Reza tahu kondisi istrinya tidak baik-baik saja, dia berinisiatif tanya. "Vivi, apakah kamu mau aku temani ke dokter? Aku bisa mengundurkan jadwalku demi ka-"
Reza terdiam ketika melihat kilatan amarah di wajah Vivi.
Dengan senyum mengembang dan sorot mata marah, Vivi menjawab sambil menusuk makanannya dengan garpu. "Apakah suami tampanku tidak dengar tadi? Aku baik-baik saja."
Arka, Nina, Hendra dan istrinya terkejut melihat perubahan sikap Vivi yang drastis. Anak itu tidak pernah bersikap kasar terhadap suami sendiri.
Reza tidak bisa berkata-kata.
Vivi menghela napas panjang lalu meminta maaf ke Hendra daripada Reza. "Maafkan saya, jika terlihat kasar. Mood saya hanya kacau gara-gara mendengar seorang wanita, saya khawatir karena ada beberapa pengusaha juga yang main mata dengan Cefrilizia tapi tidak ketahuan."
Arka melirik Nina yang sedang menatap curiga dirinya. "Aku tidak pernah celup sana sini, aku sudah punya kamu, buat apa aku dengan wanita genit itu?"
Nina masih menatap curiga Arka. "Aku tidak bicara apa-apa, kenapa kamu malah panik? Memangnya kamu pernah didekati dia?"
Arka merupakan pewaris dari salah satu perusahaan terbesar di Indonesia, tidak heran banyak lalat ataupun nyamuk yang menempel. Pria tampan dan kaya, jarang ada di Indonesia.
Hendra juga terkejut melihat sikap istrinya yang berbeda setelah mendengar ucapan Vivi. "Kamu curiga juga?"
Istri Hendra menyipitkan kedua mata dan menggigit bibirnya. "Tidak boleh?"
Jawaban serta pertanyaan yang terlihat santai bagi seorang istri tapi juga menusuk bagi seorang pria.
Seorang suami akan tersinggung jika istrinya sudah tidak percaya lagi, jarang ada istri yang berani melawan suami demi keharmonisan rumah tangga. Namun berbeda dengan para menantu keluarga Tsoejipto yang mentalnya sudah diasah sebelum menikah.
Kondisi di dalam keluarga Tsoejipto, berbeda dengan kondisi di luar. Gosip yang (tidak) sengaja disebarkan Vivi, membuat para istri yang awalnya rumah tangga terlihat baik-baik saja, semakin mencurigai suami.
Sementara yang membuat gosip sibuk dengan kegiatannya sendiri.
***
"Tuan." Putra semakin khawatir melihat atasannya tidak fokus kerja sejak makan malam bersama keluarga. "Nyonya bilang, ingin fokus mengurus pesta pernikahan dan menyerahkan bisnis ke anda. Apakah anda baik-baik saja?"
Reza menatap lurus Putra. "Kamu- wali istriku secara hukum, bukan?"
"Ya." Angguk Putra dengan tegas.
"Coba kamu bicara ke Vivi, sepertinya dia mulai berubah. Aku takut terjadi sesuatu."
"Tuan, apakah mungkin Nyonya sedang hamil sekarang?" Tanya Putra.
Reza mengerutkan kening. "Kamu juga menduga hal seperti itu? Tapi, jika memang begitu, kenapa dia menghindari aku?"
"Menghindar?"
"Dia bilang aku bau, padahal aku sudah mandi, lalu aku terpaksa tidur di sofa kamar daripada pisah kamar dengannya, karena dia- tidak tahan dengan keberadaan aku."
Putra menaikan salah satu alis dan bertanya di dalam hati. Tuan, apakah tidak apa-apa anda cerita masalah rumah tangga keluar?
"Apakah dia terpengaruh dengan gosip tentang Cefrilizia itu?"
Putra tersenyum meskipun di dalam hatinya berteriak. Tuan, yang menyebarkan gosip adalah istri anda sendiri!
Kedua mata Reza menyipit. "Aku harus mengadakan pertemuan para pria."
Putra menghela napas panjang dan mengeluh di dalam hati. Maksud anda pertemuan bapak-bapak tukang gosip?
Disaat Putra menderita karena kelakuan atasannya yang sedikit aneh, Cefrilizia bertemu dengan Marta.
Cefrilizia berlutut dan memohon ampunan. "Saya minta maaf karena melakukan kesalahan di masa lalu, maafkan saya."
Marta tidak menerima pengampunan wanita itu dan mengalihkan perhatiannya. "Apakah kamu tahu siapa yang sudah membuat hidup kamu berantakan sekarang?"
"Ya?"
"Cefri, kamu telah dijebak."
Cefrilizia tertawa canggung. "Aku- dijebak?"
"Ya."
"Si- siapa yang menjebak aku?"
Marta tidak langsung menjawab pertanyaan Cefrilizia. "Ada lagi, Tommy jadi harus membayar semua hutang secepatnya. Dia juga bangkrut karena dituntut, para investor bawaan dia mulai menarik dananya."
Cefrilizia menjadi geram. "Siapa yang melakukan hal itu kepada papa?"
"Siapa lagi. Si Vivi."
"Vivi?"
"Ya, istri dari Reza. Tidakkah aneh jika dia terlihat tahu video itu? Pasti dia mencari cara licik."
Marta masih belum tahu hubungan Vivi dan Reza dengan keluarga Tsoejipto.
Cefrilizia menggigit bibir dengan marah. "Saya akan menuntut orang itu! Dia sudah menghancurkan keluarga-"
"Dengan cara bagaimana? Kamu sudah tidak memiliki apa pun." Marta tertawa licik. "Aku bahkan menyediakan waktu datang ke penjara dan juga tempat, hanya untuk bisa memberikan informasi ini."
Kedua mata Cefrilizia bergetar. "Dia hanya pelacur yang berusaha menghancurkan keluarga angkatnya sendiri."
Marta semakin yakin Cefrilizia tidak berubah sama sekali. "Apa bedanya dengan kamu?"
Cefrilizia tanpa sadar berteriak dengan marah. "TENTU SAJA BERBEDA!"
Cefrilizia yang menyadari kesalahannya, meminta maaf.
Marta bangkit dari kursi lalu bicara tanpa melihat Cefrilizia. "Sebentar lagi akan ada acara pesta tahunan yang diadakan keluarga Tsoejipto. Aku akan mengeluarkan kamu dari penjara tapi bukan memakai namaku."
Cefrilizia menatap tidak mengerti Marta. "Kenapa?"
"Karena kamu berguna untukku. Jika kamu berhasil menjatuhkan Vivi dan membuat diri kamu sebagai istri sah Reza, aku akan menyelamatkan keluarga kamu. Tidak, Reza pun pasti akan melakukan hal yang sama."
"Tapi, dia-"
"Saat ini Reza jatuh cinta pada Vivi. Kamu yang pernah tidur dengan banyak pria, pasti menyadarinya, bukan? Pria jatuh cinta pasti akan loyal."
Cefrilizia yang duduk di lantai, tanpa sadar menjadi iri dengan Vivi.
"Jika kamu bisa memantapkan posisi, aku juga akan membantu kamu. Apakah kamu bersedia?"
Cefrilizia mengangguk, dia langsung menyetujuinya tanpa perlu berpikir dua kali. "Saya mau."
Marta berjalan keluar dari ruangan. "Bagus, tunggu kabar baik dariku."
Cefriliza hanya bisa mengharapkan bantuan dari Marta, semua orang menghindarinya seolah terkena penyakit menular.
Cefrilizia selalu bertanya pada diri sendiri. Kenapa para wanita selalu memiliki reaksi berlebihan ketika para suami melakukan perselingkuhan?
Bukankah pria adalah raja? Bisa menikah dengan wanita lebih dari satu?
Sampai kapan pun Cerfrilizia tidak akan pernah sadar dengan kesalahannya.
Marta yang sudah masuk ke dalam mobil, mendecak kesal. "Aku semakin jijik melihat wajah cantiknya. Aku akui dia sangat cantik, meskipun tanpa make up. Baguslah, dia menghancurkan dirinya sendiri dan memiliki otak bodoh."
Sopir yang menjalankan mobil, tidak berani berkomentar dan fokus menyetir.
Marta menyalakan rokok merek mahalnya, dan menghisap dalam-dalam lalu menghembuskannya ke arah sopir yang duduk di depannya.
Sopir terbatuk dan tetap fokus ke depan.
Marta melihat pemandangan di luar jendela mobil. "Semua wanita cantik, memang hanya mengandalkan pria untuk bisa mencapai impian."
Marta tidak hanya menghujat wanita cantik di luar, dia juga menghujat diri sendiri karena tidak bisa lepas dari jeratan pria yang sudah menghancurkan hidupnya, yaitu suami sendiri.
Masyarakat biasa tidak akan pernah tahu ataupun paham, kehidupan masyarakat kalangan atas yang melakukan hal di luar nalar. Seperti saling menjatuhkan.Rezeki itu diberikan oleh Tuhan, kita tinggal menunggu dan berusaha. Itulah motto mereka. Berusaha, menunggu, kecewa, berusaha, menunggu lagi. Begitu terus sampai mereka lelah.Berbeda dengan masyarakat kalangan atas yang lebih suka menjatuhkan orang lain demi alasan pribadi, daripada hanya menunggu kejatuhan.Kejam? Memang! Tapi dengan begitu, bisa menghasilkan uang dan banyak pihak mendapat keuntungan.Jika Marta bisa bantu menaikan posisi suaminya, tentu dia mendapat keuntungan, terlepas dari perselingkuhan yang mereka berdua lakukan, toh sudah punya tabungan masa depan yang akan mengurus mereka ketika tua, yaitu anak-anak.Di samping itu, Marta juga gerah melihat sifat sombong si Vivi yang terlihat tidak mau berteman dengan siapa pun kecuali circle-nya. "Kita lihat saja, bagaimana si sombong itu akan bertekuk lutut dan meminta maaf
Dua hari kemudian, Cefrilizia bertemu dengan Tommy, dia menjadi bingung melihat penampilan papanya yang seperti cassanova, persis dulu sebelum mereka jatuh. "Papa? Apakah Papa berhasil menarik investor lagi?" Tommy mengangguk. "Ya." Cefrilizia menghela napas lega. "Syukurlah, dengan begitu aku bisa keluar." "Tidak." Cefrilizia terkejut dengan jawaban cepat Tommy. "Apa?" "Papa tidak tahu kamu bisa keluar atau tidak dalam waktu cepat." Cefrilizia duduk di samping Tommy. "Kenapa? Apakah wanita ular itu campur tangan?" Tommy memijat keningnya dengan sedih. "Kamu harusnya bisa belajar dari kesalahan masa lalu." Cefrilizia tertawa konyol. "Papa bicara apa? Yang salah bukan aku, tapi dia. Lagipula Papa juga setuju aku merayu Reza, kan?" Tommy juga bersalah tapi terlalu malas mengakuinya, andai saja tidak terpengaruh dengan ucapan putrinya, mungkin saat ini dia bisa bebas di luar sana dan tidak terjebak dengan Marta. Hanya saja- Tommy menghela napas panjang. Cefrilizia menjadi bing
Marta mengerang sakit sekaligus nikmat ketika sang suami memencet keras kedua putingnya. "Ah!"Kepala Marta bersandar di tangan kanan sang suami, sementara kedua tangannya memegang erat suami."Henti- Ah!" Marta berteriak keras ketika suami memencet putingnya sekali lagi dengan sekuat tenaga.Semakin Marta meminta tolong untuk lepas, semakin kuat dan kasar perilaku sang suami."Ah, aku tidak pernah menyentuh tubuhmu lagi semenjak melahirkan anak kita.""Tidak, kita pernah melakukannya setelah aku melahirkan.""Benarkah?"Suami Marta membungkuk dan berbisik di telinga istrinya. "Jadi, rencana apa yang sedang dijalankan istri tercintaku ini."Marta menggeleng. "Tidak, aku-""Masih ingin berbohong?"Marta menggeleng."Jadi, bisakah kamu cerita semuanya kepadaku?"Marta menggeleng lagi.Suami Marta menarik kedua tangannya dari dada Marta.Marta menghela napas lega.Tidak lama, suami menarik rambut sang istri dan menyeretnya ke lantai dua.Marta berteriak kesakitan, namun tidak ada orang d
Marta sangat marah namun tidak berdaya, dia masih membutuhkan kehidupan dari suaminya. Mendapatkan kekerasan sekaligus pelecehan di atas tempat tidur, merasa dirinya sangat rendah. Tidak hanya itu, muncul memar di seluruh tubuhnya.Suami Marta tidak melontarkan kata cinta ataupun rayuan kepada dirinya, hanya mengeluarkan ancaman dan juga nafsu serta memuji bentuk tubuhnya yang sama seperti masa muda, serta kulitnya yang masih kenyal seperti wanita diusia dua puluhan.Selesai melakukan itu berkali-kali, sang suami turun dari tempat tidur dan pergi begitu saja.Marta masih mengingat kalimat suaminya, sebelum pergi.'Malam ini aku puas, nanti malam dan selanjutnya- aku akan pergi menemui kamu.'Marta merasa jijik. Pria tua dan mesum yang bisa bermain dengan siapa pun, menyentuh dirinya yang berharga ini.Dulu orang tua Marta menghargai kecantikannya dan memasang mahar tinggi, suami dan keluarganya pun memuji kecantikannya. Namun hanya
"Cefrilizia keluar dari penjara dan Burhan menjaminnya. Pria mesum itu bicara ke semua orang bahwa Cefrilizia tidak pantas masuk ke dalam penjara dan sudah belajar dengan kesalahan masa lalunya." Putra mulai melapor kepada Reza, setelah mendapat informasi masuk. "Apa yang akan anda lakukan sekarang?" "Kamu kira aku bisa ikut campur sekarang?" tanya Reza yang meletakan laporan itu di atas meja dengan kesal. "Jelas-jelas ini ulah Vivi." "Ya?" "Vivi yang menjebak dan melakukan itu semua, dan apakah istriku bisa membebaskan mereka dengan begitu mudah?" "Jika dipikir ulang- sepertinya tidak." "Memang, Vivi bukan tipe wanita yang bisa memaafkan orang lain dengan mudah. Aku aneh dengannya, padahal dia sedang menyiapkan pesta bersama Nina dan kenapa malah dia mau repot-repot melakukan hal itu?" Choky menggumam pelan. "Mungkin karena Nyonya bukan tipe wanita pemaaf." Putra memukul belakang kepala sambil tetap tersenyum profesional ke at
Cefrilizia melihat pigura foto di dalam kamar, setelah cerita dari hati ke hati dengan papanya. Dulu, Tommy terlihat kuat dan juga percaya diri, semua orang segan pada dia yang cerdas, meskipun memiliki perilaku yang tidak bisa ditolerir sebagian orang. Sebagai anak, dia sudah tahu tentang hal ini dan tidak mengganggu kehidupan Tommy, anggap saja selingan.Namun, Cefrilizia baru menyadarinya bahwa perilaku itu salah."Kamu lulusan Amerika, tapi tidak bisa membedakan mana yang benar dan salah? Bukankah Amerika merupakan negara yang memiliki logika tinggi?""Cefri, tidur dengan banyak pria itu tetap saja salah.""Aku tidak mau berteman dengan kamu, sebentar lagi aku mau menikah- aku takut kamu malah merayu suami aku demi Papa kamu yang suka main perempuan itu."Semua perkataan teman-temannya mengalir masuk ke dalam kepala, mereka bertemu saat video itu beredar. Cefrilizia tidak tahu dimana letak kesalahannya, karena yang dia lakukan hanyalah demi Tommy.Tapi- benarkah semua yang dia lak
Marta mengambil gelas berisikan jus tomat di atas meja, lalu menyiramkannya ke wajah cantik Cefrilizia. "DASAR PELACUR TIDAK TAHU TERIMA KASIH!" teriaknya dengan kesal.Burhan berusaha menahan istrinya supaya tidak menyerang Cefrilizia. "Cefri, kenapa kamu bicara kasar seperti itu? Apa yang kamu inginkan?""Justru saya ingin bertanya pada om dan tante, apa yang kalian inginkan kepada saya? Kenapa saya tidak bisa meminta hal lebih?""Apakah kamu gila?!" teriak Marta dengan marah. "Bagaimana bisa kamu mengatakan hal tidak tahu malu seperti itu? Selama ini aku sudah membantu kamu untuk berkumpul dengan kalangan sosial atas, sementara Burhan sudah mengeluarkan kamu dari penjara."Sampai sekarang, Marta masih kesal dengan suaminya yang masih peduli pada Cefrilizia. Wajah wanita itu memang cantik, namun otaknya tidak berguna sama sekali.Cefrilizia tertawa. "Tante-""JANGAN PANGGIL AKU TANTE! AKU BUKAN TANTE KAMU!" Teriak Marta dengan histeris.Cefrilizia tersenyum sedih ke Burhan. "Om-"Bu
Cefrillizia mencuci wajah, begitu tiba di apartemen. Ayahnya tidak ada di apartemen, berarti ke rumah Marta yang satunya, Tommy saat ini tidak memiliki pekerjaan tetap, hanya mengandalkan uang wanita ular itu-Cefrilizia merasakan hatinya yang sakit ketika mengingat kembali perkataan sipir penjara wanita yang memberikan informasi mengenai ayahnya. Duduk di depan kantor Reza dan menuntut pria itu untuk meminta maaf serta mengeluarkan dirinya dari penjara.Cefrilizia menyadari apa yang dilakukan sang ayah karena tekanan dari dirinya yang ingin bebas dan tidak ingin berada di penjara lebih lama, namun setelah keluar dari penjara, entah kenapa masih tidak bisa membuatnya bahagia.Cefrilizia menarik napas panjang lalu menatap cermin, dia akan melakukan apa pun untuk membuat satu-satunya keluarga bisa bebas dari jeratan mereka, meskipun harus hancur sekalipun.Sekarang dia bisa memakai nama Burhan dan Marta untuk menjalankan aksinya, jadi dia tidak akan menyia-nyiakan kesempatan ini, percum