Dulunya Vivi berusaha keras menjadi calon istri Krisna yang merupakan calon pewaris keluarga Aditama. Vivi yang dibawa oleh kepala keluarga Aditama - Reza Aditama - setelah kecelakaan, berusaha menjadi anak baik, namun tidak pernah berhasil di mata istri Reza.
"Kamu hanya anak pungut."
"Kamu tidak bisa menjadi menantu anakku, tapi jika ingin menjadi istri kedua... aku tidak masalah."
"Jangan pernah menyebutku Mama atau apalah."
Vivi menjadi bingung di awal. Kenapa istri Reza baik di depan Reza namun berubah setelah tidak ada sang kepala keluarga. Parahnya beliau tidak pernah pulang ke rumah dan hanya pulang ke rumah utama, istri dan anak-anaknya tidak pernah sekalipun diizinkan melangkah masuk ke sana.
Vivi tidak peduli dan hanya fokus menjadi calon istri Krisna yang bisa diandalkan. Mulai dari kuliah, kerja di rumah, ke rumah nenek, bahkan pergi ke hotel. Untungnya para pekerja hotel, mau membantu Vivi dan mengajarinya, hingga menarik minat Reza dan jatuh ke dalam pelukan sang kepala keluarga Aditama.
"Kamu tidak ingin balas dendam? Gunakan saya, untuk membalas semua musuh-musuh kamu," ucap Reza sambil mencium tubuh mungil Vivi.
Vivi yang gemetaran setelah diusir dari rumah dalam kondisi hujan, menjadi bingung dan tanpa sadar bertanya. "Musuh saya adalah istri dan anak-anak Anda, apakah anda tahu itu?"
"Tentu,"
Vivi tidak bisa berkata-kata. Namun, entah kenapa dirinya menuruti perkataan Reza.
Vivi yang tadinya dicap anak tidak tahu terima kasih karena selalu membangkang istri Reza, berubah menjadi anak angkat yang menikahi ayah angkatnya.
Rosalin, istri Reza, yang mengetahui tentang status Vivi sudah berubah, menjadi marah. "Kamu hanya anak yatim piatu dan tidak pernah berterima kasih kepada kami, balasan apa yang kami dapatkan sekarang?"
Vivi menguap malas, mendengar Rosalin selalu mengungkit balas jasa yang tidak pernah wanita itu lakukan terhadapnya. "Kenapa tidak protes di malam pesta amal?"
Rosalin berlutut di lantai, memeluk kaki Reza dan disaksikan kedua anaknya sambil menangis. "Jangan ceraikan aku! Aku tidak mau kita berpisah, aku mencintai kamu, Za."
Reza menghela napas panjang dan memeluk bahu istri mungilnya dengan erat. "Jangan permalukan diri kamu, Rosalin. Kamu hanya istri siri sementara Vivi adalah istri sah saya."
Rosalin bukan berasal dari keluarga kaya ataupun pejabat, dia hanya anak dari seorang pengusaha bangkrut yang menjual dirinya ke ayah kandung Reza. "Tetap saja, kita sudah punya anak yang sudah dewasa. Apa kamu tidak merasa kasihan dengan mereka berdua?"
Krisna hanya berdiri diam melihat mantan tunangan yang dulu berusaha keras menjadi calon istrinya, sekarang malah menjadi istri ayahnya. "Vivi, jangan mempermalukan diri kamu seperti ini."
"Memangnya apa yang salah denganku?" tanya Vivi sambil menatap remeh Krisna.
Krisna merasakan nyeri di dada ketika melihat tatapan Vivi yang berbeda di masa lalu. "Kamu sudah berubah, kenapa..."
"Kenapa? Tanyakan saja kepada Ibu kamu tercinta, kenapa dia berusaha menghancurkan aku? Mengusir aku dari rumah milik keluargaku."
Erika berteriak marah ke Vivi, kesal dengan status ibu kandungnya yang hanya menikah siri sementara anak yatim piatu itu malah menjadi istri sah ayahnya. "Jangan halusinasi, rumah yang kami tempati adalah milik keluarga Aditama, kami lebih kaya daripada kamu."
Reza menatap Erika dengan tatapan tegas. "Hormati mama tiri kamu, Erika. Rumah yang selama ini kalian tempati adalah milik keluarga Hutama. Keluarga Vivi, kalian hanya menumpang. Harusnya kalian tahu diri, bukannya mengusir pemilik rumah keluar dari rumah ini."
Erika tidak menyangka ayahnya lebih membela Vivi. "Apa karena dia lebih muda, jadinya..." dia terlalu syok untuk melanjutkan kalimatnya.
Krisna mulai paham sekarang, begitu melihat sikap tegas dan tidak peduli Reza terhadap adik, dirinya dan sang Ibu. Sedari awal, Reza sangat membenci keberadaan mereka, tinggal di rumah Vivi kemungkinan salah satu lelucon yang dibuat sang ayah.
"Aku tidak mau bercerai!" teriak Rosalin bersikeras.
Reza dan Vivi tidak peduli dengan teriakan Rosalin.
Rosalin yang putus asa, terpaksa menyerahkan diri ke ayah mertuanya. "Aku tidak ingin berpisah dari Reza, aku tidak ingin kembali ke tempat miskin itu."
"Siapa yang akan mengembalikan kamu ke tempat busuk? Kamu sudah menghasilan cucu-cucu yang berharga untukku, tidak ada yang bisa menyentuh kamu."
Rosalin lega mendengarnya dan terus-menerus melayani ayah mertua. Sebenarnya dia merasa jijik, tapi apa daya... untuk pertahankan posisi sebagai wanita politik yang terkenal karena berhati malaikat dan istri dari kepala keluarga Aditama saat ini, dia harus melakukan segalanya. Namun naas, dia harus memiliki akhir yang tidak menyenangkan.
"KAMU GILA!" teriak Darren dengan marah, setelah menyadari dirinya duduk di sofa mewah dan dalam kondisi diikat. Bahkan dia bisa melihat Rosalin, perawat pribadi bahkan para selingkuhannya diikat juga di kursi, kursinya tidak bisa digerakkan sama sekali, seolah direkatkan oleh lem yang kuat.
Ibu Reza yang memakai gaun pengantin, seolah mengulang kembali kenangan manis, tersenyum. "Darren, kamu tahu betapa aku mencintai kamu, aku selalu diam ketika tahu kamu selingkuh dengan orang lain. Lalu kenapa kamu malah mengabaikan aku sekarang?"
Darren tidak bisa berkata-kata, sang istri duduk di atas pahanya dan menyatukan diri mereka di dalam api yang mulai membakar sekeliling. Teriakan minta tolong dan kesakitan mulai memekakan telinga. Rosalin berulang kali mengucapkan kata maaf dan tetap saja tidak ada yang menolong mereka semua.
Tidak lama, Reza mendapati rumahnya terbakar habis, tidak ada yang tersisa, seolah jejak keluarga Aditama dihapus. Yang membuatnya syok adalah ibu yang berhati rapuh dan mencintai suami, berani menembak suami di depan umum dan saat suami mendapat perawatan total, malah diculik dan dibunuh bersama.
Mendengar hasil laporan yang mengejutkan membuat orang syok dan tidak ada yang berani publikasi mengenai kematian mereka.
Setelah berita kematian orang tua Reza sekaligus istri sirinya, Krisna dan Erika harus keluar dari rumah dan hubungan keluarga diputus begitu saja.
Krisna yang berhasil menikahi seorang anak pejabat tinggi di ibukota harus menelan pil pahit setelah Reza datang dan mengumumkan hasil tes DNA.
"Kamu bukan anak kandung saya," ucap Reza sambil membiarkan helikopter menyebarkan hasil tes, sehingga para tamu undangan bisa membacanya. "Kamu hanya anak buatan, obsesi dari ayah kandung saya yang mencintai kakek saya."
Krisna tidak bisa berkata-kata, merasa dipermalukan tapi tidak bisa melawan.
Sementara Erika juga harus menghadapi kenyataan yang sangat menyakitkan ketika ingin meminta tolong kepada Reza.
"Aku, apa?" tanya Erika yang tidak percaya dengan pendengarannya.
"Rosalin menjebak ayah kandung aku dan menghasilkan kamu, Erika. Kita kakak dan adik. Suamiku sudah lama tahu tentang hal itu. Namun dia sengaja menyembunyikannya untuk menjaga perasaan aku, bukan perasaan kamu ataupun aib ibu kamu." Vivi tertawa ketika menjelaskan berita ini ke Erika. "Selamat, Erika. Kamu sekarang mewarisi kekayaan keluarga Hutama yang bangkrut karena ulah ibu dan Darren."
Erika yang putus asa, malah dijebak calon istri sang kakak untuk menjadi pelacur dan simpanan om-om kaya. Dia tidak memiliki pilihan karena tidak pernah memakai otaknya sama sekali, menyesali masa muda yang dihabiskan hanya untuk bersenang-senang.
Vivi sudah berhasil membalas semua perbuatan musuhnya. Namun, ternyata masih ada saja musuh-musuh lain yang berusaha mengganggu kehidupan tentramnya, salah satu contoh adalah Cefrilizia. Sekarang, tugas Vivi adalah mempertahankan pernikahan sebagai istri dari Reza Aditama.
Beberapa hari setelah kekacauan video seks Cefrilizia beredar, banyak para istri pengusaha yang menghina Vivi, mengirimkan surat permintaan maaf karena telah menghina dan bergosip jelek tentang dirinya.Para istri inilah yang suaminya terlibat dengan Cefrilizia dan sahamnya jatuh.Putra menjelaskan satu persatu saat Vivi sedang menyuapi kedua anak kembarnya dan Reza membaca koran dengan santai sementara Choky seperti biasa menghibur anak-anak supaya mau makan."Saya rasa mereka tidak perlu dimaafkan, Nyonya. Mereka sudah menjatuhkan nama baik Nyonya untuk gosip yang tidak berdasar." Putra memberikan saran kepada Vivi di depan Reza.Reza membalik halaman koran dan tidak ikut memberikan pendapat, istrinya sudah dewasa dan bisa memberikan pendapat sendiri.Vivi mendecak. "Jika aku tidak memberikan permintaan maaf, aku akan dianggap jelek dan pendendam. Tapi aku juga tidak terlalu peduli dengan permintaan maaf mereka."Choky yang menghibur kedua anak bosnya, memberikan pendapat. "Nyonya,
Tommy tidak tahu hidupnya akan menjadi lebih berantakan karena tidak meninggalkan Cefrilizia. Dia ingin tinggal dan hidup di luar negeri bersama satu-satunya anak kesayangan, namun ternyata banyak istri orang kaya yang menghalangi niat mereka.Salah satunya adalah Marta yang duduk di hadapannya sekarang, dia sangat marah begitu tahu suaminya melakukan pesta gila dengan Cefrilizia, namun dia enggan melakukan tindakan murahan seperti menjambak ataupun marah di depan umum.Yang dilakukan Marta hanyalah menarik semua dana investasinya dan juga menekan Tommy untuk membayar semua hutang termasuk bunga."Saya saat ini tidak mampu membayar hutang, tolong berikan saya waktu untuk menggandakan uang," mohon Tommy.Marta meletakan cangkir teh di atas meja, duduk bersandar dengan nyaman di sofa lalu menatap lurus Tommy, tidak menunjukkan emosi sama sekali. Marta sudah terlatih bertahun-tahun menghadapi berbagai macam orang."Aku tidak menyangka, anak perempuan yang aku bantu dan sayang, berani men
Reza tahu kondisi istrinya tidak baik-baik saja, dia berinisiatif tanya. "Vivi, apakah kamu mau aku temani ke dokter? Aku bisa mengundurkan jadwalku demi ka-"Reza terdiam ketika melihat kilatan amarah di wajah Vivi.Dengan senyum mengembang dan sorot mata marah, Vivi menjawab sambil menusuk makanannya dengan garpu. "Apakah suami tampanku tidak dengar tadi? Aku baik-baik saja."Arka, Nina, Hendra dan istrinya terkejut melihat perubahan sikap Vivi yang drastis. Anak itu tidak pernah bersikap kasar terhadap suami sendiri.Reza tidak bisa berkata-kata.Vivi menghela napas panjang lalu meminta maaf ke Hendra daripada Reza. "Maafkan saya, jika terlihat kasar. Mood saya hanya kacau gara-gara mendengar seorang wanita, saya khawatir karena ada beberapa pengusaha juga yang main mata dengan Cefrilizia tapi tidak ketahuan."Arka melirik Nina yang sedang menatap curiga dirinya. "Aku tidak pernah celup sana sini, aku sudah punya kamu, buat apa aku dengan wanita genit itu?"Nina masih menatap curig
Masyarakat biasa tidak akan pernah tahu ataupun paham, kehidupan masyarakat kalangan atas yang melakukan hal di luar nalar. Seperti saling menjatuhkan.Rezeki itu diberikan oleh Tuhan, kita tinggal menunggu dan berusaha. Itulah motto mereka. Berusaha, menunggu, kecewa, berusaha, menunggu lagi. Begitu terus sampai mereka lelah.Berbeda dengan masyarakat kalangan atas yang lebih suka menjatuhkan orang lain demi alasan pribadi, daripada hanya menunggu kejatuhan.Kejam? Memang! Tapi dengan begitu, bisa menghasilkan uang dan banyak pihak mendapat keuntungan.Jika Marta bisa bantu menaikan posisi suaminya, tentu dia mendapat keuntungan, terlepas dari perselingkuhan yang mereka berdua lakukan, toh sudah punya tabungan masa depan yang akan mengurus mereka ketika tua, yaitu anak-anak.Di samping itu, Marta juga gerah melihat sifat sombong si Vivi yang terlihat tidak mau berteman dengan siapa pun kecuali circle-nya. "Kita lihat saja, bagaimana si sombong itu akan bertekuk lutut dan meminta maaf
Dua hari kemudian, Cefrilizia bertemu dengan Tommy, dia menjadi bingung melihat penampilan papanya yang seperti cassanova, persis dulu sebelum mereka jatuh. "Papa? Apakah Papa berhasil menarik investor lagi?" Tommy mengangguk. "Ya." Cefrilizia menghela napas lega. "Syukurlah, dengan begitu aku bisa keluar." "Tidak." Cefrilizia terkejut dengan jawaban cepat Tommy. "Apa?" "Papa tidak tahu kamu bisa keluar atau tidak dalam waktu cepat." Cefrilizia duduk di samping Tommy. "Kenapa? Apakah wanita ular itu campur tangan?" Tommy memijat keningnya dengan sedih. "Kamu harusnya bisa belajar dari kesalahan masa lalu." Cefrilizia tertawa konyol. "Papa bicara apa? Yang salah bukan aku, tapi dia. Lagipula Papa juga setuju aku merayu Reza, kan?" Tommy juga bersalah tapi terlalu malas mengakuinya, andai saja tidak terpengaruh dengan ucapan putrinya, mungkin saat ini dia bisa bebas di luar sana dan tidak terjebak dengan Marta. Hanya saja- Tommy menghela napas panjang. Cefrilizia menjadi bing
Marta mengerang sakit sekaligus nikmat ketika sang suami memencet keras kedua putingnya. "Ah!"Kepala Marta bersandar di tangan kanan sang suami, sementara kedua tangannya memegang erat suami."Henti- Ah!" Marta berteriak keras ketika suami memencet putingnya sekali lagi dengan sekuat tenaga.Semakin Marta meminta tolong untuk lepas, semakin kuat dan kasar perilaku sang suami."Ah, aku tidak pernah menyentuh tubuhmu lagi semenjak melahirkan anak kita.""Tidak, kita pernah melakukannya setelah aku melahirkan.""Benarkah?"Suami Marta membungkuk dan berbisik di telinga istrinya. "Jadi, rencana apa yang sedang dijalankan istri tercintaku ini."Marta menggeleng. "Tidak, aku-""Masih ingin berbohong?"Marta menggeleng."Jadi, bisakah kamu cerita semuanya kepadaku?"Marta menggeleng lagi.Suami Marta menarik kedua tangannya dari dada Marta.Marta menghela napas lega.Tidak lama, suami menarik rambut sang istri dan menyeretnya ke lantai dua.Marta berteriak kesakitan, namun tidak ada orang d
Marta sangat marah namun tidak berdaya, dia masih membutuhkan kehidupan dari suaminya. Mendapatkan kekerasan sekaligus pelecehan di atas tempat tidur, merasa dirinya sangat rendah. Tidak hanya itu, muncul memar di seluruh tubuhnya.Suami Marta tidak melontarkan kata cinta ataupun rayuan kepada dirinya, hanya mengeluarkan ancaman dan juga nafsu serta memuji bentuk tubuhnya yang sama seperti masa muda, serta kulitnya yang masih kenyal seperti wanita diusia dua puluhan.Selesai melakukan itu berkali-kali, sang suami turun dari tempat tidur dan pergi begitu saja.Marta masih mengingat kalimat suaminya, sebelum pergi.'Malam ini aku puas, nanti malam dan selanjutnya- aku akan pergi menemui kamu.'Marta merasa jijik. Pria tua dan mesum yang bisa bermain dengan siapa pun, menyentuh dirinya yang berharga ini.Dulu orang tua Marta menghargai kecantikannya dan memasang mahar tinggi, suami dan keluarganya pun memuji kecantikannya. Namun hanya
"Cefrilizia keluar dari penjara dan Burhan menjaminnya. Pria mesum itu bicara ke semua orang bahwa Cefrilizia tidak pantas masuk ke dalam penjara dan sudah belajar dengan kesalahan masa lalunya." Putra mulai melapor kepada Reza, setelah mendapat informasi masuk. "Apa yang akan anda lakukan sekarang?" "Kamu kira aku bisa ikut campur sekarang?" tanya Reza yang meletakan laporan itu di atas meja dengan kesal. "Jelas-jelas ini ulah Vivi." "Ya?" "Vivi yang menjebak dan melakukan itu semua, dan apakah istriku bisa membebaskan mereka dengan begitu mudah?" "Jika dipikir ulang- sepertinya tidak." "Memang, Vivi bukan tipe wanita yang bisa memaafkan orang lain dengan mudah. Aku aneh dengannya, padahal dia sedang menyiapkan pesta bersama Nina dan kenapa malah dia mau repot-repot melakukan hal itu?" Choky menggumam pelan. "Mungkin karena Nyonya bukan tipe wanita pemaaf." Putra memukul belakang kepala sambil tetap tersenyum profesional ke at