Share

29. Perjalanan Ke Gunung Anala

Sang Senopati yang menyamar itu menghampiri Arya. Sesekali ia pastikan lagi apakah perhiasan di kepala, leher dan lengannya sudah ia tanggalkan. Juga simbol Astagina di pengikat rambut yang memang berbeda dengan yang digunakan oleh prajurit biasa. Tentu saja ia tak mengetahui bahwa Arya sudah mengetahui jati dirinya.

Arya sebisa mungkin bersikap biasa. Lagi pula ini adalah hal langka, seorang Senopati Astagina bersedia ia minta untuk menemani perjalanan ke Gunung Anala. Belum lagi selama penyamaran Sakuntala harus rela merendahkan dirinya. Arya sudah merencanakan untuk memanfaatkan kondisi ini.

“Ketua!” sapa Sakuntala. Di pundaknya sudah tergantung perbekalan untuk perjalanan ini dalam buntalan kain besar.

“Apa kau sudah siap, Sakuntala?” tanya Arya sambil mengikatkan perbekalan di pelana Aswabrama.

“Aku selalu siap, Ketua. Aku tinggal ikatkan perbekalan ini di kudaku,” jawab Sakuntala.

“Maaf ini mendadak, tapi aku tak punya pilihan selain mempercepat penguasaanku pada Cundhamani.
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status