Share

Tidakkah trauma ?

Wajah Tomi yang semula semringah berubah pucat karena pertanyaan istrinya. Lidahnya mendadak kelu. “Sedikit lagi,” ucap Tomi.

“Sedikit lagi itu berapa?” Mala memutar bola matanya.

“Ya, pokoknya sedikit lagi. Aku lupa tepatnya berapa?!” Suara Tomi meninggi.

“Secepatnya lunasi hutang kita pada si Oji brengsek itu. Aku muak berurusan dengannya.” Mala hendak masuk kamar, tetapi Tomi memegang tangannya.

“Apa maksudmu, La?”

“Lihat ini!” Mala mengibaskan tangan suaminya lalu menunjukkan bekas kebiruan di lehernya.

Melihat bekas itu mata Tomi membeliak, mulutnya menganga lebar. “Itu bekas … cu-cupang?”

“Ya … tebakan Mas tidak salah. Dan Oji pelakunya. Beruntung ada orang yang datang tepat waktu. Kalau tidak … istrimu ini sudah jadi bekas si lintah darat itu.” Sudut bibir Mala terangkat, saat melihat ekspresi terkejut suaminya. Tarikan napas juga keluar dari hidung wanita itu. “Aku mau tidur capek.” Wanita dengan rambut highlight itu menyusul putranya ke kamar.

Tangan Tomi terkepal erat,
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status