Share

Cursed : Kutukan Kembar Tampan Season 1-2
Cursed : Kutukan Kembar Tampan Season 1-2
Penulis: Wiselovehope

S1: Terdampar

"Di manakah aku?"

Emily Stewart, 20 tahun, gadis Evermerika berambut pirang pendek dan bermata cokelat terang, terjaga di sebuah tempat yang masih asing baginya, di atas sebuah ranjang empuk. Tubuhnya terasa perih dan pedih, sulit untuk digerakkan. Matanya nanar menatap sekitar. Pertama-tama pandangannya masih kabur, namun berangsur-angsur segalanya menjadi makin nyata.

Seorang wanita setengah baya duduk di sisinya, berseragam pelayan ala kerajaan atau bangsawan dari masa lalu.

"Syukurlah Nona sudah sadar. Selamat datang di Puri Vagano." ucap wanita itu ramah, namun wajahnya tampak dingin.

"Mengapa aku bisa berada di sini?"

"Kau ditemukan terdampar di pantai oleh Tuan Muda kami. Berterimakasihlah kepadanya. Bila kau terlambat sedikit saja diselamatkan, mungkin kau sudah tiada." ia tersenyum, tapi tak terkesan hangat.

"Te, te, terima kasih."

"Namaku Hannah Miles, dan jangan berterima kasih kepadaku. Nanti kau juga akan bertemu dengan Tuan Muda Ocean Vagano. Beliau yang menemukanmu saat berkuda menyusuri pantai."

Emily samar-samar mulai teringat pada kejadian beberapa waktu silam. Ia sedang dalam perjalanan liburan bersama mahasiswi-mahasiswi lainnya, mengarungi lautan dengan kapal pesiar, bersenang-senang menghabiskan liburan semester genap. Tentunya itu semua sebelum bencana datang. Cuaca buruk dan badai tropis menghantam kapal kecil mereka di tengah lautan Evertika. Emily berusaha untuk bertahan memeluk tiang utama di geladak kapal yang sudah tak mampu berlayar menyelamatkan belasan penumpangnya di tengah pusaran angin maha dahsyat. Dimana akhirnya ombak besar memporakporandakan kapal mereka, menjatuhkan seisinya ke dalam laut, lalu tenggelam bersama serpihannya, sementara entahlah dengan nasib gadis-gadis malang lainnya.

Emily pun kehilangan segalanya, teman-teman dan harta benda, kecuali tubuh dan nyawanya yang masih beruntung bisa selamat.

"Aduh, orangtuaku pasti akan sangat cemas! Bolehkah aku meminjam telepon?" Emily berusaha untuk duduk dan bangkit dari ranjang, tapi sungguh masih terasa amat sukar baginya. Tubuhnya kaku dan masih begitu sakit, lelah tak bertenaga.

"Anda mengalami banyak luka, baru saja dokter pribadi keluarga Vagano mengobati Anda. Jadi sebaiknya tetap di sini dulu untuk sementara waktu hingga Nona pulih kembali. Tuan Muda Ocean sudah memastikan kebutuhan Anda terjamin selama berada di sini. Dan maaf, tidak ada telepon. Hanya beberapa bulan sekali kami berkomunikasi dengan dunia luar." Hannah sekali lagi tersenyum dingin. "Kami hanya mengisi suplai logistik dan melakukan perdagangan hasil kebun apel dan anggur Vagano ke dunia luar."

"Uh, jadi bagaimana caranya aku bisa memberitahukan kepada orangtuaku kalau aku selamat dan baik-baik saja?"

"Tanyakan saja nanti kepada Tuan Muda Ocean Vagano yang akan datang sebentar lagi untuk melihat keadaan Nona."

"Mestikah aku meminta telepon kepadanya?"

"Di sini tidak ada telepon, kau pikir kita ada di pusat dunia Ever? Kita ada di tengah lautan Evertika." Hannah berdiri.

"Well, aku harus pergi. Sebagai kepala pelayan di sini, aku sibuk sekali dan masih banyak hal lain."

"Uhh.." sepeninggal Hannah, Emily memegang kepalanya yang masih terasa pening. "Begitu beruntungnya sekaligus malangnya aku." ia mulai tersedu-sedu, menangisi nasibnya serta teman-temannya yang hilang.

"Kau tak perlu menangis lagi, Nona. Kau sudah selamat sekarang." suara seorang pria muda yang rendah dan ramah.

Emily menengadah.

"Ah, aku..." ia ingin menggosok-gosok matanya sendiri. 'Siapakah dia? Seperti seseorang dalam mimpi.'

Pemuda di sisi ranjang Emily mendekat. Tinggi, berambut cokelat panjang, bermata biru terang. Dan juga sangat tampan.

"Namaku Ocean Vagano. Senang bisa bertemu penduduk dunia luar pertama yang menjadi tamu kami setelah berpuluh tahun tak ada satupun pengunjung di sini."

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Kikiw
stelah berpuluh tahun? oow
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status