Malam di hari Ketiga (Pamali)
Di malam yang sama, sebelum mati lampu.
Wira nampak cemas dan menghawatirkan ketiga temannya, karena melanggar pantangan atau pamali.Padahal, Pak Hasan sudah memperingatkan kita."Kita main ke kontrakan cewek, yuk!" seru Roy mengajak teman-temannya."Yuk-yuk!" sambung Damar sambil mengangguk."Sudahlah, jangan ganggu cewek! Lagian dari siang hujan dan baru juga redah. Untungnya kita cepat-cepat pulang, kalau tidak, bisa kehujanan di tengah laut!" cletuk Wira."Wah .... Berarti gara-gara Roy, Kita cepat pulang!" teriak Adam sambil menepuk pundak Roy, yang membuatnya makin besar kepala.Wira menatap penuh kewaspadaan, terhadap tiga temannya.Dia takut, kalau Roy, Adam dan Damar membuat keanehan lagi."Dari pada buat yang aneh-aneh, bagaimana kalau Kita main kartu?" pinta Wira sambil menyodorkan kartu remi."Dapat daMalam di hari ketiga 2 (Rogo Sukmo)Wira tercengang, kala melihat Agniasari.Wira kaget, saat mendapati dirinya tak berada di tempat semestinya."Aku dimana?" tanya wira bergumam."Mundur, jangan ikut-ikutan!" seru seorang lelaki menarik mundur tubuhnya.Rupanya, dia Kang Hussein yang berdiri agak membongkon sambil memegang dada.Wira melihat kedepan. Dia memandang dan nampak jelas, kalau Ustazah Yayuk tengah mengadu kesaktian, melawan Ratu ular Agniasari.Sedangkan Kang Hussein, menghalau puluhan pasukan Agniasari yang mencoba ikut campur dalam pertarungan tersebut.Wira lari menjauh dan berdiri dari kejauhan, memandang pertarungan yang terjadi.Pikirannya sempat mengelak dan berpikir, kalau hal tersebut tak nyata.Tapi, m
Episode 2 (Asmara Tantra) Bagian satu.Di hari ke-empat setelah proses pembuangan mahluk yang di lakukan Kang Hussein, Aku dan yang lain mendekati beliau untuk berbincang."Eh, Kalian tidak tahu, kalau teman kalian tak sadarkan diri?" tanya Kang Hussein, membuat kita bingung dan saling menatap satu sama lain."Kita gak tahu, Kang!" jawabku heran."Ya sudah, kalian kembalilah dan temui mereka." pinta Kang Hussein.Kita bergegas pulang dan main ke kontrakan cowok.Saat kita masuk rumah, ada 3 orang tengah duduk di ruang tamu dan salah satunya, Ustazah Yayuk.Mereka bertiga menyambut kita dengan senyuman.Aisyah lari ke kamar, di susul kita dari belakang.Aisyah berdiam diri, menatap Wira yang tak sadarkan diri.Dikamar tersebut, mereka tidur berjejer.Linda mendekati Adam dan mencoba membangunkan dia. Tapi, hasilnya nihi
Episode 3 (Sruwet Abang) Bagian 1Sehabis salat Isya, kita kembali ke kontrakan cowok untuk menagih janji pada Pak Randa.Sesampainya di kontrakan, ada 3 orang.Pak Randa, Pak Saki dan Pak Kuwu. Mereka sedang asik ngopi sambil merokok."Pak, Ustazah sama Kang Hussein gak salat isya di musholla?" tanya Aisyah kepada mereka bertiga."Oh, mereka salat isya dirumah dan sambung peperangan." jawab Pak Kuwu membuat kita saling menatap bingung."Sudah, jangan di pikirkan! Mending, kalian duduk! Soalnya, Pak Randa mau memulai ceritanya." pinta Pak Saki dan kita pun duduk di kursi ruang tamu."Oh iya, sebelumnya ... Aku sudah menghubungi Dosen, untuk memberitahukan Keluarga Mas Wira dan yang lain, agar bisa kesini." jelas Pak Kuwu."Lah, kenapa Pak?" tanya Ledia."Setelah mereka sadar, kalian harus pulang!" jawab Pak Kuwu dengan tegas.
Episode 4 (Sruwet Abang) Bagian 2Pagi harinya, saat kita siap-siap berangkat mengerjakan proker, Pak Kuwu datang menghentikan kita dan bilang, kalau sudah tidak ada proker lagi.Tinggal menunggu keputusan dosen yang tak lama lagi, akan datang dan kita semua harus pulang.Jujur, kita kecewa.Karena masih betah berada disini. Tapi, kekecewaan langsung di tepis dan kita berlarian ke luar kontrakan, meninggalkan Pak Kuwu.Kita lari, menuju kontrakan cowok.Bukan untuk menunggu dosen datang. Tapi, mendengarkan cerita yang belum terselesaikan."Assalamualaikum ...." ucap Kita serempak, memasuki kontrakan."Walaikumsalam ..." jawab Pak Saki dan Pak Randa, menyambut kita dengan senyuman."Pak, lanjut cerita." pinta Ledia mendekati kedua bapak yang baru saja selesai sarapan."Lah, masih pagi. Kok, sudah mau mendengarkan cerita horo
Episode 5 (Asmara Tantra) Bagian 2Pukul 13.00, Pak Randa melanjutkan cerita.Tapi, kali ini dia minta imbalan, 1 bungkus rokok.Linda yang sangat berantusias dengan cerita Pak Randa, rela mengeluarkan uang dan menyuruh Ledia membelikan rokok untuk Pak Randa.Setelah mendapatkan 1 bungkus rokok, Pak Randa belum memulai ceritanya.Karena harus menunggu Pak Saki, yang sedang buang hajat.Tak lama, Pak Saki kembali dan cerita pun, dilanjutkan ....******************************Pak Hasan, menyuruh Ozie duduk di ruang tamu.Sedangkan dia, masuk ke kamar untuk mengambil sesuatu.Tak begitu lama, Pak Hasan keluar membawa secarik kertas."I-hih ...." (Ini ....) ucap Pak Hasan memberikan secarik kertas pada Ozie."Terima kasih, Paman." ucap Ozie, mengambil kertas tersebut.
Episode 6 (Wewe gombel)"Lah ... Kalau cerita mistis, Aku juga ada!" ucap Pak Nugroho.Mendengar perkataan itu, kita langsung berlari ke ruang tamu.Kita langsung duduk, tersenyum lebar."Lah, giliran ada orang mau cerita, Kalian ngumpul lagi." gumam Bu Rasti, kita jawab dengan tersenyum."Akhirnya, ada yang mau menggantikan Ku bercerita." ucap Pak Randa sambil menghisap rokok."Kalau boleh tahu, tentang apa?" tanya Pak Saki penasaran."Wewe gombel yang bernama, Rosse." jelas Pak Randa.Kita semua tertawa, mengira hanya candaan belaka.Dari nama Wewe nya saja aneh, mana mungkin ada Wewe bernama Rosse.Tapi ... Dari raut wajah Pak Nugroho, tampak serius."Eh, serius. Jadi, mau cerita gak?" tanyanya dengan tatapan kecewa."Iya, Pak. Mau ...
Episode 1 _Rumah Baru_Hari ini, kita akan pindah.Alasan kita pindah, supaya Kakakku, Rizky (Izzie). Tak nge-kost lagi dan bisa pulang pergi dari kampus ke rumah baru yang akan kita tinggali.Oh iya, sama lupa berkenalan.Namaku, Phisella. Biasa di panggil Sella.Aku anak ke 2 dari 3 bersaudara.Nama Ayahku adalah Atmaja. Sedangkan Bunda, bernama Amanah. Atau, biasa di panggil Bu Ana.Aku kelas 2 SMK. Sedangkan Adik lelakiku bernama, Alvian (Ian) dan dia, kelas 1 SMP.Kita terpaksa pindah sekolah, agar tak jauh dari rumah baru yang akan kita tempati.Sambil beres-beres. Kita memasukkan barang-barang ke dalam mobil.Tiba-tiba, terdengar suara 'prak.' kaca.Tanpa sengaja, Bunda menjatuhkan foto yang akan dimasukkan kedalam mobil.Untungnya, tak pecah. Hanya menggores beberapa bagian kaca."Kenapa bisa jatuh, Bun?""E
Epiosde 2 _Buku Sihir Pemanggil Arwah_Terdengar suara langkah sepatu beriringan.Seperti, langkah kaki para tentara.Bukan hanya itu, suara lain pun terdengar.Seperti, suara perempuan yang menangis, ada pula yang tertawa.Eraman dan suara anak kecil tertawa sambil berlarian.Tapi, hanya suara saja yang terdengar.Walau, aku menutup wajah dengan selimut. Setidaknya, ada bayangan yang terlihat.Tapi, tak ada satu sosok pun yang menampakkan diri.Kamarku menjadi ramai, seperti pasar malam.Aku tak tahan lagi!Selimut pun aku lempar dan berlari keluar kamar.Aku mendatangi kamar Kak Izzie dan mengetuk pintu kamarnya dengan keras.Tak lama, Kakak keluar sambil menguap dan mengusap mata.Tangan kanan di jatuhkan.Dia kaget melihatku dan berbalik masuk tanpa berkata.Aku