Kita ketakutan melihat bayangan tersebut. Ada yg berpelukan, ada pula yang mencoba memejamkan mata.
Tapi ada juga yang masih terus menatap penasaran... Sosok apa yang sebenarnya mereka lihat.Dan.....Ternyata sosok tersebut....Adalah sosok pantulan bayangan dari Roy yang keluar dari pepohonan.Rupanya tidak ada yang tahu kalau Roy waktu itu pergi kearah pepohonan untuk biang air kecil.Bayangan yang tadinya kecil karna Roy memang jauh dan semakin membesar kala Roy mendekat kearah api unggun."Huuuuuhhhhhhhhh......" Riuh ramai suara bersorak. Mereka menyoraki Roy kala itu.Aku dan Indah hanya menggeleng-gelengkan kepala, karna anak ini selalu saja bikin ulah."Ting ting ting ting....."Terdengar suara Bu Atin memukul lonceng. Dan Bu Atin setengah berteriak berkata "Ayo anak-anak, sudah malam. Waktunya masuk ketenda kalian".Kita bergegas masuk kedalam tenda kemah k"Baik anak-anak.. apa sudah kumpul semua?" Tanya Bu Atin."Roy, Bu belum bangun." Ucap Jaka."Selain Roy sudah bangun semua kan? Kalau sudah, buat para cewek ayo ambil peralatan mandi kalian. Kita mandi lebih awal dari pada cowok." Terang Bu Atin."Napa gak bareng aja si Bu?" Ucap Jaka dan didukung sama anak-anak yang lainnya "iya benar..." "Ehm" "betul bu!""Jakaaaaa........" Ujar Bu Atin sambil memelototkan mata ke Jaka, "Udah yu!jangan didengerin. Ayo cepat... Cepat...."Anak cewek sudah berkumpul semua sambil membawa alat untuk mandi, seperti sabun, shampo, handuk dan lain sebagainya.Aku dan semua anak cewek bergegas pergi kesungai."Eh... Eh... Jaka, kamu mau kemana?" Ucap Pak Anto yang melihat Jaka memgendap-endap."Mau kencing Pak." Jawab Jaka."Alah.... Alasan saja kamu! Udah kamu duduk!""Hahahahaha" sontak semua anak cowok pun tertawa mendengar percaka
Ada 3 cewek tengah kesurupan.Kita mencoba mendekat dan melihat siapa yang tengah kesurupan.Ternyata yang kesurupan Santi, Ratna dan Ega.Keadaan menjadi panik, sedangkan para guru hanya berdiri mematung.Tuk anak cowok, malah berkemurun untuk memegangi Santi.Ega dan Ratna tidak ada yang memegangi mereka.Kebanyakan anak cewek menjerit.Mereka ketakutan."Hey... Kenapa kalian berebut memegangi Santi? Dibagi masih ada dua orang lagi." Ujar Pak Anto tapi mereka saling menunjuk satu sama lain."Dari pada kalian teriak-teriak gak karuan, mending kita pegangi Ega dan Ratna, takut nanti mereka mengamuk dan memukul kalian bagaimana?" Ujar Indah.Akhirnya para cewek pun ikut andil. Sebagian dari kita memegangi Ega dan sebagian lagi memegangi Ratna.Terlihat wajah sinis dari Dian yang memandang kearah cowok sambil berujar, "Dasar modus kalian..."Tak begitu lama,m
Indah masih tergeletak lemas...Tapi kita tidak bisa berbuat apa-apa, kita hanya memandangi tubuh Indah yang tergeletak ditanah.Terdengar suara tertawa dari arah pepohonan dan suara sepakan daun kering.Malam ini harusnya kami kedinginan tapi lain yang dirasakan.Hawa yang seharusnya dingin malam panas dan sesak saat bernafas.Pak Somad langsung berteriak suruh kami membaca ayat dan surat yang kami bisa sambil memohon perlindungan sama yang maha kuasa.Tak begitu lama keadaan kian normal kembali tapi kami masih terus membaca dan membaca sampai terdengar teriakan dari mulut Santi, "Panas... Panas... Panas...".Tak lama kemudian, Santi langsung tak lemas dan dia sadar.Kami dibantu sama siswa cowok, mereka mengangkat Santi dan menaruhnya didekat teman-teman kita yang habis kesurupan itu.Tak lama... Mereka sadar.Mereka yang sudah sadar pun akhirnya bertanya sebenarnya apa yang terjadi pada mere
Tidak terasa sudah 3 tahun aku bersekolah disini.Hari ini, adalah hari perpisahan dan Alhamdulillah semuanya lulus. Kecuali Santi dan Jaka, mereka putus sekolah ketika kelas 2.Santi hamil dan Jaka adalah orang yang bertanggung jawab atas kehamilannya.Mereka menikah diusia muda. Aku tak ingin berpisah dari Indah, namun harus bisa menerimanya, karna Indah tak bisa melanjutkan lagi kejenjang yang lebih tinggi, karna faktor ekonomi. "Ndah, bener kamu gak lanjut?" "Maaf Syah, aku gak bisa lanjut sekolah, karna aku mau bantu Ibu diwarung." "Tapi kapan-kapan, aku pasti maen ke warung kamu." "Iya Syah, yang sering ya?" "Maaf Ndah kalau sering, aku tidak bisa, karna SMA-ku dipesantren." "Yang penting, kamu sering ngabarin ya?" "Iya.. Ndah." Dalam tangis, kita berpelukan.Dari jauh, terlihat Wira menatap dan bersender ke tembok sekolah. Wajahnya se
Singkat cerita ketika saya bangun, saya kaget karna melihat jam sudah menunjukkan pukul 9 siang."Indah..." Teriak saya.Saat itu saya berani teriak karna saya tahu kalau dirumah gak ada orang tua Indah.Entah dari mana, dia pun datang dengan tergesa-gesa."Ada apa Syah? Kenapa kamu teriak-teriak?""Kenapa kamu gak bangunin saya Ndah? ini sudah jam berapa? bagaimana sholat shubuh saya?""Loh, kamu lupa? Kemarin sore kan kamu dapet!""Eh.., hehe maaf Ndah, saya lupa.""Gini, nih.., kalau di otaknya udah mikirin cowok.""Cowok siapa si Ndah?""Aa Wira hihihii.""Apaan si..?" Jawab saya dengan malu-malu." dah sana mandi, badanmu bau terasi." Ujar Indah sambil mengibas-kibaskan tangan kearah hidungnya."Ye... enak saja, biar begini-begini juga saya masih cantik tahu!""Ya, nona cantik... Biar cantik kalau tak mandi, nanti apa kata
Saya pun masuk dan bersiap-siap, tak lupa bawa oleh-oleh untuk Indah dan keluarganya.Seperti biasa saya diantar sama Pak Sukri.Mobil pun mulai dinyalahkan.baru keluar dari rumah, kita hampir menabrak orang.Tapi saya hanya melihat punggung orang tersebut. Lantas saya langsung keluar dan mau minta maaf sama dia.Saya nyamperin dia sambil memegang pundaknya dan bilang "Maaf mas, masnya gak apa-apa?"Dia berbalik sambil berucap "Ia Mbak saya gak apa-a.., Aisyah?". "Wira..?".Kami saling bertatapan."Syukurlah kamu sudah pulang Syah. Saya kangen banget sama kamu.""Maaf Wir, Saya buru-buru."Saya pun masuk lagi kedalam mobil. Kali ini saya duduk didepan."Ayo Pak jalan..."Pak Sukri hanya mengangguk dan melipat cermin yang mengarah kebelakang ditekuk keatas. Tapi saya gak bertanya, saya pikir mungkin karna saya didepan jadi cermin tersebut sengaja dia lipa
Nama saya, Indah Suci Pertiwi. Disini saya dikenal dengan sebutan Suci.Kala itu ada masalah dalam keluarga saya. (sudah dijelaskan dalam cerita BABI NGEPET dan CDDB 2 Part 7)Selang beberapa hari orang tua saya menjual rumah sama Pak Ustadz Amir, yang akan beliau kelola menjadi kontrakan.Uang yang didapat dari penjualan rumah akan digunakan untuk bisnis usaha di Jakarta.Saya dan keluarga pergi ke Jakarta, mencari kontrakan dan gerobak untuk berjualan ketoprak keliling.Waktu itu saya yang tamat SD tak melanjutakan sekolah, karna mau bantu-bantu orang tua.Alhamdulillah jualan kami laris. Ayah yang menangani pelanggan, Ibu membuat bumbu ketoprak, sedangkan saya menyuci piring atau menyiapkan bungkusan kalau pelanggan maunya dibungkus.Kita kembali ke cerita ketika kami mencari kontrakan.Mencari kontrakan bisa dibilang tidak begitu mudah. Dari pagi kami menelusuri dan bertanya kepada wa
Fajar pun kian menyingsing. Kita dibangunkan dari tidur dan menuju sungai terdekat untuk mandi.Kelompok cewek mandi lebih dulu...Saat itu kami mandi disungai. Tapi waktu itu Siska tidak ada, tidak tahu entah kemana dia pergi.Saya mencoba untuk menelisik lebih jauh lagi dan tiba-tiba Siska muncul didepan saya. Dia duduk diatas batu sambil main air.Setelahnya, hal aneh pun terjadi. Yang waktu itu penghuni yang ada disungai ini, bisa dibilang positif. Tapi tiba-tiba ada jadi negatif.Terlihat om wowo berlarian mengitari bibir sungai. Entah mengapa dia melakukan hal itu. Mungkin dia senang lihat kita mandi dan mencari jalan untuk sampai ketempat kita yang berada didalam air."Makanya om wowo, belajar berenang donk." Gumam saya dalam hati.Sedangkan pohon yang ada ditepi sungai kala itu saya lihat tidak ada apa-apa, tiba-tiba Mbak Kun muncul dan menampakkan sosoknya kepada salah satu dari kita.So