Share

DESIRE DARK
DESIRE DARK
Author: ikan kodok

Video Durasi 1 menit 35 detik

Part 1 (Video Durasi 1 menit 35 detik)

Ting!

Satu notifikasi pesan masuk di gawaiku. Saat kucek ternyata pesan dari Steven. [Coba putar video itu Kinan. Saya Steven.] Dahiku mengerut membaca pesan darinya. Steven, pria yang beberapa hari yang lalu kukenal saat aku menemani Mas Hanzel menghadiri jamuan makan malam di sebuah perusahaan. Ia merupakan salah satu rekan bisnis Mas Hanzel—suamiku. Stev menyertakan sebuah video dengan durasi 1 menit 35 detik. Ia juga menambahkan lokasi di mana ia mengambil video itu. 

Segera aku menepikan mobilku, dan mematikan mesinnya, rasa penasaran meluap begitu saja. Kira-kira apa isi video ini? Dan ada hubungan apa video ini denganku? 

Aku menarik napas panjang, memberi jeda sebelum bersiap menonton. Ada guratan kecil dalam dasar hati yang mulai menjadi parasit. Bahkan kini jantungku berpacu dua kali lebih cepat.

“Kau tahu aku menikahi Kinan demi bisa bersamamu Mega. Aku tak mencintainya sedikit pun. Yang kutahu aku hanya ingin memilikimu,” deg, bagai dihujam belati, hatiku langsung mencelos. Rasa sesak Mendera dada ini. Aku membungkam mulutku dengan cepat. Apa aku tak salah dengar? Bukan kah ini Mega, sahabatku. Dan Mas Hanzel—yang Tuhan tolong tenggelamkan aku sekarang.

Sulit rasanya untuk percaya, dengan tangan gemetar aku kembali memutar video itu. Bulir-bulir bening mulai berjatuhan. Selama dua tahun pernikahan kami, aku ini di anggap apa? Seorang Istri? Atau hanya batu loncatan agar kamu bisa bersama wanita lain, Mas.

“Tetap saja Hanzel, aku tak mau terus menerus menjadi simpananmu! Kalau kau mencintaiku cepat ceraikan Kinan. Lagian aku sudah bosan melihat wajah Istrimu itu.” Mas Hanzel meraih pergelangan tangan Mega, menciumi berulangkali wanita itu. Menyakinkan ia hanya milik Mega. Hal yang tak pernah sama sekali ia lakukan padaku selama ini. Aku terlalu mencintainya hingga lupa cinta itu lah yang kini menghancurkan ku. Aku pikir perubahan sikapnya karena ia ada masalah di kantor, tapi ternyata aku salah. Ya Tuhan kenapa baru sekarang Kau tunjukkan hal ini padaku. 

“Bersabarlah, Sayang. Sebentar lagi aku akan menceraikan Kinan setelah misiku berhasil.” runtuh sudah duniaku, hanya dengan kalimat singkatnya mimpi yang kurangkai sirna. Kenapa aku tak pernah sadar, dari tatapan hingga cara Mas Hanzel memperlakukan Mega berbeda dari yang ia lakukan padaku.

Napasku mulai tak teratur, aku menyudahi memutar video itu. Cukup, bagian ini sudah menyakiti ku! Aku menyeka kasar pipiku. Sekilas ekor mataku melirik cincin yang melingkar di jariku. Bibirku bergetar hebat kala memori demi memori menghujani pikiranku. Ku pejamkan mata sesaat, mendongak menatap atap mobil. 

Pada akhirnya bukan seberapa cepat tapi seberapa tepat.

Lihatlah dirimu sekarang Kinan, orang yang kau banggakan menoreh luka sesakit ini. Orang yang kau anggap seperti saudaramu sendiri menusukmu dari belakang. Apa yang bisa kau harapkan sekarang, Kinan. Kau terlihat lebih bodoh jika masih bertahan. Sisi kananku kembali bersuara. Aku tak menyangka Mega melakukan hal ini. Di khianati sahabat sendiri ternyata lebih pedih. 

Aku meraih benda pipih milikku, mengetik pertanyaan yang segera ku kirim pada Steven. [Apa mereka masih ada di sana Stev? Maksudku suamiku dan Mega?] Suamiku? Hahahaha, aku perlu menertawakan diriku yang malang ini. Menggaris bawahi jika aku memang tak seberuntung yang lain. Masih pantas kah aku menyebutnya suamiku setelah apa yang ia lakukan padaku. 

“Kalian akan merasakan hal yang lebih menyakitkan lagi dari ini.” dengan gigi gemeletuk aku menunggu jawaban Stev. Aku tahu tempatnya, hanya saja percuma jika aku kesana tanpa adanya mereka. 

[Karyawan di cafe baru saja menyajikan makanan. Cepatlah ke sini, dan lihat kelakuan suamimu itu. Oh lupa, sahabatmu juga.] Dari mana Stev tahu Mega itu sahabatku. Ahh,  lupakan hal itu, Kinan. Jangan membuang waktu!

Buru-buru aku melajukan mobilku  bergabung dengan pengendara yang bernaung di jalan raya yang lumanyan padat. Aku mengemudikan mobilku dengan kecepatan di atas rata-rata. Napas terasa sesak, serasa oksigen di sekelilingku di tarik paksa. Sulit mengakui bahwa sebentar lagi aku akan dibuang dan di tinggalkan, layaknya barang yang tak lagi berguna. Namun, mau tidak aku menghadapi posisi itu.

Next?

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status