Sore itu di ruang kerja Jack, Nyonya Smith sudah berdiri dari duduknya. Dia telah selesai dengan laporannya dan mendapat ijin pulang. Tinggat Hunter dan Jack yang ada di ruangan.“Apa masih ada yang lain?” tanya Jack.“Tak ada.” Hunter ikut berdiri. Pekerjaan mereka sudah selesai hari itu. Hasil dari keputusna hari ini mungkin baru akan terasa besok.“Berhati-hatilah, Jack. Mereka tak akan tinggal diam.” Hunter mengingatkan.“Hemm … kalian di sini juga harus berhati-hati. Bersabarlah. Aku ingin semua ini cepat berakhir, agar kalian bisa hidup lebih tenang,”ujar Jack.‘Jangan khawatirkan kami,” kata Hunter.“Aku yang mengajak kalian ke sini.” Jack bersikeras.“Baik, akan kukatakan pada mereka semua pesanmu.” Hunter tak ingin membantah.Jack pulang bersama dengan asistennya. Dia sedang menunggu pesan dari ayahnya yang mengajak bertemu tadi pagi. Tapi hingga petang, belum ada pesan masuk untuk mengatakan lokasi pertemuan mereka nanti. “apa dia berubah pikiran? Apa yang mau dibicarakannya
Jack dan ajudannya keheranan dengan kesimpulan yang dibuat petugas polisi yang memeriksa mereka berdua.“Apa Anda tidak mendengarkan pernyataan saya, bahwa mereka mengejar dan menembak kami lebih dulu? Kalau tidak, maka saya tidak akan membalas!” bantah Jack.“Itu kan pernyataan Anda saja. Semua harus dikonfirmasi lebih dulu dengan pihak lain yang Anda tuduh!” Polisi itu bersikeras. Dia bergerak mendekati Jack, untuk menahannya.Ned sang ajudan, segera maju menghalangi. “Jangan soba-coba! Kami mau petugas yang lebih tinggi dari Anda untuk memeriksa kasus ini!” ujarnya tegas. Dia jelas tidak mempercayai petugas polisi itu.“Itu bentuk penghinaan!” kata polisi itu marah.“Jenderal!” Hunter sudah tiba di sana dengan beberapa orang anggotanya dan juga pengacara.“Apa Anda baik-baik saja?” tanya Hunter.“Harusnya baik-baik saja, sampai petugas polisi ini ingin menahanku!” kata Jack sambil menggelengkan kepala. Hunter memperkenalkan pengacara yang dibawanya.“Ini Stefano Gerald. Pengacara y
Keesokan hari, polisi setempat mendapat laporan penemuan mayat tak dikenal dipinggir jalan. Melihat ada begitu banyak bekas suntikan di lengan dan sebuah alat suntik kosong di dekatnya, polisi dengan cepat menetapkan bahwa itu adalah kasus over dosis. Kasus lalu ditutup dan hanya akan disiarkan oleh televisi selama beberapa waktu, agar orang yang mengenalnya datang dan mengambil mayatnya di kamar jenazah.Di kantornya, Jack menyerahkan berkas rotasi jabatan pada Nyonya Smith. “Bisakah semua itu selesai sebelum makan siang?” tanya Jack.“Bisa!” Nyonya Smith mengangguk. Jack percaya bahwa wanita itu bisa. Dia sangat cekatan.Siang itu, Jack memeriksa kemajuan kerja kontraktor yang diajukan oleh Hunter. Dibawah pengawasan Wolf, semua berlangsung dengan cepat. Tak lama lagi para prajurit itu bisa beristirahat dengan tenang di barak.“Aku ingin segera menyelesaikan semua urusan di sini, agar kalian bisa mengambil libur beberapa waktu.”Hunter dan Wolf saling pandang. “Bagiku pribadi, Bera
Mandy meragu sejenak dan bertanya dengan wajah takut. “Apakah gaji saya akan naik, Jenderal?”Pertanyaan itu tak diduga Jack. Dia bertanya dengan serius. “Sejujurnya aku tidak tahu bagaimana pengaturan Nyonya Smith tentang gaji. Tapi, kalau boleh aku tahu, apa yang membuatmu khawatir soal besaran gajinya?”Jack melihat Nyonya Smith sudah memainkan tablet di tangannya. Jack membiarkan Wanita paruh baya itu mencari tahu besaran gajji Mandy.“Ayah saya sakit-sakitan. Sementara Ibu sudah tua. Adik saya masih kuliah. Jadi, praktis biaya hidup kami tergantung pada gaji itu. Jika berkurang, maka kasihan ibu saya untuk mencukupinya,” jawabnya dengan wajah makin menunduk dalam.Jack menghela napas mendengar keluhannya. Diliriknya Nyonya Smith yang tersenyum samar. “Bagaimana Nyonya Smith?”Wanita itu menunjukkan daftar gaji seluruh pegawai di markas besar itu. Sebagai sekretaris teringgi, dia punya akses untuk besaran gaji semua staf sipil dan militer.“Katakanlah padanya,” ujar Jack.Nyonya S
Maka empat orang maju bersama dan memperhatikan tangkapan mereka hari itu. “Kau jangan buru-buru mati. Sudah beberapa hari kami tidak berlatih. Jika tak kuat, pingsan saja, jadi kami tak perlu mendengar suara teriakanmu saat dipukuli!”Orang itu sudah tak sanggup mendelik atau pun berteriak marah seperti sebelumnya. “Kalian mau apa?” tanyanya terbata dan napas tersengal. Dia merasa dadanya sangat sakit, bahkan sekerdar untuk menghela napas. Mungkin ada tulang rusuk yang patah di dalam.“Kami hanya mau berlatih, seperti yang diperintahkannya!” Orang itu melotot ngeri.Para prajurit itu mulai memukul dan menendanginya lagi. Tak lama orang itu kembali pingsan.“Cukup!” Bill, ajudan Jack yang lain, masuk dan menghentikan permainan mereka. “Bawakan air untuk menyadarkannya!”Dua orang prajurit keluar dan tak lama kembali dengan dua ember penuh air. Setelah mendapatkan ijin, air itu pun disiramkan ke tubuh pria itu agar dia sadar kembali. Dua ember air berhasil membuatnya kembali sadar. Den
Jack menatap tajam pria yang kakinya bergetar menahan rasa nyeri itu. “Apa kau kira aku tidak mengingat saat kau menodongkan pistol dan menembakku di jalan sana? Aku masih punya bukti yang kalian tinggalkan di jalan waktu itu. Hanya tinggal waktu hingga seluruh organisasimu kubongkar!”“Cuih!” Orang itu meludahi Jack dan mengenai wajahnya.Melihat itu, Falcon bergerak cepat hendak membereskannya. Tapi tangan Jack menahannya. Dengan tenang Jack membersihkan wajahnya dengan sapu tangan yang diberikan Wyatt.“Kau kira siapa dirimu! Kau hanya tidak tahu siapa pimpinan tertinggi kami. Kau dan seluruh perkebunan ini akan dilumatnya! Bahkan sebelum kau bisa menginjakkan kaki ke markas besar kami!”“Sepertinya kau sangat ingin mati. Tapi itu tak akan kulakukan. Aku akan membiarkanmu melihat bagaimana kau menghancurkan organisasimu sendiri, hingga mereka lah yang akan mengejarmu hingga ke ujung dunia!”“Hah! Teruslah berlagak!” tantang orang itu.Jack menghubungi Lion yang ditugaskannya untuk
Bab 36. Big Bos The Dragon dan Walikota Meadow CreekBrent pergi dengan terburu-buru. Asisten dan pengawal pribadinya mengikuti dengan langkah cepat. Sepanjang perjalanan pulang ke rumah, mereka menghubungi semua bawahan Brent dan menanyakan apakah Larry ada membawa motor curian itu ke markas mereka.“Ada, Bos. Motor itu sedang dimodifikasi di bengkel langganan!” jawab salah seorang anak buahnya di Carolina Utara.“Apa! Hentikan itu sekarang juga. Kembalikan motor itu ke bentuk aslinya, atau kalian semua akan mati di jalan seperti anjing kurap!” Brent berteriak, mengamuk, dan mengumpat di dalam helikopternya.“Kita ke bandara. Siapkan pesawat ke Greensboro sekarang!” perintah Brent. Asistennya segera mengerjakan perintah.“Tuan, kita harus berhenti untuk mengisi bahan bakar lebih dulu,” kata sang pilot.“Lakukan dengan cepat!” Jantung Brent berdegub kencang. Ancaman big bos bukan main-main. Nyawa seluruh keluarganya terancam gara-gara keponakan bodohnya itu. Jadi dia harus bisa member
Mereka menunggu jawaban gadis itu. Sementara Valerie hanya menunduk dalam.“Tiap tidak siap, kau harus pergi ke sana dan memberikan kesaksianmu. Agar orang-orang jahat itu mendapatkan balasan setimpal!” kata Tuan Fred menyemangatinya.Valerie hanya diam membisu. Tangannya masih bergetar saat menyendok sereal di mangkuk.“Jangan khawatir. Kami akan menjagamu. Tak ada yang bisa menyakitimu lagi, sekarang,” tambah Tom. “Bukankah begitu, Jack?”Jack mengangguk dengan tegas. “Kami akan melindungmu mulai sekarang.”Dengan dikawal dua ajudan dan empat orang pengawal, Dua mobil pergi menuju ruang pengadilan. Hari itu adalah sidang pertama kasus penculikan dan penyekapan dan pelecehan yang dialaminya.Kasus itu menjadi besar karena menyeret putra orang kuat di kota itu. Keluarga Anderson adalah keluarga yang paling dihindari semua orang untuk memulai perselisihan. Tak ada yang akan berakhir baik setelah berselisih dengan mereka. Seluruh kota sangat tahu hal itu.Kekuasaan mereka makin besar d