Share

Episode 3 Cermin

Author: Rai Seika
last update Last Updated: 2021-08-28 16:03:32

Di dalam Istana Kristal, Kerajaan Cahaya.

Yui dan Light hari ini merayakan ulang tahunnya yang ke 10. Sebuah pesta sederhana yang dihadiri keluarga saja. Yui dan Light sangat senang dengan hari ulang tahunnya kali ini karena setelah berusia 10 tahun mereka dapat mengikuti ujian kristal. Yui sangat tidak sabar mengetahui kristal apakah dirinya. Apakah kristal kuning seperti kakaknya, atau kristal hijau seperti ayahnya. Kemungkinan juga kristal biru seperti Light saudara kembarnya.

Pesta yang sederhana namun menyenangkan, Yui dan Light mendapatkan banyak hadiah menarik dan kejutan. Pesta berlangsung hingga pukul 10 malam. Waktu untuk tidur bagi Yui dan Light.

Yui segera tidur setelah pesta usai. Saat menjelang pagi Yui terbangun,  pandangan matanya tertuju pada cermin di kamarnya. Sesuatu yang berasal dari cermin, cermin seharusnya memantulkan dirinya namun kali ini bayangan di cermin bukanlah dirinya.

Dilihatnya wajah yang sama persis seperti dirinya namun memiliki warna rambut yang berbeda. "Siapa dia? Itu bukan diriku," ucapnya dalam hati. Yui menggosok matanya dan berharap hanya mimpi. Sosok di dalam cermin memandangnya bahkan bergerak dengan gerakan yang tidak sama dengannya. Lalu sosok itu berbalik dan menghilang. “Hei, siapa kamu? Jangan pergi!” panggil Yui kepada bayangan di dalam cermin.

Yui segera mendatangi kamar Light, dia mengetuk pintu dengan cepat. “Light ... Light ...,” teriak Yui dari balik pintu kamar Light.

"Yui, kamu tahu ini jam berapa?" Light membuka pintu dan masih menguap. Lalu kembali naik ke tempat tidur dan menarik selimutnya.

"Light bangun, aku melihat seseorang yang mirip denganku di dalam cermin," kata Yui sambil menarik selimut Light.

"Kau itu di cermin pastilah bayangannya sama denganmu, ada-ada saja." Light kembali memejamkan matanya.

"Bangun ...!" teriak Yui, "lihatlah dulu, rambutnya berbeda.”

"Apa kamu melihat hantu?" Light sama sekali tidak mau bangun dan kembali menarik selimutnya.

Saat Yui berpikir mungkin itu hantu, membuatnya merinding dan takut. Dia ikut bersembunyi di dalam selimut, hingga dia tertidur.

Saat pelayan datang dan melihat kedua anak kembar yang sangat akur hanya bisa tersenyum dan membangunkan mereka berdua.

"Ayo bangun, Tuan Putri dan Pangeran juga," ucap pelayan itu.

"Kenapa Aku di sini?" Yui menggaruk kepalanya, berusaha mengingat kejadian sebelumnya.

"Minggir, Yui! Berat!" teriak Light yang setengah badannya ditimpa kaki Yui.

"Ah, maaf." Yui segera menarik kakinya.

"Biasanya perempuan itu ringan  tapi kau itu berat," kata Light kesal.

"Tidak sopan, lihat baik-baik Aku kurus kok," sahut Yui yang tidak terima dibilang berat. Yui melempar bantal ke arah Light yang tepat mengenai mukanya.

"YUI!" teriak Light.

Yui segera berlari keluar kamar dengan tawa kemenangan.

 ***

Seperti biasanya setiap hari setelah selesai sarapan mereka berdua akan mulai belajar. Pelajaran yang sudah dijadwalkan setiap harinya, mulai dari matematika, sejarah, geografi, beladiri, hingga table manner serta berdansa. Menjadi seorang pangeran maupun putri harus bisa bersikap dan bertingkah laku yang baik layaknya para bangsawan dan anggota kerajaan. Begitu padatnya pelajaran yang harus dikuasai pangeran dan putri membuat mereka jenuh.

Light dan Yui berada di ballroom, dengan gemulai Yui berdansa.

"Lagi-lagi Swan Lake, apa tidak ada gerakan lain." Light melakukan gerakan Lift, tangan Light berada di pinggang Yui dan mengangkatnya.

"Kau bisa mengangkatku dengan mudah, artinya Aku cukup ringan," sahut Yui. Yui bersiap untuk berputar saat Light menurunkan Yui.

"Bagaimana kalau Tango," kata Light yang tersenyum jahil dan dibalas senyuman pula oleh Yui.

Tentunya putaran Yui dilanjutkan dengan gerakan Tango yang dinamik dan penuh semangat. Mereka berdua menikmati setiap gerakannya bersama. Tarian energik penuh semangat.

"Berhenti!" seru pelatih tari mereka. "Tango! Tarian kelas bawah, tidak cocok untuk bangsawan."

"Maaf," jawab mereka berdua serempak. Terlihat senyuman di wajah mereka yang menunduk di hadapan pelatih. Mereka tidak merasa bersalah atau menyesal.

Setelah selesai pelajaran hari ini, mereka bermain-main di taman depan kediaman pangeran dan putri. Hanya ada dua orang pangeran dan seorang putri yang menghuni kediaman tersebut. Selain mereka bertiga, ada beberapa pelayan dan seorang pengawal. Kediaman pangeran dan putri terlalu luas bagi mereka bertiga. Masih banyak kamar kosong  di tempat itu.

Malam semakin larut, hanya suara binatang malam dan angin yang meniup daun pepohonan yang terdengar.

Tok tok tok

Yui mengetuk kamar Light dengan bantal di tangannya.

"Ada apa? Ini sudah malam," jawab Light membukakan pintu.

"Aku takut hantu kemarin muncul lagi," jawab Yui.

"lalu?"

“Aku mau di sini.” Yui memelas dengan wajah manisnya.

“Tidak ada hantu, ayo kita cek di kamarmu.” Light menutup pintu kamarnya dan bersama Yui berjalan menuju kamar Yui di sebelah kamar Light.

Selama beberapa jam mereka memandang cermin yang dikatakan Yui ada hantunya namun tidak ada penampakan apapun.

“Sudah ah tidur.” Light naik ke atas kasur dan menarik selimut tak butuh waktu lama dia tertidur.

Yui masih penasaran dan memandang cermin di kamarnya. Bayangan itu muncul kembali, rambut perak dan wajah yang sama. Yui membangunkan Light namun Light tak kunjung bangun.

Yui memberanikan diri melihat bayangan itu lagi, bayangan yang sama dengan dirinya. Bayangan yang tadi sudah tidak ada, cermin memantulkan bayangannya sendiri. Yui menghela napas panjang dan segera tidur.

Pagi harinya mereka berdua bersiap untuk mengikuti ujian kristal. Hari ini mereka akan diantar oleh kakak pertama mereka, Yuasa. Kakaknya sudah bersiap menunggu kedua adiknya.

“Yui, Light apa kalian sudah siap? Ayo berangkat!” teriak Yuasa. Kedua anak kembar itu segera turun dengan ceria. Ujian kristal adalah ujian yang paling dinantikan seluruh anak seusia mereka. Ujian ini akan menentukan kristal apakah mereka.

Yui, Light, serta Yuasa sudah sampai di tempat ujian. Seluruh peserta ujian menunggu dipanggil namanya, satu per satu peserta maju ke hadapan penguji. Ujian kristal sangat mudah cukup meletakkan tangan di atas bola kristal, lalu bola kristal akan menunjukkan warna kristal mereka. Peserta pertama mendapatkan kristal biru elemen api, dia terlihat sangat senang dan memamerkan api kecil di tangannya. Peserta kedua mendapatkan kristal hijau, dan sebagainya hingga giliran Light untuk menjalankan ujiannya.

Light meletakkan tangannya di atas bola kristal, warna biru keluar disertai kilatan petir. “Selamat Pangeran Light, kristal biru elemen petir,” kata penguji tersenyum kepada Light. Mendengar itu Light berjalan kembali ketempat duduknya dengan hati riang. “Elemen petir,  elemen petir,” ucapnya berulang karena senang.

Yui yang melihat saudara kembarnya memiliki kristal biru merasa yakin dia juga akan memiliki kristal yang sama. Kakaknya memiliki kristal kuning keemasan yang sangat langka, disertai elemen petir seperti Light. Jadi dia pasti juga memiliki kekuatan kristal. Yui dengan sabar menunggu giliran untuk dipanggil.

Akhirnya nama Yui dipanggil, dengan ceria Yui menghampiri penguji. Segera dia meletakkan tangan di atas bola kristal, bola kristal tetap jernih tidak berubah warna. Penguji yang melihatnya meminta Yui mengulangi prosesnya. Yui kembali meletakkan tangannya di atas bola kristal dan masih sama, bola kristal tidak berubah warna. Proses itu diulangi hingga tiga kali, namun hasilnya sama. “Maaf Tuan Putri, Anda tidak memiliki kekuatan kristal,” kata penguji.

Bagaikan tersambar petir, bagaimana mungkin dia tidak memiliki kekuatan kristal. Yui mundur beberapa langkah lalu berbalik dan berlari keluar ruangan. Air mata mengalir di sudut matanya. "Ini tidak mungkin, aku tidak memiliki kekuatan kristal," batin Yui.

Yuasa segera mengejar adik perempuannya. “Yui!” panggilnya.

Yui berhenti di dekat kolam ikan yang ada di depan gedung tempat ujian kristal. Yuasa segera menghampiri Yui dan memeluknya. “Mereka salah, penguji itu salah, Yui punya kekuatan kristal,” kata Yuasa.

Yui menoleh ke arah kakaknya, “Benarkah? Kakak tidak berbohong?”

“Kristal Yui adalah kristal tanpa warna, tidak berwarna bukan tidak ada,” jawab Yuasa membelai lembut rambut adiknya.

“Bukankah sama saja kristal tanpa warna dengan tanpa kristal,” jawab Yui memandangi ikan-ikan yang berenang.

“Tentu saja berbeda, kristal tanpa warna bisa menjadi apa saja, kekuatan yang luar biasa.” Yuasa berusaha meyakinkan Yui. “Besok kubawa kau bertemu seseorang yang bisa melatihmu, melatih kristal tanpa warna.”

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Mrcarlos Carlos
Bagus dan juga menyenangkan saat bertemu ke 2 orang tua
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Crystal of Soul : Twins   Episode 141 Damai

    Satu minggu setelah kejadian peperangan itu, dengan itikad baik Rafael meminta diizinkan masuk ke ruang kristal. Leiz tidak mempersulit dan membiarkan saja mereka masuk. Yuan dan Yui membawa kedua orang kakek dan neneknya untuk dimakamkan. Mereka memenuhi keinginan terakhir kedua orang itu. “Ayah dan ibu tidak berubah sama sekali, apa kejadian itu terjadi saat aku masih kecil,” lirih Raja Yuichi yang mengenang masa lalu setelah melihat kedua jasad orang tuanya. “Tidak ada yang tahu, tanyakan pada ayah atau ibu tapi kurasa mereka juga tidak tahu,” jawab Rafael. “Bagaimana dengan Yuan? Kapan dia akan dinobatkan?” tanya Raja Yuichi. “Entahlah, kami belum membicarakannya, Kerajaan Kegelapan sedang berbenah sementara Yui dan Yuan juga sedang berusaha mengembalikan dunia i

  • Crystal of Soul : Twins   Episode 140 Perang Telah Usai

    Lenora Isolde menaikkan tongkatnya dan rantai entah dari mana mulai mengikat tubuh Nacht.“Apa-apaan ini!” teriak Nacht yang mendapatkan serangan bertubi-tubi tanpa bisa membalas.Di belakang Nacht muncul sebuah pintu besar seperti pintu dimensi pada umumnya, perlahan pintu itu terbuka dan saat pintu itu terbuka lebar, semua aura hitam yang membumbung ke langit diserapnya.“Rosaline, buat barrier,” perintah Rafael yang langsung dilaksanakan dengan cepat.“Razen, ikat kaki kita semua dengan tanah, gerbang itu akan menyerap semua yang ada di sekitarnya,” ucap Rafael.Razen segera mengikat kaki semua orang dengan tanaman, Yui juga melakukan hal yang sama dengan kekuatan Seiryu, rum

  • Crystal of Soul : Twins   Episode 139 Hati Nacht

    Elemen petir dari ketujuh orang itu membentuk seekor naga petir yang besar. Lebih besar dari naga hitam Nacht.“Sialan, kenapa tidak kuperhitungkan itu yang mereka panggil, tujuh elemen petir,” batin Nacht. Dia teringat terakhir kali hidupnya berakhir karena jurus yang sama. Naga petir yang dibuat oleh tujuh orang berelemen petir yang dikirim Raja Cahaya waktu itu, saat pertarungan terakhirnya.Naga petir itu menghancurkan naga hitam Nacht dengan cepat naga itu menghilang. Lalu Naga itu juga mengelilingi Nacht hingga di sekitarnya teraliri petir yang kuat. Nacht merasakan getaran dalam tubuhnya dan apa yang telah dia serap mulai keluar satu persatu.“Yuan sekarang!” teriak Raja Yuichi.“Baik,” jawab Yuan.

  • Crystal of Soul : Twins   Episode 138 Elemen Petir

    Cahaya itu mulai menghilang, bayangan seseorang yang berada di tengah ledakan terlihat. Dia masih hidup meskipun penuh dengan luka.“Yui, dia masih hidup. Aku sudah tidak punya tenaga lagi.” Yuan terduduk di tempatnya sekarang. Energinya telah habis tak tersisa, begitu pula dengan kembarannya.“Kita hanya bisa pasrah sekarang,” balas Yui yang tak tahu lagi harus berbuat apa. Dari tempatnya dia melihat tubuh Rafael di kejauhan, dia merasa sebentar lagi akan menyusulnya menemaninya di alam lain.Bukan hanya si kembar yang pasrah, yang lain juga hanya bisa menelan ludah, bagaimana mereka menghadapi satu orang saja masih belum bisa.“Bagaimana? siapa yang akan menolong kalian?”Nach

  • Crystal of Soul : Twins   Episode 137 Menghancurkan Nacht

    Yuan yang merasakan tubuhnya seharusnya terjatuh ke tanah tapi ada seseorang yang menahannya. Dia pun segera menoleh ke arah orang yang menahan tubuhnya itu.“Kak Razen!” seru Yuan melihat orang yang dikenalnya itu.Bukan hanya dia tapi ada Xavier dan Ernest yang datang ke tempatnya.“Jadi kita apakan orang ini?” tanya Xavier yang sudah ingin menguliti makhluk yang dia bangkitkan dengan darah Yuasa.“Tidak ada,” jawab Yuan, dia duduk dan dibantu Ernest untuk memulihkan diri. Pria itu memberikan ramuan kepada Yuan, dan dengan menurut dia meminumnya hingga habis.“Apa yang kau lakukan padaku! Lihat saja kalau aku terlepas kau akan menyesal,” ancam Nacht yang masih berusaha melepas

  • Crystal of Soul : Twins   Episode 136 Mencari Kelemaan Nacht

    Rafael tersenyum masam, takdir benar-benar mempermainkannya. Dia bahkan belum jatuh cinta dan hidupnya sudah harus berakhir. Dia juga belum sempat melihat dunianya kembali. Tapi tidak masalah, setidaknya gadis di depannya tidak mengalami rasa sakit yang kini dialami saat ini.“Bukankah seharusnya aku hidup denganmu, Yui,” lirih Rafael yang membuat Yui berhenti terisak.“Paman,”“Aku belum mau mati, jadi tenanglah, aku tidak mudah mati, benarkan,” lirih Rafael yang terus memandang gadis yang selalu menyusahkannya sekaligus mengisi hari-harinya selama ini.“Kenapa baru kusadari, berat rasanya melepaskan gadis ini,” batin Rafael.“Yui, boleh paman memelukmu?&rdquo

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status