Share

7.Klan AB

Dor! Dor! Dor!

Suara tembakan terdengar begitu nyaring. Harnum memejamkan matanya karena merasa terkejut dan merasa takut. Harnum menyangka, bahwa dirinya sudah mati menyusul sang suami dan sang anak, tetapi dia tidak merasakan apa-apa. Perlahan, Harnum membuka matanya, dan seketika matanya bersirobok dengan mata elang Albern yang sudah berdiri tegap di depannya.

Mata Harnum terbelalak lebar ketika melihat ular piton yang tadi berada di tubuhnya, tapi kini sudah tergeletak di bawah dengan berlumur darah. Pikiran Harnum kembali teringat bahwa tadi sebelum terdengar suara tembakan, ular itu sudah mulai melilit tubuhnya dan siap untuk memangsanya.

Akan tetapi, ternyata Albern justru membunuh ular itu dan dia tidak membunuhnya. Harnum menelan ludahnya dengan susah payah, pikirannya sedang menerawang jauh memikirkan mengapa Albern malah membunuh ular peliharaannya yang akan memangsanya? Mengapa bukan menembak dirinya saja? Karena tadi Harnum sudah menduga bahwa dirinya akan ditembak oleh Albern.

"Mengapa kau justru menembak ular peliharaanmu itu? Mengapa kau bukannya menembak aku? Aku yang memintamu untuk membunuhku, lalu mengapa kau justru membunuh ular peliharaanmu itu! Jangan pernah berharap bahwa aku akan menganggapmu sebagai pahlawan! Tidak akan pernah!" teriak Harnum.

Gigi Albern gemeretak menahan emosi saat mendengar ucapan Harnum tersebut. Dia sudah salah bertindak. Dia bermaksud membunuh ular itu karena tadi ular itu sudah mulai beraksi akan menyantap tubuh harnum.

Akan tetapi, bukannya Harnum berubah atau berkata baik atau mengucapkan terima kasih padanya, Harnum justru mencaci makinya. Albern melangkah selangkah ke depan, lalu tangannya yang besar itu memegang rahang Harnum sehingga wajah Harnum mendongak ke atas.

"Kau memang benar-benar perempuan tidak tahu diri! Tidak tahu diuntung! Aku sudah menyelamatkanmu dari ular itu yang akan memangsamu, tetapi justru kau malah berkata seperti itu!" teriak Albern.

Albern menghirup udara yang terasa sangat sesak di dadany, kemudian ia kembali melanjutkan ucapannya yang tadi terjeda.

"Dan kau jangan pernah salah sangka atau salah paham kepadaku. Aku bukan menyelamatkanmu, Oke? Aku melakukan itu supaya aku tetap bisa menyiksamu setiap harinya."

"Karena jika kau mati disantap oleh ular itu maka Aku tidak mempunyai peluang lagi untuk menyiksamu! Mengerti wanita jalang?" imbuh Albern.

"Sekarang kau rasakan! Aku tidak akan melepaskan ikatan ini! Kau akan tidur semalaman di sini. Kau lihatlah, malam begitu sunyi dan gelap gulita, sedangkan kau tahu bahwa rumah tua ini berada di tengah-tengah hutan belantara. Hewan apapun bisa masuk secara tiba-tiba dan juga sepertinya makhluk halus pun begitu mudahnya untuk datang ke sini."

Setelah mengatakan itu, Albern pergi menuju ke paviliunnya. Sementara Harnum menatap kepergian Albern dengan beribu macam pikiran yang bercokol dibenaknya. Harnum merasa sangat marah kepada Albern yang seakan sedang mempermainkan hidupnya.

"Laki-laki iblis! Laki-laki gila! Lebih baik kau bunuh saja aku!" teriak Harnum.

Akan tetapi, Albern tidak mempedulikan teriakan Harnum. Dia terus melangkahkan kakinya dan menutup pintu. Kini, tinggallah Harnum seorang diri yang masih diikat di tiang. Keadaannya benar-benar sangat mengenaskan dan menyedihkan. Kristal-kristal itu akhirnya membanjiri pipinya yang putih pucat. Harnum menangis tanpa suara, dadanya terasa sakit akibat menahan tangisan.

'Tuhan, apa salahku? Apa dosaku? Mengapa laki-laki iblis itu begitu kejam padaku? Mengapa dia menawanku dan menyiksaku? Dan bahkan dia sudah membunuh suami dan anakku. Mengapa tidak sekalian saja dia membunuhku juga?' batin Harnum dengan berlinangan air mata.

"Mas Reno, aku merindukanmu, Mas. Mas, semoga kau berbahagia di sana bersama anak kita. Mas, aku sangat mencintaimu dan merindukanmu."

***

Sementara itu, di Negara Italia. Klan AB yang di bawah pimpinan Albern yang pada saat itu sedang dipimpin oleh para anak buahnya, yaitu Willy, George dan Niel.

Pada saat itu mereka tengah sibuk mempersiapkan barang kiriman yang berupa heroin. Barang hasil selundupan itu sangat banyak sekali. Mereka beroperasi pada saat dini hari agar pergerakan mereka tidak terendus Polisi.

Klan AB merupakan sindikat mafia yang terkenal sangat kejam dan brutal serta sangat cerdik. Sindikat klan itu beroperasi dibidang berbagai jenis obat-obatan. Dan bukan hanya itu saja, mereka juga terlibat dalam penjualan gelap persenjata apian dan juga penjualan organ tubuh manusia.

Albern yang masih berada di Indonesia dengan urusan pribadinya itu, belum bisa kembali ke Italia untuk memimpin klannya sehingga pada saat itu yang menjadi tangan kanan kepercayaannya adalah Willy.

Ketangkasan dan kegesitan Willy sudah tidak diragukan lagi. Maka dari itu, dia yang menjadi tangan kanan dan orang kepercayaan Albern. Karena Willy selain cerdas, dia juga sangat pemberani. Albern begitu mempercayai Willy karena selama bertahun-tahun dia menjadi orang kepercayaannya, Willy tidak pernah berkhianat kepadanya, dia begitu setia.

"Will, bagaimana hasil penyelundupan kita kali ini? Kita harus lebih bisa berhati-hati lagi karena kita tidak mau 'kan ditangkap oleh Polisi yang sudah mulai mencurigai pergerakan kita. Dan kita harus bisa menjaga kepercayaan King AB," ucap George.

"Benar sekali. Jadi, kita harus lebih berhati-hati dalam bertindak dan dalam menjalankan misi kita ini. Karena King AB sedang berada di Indonesia dengan urusan pribadinya yang tidak bisa ditinggalkan. Entah kapan dia akan kembali ke Negara Italia ini," Niel menimpali.

Setelah urusan mereka selesai, mereka pun kembali menuju ke markas untuk mempersiapkan misi yang lainnya. Ketika Willy sampai di markas tersebut, ternyata Jennifer, sang wanita malam yang menjadi kekasih gelapnya itu sudah berada di sana. Hanya Jennifer lah orang asing yang diperbolehkan untuk masuk ke dalam markas tersebut dan itu pun tanpa sepengetahuan Albern. Karena jika King AB mengetahui itu, dia akan sangat marah.

"Hai, Baby, aku sangat merindukanmu." Jennifer langsung bergelayut manja pada Willy.

Neil dan George yang melihat itu langsung meninggalkan mereka. Mereka berdua memberikan ruang waktu untuk sepasang kekasih yang selalu kkasmaran itu.

"Baby, ayo, kita ke kamar saja. Aku akan membuatmu relax," bisik Jennifer.

Lalu, Willy membopong tubuh Jennifer. Jennifer menjerit manja. Dan malam itu pun juga, Willy dan Jennifer saling berbagi kehangatan di atas ranjang berkali-kali. Hingga mereka terkapar karena lemas tidak berdaya. Seperti itulah yang selalu dilakukan Willy bersama Jennifer. Dan hanya Jennifer lah wanita malam yang selalu ia pakai yang bisa memuaskan hasratnya.

Willy masih terlelap, tetapi Jennifer masih terlihat sangat bugar. Jennifer membelai wajah Willy seraya menatapnya dengan dalam. Sesekali ia mengecupi wajah tampan Willy.

'Kau sangat tampan dan baik, tetapi maafkan aku karena aku terpaksa melakukan semua ini. Aku harap jika suatu saat nanti kau mengetahui pengkhianatan yang aku lakukan ini, kau tidak akan membenciku. Dan aku harap kau tetap masih mencintaiku, masih menginginkanku seperti ini,' batin Jennifer.

Jennifer beranjak menuju ke luar ruangan, dia mengendap-endap sembari menerima panggilan telepon dari seseorang. Jennifer berbicara secara pelan sekali agar suaranya tidak didengar oleh orang lain.

"Kau tenang saja, aku sudah melakukan semua yang kau perintahkan."

TO BE CONTINUED

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status