Home / Romansa / DENDAM DAN CINTA KING MAFIA / 2.Stillbirth ( Kelahiran Mati )

Share

2.Stillbirth ( Kelahiran Mati )

Author: Rika Jhon
last update Last Updated: 2023-07-11 16:19:12

Albern melangkahkan kakinya keluar, tetapi seorang suster memanggilnya.

"Tuan, tunggu!" panggil suster tersebut.

Albern langsung menghentikan langkahnya, dan menatap suster yang memanggilnya itu.

"Ada apa?!" tanya Albern dengan ketus dan dingin.

"Maaf, Tuan. Anda dipanggil oleh Dokter yang sedang menangani istri Tuan," ucap sang suster.

Suster tersebut mengira bahwa Albern adalah suami Harnum. Albern mengernyitkan keningnya mendengar ucapan sang suster.

"Wanita itu bukan i—" ucapan Albern terpotong.

"Maaf, Tuan. Tolong segera menghadap Dokter karena ini darurat," ucap suster tersebut yang memotong ucapan Albern.

Albern tidak melanjutkan ucapannya. Ia mengikuti suster itu dari belakang. Mereka langsung masuk ke dalam ruangan IGD.

"Dok, ini suami pasien," ucap sang suster.

"Baik, Sus, terima kasih," sahut sang dokter.

"Ada apa?!" tanya Albern dengan ketus.

"Maaf, Tuan. Kondisi istri Anda sangat kritis. Pasien telah kehilangan banyak darah, dan kondisi janin di dalam kandungannya sudah sangat kritis," ucap dokter tersebut.

"Lalu?" jawab Albern.

"Istri Anda harus segera di operasi untuk menyelamatkan nyawanya dan juga nyawa bayinya."

"Aku tidak peduli. Dia akan mati bersama bayi di dalam kandungannya itu, itu bukan urusanku! Jadi, itu terserah padamu apa yang akan kau lakukan padanya!"

Deg!

Dokter tersebut merasa sangat syok mendengar ucapan Albern. Ia merasa heran dan aneh, mengapa seorang suami begitu tega berkata sedemikian rupa pada istri dan anaknya yang sedang kritis dan skarat. Itu lah yang ada dalam benak sang dokter karena ia mengira bahwa Albern adalah suami Harnum.

Setelah mengatakan itu, Albern berlalu pergi. Ia langsung keluar dari ruangan IGD tersebut.

'Seharusnya tadi aku bunuh saja wanita sialan itu. Dia menyusahkanku saja, huh! Tapi ... jika aku membunuhnya maka aku tidak akan bisa menyiksanya. Aahh ... jika seperti ini bearti wanita sialan itu harus tetap hidup,' batin Albern.

Albern tiba-tiba membalikkan tubuhnya. Ia kembali masuk ke dalam ruangan IGD.

"Dok, lakukan yang terbaik untuknya!" ucap Albern dengan tegas.

Dokter yang bernama Rehan itu merasa terkejut mendengar ucapan Albern yang tiba-tiba berubah pikiran. Namun, ia merasa senang, setidaknya suami kejam itu masih memiliki hati nurani. Itulah yang ada di dalam benak sang dokter.

"Baik, Tuan. Kami akan segera melakukan operasi caesar. Karena hanya itu jalan satu-satunya," ucap sang dokter.

"Hmm ...." Albern hanya berdehem.

Dokter Rehan langsung mempersiapkan perlengkapan untuk melakukan operasi caesar. Albern dimintai untuk menanda tangani surat persetujuan operasi caesar tersebut karena ia dianggap sebagai suami Harnum.

Albern langsung membubuhkan tanda tangannya. Setelah itu, ia langsung keluar dari ruangan tersebut. Sementara Dokter Rehan dan para timnya segera mempersiapkan perlengkapan operasi caesar.

***

Tubuh Harnum langsung dibawa menuju ruangan operasi karena kondisinya dan kandungannya sudah sangat kritis. Maka tim medis mempercepat proses operasinya sedangkan Albern berdiri menatap kepergian Harnum yang dibawa ke ruangan operasi. Tanpa ia sadari, kakinya melangkah mengikuti tim medis.

"Tuan, silakan ikut masuk untuk menemani operasi pada istri Anda," ucap Dokter Rehan.

Albern tidak menjawab, tetapi ia mengikuti Dokter Rehan. Albern memperhatikan semua yang para dokter laki-laki itu lakukan. Ia mengernyitkan keningnya ketika melihat dokter yang akan melakukan operasi caesar itu adalah dokter laki-laki semua.

"Tunggu ...!" teriak Albern.

"Ya, Tuan, ada apa?" tanya Dokter Rehan.

"Mengapa dokter yang akan melakukan operasi ini merupakan dokter laki-laki semua?" tanya Albern.

Dokter Rehan dan dokter yang lainnya saling bertatapan. mereka merasa terkejut karena baru kali ini mereka diprotes oleh keluarga pasien.

"Ya, Tuan. karena kami semua merupakan dokter pilihan untuk melakukan operasi caesar. Apalagi ini merupakan hal yang darurat. Jadi, kami tidak memiliki banyak waktu lagi," Dokter Rehan memberikan penjelasan.

"Tidak! Aku tidak mengizinkan dokter laki-laki yang melakukan operasi pada perempuan itu. Aku mengizinkan hanya fokter wanita yang menanganinya! Otak kalian memang mesum, ingin memeriksa pasien wanita karena kalian bisa bebas melihat alat vitalnya, begitu?!" ucap Albern dengan sarkas.

Ucapan Albern tersebut tentu saja sangat membuat syok para dokter. Karena baru kali ini mereka dituduh seperti itu oleh orang lain.

"Maaf, Tuan, tapi kami tim medis atau para dokter tidak ada berpikiran seperti itu. Karena kami sudah memiliki sumpah. Kami bukannya ingin mencari kesempatan dalam kesempitan. Kami melakukan tugas kami sesuai prosedur. Kami—" ucap Dokter Rehan, tetapi ucapannya tersebut langsung dipotong oleh Albern.

"Cukup! Aku tidak mau mendengar pembelaan diri darimu atau dari kalian semua. Aku hanya mengizinkan dokter wanita yang menanganinya. Jika tidak, lebih baik tidak usah dilakukan operasi!" ucap Albern dengan tegas.

Dokter Rehan dan para dokter yang lainnya kembali dibuat syok oleh ucapan Albern. Akhirnya, mereka mengalah demi keselamatan Harnum dan bayinya.

Dokter Rehan langsung menghubungi para dokter wanita untuk menggantikan tugasnya dan tugas dokter laki-laki yang lainnya. Setelah itu, para dokter laki-laki tadi keluar dan diganti dengan para dokter wanita.

Para dokter wanita itu langsung bergegas melakukan operasi caesar pada Harnum, sedangkan Albern, ia hanya berdiri di samping kepala Harnum sambil bersedekap dada.

Sesekali matanya memperhatikan wajah Harnum, dan sesekali juga ia memperhatikan para dokter yang sedang sibuk melakukan operasi di bagian perut Harnum.

Tidak berapa lama kemudian, operasi caesar itu telah selesai. Seorang suster wanita yang menggendong bayi mungil tersebut langsung mendekati Dokter Helda, yaitu dokter yang bertugas penuh pada proses operasi tersebut.

"Dok, bayinya—" ucap sang Suster.

Dokter Helda langsung melihat ke arah sang bayi perempuan mungil dan sangat cantik itu. Mata Dokter Helda berkaca-kaca menatap sang bayi.

"Tuan, bayi Anda meninggal dunia. Bayi Anda mengalami stillbirth, yaitu kematian pada janin di dalam kandungan yang usia kandungannya sudah lebih dari 37 minggu, dan ini terjadi pada bayi Anda. Karena istri Anda mengalami pendarahan hebat, dan istri Anda mengalami kontraksi yang lama, tetapi tidak segera dilakukan tindakan medis."

Dokter Helda menghela napasnya sejenak, kemudian ia kembali melanjutkan ucapannya.

"Sehingga pendarahan berat yang terjadi di trimester akhir yang mengakibatkan janin mati dalam kandungan. Itu semua terjadi karena plasenta sudah mulai terpisah atau meluruh dari rahim sebelum memasuki masa persalinan. Kondisi ini disebut abrupsi plasenta atau placental abruption," sambungnya memberi penjelasan pada Albern.

Albern bergeming. Matanya hanya menatap pada bayi mungil tersebut yang tidak bergerak sedikitpun juga. Tiba-tiba mata Albern mengembun. Ia memejamkan mata dan menarik napas yang terasa sesak.

"Lakukan yang terbaik pada perempuan ini dan bayinya. Aku serahkan semuanya padamu, Dok! Nanti ada orang suruhanku yang akan ke sini untuk mengurus semuanya karena aku akan pergi dalam beberapa waktu."

Setelah mengatakan itu, Albern berlalu pergi meninggalkan ruangan operasi. Harnum yang masih tidak sadarkan diri itu belum mengetahui apa yang telah terjadi pada bayinya.

'Baguslah jika bayinya mati, untuk menggantikan nyawa keponakanku,' batin Albern.

TO BE CONTINUED

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • DENDAM DAN CINTA KING MAFIA   90.Ex of Mafia

    Tanpa terasa, kini twins A sudah berusia 4 tahun. Dan pada saat itu di mansion AB sedang mengadakan pesta ulang tahun twins A yang ke 4.Perayaan ulang tahun yang sangat meriah itu begitu terasa. Apalagi semua keluarga para tangan kanan Albern hadir di sana. Willy, Rully, George, dan Neil, bersama istri dan anak mereka ikut menghadiri pesta tersebut.Anak-anak mereka yang berusia tidak jauh beda dengan twins A, kini sedang berlari-larian bersama twins A. Nora dan Nancy pun juga sudah memiliki anak berusia 3 tahun yang berjenis kelamin perempuan.Kebahagiaan makin terpancar di wajah semuanya. Mereka selalu kompak dan saling mendukung satu sama lain itu, menjadi kelebihan yang dimiliki oleh mereka.“Happy birthday twins A, Ardam Barnard dan Aveline Barnard, cucu-cucu oma. Tak terasa, ya, usia kalian sudah 4 tahun. Kalian semakin cantik dan tampan,” ucap Mama Marsha.“Ardam tampan seperti Daddy, dan adik Aveline cantik seperti Mommy,” ujar Ardam.Semua orang tertawa mendengarnya. Ardam m

  • DENDAM DAN CINTA KING MAFIA   89.Twins Baby

    Albern meneguk ludahnya dengan susah payah. Wajahnya memucat karena dia merasa panik. Dan dia justru berlari ke sana kemari karena otaknya tiba-tiba buntu.Harnum yang melihatnya merasa kesal. “By, apa yang kau lakukan? Mengapa kau malah lari ke sana ke mari. Perutku sakit, By, aku kontraksi,” ujarnya.“Ah, iya, Sayang. A-aku … aku … aduh, bagaimana ini? Sayang, maafkan aku karena aku telah membuatmu seperti ini. Kau pasti merasa pusing ‘kan karena ucapanku tadi sehingga membuatmu tidak nyaman dan banyak pikiran dan mengakibatkan kau merasa kesakitan di perutmu, lalu kontraksi.” Albern berbicara panjang tanpa jeda.Wajah Harnum meringis menahan sakit yang tiada tara. ”T-tidak begitu, By. Ah … mungkin ini memang sudah waktunya. Karena aku memang sudah hamil 9 bulan. Jadi, aku kontraksi.”“Aduh, By, ah … tolong panggilkan Bibi dan para asisten … bukan … ah maksudku panggil ketua pelayan di mansion ini.”Albern yang sedang panik itu sudah tidak mengingat lagi siapa nama ketua pelayannya,

  • DENDAM DAN CINTA KING MAFIA   88.Pindah Rumah

    Sementara itu di dalam kamar tamu, tepatnya di kamar pasangan George dan Nora. Malam itu Nora terlihat selalu murung. George sedari tadi memperhatikannya.Nora membelakangi George. Dia sudah menggunakan selimut. George yang awalnya sedang sibuk di layar laptop, kini dia menghentikan kegiatannya tersebut karena dia merasa bahwa sang istri sedang banyak pikiran.Lalu, ia langsung menghampirinya. George ikut merebahkan tubuhnya dan dia memeluk sang istri dari belakang. Tangan kanannya membelai-belai kepala Nora, sedangkan tangan kirinya mengelus-elus perut Nora.Dia sangat tahu bahwa Nora sedang memikirkan tentang dirinya yang belum mengandung. Apalagi Nora melihat Jennifer dan Monica yang sudah melahirkan, yang sudah memiliki anak, serta Harnum yang tengah mengandung.“Kau sudah mendengarkan ucapan Nona Harnum, lalu mengapa kau masih melamun dan memikirkan tentang itu, hmm?” George mencium pipi Nora, kemudian beralih ke telinganya dan menggigitinya.“Lepaskan, Sayang, aku sedang tidak i

  • DENDAM DAN CINTA KING MAFIA   87.Monica Melahirkan

    Malam itu pun juga Monica langsung dibawa ke rumah sakit dan langsung ditangani oleh tim medis.Monica melahirkan secara normal, sama halnya seperti Jennifer waktu itu. Karena mereka ingin merasakan menjadi seorang ibu seutuhnya sehingga mereka berusaha dan berjuang melahirkan tanpa operasi.Sebenarnya Rully dan kedua orang tuanya menyarankan agar dia di operasi caesar saja, tetapi Monica tidak mau. Dia benar-benar berusaha dan berjuang melahirkan secara normal.Tangisan bayi kini menggema di dalam ruangan persalinan. Bayi Monica dan Rully itu berjenis kelamin laki-laki. Pancaran kebahagiaan kian terpancar di wajah Rully dan Monica. Mereka benar-benar merasa sangat bahagia atas kelahiran putra pertamanya tersebut.Bayi laki-laki itu diberi nama Rafael Morgan. Harnum tiada henti memandang baby Rafael tersebut. Rasanya dia pun ingin segera melahirkan kala itu juga.Begitu pula dengan Nora dan Nancy, keduanya nampak ikut berbahagia menyambut kelahiran baby Rafael. Nora dan Nancy yang bel

  • DENDAM DAN CINTA KING MAFIA   86.Keputusan Berat

    Semuanya saling berpandangan ketika mereka melihat Harnum yang tengah merajuk. Bibirnya terlihat memberengut. Perasaan wanita yang sedang hamil benar-benar sangat sensitif sekali, tidak bisa salah sedikit akan mengenai hatinya.Albern merayunya agar tidak marah lagi, sedangkan kedua pasang suami istri itu bergegas keluar ketika melihat suasana yang semakin menegangkan. Mereka turun ke lantai bawah dan menuju ke gazebo di belakang mansion. Kini, mereka berempat duduk di sana. Sementara Albern tengah sibuk merayu dan membujuk Harnum. “Sayangku, mengapa kau marah? Kami tadi tidak bermaksud membuatmu bersedih.”“Aku tadi sedang berbicara membahas Neil dan George, tetapi kalian malah saling berpandangan seperti itu. Apa maksud kalian? Kau juga samanya. Aku membencimu!” Harnum masih saja marah pada Albern. “Sudah, sana pergi! Aku ingin sendiri.” Harnum pun langsung merebahkan tubuhnya di atas ranjang dan menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut.Albern yang melihat itu bertambah pusing. “

  • DENDAM DAN CINTA KING MAFIA   85.Menemukan Nora

    George bergegas keluar dari mobil. Dia berlari kencang ke arah dermaga. George langsung memeluk tubuh seseorang yang dia anggap adalah Nora.“Nora, Sayang, akhirnya aku menemukanmu.” George semakin mengeratkan pelukannya.Sementara perempuan yang dipeluk tersebut berusaha sekuat tenaga melepaskan pelukan George. “Tuan, tolong lepaskan, saya bukan Nora.”Deg!Deg!Jantung George berdetak semakin cepat dan bertalu-talu. Dia melepaskan pelukannya dan menatap wajah perempuan tersebut yang ternyata memang bukan Nora.“M-maaf, aku salah orang. Aku kira kau istriku karena postur tubuhmu sama persis,” ujar George.Dia melangkah dengan lunglai meninggalkan bandara. Air mata semakin deras membasahi pipinya. Langkah kakinya berjalan tanpa arah. Neil dan Nancy yang melihatnya ikut meneteskan air mata.Lalu, mereka menuntun George untuk duduk di sebuah bangku yang terletak di pinggir pantai. Di pantai tersebut terdapat banyak penginapan.“George, ayo, kita ke penginapan saja agar kau bisa beristir

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status