Seperti biasanya Yuan membaca buku sambil berjalan. Rainsword yang melihat adiknya membaca buku sambil berjalan segera memeluknya karena di depan adiknya ada tangga dan dia bisa terjatuh karena tidak melihat.
“Kebiasaan, bagaimana kalau kakak tidak ada?”
“Bukankah kakak akan selalu ada untuk Yuan,” jawab Yuan yang tersenyum dan berterimakasih telah diselamatkan.
“Tidak selamanya kakak akan selalu ada, dengar Yuan minggu ini kakak akan berangkat ke akademi, jadi kakak akan berada jauh dari Yuan,” kata Rainsword.
Yuan menatap kakaknya lekat-lekat. “Kakak bohong ah.”
“Aku tidak berbohong.” Ekspresi serius di wajah kakaknya menjawab semuanya. Kali ini kakaknya serius, dia akan pergi.
“Kenapa baru bilang sekarang?” Yuan merajuk. Membayangkan tanpa kakaknya di Istana, sendirian tanpa ada seseorang yang akan menemani kesehariannya, yang melindunginya membuatnya sangat sedih. Tanpa sadar air mata mengalir dan segera diseka dengan tangannya.
“Maaf.” Rainsword memeluk adik satu-satunya yang sangat dia sayangi. Berat baginya meninggal Yuan. Dia tahu kali ini posisi Yuan sedang dalam keadaan yang tidak baik. Ayahnya menjauhi adiknya tanpa sebab yang jelas. Sementara keberadaan Yuan sendiri dirahasiakan. Seolah tidak boleh ada yang tahu siapa pangeran kedua. Kemanapun Yuan pergi dia selalu dikawal beberapa penjaga. Sudah seperti tahanan. Hanya paman Archilles yang bersikap baik kepada Yuan, dan mengajarinya beberapa seni beladiri. Archilles adalah pelatih beladiri Rainsword sekaligus melatih Yuan.
“Buku apa yang kamu baca?” Rainsword berusaha mengalikan pembicaraan.
“Buku tentang roh alam, Paman Archi memintaku membacanya,” jawab Yuan. Tidak seperti biasanya Yuan tidak ceria membicarakan buku yang dia baca.
“Apa ada sesuatu yang terjadi?” tanya Rainsword.
“Beberapa hari yang lalu, cermin di kamarku memperlihatkan bayangan aneh, bukan bayanganku yang terpantul tapi orang lain,” jawab Yuan.
Rainsword mencoba berpikir, tidak ada yang terpikir olehnya kecuali hantu. “Apa mungkin hantu?”
“Kurasa bukan, itu bukan hantu. Perasaanku mengatakan itu bukan hantu.” Yuan duduk memandang langit.
Rainsword ingin bertanya lebih lanjut namun ayahnya memanggilnya.
“Rain, kemarilah!” kata ayah Rainsword. Dia berdiri menunggu Rainsword mendatanginya.
“Pergilah kak, jangan membuat ayah marah,” kata Yuan. Yuan hanya bisa melihat kakaknya dan ayahnya berlalu dari hadapannya.
“Siapa gadis itu, dia bukan hantu,” ucapnya pelan.
Tak terasa seminggu adalah waktu yang cepat, Rainsword sudah berkemas untuk berangkat ke akademi.
“Yuan, jaga dirimu baik-baik, jangan membaca sambil berjalan ya dan berlatihlah dengan giat. Kakak sayang padamu,” kata Rainsword memeluk adiknya sebelum berangkat.
“Hati-hati kak,” jawab Yuan melepas pelukan Rainsword dan melambaikan tangan.
Archilles menepuk pundak Yuan dari belakang. “Masih ada Paman, Pangeran tidak perlu khawatir,”ucapnya.
Yuan menoleh dan tersenyum kepada Archilles.
Hari berikutnya, Archilles meminta Yuan mempraktikkan apa yang telah dia baca. Di dalam Istana Timur, Yuan berlatih bersama Archilles.
Yuan berdiri di dekat kolam, memusatkan pikirannya dengan memejamkan mata berusaha mencari dan merasakan roh alam. Suara air perlahan-lahan terdengar, saat berada dalam keadaan pencarian itu bayangan gadis dalam cermin itu muncul. Kali ini dia bisa melihatnya seutuhnya. Mereka bertemu dalam dimensi yang berbeda. “Siapa kamu?” tanya Yuan.
“Namaku Yui,” jawab gadis itu.
Mereka sama-sama mengulurkan tangan dan saling menyentuh.
“Namaku Yuan,” kata Yuan.
Saat tangan mereka sudah saling bertemu, sesuatu yang kuat menarik mereka berdua menjauh hingga pegangan tangan mereka terlepas.
“Yui!” teriak Yuan.
“Yuan!” teriak Yui.
Yuan kembali membuka matanya. Energi yang kuat tiba-tiba menyelimutinya bayangan sosok roh air terlihat jelas. Yuan segera bersiap untuk mengikat kontrak. Dia memegang tangan kirinya dengan tangan kanannya. Gelang penyimpanan bersinar terang.
“Wahai roh alam, dengarkan permintaanku. Patuhilah diriku sebagai majikan barumu. Undine Marina!”
Sebuah sosok berwarna biru seperti air masuk ke dalam kristal yang ada di gelangnya. Yuan berusaha menahan kekuatan yang begitu besar, hingga sosok itu sepenuhnya masuk dan energinya menghilang. Yuan yang baru pertama kali mengikat kontrak merasa lelah dan terduduk di tempatnya. Keringat bercucuran, dan napasnya memburu dengan cepat. Dia melihat warna salah satu kristal di gelangnya menjadi biru.
Archilles segera menanyakan keadaannnya.
“Pangeran Yuan, apa Anda baik-baik saja?”
“Ya, tidak apa-apa,” jawab Yuan.
Yuan berdiri dan mengucapkan mantra, “Wahai roh air dari roh alam yang terikat denganku, aku memanggilmu sebagai majikan barumu datanglah Marina!”
Sebuah lingkaran sihir muncul di depan tangan kanannya yang terulur ke depan. Lalu cahaya biru terang terlihat dan sekumpulan air mulai membentuk sebuah wujud. Sosok kecil seperti putri duyung, dengan sayap transparan biru dan wajah yang cantik. Ukurannya sebesar Tinkerbell, seukuran telapak tangan.
“Apa kamu Marina, Roh Air?” tanya Yuan melihat makhluk kecil yang sangat imut dan manis menurutnya.
"Ya, namaku Marina"
Suara Marina terdengar dalam kepala Yuan namun tidak ada suara yang keluar dari mulutnya.
"Saya menggunakan telepati, jadi cukup pikirkan saja apa yang Anda inginkan dan akan saya lakukan."
"Rupanya begitu, baiklah apa yang bisa kau lakukan?" ucapnya dalam hati.
"Tentu saja banyak, Saya bisa mengendalikan air, semua yang memiliki air dan terhubung dengan alam termasuk menyembuhkan dengan air," ucap Marina.
"Apa aku bisa meminjam kekuatanmu?"
"Tentu, sekarang ini Anda adalah majikan saya," ucap Marina di dalam benak Yuan.
Yuan mencoba kemampuan Marina, dia mencoba menaikkan air di dalam kolam dan mengendalikannya ke kanan dan ke kiri. Cukup mudah pikirnya. Lalu membagi air tersebut menjadi dua bagian. Saat mulai terbelah pengendalian air mulai melemah dan air kembali masuk ke kolam. Ternyata memang belum bisa stabil, harus banyak berlatih.
“Cukup, kita lanjutkan besok lagi,” kata Archilles.
Yuan mengembalikan Marina ke dalam gelangnya.
Yuan masih memikirkan gadis yang bernama Yui, siapa dia kenapa wajahnya sama denganku. Dia nyata dan bisa disentuh. Yuan melihat tangannya, masih terasa kehangatan tangan manusia dalam sentuhan. "Aku harus mencari tahu siapa dia sebenarnya," batinnya.
Setiap hari Yuan berlatih mengendalikan air, perlahan-lahan Yuan akhirnya mampu mengendalikan air, mengarahkannya ke kanan, ke kiri lalu ke atas dan ke bawah. Serta memerintah air untuk berputar serta menyerang. Tak terasa sudah hampir satu bulan berlatih mengendalikan air. Kali ini Yuan ingin mencoba menaiki air. Dia mengangkat air di bawah kakinya, perlahan-lahan air mulai naik dan Yuan berada di atasnya. Ketinggian air kini mencapai tiga meter, merasa puas dengan ketinggiannya, Yuan memerintahkan air untuk maju. Air setinggi tiga meter bergerak sesuai keinginan Yuan. “Berhasil,” ucapnya. Seketika itu juga pijakannya hilang dan dia terjatuh.
“Pangeran Yuan!” teriak Archilles yang tidak menyangka Yuan akan tergelincir dari ketinggian itu. “anda tidak apa-apa?”
“Tidak apa-apa,” kata Yuan yang kemudian berdiri.
Krak!
Yuan jatuh tersungkur dan menahan sakit di kakinya. Archilles dengan cepat memeriksanya.
“Kaki Anda patah,” kata Archilles.
Yuan hanya bisa tersenyum kecut, bagaimana bisa dia begitu ceroboh saat mengendalikan air hingga kaki patah.
Archilles mengikat kaki Yuasa dengan papan kemudian mengangkatnya, membawanya ke tempat pengobatan. Setelah dilakukan tindakan kaki Yuan diperban hingga lutut. Dia tidak diperbolehkan bergerak dengan kakinya hingga proses penyembuhannya selesai. Butuh waktu tiga bulan untuk bisa beraktivitas lagi.
Yuasa membawa Yui dan Light ke hutan Onyx. Mereka berdua tidak tahu siapa yang akan mereka temui. Namun yang Yui ketahui, dia bisa melatih pengguna kristal tanpa warna. Selama ini Yui belum pernah mendengar ada pengguna kristal tanpa warna. Biasanya mereka hanya akan dianggap tidak berguna karena tidak ada bedanya dengan manusia biasa. Memerlukan waktu kurang lebih enam jam perjalanan mereka telah sampai di hutan Onyx. Hutan itu terlihat seram, tapi kedua anak ini justru merasa tertantang masuk ke hutan Onyx. Mereka masuk ke dalam dan berjalan kurang lebih 45 menit dan tiba di sebuah rumah di tengah hutan. “Siapa yang mau tinggal di sini?” kata Yui. Yuasa hanya tersenyum saja, “nanti juga tahu.” Yuasa mengetuk pintu, d
Orang yang sangat mirip dengan Yui bertanya, “Siapa kamu?” “Namaku Yui,” jawabnya singkat. “Namaku Yuan,” kata orang yang mirip dengan Yui. Yui ingin memastikan sosok di depannya nyata jadi dia mengulurkan tangannya, ternyata dia juga sama mengulurkan tangannya. Tangan mereka saling bertemu, bersentuhan. Mereka saling merasakan kehadiran satu sama lain. Sesuatu yang utuh terasa ketika mereka bersama, seakan bertemu dengan belahan jiwa. Saat tangan mereka saling menggenggam, ada gaya tarik yang menarik keduanya menjauh. Energi yang begitu kuat sehingga mereka terpisah kembali. “Yuan,” teriak Yui. Berusaha meraih kembali tangan Yuan. “Yui,” teriak Yuan.
Mereka berusaha merapikan kembali semua kekacauan yang terjadi. Sebaik apapun yang mereka lakukan tidak bisa mengembalikan keadaan seperti semula. Beberapa goresan bekas cakar naga, perabot yang hancur juga tidak bisa dikembalikan lagi. Serapi apapun yang mereka lakukan ruangan tersebut masih terlihat berantakan karena banyaknya perabot yang rusak. Karena lelah mereka pergi tidur dan akan minta maaf besok pagi. Yui masuk ke kamar Rosaline dan Light bersama Yuasa. Keduanya langsung tertidur karena kelelahan. Malam sudah sangat larut saat Rafael pulang. Dia terkejut melihat rumahnya seperti kapal pecah. Semua sudah tidur tinggal Rosaline yang memang sengaja menunggu kedatangannya. Rosaline menceritakan semua yang terjadi. Dan Rafael hanya menghela napas panjang. “Sudahlah, Rosaline kau juga harus tidur. Istirahatlah
Yui dan Light hanya bisa diam melihat kakaknya pergi. Terutama Light yang merasa Rafael sangat keras dalam melatih dirinya. Sementara Yui, dia cukup kesal dengan cara latihan yang diberikan Rafael selama ini. Intinya mereka berdua tidak menyukai Rafael. “Baiklah kita berlatih lagi. Siapkan diri kalian aku tunggu di tempat biasa.” Rafael berjalan menuju padang rumput tempat latihan mereka. Yui dan Light mengambil peralatan yang diperlukan dan segera ke tempat latihan. Mereka tidak bersemangat. Saat tiba di tempat latihan Rafael seperti sedang meditasi. Mereka diam saja di tempat dan menunggu. “Apa yang kalian tunggu, lakukan latihan kalian,” kata Rafael. Light mulai membentuk bola petir di tangannya, dipadatkan dan semakin membesar. Yui meliha
Sementara di Kerajaan Silverstone, Yuan dengan bosan duduk bersandar di tempat tidurnya. Harus istirahat tiga bulan karena kaki patah. Diam-diam dia berbisik kepada roh air miliknya. “Marina.” Suara di dalam benaknya terdengar, “Ya Tuanku, ada yang bisa saya bantu?” “Kau bisa menyembuhkan?” tanya Yuan dalam benaknya. “Tentu, apa kau mau kesembuhan kakimu?” kata Marina dalam benak Yuan. “Dengan senang hati,” jawab Yuan. Cahaya biru keluar dari gelang Yuan. Lalu sosok Marina terlihat. Roh air tersebut segera menyembuhkan Yuan. Setelah sembuh Marina roh air Yuan terlihat memendam kata. “Apa ada yang ingin Kami katak
Sepanjang perjalanan menuju hutan, Diaz memperhatikan Yuan. Dia ingat betul gadis itu dengan pemuda ini sama. “Postur tubuh dan wajah yang sama, apa mungkin kembar?” gumam Diaz. Yuan yang merasa dicurigai, berpikir bagaimana menutupi kebohongannya. Untung saja kemarin dia tidak menggunakan nama aslinya. Danau di tengah hutan terlihat, warna biru kehijauan air danau terlihat indah. Mereka berhenti di tepi danau. “Biar kuperiksa,” Yuan menawarkan diri. Dia melepas bajunya dan hanya mengenakan celana pendek dan kaos dalam. Kulit putih Yuan terekspos, tidak ada luka sedikitpun. Yuan sengaja memperlihatkan kaki dan tangannya untuk menghilangkan kecurigaan Diaz. Yuan mengikat rambut panjangnya dan segera masuk ke dalam danau. “Marina,” ucap Yuan dalam benaknya.
“Apa maksudmu?” tanya Archilles kepada pemuda yang baru saja berubah wujud dari monster menjadi manusia kembali. “Maaf, perkenalkan namaku Razen, aku dari dunia bawah, kristal hitam elemen tanaman. Pasti Anda sudah mendengar tentang kehancuran dunia bawah. Sebagai pemilik kristal pengendali dunia bawah dari elemen tanaman, kehidupanku sangat sulit. Tanaman sudah tidak mau lagi tumbuh. Karena frustasi aku terkena kontaminasi, dan prosesnya sangat cepat. Hingga akhirnya dalam waktu tiga bulan, aku sepenuhnya berubah menjadi monster,” kata Razen menceritakan dirinya. “Lalu mengapa kau menyebutnya raja?” “Hanya satu orang yang bisa menghilangkan efek negatif kontaminasi, dia adalah raja kami.” jawab Razen. “Tuan Mudaku buk
“Siapa kalian?” tanya Yuan kepada orang-orang yang berada di depan kamarnya. “Kami pengawal Anda,” jawab salah satu dari mereka. “Pengawal? Siapa yang memerintahkan kalian?” tanya Yuan sekali lagi. Yuan yakin ayahnya lah yang menyuruh orang-orang ini, agar dia tidak pergi kemanapun. “Panglima Archilles,” jawab salah satu dari mereka. “Paman Archi? Jangan bercanda,” sahut Yuan. Dia masuk ke dalam kamar, mengambil jaket dan segera pergi. Ke enam pengawal tersebut segera mengikutinya. Kemanapun Yuan melangkah, mereka ikut. Hal itu membuat Yuan jengkel. “Apa-apaan ini? Apa sekarang aku tawanan?” kata Yuan dalam hati, dia benar-benar kesal.&nbs