Share

Bab. 4

last update Last Updated: 2023-01-11 09:25:38

Sudah dua hari ini Arina makan siang sendiri. Biasanya ada Wiwid yang menemani, namun dua hari ini Wiwid dan pak Bos tak masuk. Sebenarnya pak Damar sudah hampir seminggu ini tak masuk, entah cuti entah apa. Ada bagusnya juga karna Arina merasa aman dari gangguan si bos. Entah dengan hatinya sendiri amankah atau bagaimana. Rasa bersalah juga terselip di hatinya sejak malam dirinya menolak makanan pemberian pak Damar.

--

“Kamu darimana sih dua hari nggak masuk dua hari juga nggak ada kabar.” Arina mencecar Wiwid yang baru datang.

“Tadi mas Faris singgah di toko roti Maros, sekalian beli panada sama risoles, inget kamu suka panada.” Diberikannya  sekotak panada dan risoles kesuakaan Arina tanpa menjawab pertanyaan Arina.

“Makasih banyak Wid, makasih juga sama mas Faris, tapi kamu darimana sih?” ulang Arina.

“Em itu kemarin pulang nengok ibu sama bapak Rin.” Wiwid berjalan kembali ke mejanya. Akan diselesaikan pekerjaan yang menumpuk dua hari ditinggal.

Arina masih ingin bertanya, namun melihat tumpukan invoice di meja Wiwid diurungkannya niatnya.

Melihat panada dan risoles di pagi ini, membuat Arina ingin membuat teh saja. Akan dimakannya panada dengan segelas teh, belum terlambat untuk sarapan sebelum si bos datang menegur.

Pagi yang masih saja mendung namun tak hujan, membuat hawa sejuk terasa menyegarkan.

Rasa emosi pun mulai berkurang, perlahan berdamai dengan keadaan namun takut kehilangan menjadi momok, namun apakah riak air yang berusaha ditenangkan tak akan mengamuk suatu saat?

Begitu perasaan Arina, sampai kapan menyembunyikan status papa yang sudah sering ditanya Davian padanya bila pulang menengok pria kecilnya itu.

Gulana menyapa hatinya.

--

Tepat habisnya dua buah panada dengan segelas teh di sesapan terakhir, pak Damar masuk ke ruangan Arina, sempat melirik kotak kue yang ada di atas meja Arina lalu berlalu ke meja Wiwid.

Karyawan lain bergumam kasak kusuk saat  melihat pak Damar kembali ke ruangannya diikuti oleh Wiwid. Arina pun jadi kacau pikirannya

“Apa Wiwid nggak izin ya?” gumam Arina.

“Dua hari nggak masuk jelas dipanggillah.” Ujar Gea, rekan admin yang seruangan dengan Arina dan Wiwid.

“Tapi masa sih Wiwid nggak izin,” Arina menimpali.

“Iya, juga ya. Atau mungkin masalah kerjaan lain.” Ucap Gea lagi lalu kembali fokus ke pekerjaannya.

Arina pun demikian, sebentar akan ditanyanya Wiwid. Selanjutnya Arina sudah berkutat dengan laporan stok barang akhir bulan.

--

“Gimana Wid?,” Damar langsung to the point ke Wiwid.

“Seperti yang Bapak liat, Arin langsung makan panadanya.”

“Kamu bilang apa tadi sama dia?,”

“Saya bilang pacar saya yang beli pak, kebetulan Arin suka panada dan risoles jadinya beli dia, nggak bohong kan pak, emang pacar saya tadi yang masuk ke toko beli.” Wiwid menjelaskan.

“Iya,”

Rupanya panada dan risoles tadi dibeli pakai uang Damar.

“Makan siangnya gimana Wid, kamu ajak deh keluar makan siang bilang aja kamu traktir dia.” Pinta Damar lagi.

“Siap bos, mudah-mudahan Arinnya mau pak, anaknya suka nggak enakan soalnya.”

“Dia makan nasi putih sama telur saja hampir tiap hari Wid.” Damar merasa kasihan pada ibu dari anaknya itu.

“Ya dari dulu begitu pak, demi putra Bapak. Arin hidup sehemat mungkin, bajunya juga jarang beli, Bapak bisa liat baju kerjanya itu – itu aja.” Wiwid menarik nafas pelan.

Kata – kata Wiwid barusan serasa menghantam ulung hati Damar, betapa Arina menyiksa dirinya demi putranya.

“Makasih untuk yang kemarin Wid,”

“Sama – sama pak, kalau begitu saya balik kerja dulu.”

“Ok, jangan lupa ajak Arina makan diluar entar siang.”

“Siap, pak.”

Wiwid membuka pintu ruang kerja Damar tepat saat melihat Arina berjalan ke arahnya.

“Laporan Rin?” Wiwid berbasa basi, takut – takut tadi pembicaraannya dengan Damar didengar oleh Arina.

“Iya, tadi ditegur sama bos ya,” nada khawatir keluar dari mulut Arina.

“Hehe nggak, Cuma ditanya kapan nikah.” Lalu Wiwid tertawa.

“Eh beneran, gimana sih, serius dong kepo nih.”

“Iya, jadi kemarin tuh emang ketemu Bapak sama Ibu, orang tua mas Faris datang lamaran Rin.” Jelas Wiwid.

“Syukur Alhamdulillah.” Arina ikut berbahagia mendengar kabar Wiwid akan menikah. Faris adalah pria yang baik di mata Arin,dia bekerja sebagai sales produk minuman soda yng bermerk. Penghasilannya pun lumayan.

“Padahal aku mau cerita sama kamu kalau makan siang tau, aku mau traktir kamu makan siang.”

“ Yeee boleh deh.” Arina sumringah bakalan ditraktir makan siang oleh kawannya ini. Pas, dia tidak bawa bekal tadi karna bangun agak siang.

“ok, kalau gitu masuk dulu deh, ditungguin sama bos tuh.”

“Iya.”

--

Arina sedikit heran dengan ekspresi Damar yang nampak berbinar di pagi ini. Entah habis ketiban durian runtuh atau gimana.

“Ada yang mau dikoreksi pak?” Arina tak mengalihkan pandangan dari stofmap folder yang dipegangnya.

“Enggak ada, semuanya bagus ditangan kamu.” Damar meminta Arina untuk memberikan berkas laporan yang akan ditandatangani.

Arina maju dan berdiri di depan meja kerja Damar.

“Kapan kamu pulang jenguk anak kita?” Damar bertanya sambil tetap membubuhkan tandatangan pada berkas – berkas tadi.

“Anak saya pak.” Arina menahan jengkel.

“Anak saya juga kan.” Damar menggoda Arina.

“Nanti kuantar kalau pulang ke rumah Bapak,”

“Enggak usah, saya bisa pulang sendiri.”

“Kan saya juga mau ketemu putra kita,”

“Bapak nggak kenal dia. Kalau sudah selesai saya mau balik ke ruang kerja saya pak.”

Damar berdiri dan berjalan ke arah Arina

Bersambung...

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Supriyonosusanto
mantap.sekali
goodnovel comment avatar
Yetty Wilda
bagus cerita nya
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • DIKEJAR CINTA MANTAN SUAMI   Bab. 99

    “Nakal, nggak anak ayah hari ini, hum?” Danu dekati dan mencium bertubi perut membola Abel yang tampak semakin membuatnya seksi. “Nakal, Mas, aku dibikin muntah sampai tiga kali.” Keluh Abel sambil bersandar di sofa ruang tamu rumah pribadinya. Hari ini cuti Danu akan berakhir, besok sudah harus balik lagi ke Papua. Untuk bekerja dan mengajukan surat mutasi, agar kiranya bisa dipindahkan ke kantor pusat di Jakarta saja. agar tak jauh jika harus bolak balik melihat istri dan ibunya. Danu baru saja kembali, dia tadi habis mengecek pembangunan rumah kost-kostan yang didirikan di lahan yang dulu rumahnya berdiri. Mereka memutuskan tinggal di rumah peninggalan orang tua Abel. Gajinya yang lebih dari cukup di pertambangan juga penghasilan Abel dari membantu mertuan di toko baju, mereka gunakan untuk merenovasi rumah kecil Abel dulu, sekarang menajfi dua lantai dengan empat kamar. Dua kamar di atas, dan dua kamar di bawah. Abel merasa nyaman sudah kembali tinggal di kotanya, dekat dengan me

  • DIKEJAR CINTA MANTAN SUAMI   Bab. 98

    Hera terkejut bukan main, melihat laporan keuangan perusahaan yang ia rebut dari pak Subroto. Sudah lima bulan ini penghasilan mereka minus terus. Namun bulan ini yang paling parah, bahkan Hera sudah merumahkan sebagian karyawannya, karna tak adanya proyek yang didapat. Padahal suaminya, Arham sering dinas keluar kota demi melobi proyek di daerah.Hera mulai curiga pada ayah dari putranya itu. Benarkah selama ini Arham jalan dinas, atau jalan yang lainnya. Lalu diam-diam ia mulai menyelidiki tingkah laku suaminya di luar sana.Ia coba menelpon nomor suaminya namun lagi-lagi tidak aktif. Alasan Arham jika dinas luar, sinyal di daerah tersebut kurang bagus, harus ganti kartu lagi dengan provider yang berbeda, kilah Arham, saat Hera bertanya mengapa ponselnya tak aktif.Selain alasan sinyal kurang, tentu hantaman seks di kemaluan Hera, juga jadi senjata ampuh Arham untuk mengambalikan mood istrinya itu lagi. Istri yang ia bodohi setahun ini. Hera rela meninggalkan pak Subroto yang ulet b

  • DIKEJAR CINTA MANTAN SUAMI   Bab. 97

    Hari ini ada pengajian kompleks menyambut tahun baru hijriah. Pengajian dan ceramah di laksanakan di gedung serbaguna yang ta jauh dari kompleks itu, sengaja di lakukan di gedung sebab panitia mengundang banyak majelis taklim dan masyarakat sekitar.Ramai hari itu ibu-ibu yang hadir, semuanya nampak cantik dalam balutan busana muslimah. Tak terkecuali dengan Helena, ia ikut dengan saran ibu-ibu di kompleksnya agar mereka semua menggunakan gamis seragam pengajian mereka. Gamis panjang warna putih dengan jilbab lebar warna ungu muda. Helena nampak manis. Tadi sempat pak Subroto memberinya kecupan sayang di dahi dan bibirnya sebelum mereka turun dari mobil dan masuk ke gedung, sementara did alam gedung sana mereka harus berpisah. Pak Subroto dengan rombongan bapak-bapak dan Helena bersama ibu-ibu rombongan pengajian.Tak hanya ibu-ibu pengajiandi kompleks itu saja yang diundang, namun ada juga dari kompleks lain. Pokoknya ibu-ibu berdandan secetar mungkin. Ada yang sengaja datang memang

  • DIKEJAR CINTA MANTAN SUAMI   Bab. 96

    Sudah tiga bulan ini Bara terbaring di rumah sakit, akibat kecelakaan yang menimpanya. Kedua kakinya mengalami kelumpuhan, tangan sebelah kirinya mengalami patah tulang, alat vitalnya bahkan harus di potong karna tertancap beling tajam dari pecahan kaca depan, bahkan tulang lehernya harus dioperasi tiga kali agar bisa lurus kembali, jangan ditanya dengan giginya, hampir semua giginya hancur karna benturan yang sangat kuat tepat di bagian wajahnya. Wajah tampannya yang dulu memikat Helena dan perempuan lainnya kini hancur tak terbentuk, organ tubuhnya yang gagah dengan ukuran yang cukup panjang dan besar yang dulu ia gunakan untuk memuaskan perempuan lain dan bahkan buat Helena yang ingin setia pada pak subroto jadi selingkuh kiri kanan karna tergila-gila itu, kini sudah tak dapat ia fungsikan. Bahkan untuk buang air kecil dan besar saja Bara harus di bantu.Rasanya lebih baik mati saja daripada hidup namun menderita luar biasa seperti ini.Bara menangis tanpa bisa mengeluarkan suara,

  • DIKEJAR CINTA MANTAN SUAMI   Bab. 95

    Penolakan Firda pada Bara buat lelaki itu, tak lagi mengantar jemput Firda bila ingin pulang melihat anaknya. Bukan apa-apa, masa lalu Bara yang buruk dalam rumah tangganya jadi pertimbangan Firda untuk menerima pria yang agak mirip dengan almarhum suaminya itu.“Saya janda, Pak. Nggak enak kalau Bapak sering antarin saya, dan saya mohon, jangan ajarin Gavin lagi untuk manggil papa sama Bapak,” ucapan Firda tempo hari terngiang kembali di telinganya. Bara tak ingin memaksa, meski ada rasa tertarik pada Firda yang berwajah ayu itu. namun bayangan Gavin yang memanggilnya papa, buat hatinya menghangat dan tiba-tiba malam ini dia teringat dengan kandungan Helena. Bila ditarik waktunya, Helena sudah melahirkan tiga bulan lalu, begitu pikir Bara, namun mengapa wanita itu tak juga menghubunginya, padahal Bara yakin anaknya yang Helena kandung adalah benihnya, bukan benih bandot tua itu.Bara tiba-tiba tergelitik, ingin menghubungi nomor Helena, ingin menanyakan kabar bayi mereka.___________

  • DIKEJAR CINTA MANTAN SUAMI   Bab. 94

    Abel berdebar dengan hebatnya, saat ia menunggu suaminya di dalam kamar. Ini pernikahannya yang kedua, namun ini adalah pertama kalinya akan melewati malam pertama. Malam pertama dengan suami kedua ceritanya.Jam sepuluh pagi tadi Danu sudah menghalalkan Abel dalam akad nikah yang sakral dan begitu syahdu, status Abel yang sudah yatim piatu membuat banyak orang menitikkan air mata. Andai orang tuanya masih hidup, tentu mereka bahagia luar biasa, sebab yang meminang putrinya adalah pria baik-baik yang selama ini menjadi tetangga mereka sendiri, laki-laki yang begitu terjaga adabnya, meski godaan sebagai pekerja tambang juga luar biasa. Bukan hanya anak gadis, bahkan ada istri orang yang pernah terang-terangan mengungkapkan perasaannya pada Danu, namun laki-laki ini juga punya prinsip sendiri.Danu juga bukan laki-laki yang terjaga sholat lima waktunya, namun sebisa mungkin ia tetap menunaikan sholat yang bisa ia dapat. Sebab pekerjaannya sebagai mekanik alat berat di perusahaan tembaga

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status