Share

7.Klan AB

Author: Rika Jhon
last update Last Updated: 2023-08-24 16:23:29

Dor! Dor! Dor!

Suara tembakan terdengar begitu nyaring. Harnum memejamkan matanya karena merasa terkejut dan merasa takut. Harnum menyangka, bahwa dirinya sudah mati menyusul sang suami dan sang anak, tetapi dia tidak merasakan apa-apa. Perlahan, Harnum membuka matanya, dan seketika matanya bersirobok dengan mata elang Albern yang sudah berdiri tegap di depannya.

Mata Harnum terbelalak lebar ketika melihat ular piton yang tadi berada di tubuhnya, tapi kini sudah tergeletak di bawah dengan berlumur darah. Pikiran Harnum kembali teringat bahwa tadi sebelum terdengar suara tembakan, ular itu sudah mulai melilit tubuhnya dan siap untuk memangsanya.

Akan tetapi, ternyata Albern justru membunuh ular itu dan dia tidak membunuhnya. Harnum menelan ludahnya dengan susah payah, pikirannya sedang menerawang jauh memikirkan mengapa Albern malah membunuh ular peliharaannya yang akan memangsanya? Mengapa bukan menembak dirinya saja? Karena tadi Harnum sudah menduga bahwa dirinya akan ditembak oleh Albern.

"Mengapa kau justru menembak ular peliharaanmu itu? Mengapa kau bukannya menembak aku? Aku yang memintamu untuk membunuhku, lalu mengapa kau justru membunuh ular peliharaanmu itu! Jangan pernah berharap bahwa aku akan menganggapmu sebagai pahlawan! Tidak akan pernah!" teriak Harnum.

Gigi Albern gemeretak menahan emosi saat mendengar ucapan Harnum tersebut. Dia sudah salah bertindak. Dia bermaksud membunuh ular itu karena tadi ular itu sudah mulai beraksi akan menyantap tubuh harnum.

Akan tetapi, bukannya Harnum berubah atau berkata baik atau mengucapkan terima kasih padanya, Harnum justru mencaci makinya. Albern melangkah selangkah ke depan, lalu tangannya yang besar itu memegang rahang Harnum sehingga wajah Harnum mendongak ke atas.

"Kau memang benar-benar perempuan tidak tahu diri! Tidak tahu diuntung! Aku sudah menyelamatkanmu dari ular itu yang akan memangsamu, tetapi justru kau malah berkata seperti itu!" teriak Albern.

Albern menghirup udara yang terasa sangat sesak di dadany, kemudian ia kembali melanjutkan ucapannya yang tadi terjeda.

"Dan kau jangan pernah salah sangka atau salah paham kepadaku. Aku bukan menyelamatkanmu, Oke? Aku melakukan itu supaya aku tetap bisa menyiksamu setiap harinya."

"Karena jika kau mati disantap oleh ular itu maka Aku tidak mempunyai peluang lagi untuk menyiksamu! Mengerti wanita jalang?" imbuh Albern.

"Sekarang kau rasakan! Aku tidak akan melepaskan ikatan ini! Kau akan tidur semalaman di sini. Kau lihatlah, malam begitu sunyi dan gelap gulita, sedangkan kau tahu bahwa rumah tua ini berada di tengah-tengah hutan belantara. Hewan apapun bisa masuk secara tiba-tiba dan juga sepertinya makhluk halus pun begitu mudahnya untuk datang ke sini."

Setelah mengatakan itu, Albern pergi menuju ke paviliunnya. Sementara Harnum menatap kepergian Albern dengan beribu macam pikiran yang bercokol dibenaknya. Harnum merasa sangat marah kepada Albern yang seakan sedang mempermainkan hidupnya.

"Laki-laki iblis! Laki-laki gila! Lebih baik kau bunuh saja aku!" teriak Harnum.

Akan tetapi, Albern tidak mempedulikan teriakan Harnum. Dia terus melangkahkan kakinya dan menutup pintu. Kini, tinggallah Harnum seorang diri yang masih diikat di tiang. Keadaannya benar-benar sangat mengenaskan dan menyedihkan. Kristal-kristal itu akhirnya membanjiri pipinya yang putih pucat. Harnum menangis tanpa suara, dadanya terasa sakit akibat menahan tangisan.

'Tuhan, apa salahku? Apa dosaku? Mengapa laki-laki iblis itu begitu kejam padaku? Mengapa dia menawanku dan menyiksaku? Dan bahkan dia sudah membunuh suami dan anakku. Mengapa tidak sekalian saja dia membunuhku juga?' batin Harnum dengan berlinangan air mata.

"Mas Reno, aku merindukanmu, Mas. Mas, semoga kau berbahagia di sana bersama anak kita. Mas, aku sangat mencintaimu dan merindukanmu."

***

Sementara itu, di Negara Italia. Klan AB yang di bawah pimpinan Albern yang pada saat itu sedang dipimpin oleh para anak buahnya, yaitu Willy, George dan Niel.

Pada saat itu mereka tengah sibuk mempersiapkan barang kiriman yang berupa heroin. Barang hasil selundupan itu sangat banyak sekali. Mereka beroperasi pada saat dini hari agar pergerakan mereka tidak terendus Polisi.

Klan AB merupakan sindikat mafia yang terkenal sangat kejam dan brutal serta sangat cerdik. Sindikat klan itu beroperasi dibidang berbagai jenis obat-obatan. Dan bukan hanya itu saja, mereka juga terlibat dalam penjualan gelap persenjata apian dan juga penjualan organ tubuh manusia.

Albern yang masih berada di Indonesia dengan urusan pribadinya itu, belum bisa kembali ke Italia untuk memimpin klannya sehingga pada saat itu yang menjadi tangan kanan kepercayaannya adalah Willy.

Ketangkasan dan kegesitan Willy sudah tidak diragukan lagi. Maka dari itu, dia yang menjadi tangan kanan dan orang kepercayaan Albern. Karena Willy selain cerdas, dia juga sangat pemberani. Albern begitu mempercayai Willy karena selama bertahun-tahun dia menjadi orang kepercayaannya, Willy tidak pernah berkhianat kepadanya, dia begitu setia.

"Will, bagaimana hasil penyelundupan kita kali ini? Kita harus lebih bisa berhati-hati lagi karena kita tidak mau 'kan ditangkap oleh Polisi yang sudah mulai mencurigai pergerakan kita. Dan kita harus bisa menjaga kepercayaan King AB," ucap George.

"Benar sekali. Jadi, kita harus lebih berhati-hati dalam bertindak dan dalam menjalankan misi kita ini. Karena King AB sedang berada di Indonesia dengan urusan pribadinya yang tidak bisa ditinggalkan. Entah kapan dia akan kembali ke Negara Italia ini," Niel menimpali.

Setelah urusan mereka selesai, mereka pun kembali menuju ke markas untuk mempersiapkan misi yang lainnya. Ketika Willy sampai di markas tersebut, ternyata Jennifer, sang wanita malam yang menjadi kekasih gelapnya itu sudah berada di sana. Hanya Jennifer lah orang asing yang diperbolehkan untuk masuk ke dalam markas tersebut dan itu pun tanpa sepengetahuan Albern. Karena jika King AB mengetahui itu, dia akan sangat marah.

"Hai, Baby, aku sangat merindukanmu." Jennifer langsung bergelayut manja pada Willy.

Neil dan George yang melihat itu langsung meninggalkan mereka. Mereka berdua memberikan ruang waktu untuk sepasang kekasih yang selalu kkasmaran itu.

"Baby, ayo, kita ke kamar saja. Aku akan membuatmu relax," bisik Jennifer.

Lalu, Willy membopong tubuh Jennifer. Jennifer menjerit manja. Dan malam itu pun juga, Willy dan Jennifer saling berbagi kehangatan di atas ranjang berkali-kali. Hingga mereka terkapar karena lemas tidak berdaya. Seperti itulah yang selalu dilakukan Willy bersama Jennifer. Dan hanya Jennifer lah wanita malam yang selalu ia pakai yang bisa memuaskan hasratnya.

Willy masih terlelap, tetapi Jennifer masih terlihat sangat bugar. Jennifer membelai wajah Willy seraya menatapnya dengan dalam. Sesekali ia mengecupi wajah tampan Willy.

'Kau sangat tampan dan baik, tetapi maafkan aku karena aku terpaksa melakukan semua ini. Aku harap jika suatu saat nanti kau mengetahui pengkhianatan yang aku lakukan ini, kau tidak akan membenciku. Dan aku harap kau tetap masih mencintaiku, masih menginginkanku seperti ini,' batin Jennifer.

Jennifer beranjak menuju ke luar ruangan, dia mengendap-endap sembari menerima panggilan telepon dari seseorang. Jennifer berbicara secara pelan sekali agar suaranya tidak didengar oleh orang lain.

"Kau tenang saja, aku sudah melakukan semua yang kau perintahkan."

TO BE CONTINUED

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • DENDAM DAN CINTA KING MAFIA   90.Ex of Mafia

    Tanpa terasa, kini twins A sudah berusia 4 tahun. Dan pada saat itu di mansion AB sedang mengadakan pesta ulang tahun twins A yang ke 4.Perayaan ulang tahun yang sangat meriah itu begitu terasa. Apalagi semua keluarga para tangan kanan Albern hadir di sana. Willy, Rully, George, dan Neil, bersama istri dan anak mereka ikut menghadiri pesta tersebut.Anak-anak mereka yang berusia tidak jauh beda dengan twins A, kini sedang berlari-larian bersama twins A. Nora dan Nancy pun juga sudah memiliki anak berusia 3 tahun yang berjenis kelamin perempuan.Kebahagiaan makin terpancar di wajah semuanya. Mereka selalu kompak dan saling mendukung satu sama lain itu, menjadi kelebihan yang dimiliki oleh mereka.“Happy birthday twins A, Ardam Barnard dan Aveline Barnard, cucu-cucu oma. Tak terasa, ya, usia kalian sudah 4 tahun. Kalian semakin cantik dan tampan,” ucap Mama Marsha.“Ardam tampan seperti Daddy, dan adik Aveline cantik seperti Mommy,” ujar Ardam.Semua orang tertawa mendengarnya. Ardam m

  • DENDAM DAN CINTA KING MAFIA   89.Twins Baby

    Albern meneguk ludahnya dengan susah payah. Wajahnya memucat karena dia merasa panik. Dan dia justru berlari ke sana kemari karena otaknya tiba-tiba buntu.Harnum yang melihatnya merasa kesal. “By, apa yang kau lakukan? Mengapa kau malah lari ke sana ke mari. Perutku sakit, By, aku kontraksi,” ujarnya.“Ah, iya, Sayang. A-aku … aku … aduh, bagaimana ini? Sayang, maafkan aku karena aku telah membuatmu seperti ini. Kau pasti merasa pusing ‘kan karena ucapanku tadi sehingga membuatmu tidak nyaman dan banyak pikiran dan mengakibatkan kau merasa kesakitan di perutmu, lalu kontraksi.” Albern berbicara panjang tanpa jeda.Wajah Harnum meringis menahan sakit yang tiada tara. ”T-tidak begitu, By. Ah … mungkin ini memang sudah waktunya. Karena aku memang sudah hamil 9 bulan. Jadi, aku kontraksi.”“Aduh, By, ah … tolong panggilkan Bibi dan para asisten … bukan … ah maksudku panggil ketua pelayan di mansion ini.”Albern yang sedang panik itu sudah tidak mengingat lagi siapa nama ketua pelayannya,

  • DENDAM DAN CINTA KING MAFIA   88.Pindah Rumah

    Sementara itu di dalam kamar tamu, tepatnya di kamar pasangan George dan Nora. Malam itu Nora terlihat selalu murung. George sedari tadi memperhatikannya.Nora membelakangi George. Dia sudah menggunakan selimut. George yang awalnya sedang sibuk di layar laptop, kini dia menghentikan kegiatannya tersebut karena dia merasa bahwa sang istri sedang banyak pikiran.Lalu, ia langsung menghampirinya. George ikut merebahkan tubuhnya dan dia memeluk sang istri dari belakang. Tangan kanannya membelai-belai kepala Nora, sedangkan tangan kirinya mengelus-elus perut Nora.Dia sangat tahu bahwa Nora sedang memikirkan tentang dirinya yang belum mengandung. Apalagi Nora melihat Jennifer dan Monica yang sudah melahirkan, yang sudah memiliki anak, serta Harnum yang tengah mengandung.“Kau sudah mendengarkan ucapan Nona Harnum, lalu mengapa kau masih melamun dan memikirkan tentang itu, hmm?” George mencium pipi Nora, kemudian beralih ke telinganya dan menggigitinya.“Lepaskan, Sayang, aku sedang tidak i

  • DENDAM DAN CINTA KING MAFIA   87.Monica Melahirkan

    Malam itu pun juga Monica langsung dibawa ke rumah sakit dan langsung ditangani oleh tim medis.Monica melahirkan secara normal, sama halnya seperti Jennifer waktu itu. Karena mereka ingin merasakan menjadi seorang ibu seutuhnya sehingga mereka berusaha dan berjuang melahirkan tanpa operasi.Sebenarnya Rully dan kedua orang tuanya menyarankan agar dia di operasi caesar saja, tetapi Monica tidak mau. Dia benar-benar berusaha dan berjuang melahirkan secara normal.Tangisan bayi kini menggema di dalam ruangan persalinan. Bayi Monica dan Rully itu berjenis kelamin laki-laki. Pancaran kebahagiaan kian terpancar di wajah Rully dan Monica. Mereka benar-benar merasa sangat bahagia atas kelahiran putra pertamanya tersebut.Bayi laki-laki itu diberi nama Rafael Morgan. Harnum tiada henti memandang baby Rafael tersebut. Rasanya dia pun ingin segera melahirkan kala itu juga.Begitu pula dengan Nora dan Nancy, keduanya nampak ikut berbahagia menyambut kelahiran baby Rafael. Nora dan Nancy yang bel

  • DENDAM DAN CINTA KING MAFIA   86.Keputusan Berat

    Semuanya saling berpandangan ketika mereka melihat Harnum yang tengah merajuk. Bibirnya terlihat memberengut. Perasaan wanita yang sedang hamil benar-benar sangat sensitif sekali, tidak bisa salah sedikit akan mengenai hatinya.Albern merayunya agar tidak marah lagi, sedangkan kedua pasang suami istri itu bergegas keluar ketika melihat suasana yang semakin menegangkan. Mereka turun ke lantai bawah dan menuju ke gazebo di belakang mansion. Kini, mereka berempat duduk di sana. Sementara Albern tengah sibuk merayu dan membujuk Harnum. “Sayangku, mengapa kau marah? Kami tadi tidak bermaksud membuatmu bersedih.”“Aku tadi sedang berbicara membahas Neil dan George, tetapi kalian malah saling berpandangan seperti itu. Apa maksud kalian? Kau juga samanya. Aku membencimu!” Harnum masih saja marah pada Albern. “Sudah, sana pergi! Aku ingin sendiri.” Harnum pun langsung merebahkan tubuhnya di atas ranjang dan menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut.Albern yang melihat itu bertambah pusing. “

  • DENDAM DAN CINTA KING MAFIA   85.Menemukan Nora

    George bergegas keluar dari mobil. Dia berlari kencang ke arah dermaga. George langsung memeluk tubuh seseorang yang dia anggap adalah Nora.“Nora, Sayang, akhirnya aku menemukanmu.” George semakin mengeratkan pelukannya.Sementara perempuan yang dipeluk tersebut berusaha sekuat tenaga melepaskan pelukan George. “Tuan, tolong lepaskan, saya bukan Nora.”Deg!Deg!Jantung George berdetak semakin cepat dan bertalu-talu. Dia melepaskan pelukannya dan menatap wajah perempuan tersebut yang ternyata memang bukan Nora.“M-maaf, aku salah orang. Aku kira kau istriku karena postur tubuhmu sama persis,” ujar George.Dia melangkah dengan lunglai meninggalkan bandara. Air mata semakin deras membasahi pipinya. Langkah kakinya berjalan tanpa arah. Neil dan Nancy yang melihatnya ikut meneteskan air mata.Lalu, mereka menuntun George untuk duduk di sebuah bangku yang terletak di pinggir pantai. Di pantai tersebut terdapat banyak penginapan.“George, ayo, kita ke penginapan saja agar kau bisa beristir

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status