Home / Romansa / DENDAM DAN CINTA KING MAFIA / 3.Addison Gevariel Barnard

Share

3.Addison Gevariel Barnard

Author: Rika Jhon
last update Last Updated: 2023-07-11 17:34:54

Albern benar-benar keluar dari ruangan operasi tersebut dan langsung pergi menuju ke suatu tempat.

"Dok, apa yang harus kita lakukan?" tanya sang suster.

"Sesuai perintah Tuan tadi bahwa kita harus melakukan yang terbaik pada istrinya dan bayinya," jawab Dokter Helda.

Setelah itu, tim medis yang menangani Harnum langsung mengurus Harnum dan mayat bayinya untuk segera dimakamkan.

Setelah operasi caesar dan pemberian anestesi umum maupun regional dihentikan, lalu tubuh Harnum dibawa menuju recovery room atau ruang pemulihan yang disebut juga dengan Post Anesthesia Care Unit ( PACU ).

Harnum berada di ruangan pemulihan tersebut selama 60 menit. Setelah itu, ia dipindahkan ke ruang perawatan atau ruang intensif.

Sementara Albern, laki-laki itu sudah pergi dari rumah sakit. Ia membawa mobilnya menuju ke sebuah pemakaman umum. Albern mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi. Terkadang ia terlihat sedang menyusut air matanya yang terus saja berjatuhan membanjiri pipinya.

Tidak butuh waktu yang lama, Albern sudah sampai di pemakaman umum yang ia tuju. Ia bergegas turun dari mobilnya dan langsung berlari ke sebuah makam yang di atas batu nisannya tertera nama Ameralda Barnard.

Albern langsung menjatuhkan dirinya di hadapan makam tersebut. Ia menekuk lututnya sembari memeluk batu nisan itu.

"Kakak, aku sudah membalaskan dendammu. Aku sudah berhasil membunuh Reno, laki-laki yang telah menyakitimu dan mengkhianatimu. Dia tega meninggalkanmu yang sedang hamil tua sehingga membuatmu mati bunuh diri setelah melahirkan bayi perempuanmu yang mungil dan cantik sepertimu itu."

"Tetapi bayimu juga ikut meninggal setelah kau tiada. Dan Reno lebih memilih wanita jalang itu, tetapi kau tenang saja, Kak. Karena wanita sialan itu telah kehilangan suaminya dan juga bayinya. Dia merasakan apa yang kau rasakan, Kak. Dan aku akan menyiksa hidupnya! Nyawanya sekarang berada dalam genggamanku," ucap Albern yang berbicara pada makam sang kakak.

Albern terus bersimpuh di pusara sang kakak. Hingga akhirnya ada seseorang yang datang dan memanggil namanya.

"Albern!" panggil seseorang tersebut.

Albern langsung menoleh dan melihat siapa yang memanggil namanya.

"Monica," gumam Albern dengan lirih.

"Baby, aku mencarimu di mansion, tetapi kau tidak ada. Dan aku sudah menduga jika kau berada di makam Kak Ameralda. Maka dari itu aku menyusulmu kemari," ujar Monica.

"Ada apa kau mencariku? Jika tidak penting, lebih baik kau pergi dan jangan pernah menggangguku lagi!" kata Albern dengan tegas.

"Baby, aku sangat merindukanmu. Setelah kepulanganmu dari Itali, kau tidak pernah menemuiku di sini, mengapa?"

"Aku sangat sibuk! Pulanglah dan jangan menggangguku lagi!"

Akan tetapi, Monica tidak menghiraukan ucapan Albern. Wanita yang berpakaian minim dan seksi itu justru melangkah mendekati Albern. Ia ingin menyentuh bibir Albern menggunakan bibirnya, tetapi Albern langsung mendorong tubuh Monica.

"Jaga batasanmu, Monic! Sudah berulang kali aku katakan dan aku peringatkan padamu, jangan berani-beraninya kau menodai bibirku. Aku sangat membencinya!"

"Baby, aku sangat merindukanmu dan sangat ingin melepas rindu padamu."

"Monica, pulanglah! Dan ingat! Bahwa kita tidak pernah memiliki hubungan spesial. Hubungan kita hanya sebatas teman, tidak lebih! Are you understand!"

Monica seketika terdiam ketika Albern mengatakan hal tersebut.

"Tapi aku sangat mencintaimu, Albern! Mengapa kau tidak pernah mau mengerti tentang diriku dan perasaanku?" sahut Monica kemudian.

Albern memejamkan matanya dan kedua tangannya sudah mengepal. Ia sangat geram dengan Monica yang tidak tahu malu itu.

"Monica, kau tentu tahu bagaimana karakterku. Jadi, jangan memancing emosiku!"

"Baiklah, aku pergi, tetapi nanti aku akan kembali ke mansion."

Setelah mengatakan itu, Monica bergegas pergi meninggalkan Albern seorang diri. Albern menatap tajam kepergian Monica.

'Aku sangat membenci yang namanya pengkhianatan. Cukup kakakku saja yang menjadi korban pengkhianatan. Monica, kau pun sama telah berkhianat pada Robbin, sahabatku. Dan kau justru ingin menjadi bagian dalam hidupku. Dasar wanita ular kau, Monic!' batin Albern.

Setelah itu, Albern pun bergegas pergi meninggalkan pemakaman. Ia menuju sebuah tempat untuk menenangkan pikirannya.

'Aku butuh ketenangan. lebih baik aku beristirahat di paviliun yang berada di rumah tua milikku yang tersembunyi di hutan,' batin Albern.

Lalu, dia melajukan mobilnya menuju hutan yang jauh dari pemukiman penduduk. Di hutan tersebut terdapat rumah tua milik Albern. Dan di belakang rumah tua itu ada paviliun tempatnya beristirahat dan menenangkan pikiran.

Di rumah tua dan paviliun itu ada sepasang suami istri yang mengurusnya yang bernama Mira dan Toni. Mereka merupakan orang tua angkat Albern yang telah mengurusnya dan dan sang kakak sejak bayi. Dikarenakan kedua orang tuanya tidak memiliki waktu luang untuk mengurus mereka berdua.

"Tuan, Anda pulang?" tanya Bu Mira—pelayan setia sekaligus ibu angkat Albern.

"Iya, Bu. Aku ingin istirahat di paviliun," jawab Albern.

"Baik, Tuan. Saya siapkan air hangat dulu untuk Tuan mandi."

"Bu, sudah berulang kali aku katakan jangan memanggilku Tuan, panggil saja namaku, Albern!"

"Maaf, Tuan, saya tidak bisa melakukannya karena walau bagaimanapun juga, Anda adalah majikan saya. Sangat tidak sopan rasanya jika saya hanya memanggil nama."

"Tapi aku ini adalah anakmu dan kau adalah ibuku. Walaupun kita hanya anak dan Ibu angkat, tapi kita tetap keluarga."

Bu Mira hanya menundukkan wajah. Ia tidak bisa berbuat apa-apa jika Albern sudah berkata seperti itu.

Bu Mira dan sang suami sudah mengabdi selama puluhan tahun kepada keluarga Addison Gevariel Barnard yang merupakan ayah dari Albern Barnard dan Ameralda Barnard.

Addison Gevariel Barnard merupakan orang Inggris yang merupakan keturunan bangsawan. Namun, ia tidak mendapatkan keadilan dari keluarganya sehingga ia memilih pergi dan menetap di Italia dan menjadi seorang mafia terkenal dan sangat disegani.

Saat Addison Gevariel Barnard masih muda dan sedang melakukan perjalanan bisnis ke Negara Indonesia, ia bertemu dengan Miranda, gadis asli Indonesia yang sangat cantik dan lembut sehingga membuatnya jatuh cinta dan menikahinya. Hingga akhirnya, mereka memiliki dua orang anak, yaitu Ameralda dan Albern.

"Tuan, air hangatnya sudah saya siapkan. Silakan mandi," ujar Bu Mira.

Albern beranjak dan menuju kamarnya untuk menuju kamar mandi. Ia membuka seluruh pakaiannya sehingga menampakkan otot-otot tubuh yang sangat sempurna.

Albern masuk ke dalam bath tub dan berendam. Ia memejamkan matanya untuk menenangkan pikiran yang sedang kacau, tetapi ketika Albern tengah memejamkan mata, tiba-tiba ia membuka matanya dan memukul air di bath tub.

'Sial! Mengapa di saat aku sedang menenangkan pikiranku, wajah wanita jalang itu justru muncul dalam ingatanku. Aaahhhh ... jika seperti ini aku tidak bisa menenangkan pikiranku! Awas kau wanita jalang, akan aku siksa kau!' Albern mengumpat di dalam hati.

TO BE CONTINUED

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • DENDAM DAN CINTA KING MAFIA   90.Ex of Mafia

    Tanpa terasa, kini twins A sudah berusia 4 tahun. Dan pada saat itu di mansion AB sedang mengadakan pesta ulang tahun twins A yang ke 4.Perayaan ulang tahun yang sangat meriah itu begitu terasa. Apalagi semua keluarga para tangan kanan Albern hadir di sana. Willy, Rully, George, dan Neil, bersama istri dan anak mereka ikut menghadiri pesta tersebut.Anak-anak mereka yang berusia tidak jauh beda dengan twins A, kini sedang berlari-larian bersama twins A. Nora dan Nancy pun juga sudah memiliki anak berusia 3 tahun yang berjenis kelamin perempuan.Kebahagiaan makin terpancar di wajah semuanya. Mereka selalu kompak dan saling mendukung satu sama lain itu, menjadi kelebihan yang dimiliki oleh mereka.“Happy birthday twins A, Ardam Barnard dan Aveline Barnard, cucu-cucu oma. Tak terasa, ya, usia kalian sudah 4 tahun. Kalian semakin cantik dan tampan,” ucap Mama Marsha.“Ardam tampan seperti Daddy, dan adik Aveline cantik seperti Mommy,” ujar Ardam.Semua orang tertawa mendengarnya. Ardam m

  • DENDAM DAN CINTA KING MAFIA   89.Twins Baby

    Albern meneguk ludahnya dengan susah payah. Wajahnya memucat karena dia merasa panik. Dan dia justru berlari ke sana kemari karena otaknya tiba-tiba buntu.Harnum yang melihatnya merasa kesal. “By, apa yang kau lakukan? Mengapa kau malah lari ke sana ke mari. Perutku sakit, By, aku kontraksi,” ujarnya.“Ah, iya, Sayang. A-aku … aku … aduh, bagaimana ini? Sayang, maafkan aku karena aku telah membuatmu seperti ini. Kau pasti merasa pusing ‘kan karena ucapanku tadi sehingga membuatmu tidak nyaman dan banyak pikiran dan mengakibatkan kau merasa kesakitan di perutmu, lalu kontraksi.” Albern berbicara panjang tanpa jeda.Wajah Harnum meringis menahan sakit yang tiada tara. ”T-tidak begitu, By. Ah … mungkin ini memang sudah waktunya. Karena aku memang sudah hamil 9 bulan. Jadi, aku kontraksi.”“Aduh, By, ah … tolong panggilkan Bibi dan para asisten … bukan … ah maksudku panggil ketua pelayan di mansion ini.”Albern yang sedang panik itu sudah tidak mengingat lagi siapa nama ketua pelayannya,

  • DENDAM DAN CINTA KING MAFIA   88.Pindah Rumah

    Sementara itu di dalam kamar tamu, tepatnya di kamar pasangan George dan Nora. Malam itu Nora terlihat selalu murung. George sedari tadi memperhatikannya.Nora membelakangi George. Dia sudah menggunakan selimut. George yang awalnya sedang sibuk di layar laptop, kini dia menghentikan kegiatannya tersebut karena dia merasa bahwa sang istri sedang banyak pikiran.Lalu, ia langsung menghampirinya. George ikut merebahkan tubuhnya dan dia memeluk sang istri dari belakang. Tangan kanannya membelai-belai kepala Nora, sedangkan tangan kirinya mengelus-elus perut Nora.Dia sangat tahu bahwa Nora sedang memikirkan tentang dirinya yang belum mengandung. Apalagi Nora melihat Jennifer dan Monica yang sudah melahirkan, yang sudah memiliki anak, serta Harnum yang tengah mengandung.“Kau sudah mendengarkan ucapan Nona Harnum, lalu mengapa kau masih melamun dan memikirkan tentang itu, hmm?” George mencium pipi Nora, kemudian beralih ke telinganya dan menggigitinya.“Lepaskan, Sayang, aku sedang tidak i

  • DENDAM DAN CINTA KING MAFIA   87.Monica Melahirkan

    Malam itu pun juga Monica langsung dibawa ke rumah sakit dan langsung ditangani oleh tim medis.Monica melahirkan secara normal, sama halnya seperti Jennifer waktu itu. Karena mereka ingin merasakan menjadi seorang ibu seutuhnya sehingga mereka berusaha dan berjuang melahirkan tanpa operasi.Sebenarnya Rully dan kedua orang tuanya menyarankan agar dia di operasi caesar saja, tetapi Monica tidak mau. Dia benar-benar berusaha dan berjuang melahirkan secara normal.Tangisan bayi kini menggema di dalam ruangan persalinan. Bayi Monica dan Rully itu berjenis kelamin laki-laki. Pancaran kebahagiaan kian terpancar di wajah Rully dan Monica. Mereka benar-benar merasa sangat bahagia atas kelahiran putra pertamanya tersebut.Bayi laki-laki itu diberi nama Rafael Morgan. Harnum tiada henti memandang baby Rafael tersebut. Rasanya dia pun ingin segera melahirkan kala itu juga.Begitu pula dengan Nora dan Nancy, keduanya nampak ikut berbahagia menyambut kelahiran baby Rafael. Nora dan Nancy yang bel

  • DENDAM DAN CINTA KING MAFIA   86.Keputusan Berat

    Semuanya saling berpandangan ketika mereka melihat Harnum yang tengah merajuk. Bibirnya terlihat memberengut. Perasaan wanita yang sedang hamil benar-benar sangat sensitif sekali, tidak bisa salah sedikit akan mengenai hatinya.Albern merayunya agar tidak marah lagi, sedangkan kedua pasang suami istri itu bergegas keluar ketika melihat suasana yang semakin menegangkan. Mereka turun ke lantai bawah dan menuju ke gazebo di belakang mansion. Kini, mereka berempat duduk di sana. Sementara Albern tengah sibuk merayu dan membujuk Harnum. “Sayangku, mengapa kau marah? Kami tadi tidak bermaksud membuatmu bersedih.”“Aku tadi sedang berbicara membahas Neil dan George, tetapi kalian malah saling berpandangan seperti itu. Apa maksud kalian? Kau juga samanya. Aku membencimu!” Harnum masih saja marah pada Albern. “Sudah, sana pergi! Aku ingin sendiri.” Harnum pun langsung merebahkan tubuhnya di atas ranjang dan menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut.Albern yang melihat itu bertambah pusing. “

  • DENDAM DAN CINTA KING MAFIA   85.Menemukan Nora

    George bergegas keluar dari mobil. Dia berlari kencang ke arah dermaga. George langsung memeluk tubuh seseorang yang dia anggap adalah Nora.“Nora, Sayang, akhirnya aku menemukanmu.” George semakin mengeratkan pelukannya.Sementara perempuan yang dipeluk tersebut berusaha sekuat tenaga melepaskan pelukan George. “Tuan, tolong lepaskan, saya bukan Nora.”Deg!Deg!Jantung George berdetak semakin cepat dan bertalu-talu. Dia melepaskan pelukannya dan menatap wajah perempuan tersebut yang ternyata memang bukan Nora.“M-maaf, aku salah orang. Aku kira kau istriku karena postur tubuhmu sama persis,” ujar George.Dia melangkah dengan lunglai meninggalkan bandara. Air mata semakin deras membasahi pipinya. Langkah kakinya berjalan tanpa arah. Neil dan Nancy yang melihatnya ikut meneteskan air mata.Lalu, mereka menuntun George untuk duduk di sebuah bangku yang terletak di pinggir pantai. Di pantai tersebut terdapat banyak penginapan.“George, ayo, kita ke penginapan saja agar kau bisa beristir

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status