Home / Rumah Tangga / DESIRE DARK / Video Durasi 1 menit 35 detik

Share

DESIRE DARK
DESIRE DARK
Author: ikan kodok

Video Durasi 1 menit 35 detik

Author: ikan kodok
last update Last Updated: 2023-06-14 20:35:07

Part 1 (Video Durasi 1 menit 35 detik)

Ting!

Satu notifikasi pesan masuk di gawaiku. Saat kucek ternyata pesan dari Steven. [Coba putar video itu Kinan. Saya Steven.] Dahiku mengerut membaca pesan darinya. Steven, pria yang beberapa hari yang lalu kukenal saat aku menemani Mas Hanzel menghadiri jamuan makan malam di sebuah perusahaan. Ia merupakan salah satu rekan bisnis Mas Hanzel—suamiku. Stev menyertakan sebuah video dengan durasi 1 menit 35 detik. Ia juga menambahkan lokasi di mana ia mengambil video itu. 

Segera aku menepikan mobilku, dan mematikan mesinnya, rasa penasaran meluap begitu saja. Kira-kira apa isi video ini? Dan ada hubungan apa video ini denganku? 

Aku menarik napas panjang, memberi jeda sebelum bersiap menonton. Ada guratan kecil dalam dasar hati yang mulai menjadi parasit. Bahkan kini jantungku berpacu dua kali lebih cepat.

“Kau tahu aku menikahi Kinan demi bisa bersamamu Mega. Aku tak mencintainya sedikit pun. Yang kutahu aku hanya ingin memilikimu,” deg, bagai dihujam belati, hatiku langsung mencelos. Rasa sesak Mendera dada ini. Aku membungkam mulutku dengan cepat. Apa aku tak salah dengar? Bukan kah ini Mega, sahabatku. Dan Mas Hanzel—yang Tuhan tolong tenggelamkan aku sekarang.

Sulit rasanya untuk percaya, dengan tangan gemetar aku kembali memutar video itu. Bulir-bulir bening mulai berjatuhan. Selama dua tahun pernikahan kami, aku ini di anggap apa? Seorang Istri? Atau hanya batu loncatan agar kamu bisa bersama wanita lain, Mas.

“Tetap saja Hanzel, aku tak mau terus menerus menjadi simpananmu! Kalau kau mencintaiku cepat ceraikan Kinan. Lagian aku sudah bosan melihat wajah Istrimu itu.” Mas Hanzel meraih pergelangan tangan Mega, menciumi berulangkali wanita itu. Menyakinkan ia hanya milik Mega. Hal yang tak pernah sama sekali ia lakukan padaku selama ini. Aku terlalu mencintainya hingga lupa cinta itu lah yang kini menghancurkan ku. Aku pikir perubahan sikapnya karena ia ada masalah di kantor, tapi ternyata aku salah. Ya Tuhan kenapa baru sekarang Kau tunjukkan hal ini padaku. 

“Bersabarlah, Sayang. Sebentar lagi aku akan menceraikan Kinan setelah misiku berhasil.” runtuh sudah duniaku, hanya dengan kalimat singkatnya mimpi yang kurangkai sirna. Kenapa aku tak pernah sadar, dari tatapan hingga cara Mas Hanzel memperlakukan Mega berbeda dari yang ia lakukan padaku.

Napasku mulai tak teratur, aku menyudahi memutar video itu. Cukup, bagian ini sudah menyakiti ku! Aku menyeka kasar pipiku. Sekilas ekor mataku melirik cincin yang melingkar di jariku. Bibirku bergetar hebat kala memori demi memori menghujani pikiranku. Ku pejamkan mata sesaat, mendongak menatap atap mobil. 

Pada akhirnya bukan seberapa cepat tapi seberapa tepat.

Lihatlah dirimu sekarang Kinan, orang yang kau banggakan menoreh luka sesakit ini. Orang yang kau anggap seperti saudaramu sendiri menusukmu dari belakang. Apa yang bisa kau harapkan sekarang, Kinan. Kau terlihat lebih bodoh jika masih bertahan. Sisi kananku kembali bersuara. Aku tak menyangka Mega melakukan hal ini. Di khianati sahabat sendiri ternyata lebih pedih. 

Aku meraih benda pipih milikku, mengetik pertanyaan yang segera ku kirim pada Steven. [Apa mereka masih ada di sana Stev? Maksudku suamiku dan Mega?] Suamiku? Hahahaha, aku perlu menertawakan diriku yang malang ini. Menggaris bawahi jika aku memang tak seberuntung yang lain. Masih pantas kah aku menyebutnya suamiku setelah apa yang ia lakukan padaku. 

“Kalian akan merasakan hal yang lebih menyakitkan lagi dari ini.” dengan gigi gemeletuk aku menunggu jawaban Stev. Aku tahu tempatnya, hanya saja percuma jika aku kesana tanpa adanya mereka. 

[Karyawan di cafe baru saja menyajikan makanan. Cepatlah ke sini, dan lihat kelakuan suamimu itu. Oh lupa, sahabatmu juga.] Dari mana Stev tahu Mega itu sahabatku. Ahh,  lupakan hal itu, Kinan. Jangan membuang waktu!

Buru-buru aku melajukan mobilku  bergabung dengan pengendara yang bernaung di jalan raya yang lumanyan padat. Aku mengemudikan mobilku dengan kecepatan di atas rata-rata. Napas terasa sesak, serasa oksigen di sekelilingku di tarik paksa. Sulit mengakui bahwa sebentar lagi aku akan dibuang dan di tinggalkan, layaknya barang yang tak lagi berguna. Namun, mau tidak aku menghadapi posisi itu.

Next?

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • DESIRE DARK   Tegang

    Part 31 (Tegang!) Aku menarik napas dalam-dalam, tatkala Mas Hanzel membawaku masuk ke dalam bilik kamar yang ada di ruangannya. “Ngapain kamu tarik aku ke sini, kita kedatangan tamu loh Mas,” ucapku memarahinya. Makin lama, sikap Mas Hanzel makin menyebalkan. Kutepis tangannya kasar, sambil terus melototinya. Sampai segitunya dia cemburu? istrinya sendiri di sembunyikan seperti ini, di larang pergi ke mana-mana, kebebasan istrinya serasa direnggut paksa oleh egonya sendiri. “Tunggu di sini, biar saya yang temui stev,” katanya, keningku langsung mengernyit. Apa aku tak salah dengar? “Lah, bukannya Stev mau ketemu aku yah Mas. Bukan kamu, ngapain jadi kamu yang temui dia.” Mas Hanzel berdecak kesal, sorot matanya kian tajam. Ia mengayun langkah mendekatiku, sejurus kemudian aku mundur. “Memangnya kenapa? Tidak ada salahnya bukan. Kamu istri saya Kinan, suka-suka saya dong melarang kamu dekat dengan siapa. Jadi kamu enggak usah pecicilan,” omelnya, perlu aku tandai lagi, ini su

  • DESIRE DARK   Kedatangan Stev?

    Part 30 (Kedatangan Stev?) POV Kinan. “Mas, pulang yuk.” Aku berusaha merayu Mas Hanzel, berbagai macam rayuan pun telah aku keluarkan. Namun, nihil, tidak ada satu pun rayuan yang berhasil meluluhkan hati Mas Hanzel, suamiku tetap pada pendiriannya. Jangankan pulang, diijinkan keluar dari ruangnya pun tidak. Aku bangkit dari sofa, setelah berjam-jam duduk membuat pantatku panas. Kutepuk dress yang kukenakan, kemudian kembali memandangi suamiku yang dinginnya setara dengan es. Dengan gontai aku berjalan mendekati Mas Hanzel, memeluknya dari belakang. Bisa kurasakan suamiku sedikit menegang, namun, hanya beberapa detik ia kembali tenang. “Mas, aku bosan cuman duduk dan perhatiin kamu kerja. Boleh ya kalau pulang,” kataku memanyunkan bibir. Pria yang berstatus suamiku tersebut hanya bergeming, seolah menulikan pendengaran mengenai keluhan istrinya ini. Kuhentakan kaki, rasa kesal sudah membuncah dada. Tidak di tanggapi membuatku ingin memakan orang. Aku heran, demit mana yang su

  • DESIRE DARK   Putus & Posesif

    Part 29 (Putus & Posesif) “Rekayasa kamu bilang! Hanya orang bod*h yang percaya omong kosongmu, Mega! Siapa pria ini! katakan, C'k!” tanya Hanzel, raut wajahnya sudah menunjukan betapa murkanya pria itu sekarang. Ia tidak tahu pasti, dengan siapa Mega masuk ke dalam kamar hotel, dan apa yang wanita itu lakukan di sana. Yang jelas, foto yang ia dapatkan sudah membuat kepercayaan seorang Hanzel goyah terhadap kekasihnya. “Katakan Mega! Atau-” “Atau apa Mas!”potong Mega, napas wanita itu ikutan memburu, dadanya naik turun. Seisi kepalanya ingin meledak, lantaran pria berstatus kekasihnya itu terus memojokkannya. “Kita usai sampai di sini, ya kita akhiri hubungan ini,” ujar Hanzel menekan setiap kata yang ia lontarkan. Bagai dilempar granat tetap mengenai jantungnya, bagian itu mencelos tanpa ampun. Mega tertegun, ia tidak bisa berbohong, kalau dirinya sungguh terkejut. Seorang Hanzel, memilih mengakhiri hubungan dengannya. Yang benar saja, ini tidak boleh terjadi. Dulu Hanzel yan

  • DESIRE DARK   Pertengkaran?

    Part 28 (Pertengkaran?) Hanzel mengemudikan mobil dengan kecepatan tinggi menuju rumah Mega. Pikirannya berkecamuk kemana-mana. Tak bisa pria itu elak, sebagian besar didominasi rasa penasaran. Setibanya di depan rumah Mega, yang tak lain adalah kekasih gelapnya itu. Gegas Hanzel turun dari mobilnya, pandangan matanya tak sengaja melihat mobil berwarna hitam itu terparkir disebelah mobil Mega. Dari lat mobilnya saja, seperti tidak asing baginya. Tapi mobil siapa? Tak mau ambil pusing, Hanzel meraih gagang pintu, dan memutarnya. Di kunci? Pikirnya. Apa Mega sedang tidak ada di rumah, atau kekasihnya itu masih di hotel tadi. Sialan! Hanzel mendadak teringat omongan Kinan yang mengatakan, jika Mega pergi bersama pria lain. Menolak percaya, tapi istrinya tak mungkin berbohong. Hanzel berinisiatif mengintip dari celah jendela, nampak sofa ruang tamu bergoyang-goyang, tidak jelas, karena hanya terlihat sedikit. Hanzel semakin emosi, ia lantas merogoh ponselnya, berjalan mondar-ma

  • DESIRE DARK   Kenyataan Macam Apa Ini?

    Part 27 (Kenyataan Macam Apa Ini?)*** “Jawab Pa, kenapa kalian berdua malah diam? Pasti ada sesuatu yang kalian sembunyikan selama ini? siapa Kinan, sebenarnya?” tanyaku penuh penekanan, aku menatap mereka berdua lekat. Udara malam kian terasa menusuk tulang, Papa mengecilkan AC, bukan berarti suasana diruangan ini ikut kembali tenang. “Kinan Istrimu, Hanzel,” jawaban Papa membuatku tidak puas. Selalu kalimat itu yang menjadi andalan mereka. Siapa yang bertanya kalau Kinan bukan istriku, kami menikah lebih dari dua tahun. “Kalian ini sampai kapan berbohong, aku bukan lagi anak kecil yang percaya omong kosong.” Tarikan napas panjang Papa hembuskan, sedangkan Mama terus menatap suaminya dengan perasaan yang entah, aku sendiri tak tahu. “Gimana Pa, kita jujur aja, dari pada nanti terjadi sesuatu dengan Kinan,” ungkap Mama, sesaat Papa bergeming, lalu akhirnya mengangguk setuju. Baiklah, obrolan serius akan di mulai, aku menyimak baik-baik apa yang hendak mereka ucapkan. “Papa ju

  • DESIRE DARK   Penyelidikan Hanzel

    Part 26 (Penyelidikan Hanzel)**** Dahiku mengerut, nomor ini? Bukannya ini nomor Mega? Aku segera menyalin nomor tersebut, untuk memastikan ini benar nomor Mega atau hanya dugaanku saja. Kalau memang benar ini nomor Mega, ada hubungan apa ia dengan pria misterius itu, jangan bilang, kalau dua pria tadi itu suruhan Mega? Tapi untuk apa?Apa karena Mega cemburu dengan Kinan? Pikirku. Aku mengetik nomor tersebut di log panggilan, dan seketika mataku melebar kala nama Mega muncul di sana, tidak salah, ini memang nomor Mega. Aku mengingat betul angka terakhir nomor tersebut. Shit, apa maksud dari semua ini? Siapa Mega sebenarnya? Berbagai pertanyaan pun akhirnya timbun di benakku. Aku merasa seperti tengah dipermainkan takdir, dua tahun aku menikah dengan Kinan, dan satu tahun menjalin hubungan dengan Mega. Tapi kenapa baru sekarang, aku merasakan keganjalan diantara keduanya, terlebih Papa memberiku pilihan yang tak masuk akal. Intinya, aku harus memilih diantara, Kinan? atau Meg

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status