Beranda / Romansa / DI BAWAH KENDALI ASISTEN MANAGER / Bab 12: Gejolak Cincin Perak

Share

Bab 12: Gejolak Cincin Perak

Penulis: Ginazara
last update Terakhir Diperbarui: 2025-12-12 14:09:37

Rio dan Anya tiba di kantor. Aura ketegangan yang mereka bawa dari malam masih menempel. Mereka baru saja berhasil lolos dari serangan preman suruhan Kusuma, dan kini mereka harus dihadapkan perang formal di ruang rapat.

Di lobi, pandangan mata karyawan langsung menuju pada Anya. Kabar burung sudah menyebar, tetapi hari ini adalah penegasan final. Anya mengenakan gaun elegan dan, yang paling memicu kegaduhan, cincin perak tunangan itu berkilauan di jari manisnya, dipasang Rio di hotel tadi malam.

Di Area Pantry:

> "Astaga, lihat cincinnya! Dia benar-benar tunangan Pak Rio," bisik Mira, seorang staf senior, kepada rekannya. "Hanya anak magang yang melangkahi semua manager di sini. Itu namanya direncanakan!"

> Dina, rekan Anya, memandang Anya dari jauh dengan campuran rasa iri dan hormat. "Itu gila! Dia berhasil mengubah statusnya dari penyebar kopi menjadi tunangan, apa dia pakai pelet dukun?! Aku dengar Rio bahkan membelika gaun yang dipakai itu."

Rio berjalan cepat, memegan
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • DI BAWAH KENDALI ASISTEN MANAGER   Bab 15: Gaun Baru, Pidato Cinta, dan Larangan yang Teruji

    Malam berlalu dengan sunyi setelah pengakuan genting Rio. Larangan itu tidak menghilangkan ketegangan, justru memperkuatnya. Anya tahu, kini kendali Rio bergantung pada ketidakpedulian Anya, dan itu adalah kendali yang sangat rapuh. Pagi itu, di meja sarapan, suasana terasa tebal. Rio dan Anya menghindari tatapan mata satu sama lain, hanya berkomunikasi melalui perintah dan respons pekerjaan. "Hari ini, Anda harus menyelesaikan pidato untuk Gala Amal malam ini. Harus berbicara tentang visi, tapi juga harus menyentuh sisi pribadi saya sebagai pria yang sedang jatuh cinta," perintah Rio, tanpa melihat Anya. "Saya sudah mulai menyusunnya semalam, Pak Rio," jawab Anya. "Saya akan menyentuh poin-poin tentang integritas dan kepercayaan sebagai dasar sebuah hubungan, yang kebetulan berlaku untuk Sentosa Plaza juga." Rio mendongak. "Ide yang bagus. Dua burung dengan satu batu." Rio kemudian melihat amplop berisi gaun yang sudah dikirimkan di sofa. "Gaun Anda sudah sampai. Coba. Pasti

  • DI BAWAH KENDALI ASISTEN MANAGER   Bab 14: Malam Pertama di Bawah Larangan

    Rio baru saja mengucapkan larangan mutlak kepada Anya: “Anda tidak boleh jatuh cinta pada saya.” Larangan itu menggantung begitu saja tanpa arah yang jelas, menciptakan jarak yang tak terlihat yang tebal di antara mereka berdua, bahkan saat mereka berdiri di ruang tamu apartemen yang sama.Rio kemudian menunjuk kamar tidur. "kamu istirahat. Aku mau selesaikan dulu beberapa berkas di ruang kerja."Anya masuk ke kamar utama, kamar tidur Rio yang bagus. Ia menyentuh bantalnya yang dingin. Rio pandai mengurusnya dan beri perawatan yang baik, tapi ia menciptakan dinding yang tak terlewati di antara mereka. Anya tahu, malam ini adalah ujian pertama bagi larangan itu.Kecanggungan di Dapur:Pukul 20:00, Anya sedikit lapar dan ingin memakan makanan ringan, kemudian dia memutuskan untuk menyiapkan teh dan makanan ringan bukan untuk Rio, tetapi untuk dirinya sendiri. Rio sudah kembali ke mode kantor di ruang kerjanya.Saat Anya merapikan sisa piring di dapur, Rio tiba-tiba keluar. Ia baru saja

  • DI BAWAH KENDALI ASISTEN MANAGER   Bab 13: Atasan yang Protektif dan Dinding Terakhir Rio

    Setelah kemenangan di ruang rapat Dewan Direksi. Rio baru saja menutup pintu, ponselnya bergetar ada panggilan dari Bapak Setiawan Kepala Divisi Operasional dan atasan langsung Rio. “Saya harus ketemu Bapak Setiawan.” Katanya pendek. "Kamu pergilah dulu ke kantor jangan pulang kemana-mana dulu tunggu aku nanti." Anya mengangguk masih melihat ada sisi ketegangan walaupun sedikit di mata Rio Di Kantor Kepala Divisi Setiawan Ruangannya selalu dibuat hangat, lampu kuning, rak buku tua, dan aroma kopi hitam, tapi suasana hari itu berbeda. "Duduk, Rio," kata Setiawan, nadanya tidak marah, melainkan penuh keprihatinan seperti seorang Bapak kepada Anaknya. "Presentasimu bagus tapi kita perlu bahas soal Anak Magang itu." "Saya sudah tahu Pak," Rio menghela napas menyesal. "Saya sudah menanggung risiko penuh." "Rio, Itu masalah keselamatan. Melibatkan anak magang, yang seharusnya dilindungi, itu membuat saya khawatir. Setahu saya, Anda sangat berhati-hati," Setiawan menjelaskan, a

  • DI BAWAH KENDALI ASISTEN MANAGER   Bab 12: Gejolak Cincin Perak

    Rio dan Anya tiba di kantor. Aura ketegangan yang mereka bawa dari malam masih menempel. Mereka baru saja berhasil lolos dari serangan preman suruhan Kusuma, dan kini mereka harus dihadapkan perang formal di ruang rapat. Di lobi, pandangan mata karyawan langsung menuju pada Anya. Kabar burung sudah menyebar, tetapi hari ini adalah penegasan final. Anya mengenakan gaun elegan dan, yang paling memicu kegaduhan, cincin perak tunangan itu berkilauan di jari manisnya, dipasang Rio di hotel tadi malam. Di Area Pantry: > "Astaga, lihat cincinnya! Dia benar-benar tunangan Pak Rio," bisik Mira, seorang staf senior, kepada rekannya. "Hanya anak magang yang melangkahi semua manager di sini. Itu namanya direncanakan!" > Dina, rekan Anya, memandang Anya dari jauh dengan campuran rasa iri dan hormat. "Itu gila! Dia berhasil mengubah statusnya dari penyebar kopi menjadi tunangan, apa dia pakai pelet dukun?! Aku dengar Rio bahkan membelika gaun yang dipakai itu." Rio berjalan cepat, memegan

  • DI BAWAH KENDALI ASISTEN MANAGER   Bab 11: Pelarian dari Rumah Keluarga dan Kontrak Cincin

    Nyonya Winda menatap ke belakang, matanya awas penasaran, menunjuk ke jalanan di belakang Rio. "Rio, tunggu! Siapa mereka di belakangmu!" Rio segera berbalik. Di ujung jalan, sebuah mobil hitam dengan lampu dimatikan berhenti perlahan. Pintu mobil terbuka, dan dari sana, muncul dua sosok berjaket gelap preman yang mengejar mereka dari apartemen Rio. Mereka berdua telah dilacak. "Sial! Mereka melacak sinyal telepon Ibu!" desis Rio. Ia menarik Anya dan mendorong Nyonya Winda. "Ibu, masuk! Sekarang! Jangan telepon siapa pun!" Rio mendorong Anya ke pintu belakang, sementara Nyonya Winda bergegas menutup pintu depan dengan panik dan bingung. "Ada apa Rio?" tanya Nyonya Winda, suaranya tercekat. "Nanti Rio jelaskan, Bu," jawab Rio terburu-buru, matanya mencari jalan keluar. "Lantai atas, Anya! Kamar tidur Ayah!" ucap Rio, menarik Anya menaiki tangga. Mereka mencapai kamar tidur utama. Ayah Rio yang sakit-sakitan hanya bisa menatap bingung dari tempat tidurnya. "Maaf, Ayah," b

  • DI BAWAH KENDALI ASISTEN MANAGER   Bab 10: Konsekuensi Ciuman dan Kontrak Darurat

    Itu Taksi melaju kencang, meninggalkan tempatnya apartemen Rio yang kini diselimuti suara sirene darurat. Di dalam mobil, keheningan terasa memekakkan telinga. Rio dan Anya duduk berjauhan, meskipun hanya beberapa menit yang lalu Rio mencium Anya dengan paksa di depan umum. Anya menyentuh bibirnya, mencoba memproses. Ciuman itu cepat, mendesak, dan penuh adrenalin—sama sekali tidak romantis, tetapi sangat mengguncangnya. "Kenapa Bapak melakukan itu?" tanya Anya pelan dan ragu, akhirnya memecah keheningan. "Itu tidak ada hubungannya dengan pengalihan perhatian, Pak Rio." suaranya semakin terdengar tegas Rio menoleh, wajahnya masih dingin dan kaku, tetapi ia terlihat malu dan sangat tertekan. "Itu adalah akting, Anya. Mereka sedang melihat kita, mereka merekam. Saya harus memberikan mereka sesuatu yang meyakinkan agar mereka berpikir kita... terlalu terganggu secara emosional untuk menyimpan data rahasia," jawab Rio, meskipun ia menghindari tatapan Anya. "Pengalihan perhatian,"

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status