga giliran Light untuk menjalankan ujiannya.

Light meletakkan tangannya di atas bola kristal, warna biru keluar disertai kilatan petir. “Selamat Pangeran Light, kristal biru elemen petir,” kata penguji tersenyum kepada Light. Mendengar itu Light berjalan kembali ketempat duduknya dengan hati riang. “Elemen petir,  elemen petir,” ucapnya berulang karena senang.

Yui yang melihat saudara kembarnya memiliki kristal biru merasa yakin dia juga akan memiliki kristal yang sama. Kakaknya memiliki kristal kuning keemasan yang sangat langka, disertai elemen petir seperti Light. Jadi dia pasti juga memiliki kekuatan kristal. Yui dengan sabar menunggu giliran untuk dipanggil.

Akhirnya nama Yui dipanggil, dengan ceria Yui menghampiri penguji. Segera dia meletakkan tangan di atas bola kristal, bola kristal tetap jernih tidak berubah warna. Penguji yang melihatnya meminta Yui mengulangi prosesnya. Yui kembali meletakkan tangannya di atas bola kristal dan masih sama, bola kristal tidak berubah warna. Proses itu diulangi hingga tiga kali, namun hasilnya sama. “Maaf Tuan Putri, Anda tidak memiliki kekuatan kristal,” kata penguji.

Bagaikan tersambar petir, bagaimana mungkin dia tidak memiliki kekuatan kristal. Yui mundur beberapa langkah lalu berbalik dan berlari keluar ruangan. Air mata mengalir di sudut matanya. "Ini tidak mungkin, aku tidak memiliki kekuatan kristal," batin Yui.

Yuasa segera mengejar adik perempuannya. “Yui!” panggilnya.

Yui berhenti di dekat kolam ikan yang ada di depan gedung tempat ujian kristal. Yuasa segera menghampiri Yui dan memeluknya. “Mereka salah, penguji itu salah, Yui punya kekuatan kristal,” kata Yuasa.

Yui menoleh ke arah kakaknya, “Benarkah? Kakak tidak berbohong?”

“Kristal Yui adalah kristal tanpa warna, tidak berwarna bukan tidak ada,” jawab Yuasa membelai lembut rambut adiknya.

“Bukankah sama saja kristal tanpa warna dengan tanpa kristal,” jawab Yui memandangi ikan-ikan yang berenang.

“Tentu saja berbeda, kristal tanpa warna bisa menjadi apa saja, kekuatan yang luar biasa.” Yuasa berusaha meyakinkan Yui. “Besok kubawa kau bertemu seseorang yang bisa melatihmu, melatih kristal tanpa warna.”

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Mrcarlos Carlos
Bagus dan juga menyenangkan saat bertemu ke 2 orang tua
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status