Share

Bab 6. BERTEMU MALAIKAT YANG BAIK HATI

“Wilona!”

“Hm, ya, Nyonya Dorothy?!” Putri Kimberley tak sedikitpun mengalihkan pandangannya dari foto yang terpasang di dinding ruangan itu.

“Wilona, maaf, kau harus lama menungguku!” 

“Tidak masalah, Nyonya Dorothy!” Wilona kembali duduk.

“Hei, Nona cantik, ayo ke meja makan dulu!”

“Tunggu sebentar, Nyonya Dorothy!”,

“Ada apa lagi, Wilona?” Nyonya Dorothy heran saat dilihatnya mata Wilona tak berkedip memandang foto yang ada di dinding ruangan itu.

“Ada yang salah dengan foto itu?” tanyanya lagi dengan nada penasaran.

“Oh, tidak Nyonya. Aku hanya ingin bertanya tentang itu!” tangan Putri Kimberley menunjuk ke arah foto yang dari tadi mencuri perhatiannya itu.

“Itu foto! Itu namanya foto, Wilona. Itu fotoku bersama keluarga kerajaan White Tiger. Itu aku yang berdiri paling kiri, sedang yang berada di tengah adalah Permaisuri Alice sedang menggendong bayinya, Putri Kimberley.” Mata tua itu tiba-tiba berubah redup. Lalu ia hempaskan napasnya kasar.

“Yang lainnya itu adalah teman-temanku yang juga bekerja di Istana Kerajaan White Tiger.”

“Jadi dulu kau pernah bekerja di Istana Kerajaan White Tiger?" Mata indah Putri Kimberley kini beralih memandang wajah Dorothy yang terlihat sedih, lalu bergantian ia memandangi foto Permaisuri Alice dan Putri Kimberly, yaitu dirinya sendiri.

“Nantilah kau akan kuceritakan tentang itu. Sekarang kita makan dulu!”

***

“Kau suka steak dan susu hangatnya, Wilona?”

“Tentu aku suka sekali, Nyonya. Lihat aku sampai menghabiskannya sendiri!” Gadis itu menunjukkan piring dan gelasnya yang kosong.

“Dasar kau gadis cantik yang rakus!” Lalu Dorothy tertawa lebar mengejek ke arah Putri Kimberley, lalu gadis itu pun ikut-ikutan tertawa.

“Oh, ya, Nyonya, sekarang coba kau ceritakan tentang foto itu! Hm, dari dulu aku sangat menyukai keluarga kerajaan itu.” Putri Kimberley beralasan.

“Sama seperti aku, Wilona. Aku sangat mengagumi keluarga kerajaan itu. Tapi sayang, sosok Permaisuri Alice dan Putri Kimberley sekarang hanya tinggal kenangan. Mereka mungkin sudah mati dimangsa binatang buas saat diasingkan ke dalam hutan.” Seketika wanita tua baik hati itu tak dapat menahan air matanya.

Ada dendam dan kebencian menjadi satu saat Nyonya Dorothy mengisahkan tentang segala kelicikan selir Raja Rehard, yang bernama Zelena itu, yang membuat dirinya dan ibunya harus hidup selama bertahun-tahun di dalam hutan belantara. Dorothy seolah menjadi saksi akan kisah kelam ia dan ibunya.

“Aku pun harus tersingkir dari istana, karena dianggap menjadi orang yang berpihak kepada Permaisuri Alice dan Putri Kimberley. Tapi itu tak masalah bagiku. Karena hidup dalam istana tanpa kedua bunga itu tak ada artinya, lebih baik aku menjadi seperti ini daripada harus menjadi seorang penghianat, karena menyatakan sesuatu yang sebenarnya tidak pernah terjadi. Aku yakin perselingkuhan Permaisuri Alice tak pernah ada, terlalu keji tuduhan itu untuk orang seperti Permaisuri Alice. Oh Tuhanku, dimana mereka? Hu ...hu ... hu ...!” Dorothy pun menangis tersedu-sedu seperti anak kecil.

“Dorothy, kecilkan suaramu!” Fredy tiba-tiba muncul.

Menyadari itu, Dorothy pun langsung menghapus air matanya dengan ujung jarinya.

“Aku mengganggu kalian?” Lelaki bertubuh kurus dengan rambut keriting berwarna putih itu mendekat pada Dorothy.

“Fredy, aku sedang menceritakan kisahku saat aku bekerja sebagai Pengasuh Putri Kimberley.” Dorothy yang tadi terlihat menangis saat ini berubah menjadi sangat bahagia kembali.

“Lupakan saja ceritamu itu Dorothy! Sekarang siapkan untukku segelas susu hangat!”

“Ya, sabarlah kau Fredy! Sebentar Wilona. Lihat lelaki tua ini datang mengganggu kita!” Putri Kimberley tersenyum sambil menganggukkan kepalanya.

Dorothy pun berlalu.

“Ini untukmu. Minumlah sepuasnya. Setelah itu antar Wilona ke Istana Kerajaan Strong."

Lelaki tua itu sedikit pun tak memperdulikan ucapan Dorothy, ia langsung menikmati segelas besar susu hangat buatan sang istri tercintanya, Dorothy.

“Wilona, mungkin kalau Putri Kimberley masih hidup usianya juga sama sepertimu. Dia mungkin juga sangat cantik seperti kau. Oh ya, Wilona bersiaplah, karena sebentar lagi Fredy akan mengantarkanmu!”

“Terima kasih, Nyonya Dorothy, Nyonya apa kau tidak keberatan jika suatu hari aku akan kembali lagi ke rumah ini?”

“Hei Wilona, itu pertanyaan bodoh yang pernah kudengar. Ya tentu aku akan senang sekali menerimamu. Kau mengingatkan aku pada Putri Kimberley. Aku sangat merindukannya, karena dia kesayanganku. Aku sudah menganggap dia seperti putriku sendiri. Waktu itu, aku hampir gila saat aku harus melepas dekapanku padanya, karena aku harus merelakan ia dibawa ke dalam hutan oleh orang-orang suruhan istana.” Mata itu kembali berkaca-kaca, dan kini Putri Kimberley yang menghapus air mata itu dengan ujung jemari lentiknya. Ia pun langsung mendekap erat tubuh tua Dorothy dan mengelus-elus lembut pundaknya.

“Akulah Putri Kimberley itu, Dorothy! Akulah kesayanganmu itu, Dorothy yang baik hati.” ucapnya lirih.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status