Episode 1 _Rumah Baru_
Hari ini, kita akan pindah.
Alasan kita pindah, supaya Kakakku, Rizky (Izzie). Tak nge-kost lagi dan bisa pulang pergi dari kampus ke rumah baru yang akan kita tinggali.Oh iya, sama lupa berkenalan.
Namaku, Phisella. Biasa di panggil Sella.Aku anak ke 2 dari 3 bersaudara.Nama Ayahku adalah Atmaja. Sedangkan Bunda, bernama Amanah. Atau, biasa di panggil Bu Ana.Aku kelas 2 SMK. Sedangkan Adik lelakiku bernama, Alvian (Ian) dan dia, kelas 1 SMP.
Kita terpaksa pindah sekolah, agar tak jauh dari rumah baru yang akan kita tempati.Sambil beres-beres. Kita memasukkan barang-barang ke dalam mobil.
Tiba-tiba, terdengar suara 'prak.' kaca.Tanpa sengaja, Bunda menjatuhkan foto yang akan dimasukkan kedalam mobil.Untungnya, tak pecah. Hanya menggores beberapa bagian kaca."Kenapa bisa jatuh, Bun?"
"E
Epiosde 2 _Buku Sihir Pemanggil Arwah_Terdengar suara langkah sepatu beriringan.Seperti, langkah kaki para tentara.Bukan hanya itu, suara lain pun terdengar.Seperti, suara perempuan yang menangis, ada pula yang tertawa.Eraman dan suara anak kecil tertawa sambil berlarian.Tapi, hanya suara saja yang terdengar.Walau, aku menutup wajah dengan selimut. Setidaknya, ada bayangan yang terlihat.Tapi, tak ada satu sosok pun yang menampakkan diri.Kamarku menjadi ramai, seperti pasar malam.Aku tak tahan lagi!Selimut pun aku lempar dan berlari keluar kamar.Aku mendatangi kamar Kak Izzie dan mengetuk pintu kamarnya dengan keras.Tak lama, Kakak keluar sambil menguap dan mengusap mata.Tangan kanan di jatuhkan.Dia kaget melihatku dan berbalik masuk tanpa berkata.Aku
Episode 3 _Perjanjian dengan penguasa gaib_Aku bingung dalam mencerna situasi ini.Sambil menghembus nafas, aku menggoyang tubuh Vita dan memaksa dia untuk memberitahu."Hm, baiklah. Kalau ada apa-apa denganku, Kamu yang tanggung!" ucap Vita jutek.Aku tersenyum sambil mengangguk.Terlihat dari pantulan kaca jendela, mereka menggoyangkan tangan, menyuruh Vita agar tak membuka mulut."pandherek elmi cemeng!" ucapnya singkat.Aku menarik tanganku perlahan sambil mengerutkan jidat.Aku rasa, ada arti yang begitu dalam dibalik kata-kata yang dia ucapkan. Tapi, aku tak mengerti arti dari kata tersebut!"Sel, Kamu berapa bersaudara?" tanya Vita mengalihkan pembicaraan."Tiga. Kak Izzie, Aku dan Ian," jelasku."Izzie? Ini bukan?" tanya Vita sambil memperlihatkan foto seorang perempuan dan Kak Izzie yang ada di ha
Episode 4 _Boneka Jerami_"Matur sembah nuwun sampun nyugengaken Dalem kaliyan Rencang-rencang Kula!" (Terima kasih telah menghidupkan Aku dan teman-temanku!) ucap Boneka yang berukuran paling besar dan mendekat sambil menunduk.Mereka tak ada yang berani mengusikku. Aku bingung dan tak lagi berteriak.Satu persatu mereka menunduk dan jongkok menduduki kaki kanan sambil sembah sungkem."Aaa ...." terdengar suara Bunda teriak.Aku melempar buku kearah mereka dan berlari keluar kamar.Aku berlari cepat menuruni anak tangga dan hampir saja terpeleset.Ada satu boneka jerami memegang pisau, seakan ingin mengarahkan pisau tersebut kearah Bunda yang terlentang sambil mundur.Bunda terus berteriak sambil menggelengkan kepala.Tangan kanannya disodorkan kearah boneka tersebut, mengasih kode, agar
Episode 5 _Tumbal Kebangkitan_Aku masuk kedalam rumah sambil mengendap.Aku terus meneriakkan, "Ian ...." Tapi, dia tak menjawab.Aku terus berjalan dan mencoba mendekati kamar Ian.Sontak, aku kaget. Melihat Ian yang tengah diikat diatas ranjang.Salah satu boneka jerami memegang buku dan membaca mantra.Setelah mantra selesai dibaca, mereka menengadahkan tangan sambil melihat kearah cermin."Nahsadewangsa, rawuha .... Dalem persembahkan putra punika!" (Nahsadewangsa, datanglah .... Aku persembahkan anak ini!) ucap si pemegang buku.Bumi bergetar, hawa panas menusuk dada.Cermin mendadak retak dan keluar sosok yang merangkak.Tanpa pikir panjang, aku mengambil kursi dan ku lemparkan kearah cermin."Prang ...." cermin pecah dan sosok tersebut hilang bersama kepingan cermin yang berserakan."Mau ngapain kalian? Jangan apa-apa
Episode 6 _Jerangkong_Entah dari kapan sosok tersebut ada didalam kamar.Tapi, bukan kamar juga.Aku tiba-tiba dipindahkan ke alam berbeda dan ada sosok lain yang mengenakan pakaian serba emas.Sosok itu pun melayang. Tapi, lebih rendah dari sosok wanita bertudung hitam.Dari kejauhan, muncul sosok tengkorak raksasa dengan cahaya kemerahan.Dia ingin menangkap seorang anak. Tak salah lagi, itu Ian."Ian ...." teriaku berlari dan mencoba mendekatinya."Mau kemana, anak manis?" tanya sosok perempuan berwarna kuning keemasan yang menghadangku."Siapa, Kamu?" teriaku bertanya."Aku? Aku Cempaka Juah," jawabnya tersenyum."Aku, Andini." ucap perempuan bertudung hitam yang melayang dibelakang Cempaka Juah."Aku tak bertanya padamu. Menga
Episode 7 _Sasi Ayudisa dan Kalung Wit Kendhari_"Sel-Sella .... Apa yang terjadi?" teriak Kak Izzie mendekat.Rupanya, Kak Izzie baru pulang.Dia kaget melihat keadaan rumah dan beberapa pasukan tengkorak yang di pimpin oleh perempuan pemegang sabit."Dia adalah, Mahawira Anantari. Atau dulu disebut, pemenggal kepala.Dia salah satu Panglima Nahsadewangsa yang pernah Nenek ceritakan." terang Siska yang berada dalam tubuh Ian."Aku tak tahu apa yang Engkau maksud. Tapi bisakah, Kita mengalahkan mereka?" teriaku bertanya."Aku masih belum mengerti dengan apa yang telah terjadi!" ucap Kak Izzie kebingungan."Baiklah, kalian akan aku perlihatkan tentang masa lalu Nenek.Jangan hawatir, hanya beberapa menit saja dan kalian bisa mengetahui apa yang telah terjadi." ucap Ian dan dia langsung ber
Episode 8 _Sasi Ayudisa dan Wit Kendhari_ Bagian 2Belum menutup mulut saat berteriak. Aku dihadapkan oleh seorang perempuan yang tersenyum memandangku.Tak bisa aku melihat sekitar selain perempuan itu dan kegelapan.Tapi, hawa disini begitu sejuk dan beraroma wangi.Aku menghirup udaranya dan pikiran ini langsung tenang.Sampai lupa, aku tidak berada ditempat yang semestinya."Siapa Kamu?" lirih ku bertanya."Akulah, Wit Kendhari. Mahluk yang bersemayam dalam kalung yang Kamu kenakan." ucapnya dengan bahasa halus sambil tersenyum."Kenapa Kau membawaku kemari?" tanyaku penasaran."Kamu sedang kesusahan. Aku akan mengajari Kamu cara mengeluarkan akar dan ranting dari tangan." jelasnya memejamkan mata sambil melebarkan senyum."Terima kasih karena mau mengajar
Episode 9 _Peperangan di Negeri Atas Awan_Kita sudah memasuki area kerajaan.Sembrani sudah mulai turun dan menginjakkan kakinya.Baru juga turun dari kuda, kita di sambut oleh perempuan cantik yang berlarian mendekati Pangeran Rama."Kenalkan, ini adalah Istri-istriku." ucapnya memperkenalkan istri-istrinya.Mereka memperkenalkan diri masing-masing.Lyli, Shany, Endang, Andina, Andini, Listya, Pratiwi, Ayuk, Suryani, Asti, Athaya, Erlita, Mentari, Cahya, Sacy, Sari, Ningsih, Halawa, Yanti, Sumarni, Purwanti, Purnawati, Erma, Faza, Wahyuni, Waruwu, Lestari, Lintang, Mitasasmita, Katikiana, Arum, dan Ratna."Banyak sekali .... Padahal, statusnya masih pangeran." gumamku dalam hati."Oh iya. Mana, Dirta?" tanya Pangeran pada para istrinya."Dirta, tak kembali. Aku mendengar dari Roso Tunggal, kalau Dirta dihadang dan di kalahkan.