Share

3.Addison Gevariel Barnard

Albern benar-benar keluar dari ruangan operasi tersebut dan langsung pergi menuju ke suatu tempat.

"Dok, apa yang harus kita lakukan?" tanya sang suster.

"Sesuai perintah Tuan tadi bahwa kita harus melakukan yang terbaik pada istrinya dan bayinya," jawab Dokter Helda.

Setelah itu, tim medis yang menangani Harnum langsung mengurus Harnum dan mayat bayinya untuk segera dimakamkan.

Setelah operasi caesar dan pemberian anestesi umum maupun regional dihentikan, lalu tubuh Harnum dibawa menuju recovery room atau ruang pemulihan yang disebut juga dengan Post Anesthesia Care Unit ( PACU ).

Harnum berada di ruangan pemulihan tersebut selama 60 menit. Setelah itu, ia dipindahkan ke ruang perawatan atau ruang intensif.

Sementara Albern, laki-laki itu sudah pergi dari rumah sakit. Ia membawa mobilnya menuju ke sebuah pemakaman umum. Albern mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi. Terkadang ia terlihat sedang menyusut air matanya yang terus saja berjatuhan membanjiri pipinya.

Tidak butuh waktu yang lama, Albern sudah sampai di pemakaman umum yang ia tuju. Ia bergegas turun dari mobilnya dan langsung berlari ke sebuah makam yang di atas batu nisannya tertera nama Ameralda Barnard.

Albern langsung menjatuhkan dirinya di hadapan makam tersebut. Ia menekuk lututnya sembari memeluk batu nisan itu.

"Kakak, aku sudah membalaskan dendammu. Aku sudah berhasil membunuh Reno, laki-laki yang telah menyakitimu dan mengkhianatimu. Dia tega meninggalkanmu yang sedang hamil tua sehingga membuatmu mati bunuh diri setelah melahirkan bayi perempuanmu yang mungil dan cantik sepertimu itu."

"Tetapi bayimu juga ikut meninggal setelah kau tiada. Dan Reno lebih memilih wanita jalang itu, tetapi kau tenang saja, Kak. Karena wanita sialan itu telah kehilangan suaminya dan juga bayinya. Dia merasakan apa yang kau rasakan, Kak. Dan aku akan menyiksa hidupnya! Nyawanya sekarang berada dalam genggamanku," ucap Albern yang berbicara pada makam sang kakak.

Albern terus bersimpuh di pusara sang kakak. Hingga akhirnya ada seseorang yang datang dan memanggil namanya.

"Albern!" panggil seseorang tersebut.

Albern langsung menoleh dan melihat siapa yang memanggil namanya.

"Monica," gumam Albern dengan lirih.

"Baby, aku mencarimu di mansion, tetapi kau tidak ada. Dan aku sudah menduga jika kau berada di makam Kak Ameralda. Maka dari itu aku menyusulmu kemari," ujar Monica.

"Ada apa kau mencariku? Jika tidak penting, lebih baik kau pergi dan jangan pernah menggangguku lagi!" kata Albern dengan tegas.

"Baby, aku sangat merindukanmu. Setelah kepulanganmu dari Itali, kau tidak pernah menemuiku di sini, mengapa?"

"Aku sangat sibuk! Pulanglah dan jangan menggangguku lagi!"

Akan tetapi, Monica tidak menghiraukan ucapan Albern. Wanita yang berpakaian minim dan seksi itu justru melangkah mendekati Albern. Ia ingin menyentuh bibir Albern menggunakan bibirnya, tetapi Albern langsung mendorong tubuh Monica.

"Jaga batasanmu, Monic! Sudah berulang kali aku katakan dan aku peringatkan padamu, jangan berani-beraninya kau menodai bibirku. Aku sangat membencinya!"

"Baby, aku sangat merindukanmu dan sangat ingin melepas rindu padamu."

"Monica, pulanglah! Dan ingat! Bahwa kita tidak pernah memiliki hubungan spesial. Hubungan kita hanya sebatas teman, tidak lebih! Are you understand!"

Monica seketika terdiam ketika Albern mengatakan hal tersebut.

"Tapi aku sangat mencintaimu, Albern! Mengapa kau tidak pernah mau mengerti tentang diriku dan perasaanku?" sahut Monica kemudian.

Albern memejamkan matanya dan kedua tangannya sudah mengepal. Ia sangat geram dengan Monica yang tidak tahu malu itu.

"Monica, kau tentu tahu bagaimana karakterku. Jadi, jangan memancing emosiku!"

"Baiklah, aku pergi, tetapi nanti aku akan kembali ke mansion."

Setelah mengatakan itu, Monica bergegas pergi meninggalkan Albern seorang diri. Albern menatap tajam kepergian Monica.

'Aku sangat membenci yang namanya pengkhianatan. Cukup kakakku saja yang menjadi korban pengkhianatan. Monica, kau pun sama telah berkhianat pada Robbin, sahabatku. Dan kau justru ingin menjadi bagian dalam hidupku. Dasar wanita ular kau, Monic!' batin Albern.

Setelah itu, Albern pun bergegas pergi meninggalkan pemakaman. Ia menuju sebuah tempat untuk menenangkan pikirannya.

'Aku butuh ketenangan. lebih baik aku beristirahat di paviliun yang berada di rumah tua milikku yang tersembunyi di hutan,' batin Albern.

Lalu, dia melajukan mobilnya menuju hutan yang jauh dari pemukiman penduduk. Di hutan tersebut terdapat rumah tua milik Albern. Dan di belakang rumah tua itu ada paviliun tempatnya beristirahat dan menenangkan pikiran.

Di rumah tua dan paviliun itu ada sepasang suami istri yang mengurusnya yang bernama Mira dan Toni. Mereka merupakan orang tua angkat Albern yang telah mengurusnya dan dan sang kakak sejak bayi. Dikarenakan kedua orang tuanya tidak memiliki waktu luang untuk mengurus mereka berdua.

"Tuan, Anda pulang?" tanya Bu Mira—pelayan setia sekaligus ibu angkat Albern.

"Iya, Bu. Aku ingin istirahat di paviliun," jawab Albern.

"Baik, Tuan. Saya siapkan air hangat dulu untuk Tuan mandi."

"Bu, sudah berulang kali aku katakan jangan memanggilku Tuan, panggil saja namaku, Albern!"

"Maaf, Tuan, saya tidak bisa melakukannya karena walau bagaimanapun juga, Anda adalah majikan saya. Sangat tidak sopan rasanya jika saya hanya memanggil nama."

"Tapi aku ini adalah anakmu dan kau adalah ibuku. Walaupun kita hanya anak dan Ibu angkat, tapi kita tetap keluarga."

Bu Mira hanya menundukkan wajah. Ia tidak bisa berbuat apa-apa jika Albern sudah berkata seperti itu.

Bu Mira dan sang suami sudah mengabdi selama puluhan tahun kepada keluarga Addison Gevariel Barnard yang merupakan ayah dari Albern Barnard dan Ameralda Barnard.

Addison Gevariel Barnard merupakan orang Inggris yang merupakan keturunan bangsawan. Namun, ia tidak mendapatkan keadilan dari keluarganya sehingga ia memilih pergi dan menetap di Italia dan menjadi seorang mafia terkenal dan sangat disegani.

Saat Addison Gevariel Barnard masih muda dan sedang melakukan perjalanan bisnis ke Negara Indonesia, ia bertemu dengan Miranda, gadis asli Indonesia yang sangat cantik dan lembut sehingga membuatnya jatuh cinta dan menikahinya. Hingga akhirnya, mereka memiliki dua orang anak, yaitu Ameralda dan Albern.

"Tuan, air hangatnya sudah saya siapkan. Silakan mandi," ujar Bu Mira.

Albern beranjak dan menuju kamarnya untuk menuju kamar mandi. Ia membuka seluruh pakaiannya sehingga menampakkan otot-otot tubuh yang sangat sempurna.

Albern masuk ke dalam bath tub dan berendam. Ia memejamkan matanya untuk menenangkan pikiran yang sedang kacau, tetapi ketika Albern tengah memejamkan mata, tiba-tiba ia membuka matanya dan memukul air di bath tub.

'Sial! Mengapa di saat aku sedang menenangkan pikiranku, wajah wanita jalang itu justru muncul dalam ingatanku. Aaahhhh ... jika seperti ini aku tidak bisa menenangkan pikiranku! Awas kau wanita jalang, akan aku siksa kau!' Albern mengumpat di dalam hati.

TO BE CONTINUED

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status