Home / Romansa / DENDAM DAN CINTA KING MAFIA / 6.Siksaan untuk Harnum

Share

6.Siksaan untuk Harnum

Author: Rika Jhon
last update Last Updated: 2023-08-23 18:10:40

Di rumah tua milik Albern yang terletak di tengah hutan itu, di sebuah gudang yang berada di belakang rumah, terlihat Harnum sedang beristirahat. Karena ia baru saja menyelesaikan pekerjaannya membersihkan gudang tersebut.

Kondisi Harnum yang baru melahirkan dengan operasi caesar itu, terlihat sangat lemah. Karena saat dia baru pulang dari rumah sakit dengan kondisinya yang masih lemah itu, dia terpaksa harus bekerja berat, yaitu harus membersihkan sebuah gudang untuk tempat tidurnya. Wajah Harnum sudah pucat pasi dan dia sudah dehidrasi juga kelaparan.

'Ah ... aku sangat haus sekali. Jika aku meminta minum pada Bu Mira, apakah laki-laki iblis itu akan menghukumku, atau bahkan menyiksaku? Tetapi aku sangat haus sekali,' batin Harnum.

Lalu, Harnum pun memberanikan diri untuk keluar dan menuju dapur. Ia berjalan dengan perlahan dan menemui Bu Mira yang sedang berada di dapur.

"Bolehkah aku meminta air minum segelas saja? Aku sangat haus," ucap Harnum dengan suara pelan.

Bu Mira yang melihat keadaan Harnum yang sangat mengenaskan itu, langsung bergegas mengambilkan air minum dan memberikannya kepada Harum. Harum langsung menenggaknya hingga tandas.

"Non, lebih baik 'Non duduk dulu, biar saya siapkan makanan dulu. Non belum makan sedari tadi, 'Non pasti sangat lapar," ujar Bu Mira.

"Jangan, Bu! Nanti jika laki-laki iblis itu mengetahui aku makan yang diberikan oleh Ibu, nanti Ibu yang akan menjadi sasaran kemarahannya. Jadi, tidak apa jika aku kelaparan, aku tidak masalah, yang penting Ibu tidak terlibat dalam masalahku," sahut Harnum menolak dengan halus.

Akan tetapi, Bu Mira tidak menghiraukan ucapan Harnum. Ia justru langsung bergegas mengambilkan makanan untuk Harum.

"Non, makanlah," kara Bu Mira.

Lalu, Bu Mira memaksa Harum untuk memakannya. Dengan terpaksa Harnum memakannya. Harnum yang memang sangat kelaparan, memakannya dengan begitu lahap. Hingga tanpa terasa, nasi satu piring itu pun habis tak bersisa. Bu Mira kembali memberikan segelas air minum kepada Harum.

"Terima kasih, Bu," ucap Harnum.

"Sama-sama, 'Non. Jika 'Non membutuhkan apa-apa, 'Non bicara saja padaku, nanti aku yang akan memberikannya," kata Bu Mira.

"Terima kasih, Bu Mira. Oh, iya, apakah Bu Mira memiliki mukena? Karena mukenanya untukku beribadah. Maksudku, jika nanti aku sudah selesai masa nifas, aku 'kan pasti akan melaksanakan ibadah lagi."

"Iya, 'Non, nanti saya akan menyiapkannya."

"Terima kasih, Bu."

Ketika Harum dan Bu Mira sedang berbincang-bincang, tiba-tiba Albern datang. Dia tengah memperhatikan interaksi antara Harnum dan Bu Mira.

"Sedang apa kau di situ, hey, wanita jalang?!"

Harum tersentak kaget mendengarnya, lalu ia menoleh dan matanya bersirobok dengan mata elang Albern. Perasaannya kembali tak menentu.

"Siapa yang menyuruhmu ke sini, ke dapur ini? Hah! Aku tidak mengizinkanmu untuk makan di sini. Kau memang kurang ajar sekali wanita jalang! Ternyata keahlianmu selain merebut milik orang lain, kau juga tidak tahu malu!" ucap Albern dengan sarkas.

Bu Mira yang melihat perseteruan tersebut, langsung berlalu pergi. Karena dia tidak ingin menjadi sasaran kemarahan Tuannya tersebut. Lalu, Albern berjalan mendekati Harum dan menjambak rambutnya.

"Enak sekali kau, ya, Sudah makan. Siapa yang mengizinkanmu makan? Hah!"

"Jika kau tidak mau memberiku makan, mengapa kau tidak membunuhku saja sekalian? Dari pada kau menyiksaku terus-menerus!" ucap Harnum dengan tegas.

"Hey! Memangnya siapa dirimu, hah? Berani sekali kau mengatur hidupku!" Albern semakin mengencangkan jambakannya pada rambut Harnum.

Albern menyeret tubuh Harum ke belakang, kemudian, ia mengikat kedua tangan Harnum di sepasang tiang besi yang berada di belakang rumah tersebut.

Bu Mira dan Pak Toni yang melihat itu merasa kasihan terhadap Harnum, tetapi mereka tidak berani untuk menghentikan perbuatan Albern. Karena jika mereka ikut campur maka mereka yang akan menjadi sasarannya. Jadi, mereka hanya bisa menatap iba pada Harnum yang malang.

"Aku peringatkan kepada kalian, jangan ada yang menyelamatkannya atau melepaskan ikatan ini! Jika sampai kalian melakukan itu maka kalian akan tahu akibatnya!" ucap Albern kepada Bu Mira dan suaminya.

"Baik, Tuan," jawab Bu Mira dan suaminya dengan kompak.

***

Malam pun tiba, Harum masih terikat di belakang rumah. Suasana malam yang sangat gelap gulita karena berada di hutan itu, terasa sangat mencekam. Apalagi gonggongan anjing dan serigala terdengar, serta suara burung hantu sangat riuh saling bersahutan. Harnum melihat ke sekelilingnya.

"Laki-laki iblis! Bunuh saja aku daripada kau menyiksaku terus-menerus seperti ini!" teriak Harum di tengah malam itu.

Suara Harnum yang melengking, terdengar sangat jelas di telinga Albern. Karena malam yang sangat sunyi sehingga suaranya langsung terdengar sampai ke paviliun. Albern yang sedang beristirahat itu, mendengar teriakan Harnum. Lalu, ia langsung bergegas menghampiri Harnum dengan membawa cambuk.

"Kau menguji kesabaranku, dasar wanita sialan!"

Lalu, Albern mencambuk punggung Harnum secara membabi buta. Harum menjerit kesakitan, air matanya sudah tidak bisa di bendung lagi. Dan baju Harum kini sudah berwarna merah akibat luka di punggungnya.

"Bunuh saja aku laki-laki iblis! Kau bukan manusia, tetapi kau iblis! Kau telah merenggut kebahagiaanku. Kau telah menghancurkan hidupku dan masa depanku bersama keluarga kecilku!"

"Kau sudah membunuh suamiku dan anakku, lalu untuk apa kau menawanku? Lebih baik kau bunuh saja aku agar aku menyusul suami dan anakku!" teriak Hanum dengan histeris walaupun dengan suaranya yang sudah lemah.

Emosi Albern semakin memuncak mendengarnya. Lalu, tiba-tiba Albern masuk ke dalam paviliun, tidak lama kemudian dia keluar dengan membawa seekor ular piton yang sangat besar.

"Kau ingin mati 'kan? Baiklah, aku akan mengabulkan permintaanmu itu, wanita jalang! Aku rasa, jika tubuhmu itu ditelan hidup-hidup oleh ular peliharaanku ini, kau akan langsung mati!" ucap Albern.

Lalu, ia melepaskan ular piton peliharaannya itu. Mata Harnum terbelalak sempurna melihatnya. Ia merasa sangat ketakutan, sedangkan ular itu sudah mulai merayap mendekatinya. Ular itu terus merayap ke kaki Harnum dan naik ke atas tubuhnya.

Ular itu menuju punggung Harnum yang berlumuran darah segar akibat luka cambuk. Bibir Harnum gemetar karena ketakutan, peluh sudah membanjiri sekujur tubuhnya, sedangkan Albern tertawa terbahak-bahak melihatnya.

"Mengapa? Apa kau takut? Bukankah kau sedari tadi ingin aku bunuh, hmm? Aku tidak ingin mengotori tanganku. Jadi, biarkan ular peliharaanku itu yang menjalankan tugasnya untuk membunuhmu."

Setelah mengatakan itu, Albern pergi meninggalkan Harnum yang sudah menjerit histeris.

"Dari pada kau menyiksaku begini, lebih baik kau bunuh saja aku seperti yang kau lakukan terhadap suamiku! Tembak saja aku detik ini juga!" teriak Harnum.

Albern seketika menghentikan langkah kakinya. Ia kemudian berbalik arah sembari merogoh pinggangnya.

Dor! Dor! Dor!

TO BE CONTINUED

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • DENDAM DAN CINTA KING MAFIA   90.Ex of Mafia

    Tanpa terasa, kini twins A sudah berusia 4 tahun. Dan pada saat itu di mansion AB sedang mengadakan pesta ulang tahun twins A yang ke 4.Perayaan ulang tahun yang sangat meriah itu begitu terasa. Apalagi semua keluarga para tangan kanan Albern hadir di sana. Willy, Rully, George, dan Neil, bersama istri dan anak mereka ikut menghadiri pesta tersebut.Anak-anak mereka yang berusia tidak jauh beda dengan twins A, kini sedang berlari-larian bersama twins A. Nora dan Nancy pun juga sudah memiliki anak berusia 3 tahun yang berjenis kelamin perempuan.Kebahagiaan makin terpancar di wajah semuanya. Mereka selalu kompak dan saling mendukung satu sama lain itu, menjadi kelebihan yang dimiliki oleh mereka.“Happy birthday twins A, Ardam Barnard dan Aveline Barnard, cucu-cucu oma. Tak terasa, ya, usia kalian sudah 4 tahun. Kalian semakin cantik dan tampan,” ucap Mama Marsha.“Ardam tampan seperti Daddy, dan adik Aveline cantik seperti Mommy,” ujar Ardam.Semua orang tertawa mendengarnya. Ardam m

  • DENDAM DAN CINTA KING MAFIA   89.Twins Baby

    Albern meneguk ludahnya dengan susah payah. Wajahnya memucat karena dia merasa panik. Dan dia justru berlari ke sana kemari karena otaknya tiba-tiba buntu.Harnum yang melihatnya merasa kesal. “By, apa yang kau lakukan? Mengapa kau malah lari ke sana ke mari. Perutku sakit, By, aku kontraksi,” ujarnya.“Ah, iya, Sayang. A-aku … aku … aduh, bagaimana ini? Sayang, maafkan aku karena aku telah membuatmu seperti ini. Kau pasti merasa pusing ‘kan karena ucapanku tadi sehingga membuatmu tidak nyaman dan banyak pikiran dan mengakibatkan kau merasa kesakitan di perutmu, lalu kontraksi.” Albern berbicara panjang tanpa jeda.Wajah Harnum meringis menahan sakit yang tiada tara. ”T-tidak begitu, By. Ah … mungkin ini memang sudah waktunya. Karena aku memang sudah hamil 9 bulan. Jadi, aku kontraksi.”“Aduh, By, ah … tolong panggilkan Bibi dan para asisten … bukan … ah maksudku panggil ketua pelayan di mansion ini.”Albern yang sedang panik itu sudah tidak mengingat lagi siapa nama ketua pelayannya,

  • DENDAM DAN CINTA KING MAFIA   88.Pindah Rumah

    Sementara itu di dalam kamar tamu, tepatnya di kamar pasangan George dan Nora. Malam itu Nora terlihat selalu murung. George sedari tadi memperhatikannya.Nora membelakangi George. Dia sudah menggunakan selimut. George yang awalnya sedang sibuk di layar laptop, kini dia menghentikan kegiatannya tersebut karena dia merasa bahwa sang istri sedang banyak pikiran.Lalu, ia langsung menghampirinya. George ikut merebahkan tubuhnya dan dia memeluk sang istri dari belakang. Tangan kanannya membelai-belai kepala Nora, sedangkan tangan kirinya mengelus-elus perut Nora.Dia sangat tahu bahwa Nora sedang memikirkan tentang dirinya yang belum mengandung. Apalagi Nora melihat Jennifer dan Monica yang sudah melahirkan, yang sudah memiliki anak, serta Harnum yang tengah mengandung.“Kau sudah mendengarkan ucapan Nona Harnum, lalu mengapa kau masih melamun dan memikirkan tentang itu, hmm?” George mencium pipi Nora, kemudian beralih ke telinganya dan menggigitinya.“Lepaskan, Sayang, aku sedang tidak i

  • DENDAM DAN CINTA KING MAFIA   87.Monica Melahirkan

    Malam itu pun juga Monica langsung dibawa ke rumah sakit dan langsung ditangani oleh tim medis.Monica melahirkan secara normal, sama halnya seperti Jennifer waktu itu. Karena mereka ingin merasakan menjadi seorang ibu seutuhnya sehingga mereka berusaha dan berjuang melahirkan tanpa operasi.Sebenarnya Rully dan kedua orang tuanya menyarankan agar dia di operasi caesar saja, tetapi Monica tidak mau. Dia benar-benar berusaha dan berjuang melahirkan secara normal.Tangisan bayi kini menggema di dalam ruangan persalinan. Bayi Monica dan Rully itu berjenis kelamin laki-laki. Pancaran kebahagiaan kian terpancar di wajah Rully dan Monica. Mereka benar-benar merasa sangat bahagia atas kelahiran putra pertamanya tersebut.Bayi laki-laki itu diberi nama Rafael Morgan. Harnum tiada henti memandang baby Rafael tersebut. Rasanya dia pun ingin segera melahirkan kala itu juga.Begitu pula dengan Nora dan Nancy, keduanya nampak ikut berbahagia menyambut kelahiran baby Rafael. Nora dan Nancy yang bel

  • DENDAM DAN CINTA KING MAFIA   86.Keputusan Berat

    Semuanya saling berpandangan ketika mereka melihat Harnum yang tengah merajuk. Bibirnya terlihat memberengut. Perasaan wanita yang sedang hamil benar-benar sangat sensitif sekali, tidak bisa salah sedikit akan mengenai hatinya.Albern merayunya agar tidak marah lagi, sedangkan kedua pasang suami istri itu bergegas keluar ketika melihat suasana yang semakin menegangkan. Mereka turun ke lantai bawah dan menuju ke gazebo di belakang mansion. Kini, mereka berempat duduk di sana. Sementara Albern tengah sibuk merayu dan membujuk Harnum. “Sayangku, mengapa kau marah? Kami tadi tidak bermaksud membuatmu bersedih.”“Aku tadi sedang berbicara membahas Neil dan George, tetapi kalian malah saling berpandangan seperti itu. Apa maksud kalian? Kau juga samanya. Aku membencimu!” Harnum masih saja marah pada Albern. “Sudah, sana pergi! Aku ingin sendiri.” Harnum pun langsung merebahkan tubuhnya di atas ranjang dan menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut.Albern yang melihat itu bertambah pusing. “

  • DENDAM DAN CINTA KING MAFIA   85.Menemukan Nora

    George bergegas keluar dari mobil. Dia berlari kencang ke arah dermaga. George langsung memeluk tubuh seseorang yang dia anggap adalah Nora.“Nora, Sayang, akhirnya aku menemukanmu.” George semakin mengeratkan pelukannya.Sementara perempuan yang dipeluk tersebut berusaha sekuat tenaga melepaskan pelukan George. “Tuan, tolong lepaskan, saya bukan Nora.”Deg!Deg!Jantung George berdetak semakin cepat dan bertalu-talu. Dia melepaskan pelukannya dan menatap wajah perempuan tersebut yang ternyata memang bukan Nora.“M-maaf, aku salah orang. Aku kira kau istriku karena postur tubuhmu sama persis,” ujar George.Dia melangkah dengan lunglai meninggalkan bandara. Air mata semakin deras membasahi pipinya. Langkah kakinya berjalan tanpa arah. Neil dan Nancy yang melihatnya ikut meneteskan air mata.Lalu, mereka menuntun George untuk duduk di sebuah bangku yang terletak di pinggir pantai. Di pantai tersebut terdapat banyak penginapan.“George, ayo, kita ke penginapan saja agar kau bisa beristir

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status