Marta mengambil gelas berisikan jus tomat di atas meja, lalu menyiramkannya ke wajah cantik Cefrilizia. "DASAR PELACUR TIDAK TAHU TERIMA KASIH!" teriaknya dengan kesal.Burhan berusaha menahan istrinya supaya tidak menyerang Cefrilizia. "Cefri, kenapa kamu bicara kasar seperti itu? Apa yang kamu inginkan?""Justru saya ingin bertanya pada om dan tante, apa yang kalian inginkan kepada saya? Kenapa saya tidak bisa meminta hal lebih?""Apakah kamu gila?!" teriak Marta dengan marah. "Bagaimana bisa kamu mengatakan hal tidak tahu malu seperti itu? Selama ini aku sudah membantu kamu untuk berkumpul dengan kalangan sosial atas, sementara Burhan sudah mengeluarkan kamu dari penjara."Sampai sekarang, Marta masih kesal dengan suaminya yang masih peduli pada Cefrilizia. Wajah wanita itu memang cantik, namun otaknya tidak berguna sama sekali.Cefrilizia tertawa. "Tante-""JANGAN PANGGIL AKU TANTE! AKU BUKAN TANTE KAMU!" Teriak Marta dengan histeris.Cefrilizia tersenyum sedih ke Burhan. "Om-"Bu
Cefrillizia mencuci wajah, begitu tiba di apartemen. Ayahnya tidak ada di apartemen, berarti ke rumah Marta yang satunya, Tommy saat ini tidak memiliki pekerjaan tetap, hanya mengandalkan uang wanita ular itu-Cefrilizia merasakan hatinya yang sakit ketika mengingat kembali perkataan sipir penjara wanita yang memberikan informasi mengenai ayahnya. Duduk di depan kantor Reza dan menuntut pria itu untuk meminta maaf serta mengeluarkan dirinya dari penjara.Cefrilizia menyadari apa yang dilakukan sang ayah karena tekanan dari dirinya yang ingin bebas dan tidak ingin berada di penjara lebih lama, namun setelah keluar dari penjara, entah kenapa masih tidak bisa membuatnya bahagia.Cefrilizia menarik napas panjang lalu menatap cermin, dia akan melakukan apa pun untuk membuat satu-satunya keluarga bisa bebas dari jeratan mereka, meskipun harus hancur sekalipun.Sekarang dia bisa memakai nama Burhan dan Marta untuk menjalankan aksinya, jadi dia tidak akan menyia-nyiakan kesempatan ini, percum
Namun, di luar dugaan Choky dan Putra. Ternyata Vivi tahu dengan baik cerita tentang itu dan bertanya sambil tertawa geli. "Apakah kamu masih sakit hati karena pria tua itu sempat meremas bokong kamu di pesta?" tanyanya dengan kedua mata berbinar.Putra dan Choky sontak terkejut begitu mendengar pertanyaan tidak senonoh Vivi.Reza melirik kesal kedua bawahannya dengan tatapan 'Apakah kalian yang beritahu istriku?'Putra dan Choky yang sangat mengenal baik atasannya, spontan menggeleng cepat serta berteriak di dalam hati. Tidak, bagaimana bisa kami menyebarkan aib atasan yang notabene merupakan masa depan kami?Vivi tertawa lagi. "Aku tidak mungkin terus-terusan mengandalkan bawahan kamu, bukan? Harusnya kamu tahu kalau gosip di kalangan atas menyebar lebih cepat. Karena aku sangat cerdas, tentu saja aku menyaring beberapa hal."Reza mengangguk paham. "Begitu rupanya."Diam-diam, Putra dan Choky menghela napas lega. Setidaknya mereka tidak mendapat sasaran amuk Reza lagi.Vivi tersenyu
"Tommy, kamu tidak akan mencurigai aku, bukan? Aku hanya ingin berbaik hati, berbagi masalah dengan kamu." Burhan mendecak tidak suka, begitu melihat reaksi Tommy."Dan kebaikan apa yang anda inginkan?""Bergabung dengan teman-teman aku." Burhan bangkit dari sofa lalu duduk di samping Burhan dan hendak menyentuh tangannya.Puluhan tahun Tommy selalu mengandalkan dan bangga dengan instingnya, tidak mungkin Burhan bisa berbaik hati seperti itu. Dia segera bangkit dari kursi dan menjauh dari Burhan. "Bisakah saya memikirkannya dulu?" tanyanya dengan santai, meskipun jantung berdegup keras. Dia tidak bisa menunjukkan kecemasannya di hadapan Burhan dan juga kabur begitu saja, Dia sekarang berada di rumah pria itu dan tidak bisa kabur dengan mudah.Burhan cemberut begitu mendengar jawaban Tommy. "Benarkah? Apakah kamu tidak tertarik dengan penjelasan aku? Apakah kamu takut padaku sekarang?"Tommy duduk di tempat Burhan sebelumnya dengan hati-hati. "Tidak, kamu tahu kalau aku- yah- kamu tahu
"Karena itu, aku tidak akan pernah menyesal. Apa pun, selama semuanya demi kebaikan Papa, aku tidak akan pernah menyesal." "Hentikan Cefri-" "Cefri akan memberikan segalanya kepada Papa, karena selama ini Papa sudah memberikan banyak hal untuk Cef-" "SUDAH CUKUP!" Bentak Tommy dengan frustasi. "Papa sudah tahu, jangan bicara lagi." Cefrilizia menatap sedih Tommy. "Apakah Papa benci aku?" Tommy menggeleng sedih. "Tidak, mana mungkin aku benci padamu? Aku hanya- aku hanya tidak ingin terjadi sesuatu kepada kamu di masa depan. Dengar, kita harus mencari cara untuk kabur." Cefrilizia mengerutkan kening. "Itu lagi yang Papa bahas, kita mau kabur ke mana? Marta dan Burhan pasti bisa melacak kita." "Bisakah kamu percaya pada insting Papa?" Cefrilizia menatap sedih Tommy. "Satu ini saja, tolong dengarkan kata-kata Papa. Kamu percaya pada insting Papa, kan?" Cefrilizia memejamkan mata dan mengangguk singkat. Tommy memeluk putrinya dengan erat. "Sekarang hanya tinggal kita berdua, ki
Di kalangan kelas atas, ada perkumpulan wanita yang sangat suka bergosip untuk menjelekkan orang atau memata-matai bahan cerita mereka. Vivi dan Nina tidak terlalu suka berkumpul dengan para wanita seperti ini, tidak menguntungkan sama sekali, rupanya hal itu dijadikan kesempatan oleh Marta untuk menjatuhkan Vivi."Vivi, aku dengar kamu sangat bergantung kepada Reza sekarang."Vivi menaikkan salah satu alis, menunggu kalimat apa yang akan keluar."Sekarang saja, aku dengar kamu membutuhkan gaun. Pasti Reza sudah berjuang banyak untuk kamu- oh ya, aku juga dengar proyek kamu di luar pulau gagal. Apakah suami kamu tidak pusing memikirkan biaya yang dikeluarkannya? Kalau aku jadi dia sih, pasti akan marah besar karena buang-buang uang."Perkataan Marta disambut tawa teman-teman kelompoknya.Vivi tertawa kecil. "Oh, begitu. Terima kasih sudah memikirkan masalah orang lain. Hanya saja ada seekor kucing yang berusaha menghalangi, oh tidak, kucing terlalu lucu. Bagaimana dengan ular? Suka me
Vivi memainkan handphonenya. "Kamu terkejut, aku ternyata sudah mengetahuinya?"Cefrilizia tidak ingin mengakui. "Saya tidak tahu apa pun, saya hanya ingin bekerja untuk-""Apakah kamu tahu kalau Burhan memiliki kekasih seorang pria? Sekretaris yang ada di sampingnya itu adalah salah satu kekasih Burhan."Bukan berita baru bagi Cefrilizia. "Apa yang dilakukan atasan, bukan urusan saya.""Benarkah?" tanya Vivi dengan tertawa mencemooh. "Bukankah hal itu terkait dengan Tommy?""Saya-""Tommy tidur dengan Marta, lalu Marta tidur dengan siapa lagi, jika bukan dengan Burhan?""Apa yang ingin kamu bicarakan?" Cefrilizia tidak ingin bersikap sopan lagi terhadap Vivi. "Jangan pernah menyentuh Papa.""Kamu menyuruh aku tidak menyentuh dia, lalu bagaimana dengan kamu yang menyentuh bisnisku? Apakah kamu ingin melihat atau mendengar suami marah kepadaku?""Itu-""Apa pun yang kalian lakukan kepadaku, tidak akan membuat pengaruh terhadap kehidupanku. Hanya saja, jika aku menyenggol sedikit saja,
"Sudah satu bulan tidak ada yang datang mengerjakan proyek?" tanya Putra dengan terkejut, ketika berhasil berbincang dengan warga sekitar.Salah satu warga bernama pak Toni, menganggukkan kepala dan menatap kasihan Putra serta Choky yang duduk berhadapan dengan dirinya. "Apakah anda sudah ditipu oleh kontraktor? Saya dengar, tempat ini akan dijadikan hotel. Kami para warga tidak setuju karena tanah yang dibuat bangun bermasalah."Putra mengerutkan kening dengan bingung. "Bermasalah? Apakah anda bisa beritahu kepada kami, letak masalahnya di mana?""Waduh, gimana ya pak. Itu tanah milik salah satu warga di sini yang sudah diserobot oleh mafia tanah. Kami sudah berkali-kali menghalangi pembangunan, tidak dianggap sama sekali. Warga di sini tidak memiliki pengetahuan cukup mengenai hukum, lahan yang sudah dicuri juga sebenarnya tanah untuk ladang."Putra melirik Choky, sementara Choky yang tidak paham, menatap temannya dengan bingung."Bukankah Nyonya sudah membahas hal ini dengan instan