Dor! Dor! Dor!
Suara tembakan terdengar begitu nyaring. Harnum memejamkan matanya karena merasa terkejut dan merasa takut. Harnum menyangka, bahwa dirinya sudah mati menyusul sang suami dan sang anak, tetapi dia tidak merasakan apa-apa. Perlahan, Harnum membuka matanya, dan seketika matanya bersirobok dengan mata elang Albern yang sudah berdiri tegap di depannya.Mata Harnum terbelalak lebar ketika melihat ular piton yang tadi berada di tubuhnya, tapi kini sudah tergeletak di bawah dengan berlumur darah. Pikiran Harnum kembali teringat bahwa tadi sebelum terdengar suara tembakan, ular itu sudah mulai melilit tubuhnya dan siap untuk memangsanya.Akan tetapi, ternyata Albern justru membunuh ular itu dan dia tidak membunuhnya. Harnum menelan ludahnya dengan susah payah, pikirannya sedang menerawang jauh memikirkan mengapa Albern malah membunuh ular peliharaannya yang akan memangsanya? Mengapa bukan menembak dirinya saja? Karena tadi Harnum sudah menduga bahwa dirinya akan ditembak oleh Albern."Mengapa kau justru menembak ular peliharaanmu itu? Mengapa kau bukannya menembak aku? Aku yang memintamu untuk membunuhku, lalu mengapa kau justru membunuh ular peliharaanmu itu! Jangan pernah berharap bahwa aku akan menganggapmu sebagai pahlawan! Tidak akan pernah!" teriak Harnum.Gigi Albern gemeretak menahan emosi saat mendengar ucapan Harnum tersebut. Dia sudah salah bertindak. Dia bermaksud membunuh ular itu karena tadi ular itu sudah mulai beraksi akan menyantap tubuh harnum.Akan tetapi, bukannya Harnum berubah atau berkata baik atau mengucapkan terima kasih padanya, Harnum justru mencaci makinya. Albern melangkah selangkah ke depan, lalu tangannya yang besar itu memegang rahang Harnum sehingga wajah Harnum mendongak ke atas."Kau memang benar-benar perempuan tidak tahu diri! Tidak tahu diuntung! Aku sudah menyelamatkanmu dari ular itu yang akan memangsamu, tetapi justru kau malah berkata seperti itu!" teriak Albern.Albern menghirup udara yang terasa sangat sesak di dadany, kemudian ia kembali melanjutkan ucapannya yang tadi terjeda."Dan kau jangan pernah salah sangka atau salah paham kepadaku. Aku bukan menyelamatkanmu, Oke? Aku melakukan itu supaya aku tetap bisa menyiksamu setiap harinya.""Karena jika kau mati disantap oleh ular itu maka Aku tidak mempunyai peluang lagi untuk menyiksamu! Mengerti wanita jalang?" imbuh Albern."Sekarang kau rasakan! Aku tidak akan melepaskan ikatan ini! Kau akan tidur semalaman di sini. Kau lihatlah, malam begitu sunyi dan gelap gulita, sedangkan kau tahu bahwa rumah tua ini berada di tengah-tengah hutan belantara. Hewan apapun bisa masuk secara tiba-tiba dan juga sepertinya makhluk halus pun begitu mudahnya untuk datang ke sini."Setelah mengatakan itu, Albern pergi menuju ke paviliunnya. Sementara Harnum menatap kepergian Albern dengan beribu macam pikiran yang bercokol dibenaknya. Harnum merasa sangat marah kepada Albern yang seakan sedang mempermainkan hidupnya."Laki-laki iblis! Laki-laki gila! Lebih baik kau bunuh saja aku!" teriak Harnum.Akan tetapi, Albern tidak mempedulikan teriakan Harnum. Dia terus melangkahkan kakinya dan menutup pintu. Kini, tinggallah Harnum seorang diri yang masih diikat di tiang. Keadaannya benar-benar sangat mengenaskan dan menyedihkan. Kristal-kristal itu akhirnya membanjiri pipinya yang putih pucat. Harnum menangis tanpa suara, dadanya terasa sakit akibat menahan tangisan.'Tuhan, apa salahku? Apa dosaku? Mengapa laki-laki iblis itu begitu kejam padaku? Mengapa dia menawanku dan menyiksaku? Dan bahkan dia sudah membunuh suami dan anakku. Mengapa tidak sekalian saja dia membunuhku juga?' batin Harnum dengan berlinangan air mata."Mas Reno, aku merindukanmu, Mas. Mas, semoga kau berbahagia di sana bersama anak kita. Mas, aku sangat mencintaimu dan merindukanmu." ***Sementara itu, di Negara Italia. Klan AB yang di bawah pimpinan Albern yang pada saat itu sedang dipimpin oleh para anak buahnya, yaitu Willy, George dan Niel.Pada saat itu mereka tengah sibuk mempersiapkan barang kiriman yang berupa heroin. Barang hasil selundupan itu sangat banyak sekali. Mereka beroperasi pada saat dini hari agar pergerakan mereka tidak terendus Polisi.Klan AB merupakan sindikat mafia yang terkenal sangat kejam dan brutal serta sangat cerdik. Sindikat klan itu beroperasi dibidang berbagai jenis obat-obatan. Dan bukan hanya itu saja, mereka juga terlibat dalam penjualan gelap persenjata apian dan juga penjualan organ tubuh manusia.Albern yang masih berada di Indonesia dengan urusan pribadinya itu, belum bisa kembali ke Italia untuk memimpin klannya sehingga pada saat itu yang menjadi tangan kanan kepercayaannya adalah Willy.Ketangkasan dan kegesitan Willy sudah tidak diragukan lagi. Maka dari itu, dia yang menjadi tangan kanan dan orang kepercayaan Albern. Karena Willy selain cerdas, dia juga sangat pemberani. Albern begitu mempercayai Willy karena selama bertahun-tahun dia menjadi orang kepercayaannya, Willy tidak pernah berkhianat kepadanya, dia begitu setia."Will, bagaimana hasil penyelundupan kita kali ini? Kita harus lebih bisa berhati-hati lagi karena kita tidak mau 'kan ditangkap oleh Polisi yang sudah mulai mencurigai pergerakan kita. Dan kita harus bisa menjaga kepercayaan King AB," ucap George."Benar sekali. Jadi, kita harus lebih berhati-hati dalam bertindak dan dalam menjalankan misi kita ini. Karena King AB sedang berada di Indonesia dengan urusan pribadinya yang tidak bisa ditinggalkan. Entah kapan dia akan kembali ke Negara Italia ini," Niel menimpali.Setelah urusan mereka selesai, mereka pun kembali menuju ke markas untuk mempersiapkan misi yang lainnya. Ketika Willy sampai di markas tersebut, ternyata Jennifer, sang wanita malam yang menjadi kekasih gelapnya itu sudah berada di sana. Hanya Jennifer lah orang asing yang diperbolehkan untuk masuk ke dalam markas tersebut dan itu pun tanpa sepengetahuan Albern. Karena jika King AB mengetahui itu, dia akan sangat marah."Hai, Baby, aku sangat merindukanmu." Jennifer langsung bergelayut manja pada Willy.Neil dan George yang melihat itu langsung meninggalkan mereka. Mereka berdua memberikan ruang waktu untuk sepasang kekasih yang selalu kkasmaran itu."Baby, ayo, kita ke kamar saja. Aku akan membuatmu relax," bisik Jennifer.Lalu, Willy membopong tubuh Jennifer. Jennifer menjerit manja. Dan malam itu pun juga, Willy dan Jennifer saling berbagi kehangatan di atas ranjang berkali-kali. Hingga mereka terkapar karena lemas tidak berdaya. Seperti itulah yang selalu dilakukan Willy bersama Jennifer. Dan hanya Jennifer lah wanita malam yang selalu ia pakai yang bisa memuaskan hasratnya.Willy masih terlelap, tetapi Jennifer masih terlihat sangat bugar. Jennifer membelai wajah Willy seraya menatapnya dengan dalam. Sesekali ia mengecupi wajah tampan Willy.'Kau sangat tampan dan baik, tetapi maafkan aku karena aku terpaksa melakukan semua ini. Aku harap jika suatu saat nanti kau mengetahui pengkhianatan yang aku lakukan ini, kau tidak akan membenciku. Dan aku harap kau tetap masih mencintaiku, masih menginginkanku seperti ini,' batin Jennifer.Jennifer beranjak menuju ke luar ruangan, dia mengendap-endap sembari menerima panggilan telepon dari seseorang. Jennifer berbicara secara pelan sekali agar suaranya tidak didengar oleh orang lain."Kau tenang saja, aku sudah melakukan semua yang kau perintahkan." TO BE CONTINUEDPagi hari pun tiba, Harnum yang masih terikat di belakang rumah tua itu terlihat sangat pucat. Tangannya masih terikat dan punggungnya sudah berlumuran darah kering.Bu Mira yang saat itu sedang membersihkan halaman rumah bagian belakang, seketika berhenti ketika melihat keadaan Harnum yang sangat mengenaskan. Dia ingin sekali membantu, tetapi dia takut jika Albern akan memarahinya bahkan menghukumnya.Sementara Pak Toni, dia sedang membawa gunting rumput, dia akan membersihkan rumput-rumput yang ada di sekitaran belakang rumah tersebut. Pak Toni pun merasa sangat iba ketika melihat keadaan Harnum yang sangat memprihatinkan itu. Dia pun ingin membantu Harnum, tetapi dia tidak berani karena takut Albern akan menghukumnya."Bu, kasihan sekali 'Non Harnum, semalaman dia diikat di sini. Dan lihatlah keadaannya sangat mengenaskan sekali. Bagaimana ini, Bu? Jika kita menolongnya, nanti kita yang akan dihukum oleh Tuan Al," ucap pak Toni."Entahlah, Pak, aku juga bingung. Aku kasihan melihat
Albern terus saja menatap ke arah Harnum sembari membatin.'Nyawamu ada di dalam genggamanku, perempuan jalang! Aku akan menyiksa keseluruhan hidupmu!' Prang!Albern terkejut ketika mendengar suara benda jatuh dan pecah yang berasal dari depan paviliunnya, lalu ia segera keluar. Dan ternyata, Harnum lah yang tanpa sengaja menabrak patung naga miliknya sehingga menjadi hancur berkeping-keping.Emosi Albern yang memang selalu tidak stabil jika berhadapan dengan Harnum tersebut, langsung melampiaskan amarahnya tersebut kepada Harnum. Dia menjambak rambut Harnum dan diseretnya menuju belakang paviliun."Kau memang benar-benar wanita laknat! Sialan kau! Kau selalu saja membuat masalah denganku! Kau memang benar-benar selalu menguji kesabaranku! Dasar wanita jalang tidak tahu diri!" teriak Albern dengan lantang.Albern terus menyeret tubuh Harnum menuju ke belakang paviliun. Dan ternyata, di sana terdapat sebuah hutan yang sengaja dipelihara oleh Albern. Di sana terdapat banyak hewan peliha
Siang itu, Harnum sedang membersihkan lantai 2 di rumah tua. Lalu, ketika melewati kamar rahasia yang dilarang oleh Albern agar tidak dimasuki oleh siapapun itu, dia tiba-tiba menghentikan langkahnya. Matanya menatap ke arah pintu kamar tersebut yang terlihat tertutup sangat rapat.Harnum merasa sangat penasaran dengan isi kamar itu. Mengapa kamar itu menjadi kamar rahasia yang tidak boleh dimasuki oleh siapapun selain Albern. Karena rasa penasaran Harnum yang begitu tinggi, akhirnya perlahan ia berjalan menuju kamar tersebut dan perlahan ia membuka pintu yang ternyata pintu tersebut tidak dikunci sehingga ia bisa masuk ke dalam kamar tersebut.Lalu, Harnum berjalan menyusuri ruangan kamar tersebut. Matanya terus menatap ke dinding. Dia terus saja berjalan menyusuri kamar itu. Dan tiba-tiba matanya melihat sebuah lukisan seorang wanita yang sangat cantik. Harnum mendekati lukisan itu, perlahan tangannya meraba-raba lukisan tersebut.'Ini lukisan siapa, ya? Cantik sekali,' batinnya.Ent
Malam itu, suasana di belakang paviliun milik Albern, tepatnya di penangkaran buaya. Terlihat Harnum yang masih digantung oleh Albern di atas danau itu sudah tampak lemas. Sementara buaya-buaya yang besar-besar itu sudah siaga menanti tubuh Harnum jatuh ke bawah, sedangkan Albern masih senantiasa mempermainkan tubuh Harnum dan menaik turunkannya.Harnum sudah kehilangan suara untuk berteriak meminta tolong agar dilepaskan. Namun, semakin Harnum meminta tolong untuk dilepaskan maka semakin menggilalah Albern untuk mempermainkan tubuhnya. Kesadaran Harnum sudah mulai menipis. Dan dalam bayangannya terlihatlah sang suami—Reno, yang menggunakan pakaian serba putih menghampirinya.Reno terlihat mengulurkan tangannya untuk mengajak Harnum pergi. Lalu, Harnum dalam keadaan mata terpejam, tangannya melambai-lambai seakan-akan sedang meraih sesuatu. Dan tindakan Harnum tersebut menjadi perhatian Albern."Mas Reno, aku ingin ikut denganmu, Mas. Bawa aku pergi dari dunia yang kejam ini, Mas. Ak
Ketika Rully tengah memandangi Harnum secara diam-diam, tiba-tiba ada suara orang yang berdehem dan itu sangat mengejutkannya."Ehem ... sedang apa kau di situ, Rully?"Rully terhenyak dan langsung melihat ke arah sumber suara. Ternyata itu adalah suara sang King Mafia. Rully merasa ketar-ketir, ia seperti dipergoki sedang mengintip istri orang. Dengan susah payah Rully meneguk ludahnya."Sedang apa kau di situ?" tanya Albern sekali lagi sembari memasukkan kedua tangannya di saku celana.Sementara Rully merasa seperti maling yang tertangkap basah. Dia sedang berpikir keras, alasan apa yang tepat agar sang King Mafia tidak murka padanya."King, maaf, aku kemari tanpa menghubungimu terlebih dahulu. Aku kemari karena ingin membicarakan tentang bisnis tanah yang sedang kita jalani di pulau seberang," ujar Rully."Hmm ... bukankah untuk masalah bisnis tanah itu aku sudah menyerahkannya padamu? Dan aku percayakan kepadamu? Jadi, silakan kau yang mengurusnya karena kau tahu sendiri aku sedang
Rully yang melihat harnum tidak sadarkan diri itu, segera menghampirinya, tetapi sebelum tangan Rully menyentuh tubuh Harnum, Albern langsung memanah di hadapan Rully."Jika kau sampai berani menyentuh tubuh wanita itu maka aku akan memanah tanganmu!" teriak Albern.Seketika Rully pun melepaskan tangannya dari tubuh Harnum, sedangkan Albern langsung turun dari kudanya dan langsung menghampiri Harnum. Tanpa banyak bicara, Albern langsung membopong tubuh Harnum dan dibawanya masuk ke dalam paviliun. Entah mengapa, karena ada Rully, Albern seperti sangat tidak ingin jika Rully selalu ingin dekat-dekat dengan Harnum."King, apa yang harus aku lakukan? Apakah aku bisa melakukan sesuatu untuk membantu Nona Harnum?" tanya Rully.Albern langsung meletakkan tubuh Harnum di atas ranjang miliknya, lalu ia mendekati Rully."Tidak usah! Lebih baik kau pulang saja. Biarkan wanita itu menjadi urusanku!" sentak Albern."Baik, King, kalau begitu aku permisi." Akhirnya Rullly pun meninggalkan paviliun
Albern terus saja mencaci maki Harnum dan sumpah serapah yang ia lontarkan tersebut terdengar oleh Harnum.Harnum bergegas masuk ke dalam gudang, dia langsung membersihkan diri dan mengganti pakaiannya karena waktu sudah menunjukkan waktu maghrib. Karena Harnum sudah melewati masa nifasnya maka dia sudah mulai bisa melakukan ibadah. Setelah selesai shalat, Harnum berdoa seraya menangis. Dia mendoakan Anak dan suaminya yang telah tiada. Tidak lupa, Harnum pun mengaji untuk mengirimkan doa untuk suami dan juga anaknya.Ketika Harnum sedang mengaji, tiba-tiba Albern masuk dan menendang pintu dengan sangat kencang. Harnum sangat terkejut dan langsung berdiri, sementara Albern yang dalam keadaan mabuk itu langsung menghampirinya."Dasar wanita jalang! Mengapa kau mesti hadir di dalam kehidupanku!" teriak Albern.Harnum sangat terkejut mendengar ucapan Albern tersebut. Lalu, dia segera melepaskan mukenanya dan merapikan alat shalatnya."Tuan Al, ada apa?" tanya Harnum.Albern bukannya menja
Hari itu, Harnum sedang sibuk menanam berbagai macam jenis sayur-mayur karena Albern memerintahkan padanya. Dan Harnum harus mengerjakannya seorang diri. Albern melarang Pak Toni dan Bu Mira agar tidak membantunya mengerjakannya.Harnum yang kelelahan, terlihat sesekali beristirahat, tetapi, di saat dia sedang beristirahat maka Albern yang melihat itu akan marah besar dan mencaci makinya dengan melontarkan berbagai macam perkataan dan ucapan yang sangat buruk dan menyakitkan."Siapa yang menyuruhmu untuk beristirahat? Jangan bermalas-malasan kau! Di sini kau bukan tinggal gratis! Kau diberi makan dan tempat tidur. Jika kau mengontrak tempat tinggal di tempat lain dan juga makan, kau pasti dimintai bayaran, tetapi di sini tidak, kau gratis!" teriak Albern.Harnum yang tengah beristirahat itu, seketika menatap wajah tampan, tapi menyeramkan milik sang King Mafia. Albern semakin bertambah emosi ketika Harnum malah menatapnya."Jadi ... kau harus tahu diri! Dasar wanita jalang! Kau benar-b