Share

Hubungan Terlarang

Author: Alinuralam
last update Last Updated: 2024-10-14 12:28:33

BAB 7

" Hubungan Terlarang "

#pov nana

Na, hari ini suamimu ada di rumah?" Tiba-tiba Evan chat aku saat Mas Rafa ada di rumah libur kerja.

"Ada, Van, kamu jangan chat aku nanti aku ketahuan suamiku," jawabku tegas.

Evan, yang setiap harinya ada di rumah, dia selalu banyak waktu untuk keluarganya, tapi istrinya malah sibuk dengan pekerjaannya padahal Evan sendiri keluarganya berada, dia menjalankan bisnis ayahnya yang memiliki sebuah toko bangunan besar, jadi dia sehari-hari bebas tidak terikat dengan jam kerja. Istrinya yang sibuk sedangkan suamiku yang sibuk.

"Aku kangen, Na, aku juga nunggu jawaban dari kamu masalah mau tidaknya kita menjalani hubungan lagi," ungkap Evan.

"Aku pun sama, Van, kangen banget apalagi beberapa hari ini aku selalu mengenang masa-masa kita pacaran dulu." Jawabku sambil melihat Mas Rafa takut dia bangun.

Aku memberanikan diri chat di saat Mas Rafa sedang tidur, entah dia sadar atau tidak tapi terlihat dia sangat kelelahan jadi aku biarkan saja dia istirahat.

"Na, bisa gak kita hari ini ketemu?" Ucap Evan.

"Apa? Ketemu?" Rasaku kaget.

"Kok kayak kaget gitu Na, iya, kita ketemuan kan sudah lama juga kita gak ketemu, nanti kamu bangunin suami kamu ijin kemana lah bawa aja anak-anak biar suami kamu tidak curiga, nanti kita ketemu di rumah temenku enak ko bebas di rumah dia, terus anak-anak kamu titipkan aja di rumah orangtua kamu, gampang kan," jelas Evan.

Setelah aku pikir-pikir memang sudah lama juga aku tidak keluar rumah, kebetulan Mas Rafa juga gak kemana-mana jadi motornya bisa aku pake buat keluar, ya, dengan alasan mau main aja ke rumah orangtua mereka rindu dengan cucu-cucunya, semoga aja Mas Rafa mengijinkan, kalau pun gak mengijinkan mungkin aku akan pergi saja.

Setelah mengiyakan permintaan Evan, aku pun langsung bergegas memandikan anak-anak dan aku sendiri. Setelah selesai, aku langsung pakai makeup biar terlihat cantik dan berkesan saat pertemuan pertamaku lagi dengan Mas Evan. Kebetulan memang jarak kami tidak terlalu jauh juga, namun, kami jarang bertemu papasan di jalan pun tidak pernah.

"Na, kamu mau kemana? Pagi-pagi sudah cantik banget, tumben!" Aku kaget saat Mas Rafa seketika bangun dan menanyakan hal tersebut.

"Mmmmmh, Pah aku mau ke rumah orangtuaku ya, sudah lama juga aku tidak main kesana, boleh kan?" Tanyaku kepada Mas Rafa.

"Boleh sayang, Pah siap-siap mandi dulu ya, Pah ikut," jawab Mas Rafa.

Seketika aku kaget mendengar pernyataan Mas Rafa, aduuuuuh gimana ini, padahal aku cuma alasan saja biar bisa ketemuan sama Evan, kalau Mas Rafa ikut gimana coba, yang ada mengacaukan semua rencanaku.

"Gak usah pah, istirahat aja di rumah, aku sama anak-anak saja yang pergi, papah mungkin cape butuh istirahat, lagian aku gak akan kemana-mana juga cuma pengen cerita-cerita saja sama ibu, sama adik-adik kalau ada kamu aku malu kan," jawabku meyakinkan Mas Rafa.

"Ya sudah, kalau gak mau aku temenin gak apa-apa aku mau lanjut tidur lagi saja, tapi jangan macam-macam ya, kamu tuh istri orang jadi jangan nakal," ungkap Mas Rafa.

"Siap bosku, aku berangkat dulu sayang ya," ucapku sambil mencium tangan Mas Rafa berpamitan.

Pas menutup pintu rumah, aku langsung chat Evan diam-diam memberitahunya kalau aku sudah mau berangkat dan dia tunggu saja di rumah temannya lalu nanti aku yang nyamperin kesana setelah selesai antar anak-anak.

Sesampainya di rumah orangtuaku, aku pun langsung basa-basi alasan menitipkan anak-anak pada orangtuaku dan adik-adik di rumah. Setelah melihat chat Evan kalau dia sudah sampai di rumah temannya yang tidak jauh juga dari rumah orangtuaku. Aku pun segera bergegas menuju rumah temannya Evan. Sebelum sampai, aku langsung chat Evan dan menanyakan sesuatu.

"Van, sebentar lagi aku sampai, apa teman kamu gak apa-apa kita ketemuan di rumahnya?" Tanyaku.

"Tenang saja, aku sudah cerita sama dia kalau aku mau ketemuan sama istri orang, dan dia mengijinkan karena di rumahnya tidak ada siapa-siapa cuman ada dia saja," jawab Evan penuh meyakinkan.

Aku pun langsung menuju rumah temannya itu, yang aku tahu dia juga tahu kalau aku istrinya Mas Rafa, tapi masa bodoh lah ini juga buat kesenangan aku daripada aku jenuh terus menjalani rumah tangga yang sudah hambar. Mungkin dia juga akan tutup mulut dan gak akan memberitahu siapa-siapa tentang pertemuanku dengan Evan.

Aku pun sampai, dan memarkirkan motor di belakang rumah karena takut ada orang yang melihat dan mengetahui aku berada di rumah orang lain.

"Assalamualaikum," sambutku ketika hendak membuka pintu masuk.

"Waalaikumsalam," sambut Evan.

Aku pun langsung menghampiri Evan dan menyambut tangannya yang ia sodorkan padaku. Lalu aku duduk di samping dia, alangkah indahnya pemandangan yang sudah lama tidak aku lihat. Melihat ketampanannya masih seperti dulu dan tidak ada yang berubah, malahan semakin tampan dan terlihat gagah.

Sejenak kami berdua pun terdiam tanpa sepatah kata pun yang keluar, hanya saling memandang seakan-akan kembali ke masa lalu di mana saat kami masih menjalin hubungan.

"Eh, Na."

"Eh, Van."

Pada saat yang sama kami berdua pun bersama-sama memanggil, entah kenapa hati ini berdetak lebih kencang tidak seperti biasanya, suasana yang sangat canggung dan bingung mau menanyakan hal apa.

"Na, gimana, apa sudah ada jawaban untuk perasaanku terhadap kamu?" tanya Evan.

Aku yang masih dalam pandangan tajam ke arah Evan terkejut oleh pertanyaan tersebut.

"Aku, aku masih bingung, Van. Dengan keadaan status kita sekarang, kan sudah sama-sama punya pasangan. Lalu, kalau aku terima kamu nantinya, hubungan kita mau dibawa ke arah mana?" Jawabku dengan perasaan bimbang.

"Aku serius sama kamu, nah, aku benar-benar sayang sama kamu. Bahkan dari dulu pun, aku masih sayang sama kamu. Kalau kamu gak nikah sama Rafa, aku pun mungkin sekarang suami kamu," jawab Evan meyakinkanku.

Setelah Evan terus berusaha meyakinkanku, akhirnya aku pun luluh dengan semua perkataannya. Dan setelah aku pikir-pikir, juga apa salahnya aku coba menjalani hubungan ini di belakang pasangan kita. Mungkin aku akan dapatkan kenyamanan dari Evan, meskipun status aku adalah istri orang lain.

"Iya, Van, aku mau jadi pacar kamu. Tapi kamu tahu kan konsekuensinya apa. Kita sudah sama-sama punya pasangan, jadi kalau ada pasangan kita masing-masing, kamu harus ngerti dan gak boleh egois," tegasku menerima cinta dari Evan.

"Jadi sekarang kita pacaran nih, aku boleh dong panggil kamu sayang?" Tanya Evan.

"Boleh, tapi ingat ya jangan sampai ketahuan oleh pasangan kita, dan kamu harus bisa menahan diri ketika aku tidak bisa chat atau ketemu kamu langsung." Tegasku.

Evan pun langsung memelukku dengan erat, aku pun merasa bahagia tapi di sisi lain aku merasa bimbang dengan mas Rafa kalau suatu saat nanti akan ketahuan atas perselingkuhanku ini.

Aku pun sadar ini semua kesalahan tapi aku sebagai perempuan memang membutuhkan satu hubungan yang di dalamnya ada kenyamanan, hubunganku dengan mas Rafa yang sudah berjalan bertahun-tahun seakan-akan sudah tidak ada lagi kenyamanan.

Hanya karena kami terikat pernikahan yang sah dan ada buah hati hasil dari pernikahan kami jadi aku mencoba mempertahankan hubungan itu, sisanya hanya hambar saja yang aku rasakan.

Keputusan aku sudah bulat juga untuk menerima Evan, dan dia pun sudah meyakinkan aku juga dalam hubungan ini, kalau misalkan suatu saat ada ketahuan dia akan menceraikan istrinya dan menikahi aku. Dan aku pun percaya atas semua pernyataan Evan kalau dia benar-benar tulus menyayangi aku.

Aku benar-benar sudah dibutakan oleh kenyamanan yang diberikan oleh suami orang, bahkan rasa sayang saya melebihi rasa ke mas Rafa, tapi di sisi lain dengan aku menerima Evan, aku pun ada rasa ketakutan kehilangan mas Rafa juga yang selama ini sudah banyak berjuang untuk menafkahi aku dan anak-anak.

"Entahlah, perasaan aku campur aduk ada senang ada juga khawatir," ucapku dalam hati.

Lebih baik aku merayakan kebahagiaan dulu saja punya suami sekaligus kekasih baru, yang penting bisa bermain cantik mungkin tidak akan ketahuan mas Rafa sampai kapanpun, dia kan orangnya tidak curiga atas apa yang aku lakukan juga.

Aku kan cantik, siapa sih lelaki yang tidak tertarik sama aku, meskipun status aku adalah istri orang.

*🍁🍁🍁🍁🍁*

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • DILEMA Antara Nyaman & Cinta    Test DNA

    BAB 69"Test DNA"#POV ISNAWaktu yang tidak terasa, aku juga menghadapi sikap dan sifat Mba Nana serta ibu mertuaku yang tak kunjung pulang selama di rumah ini. Untungnya, aku selalu menyibukkan diri di kantor dan tidak terlalu menanggapi orang-orang di rumah. Mau seperti apapun pembelaan Mba Nana, cari perhatian, dan lain-lain, aku tidak mau banyak berpikir. Yang aku pikirkan, semakin lama perut Mba Nana semakin membesar. Aku harus siap dimadu oleh Mas Rafa. Rasa sakit yang tidak ingin aku rasakan. Namun, Mas Rafa harus tetap bertanggung jawab atas perbuatannya sendiri. Aku selalu berharap tidak ada yang berubah apabila nanti Mas Rafa sudah menikahi Mba Nana. Pastinya, kalau sudah menikah, akan ada tumbuh benih-benih cinta di antara mereka. Mau tidak mau, aku harus berdamai juga dengan kakakku sendiri, dengan catatan dia tidak berusaha membuat Mas Rafa meninggalkan aku. "Is, kamu nggak kerja hari ini?" tanya Nana di ruang keluarga. "Gak, Mba. Aku libur. Aku mau rebahan seharian

  • DILEMA Antara Nyaman & Cinta    Rumahku Seperti Neraka Untukku

    BAB 68"Rumah Seperti Neraka Untukku"#POV ISNAKehadiran ibu mertuaku di rumah menjadi beban tambahan dalam hidupku. Bukan aku tidak senang, namun karena sikap ibu yang lebih memihak kepada Mba Nana. Dan Mba Nana juga sangat mencari perhatian dari ibu. Mungkin saja sudah ada yang dia rencanakan, yang pasti aku akan lebih hati-hati. Karena aku tahu dia pasti ingin aku bisa keluar dari rumah ini. "Ya ampun, Nana, ngapain pagi-pagi kamu capek-capek masak? Kan ada ART, kenapa tidak suruh dia saja?" ucap ibu saat aku dan Mba Nana memasak untuk sarapan. Awalnya dia hanya menonton aku yang sedang memasak. Melihat kehadiran ibu, dia langsung pura-pura memasak dan menyuruh aku untuk duduk. "Isna, apa kamu tidak kasihan? Lihat itu perutnya Nana yang semakin membesar. Harusnya jangan capek-capek, apalagi sampai kamu suruh mengurus pekerjaan rumah," ucap ibu lagi."Gak apa-apa, Bu. Isna kan harus pergi ke kantor, jadi biar Nana yang siapkan sarapan untuk keluarga ini. Gak capek kok, Bu, Nana

  • DILEMA Antara Nyaman & Cinta    Kehadiran Ibu Mertua

    BAB 67"Kehadiran Ibu Mertua"#POV ISNADi saat kebahagiaanku datang, selalu saja ada yang datang lagi untuk menguji rumah tanggaku. Tapi aku harus kuat. Aku akan melawan siapa saja yang datang mengusik rumah tanggaku. Berpisah bukannya jalan untuk menyelesaikan masalah. Nyatanya, itu hanya akan menambah masalah. Meskipun aku tidak rela mendengar Mba Nana hamil anaknya Mas Rafa, tapi aku harus kuat. Dan sekarang dia tinggal di rumah ini juga. Untungnya, aku masih punya hak untuk melarang Mas Rafa jika Mba Nana mencoba merayunya di belakangku. Dia belum sah menjadi istri Mas Rafa. Jadi, apapun tidak bisa mereka lakukan. Ini adalah rumahku, dan aku nyonya di sini, bukan Mba Nana. "Mas, Mba Nana kemana? Kok belum bangun? Tahu diri lah, sudah tinggal di rumah orang. Masa jam segini masih enak-enakan tidur?" tanyaku saat sedang sarapan bersama. "Mana aku tahu, Is? Kan aku tidur di kamar kita, bukan di kamar dia. Nanti biar anak-anak yang bangunkan," jawab Mas Rafa. "Tidak usah,

  • DILEMA Antara Nyaman & Cinta    Hamil

    BAB 66"Hamil""Selamat pagi, Bu. Coba bisa saya lihat CV-nya, dan silakan perkenalkan diri," ucapku kepada wanita tersebut. "Apa Pak Rafa mau kenalan sama saya? Atau mau menjadi suami saya?" tanya wanita tersebut. Aku yang dari tadi memandangi tidak henti-hentinya, baru kali ini melihat penampilannya sangat jauh berbeda mengenakan pakaian kerja. Karena baru pertama kali juga aku melihat istriku bekerja di kantor seperti ini. Biasanya, dia hanya jadi ibu rumah tangga yang tinggal di rumah saja. "Mohon maaf, Bu. Sepertinya lamaran Ibu saya tolak, karena di luar ekspektasi saya. Ibu kok cantik banget ya hari ini," rayuku kepada Isna. "Iya, Pak Rafa. Aku yang cantik kan punya kamu, satu-satunya yang ada di dalam hati kamu," jawab Isna menggodaku. Sejak dari dulu, aku juga ingin Isna bisa bergabung ke perusahaanku. Namun, dia selalu saja menolak dengan alasan mau fokus menjadi ibu rumah tangga. Dan hari ini, dia datang sendiri diam-diam melamar pekerjaan.Dia sebenarnya wanita y

  • DILEMA Antara Nyaman & Cinta    Sekretaris Cantik yang Baru

    BAB 65"Sekretaris Cantik yang Baru"Pagi hari, aku seperti biasanya menjalani aktivitas untuk bekerja. Namun, ada yang berbeda. Ada mata-mata yang menjadi mata istriku sendiri di dalam kantor. Apa boleh buat, mungkin ini jalan dari Tuhan agar aku tidak terlena oleh penampilan Nana sekarang. Dan aku pun sudah beberapa kali memadu kasih dengannya. Sebenarnya, perasaan ini sudah mulai tumbuh. Namun, aku adalah suami orang. Aku tidak akan pernah mengkhianati Isna lagi. Dia satu-satunya wanita yang bisa mengerti aku. Segimanapun kesalahanku, dia selalu memaafkan dan tidak berubah sikap terhadapku. Hari ini, aku berencana untuk memberhentikan Riska alias Nana dari pekerjaannya. Mau tidak mau, aku harus bersikap tegas. Aku tidak peduli bagaimana kehidupan dia selanjutnya. Kalau semakin lama aku diamkan rahasia dia, maka semakin lama juga dia akan terus saja menggodaku. Sengaja aku membawa beberapa bukti identitas dia yang asli agar aku ada alasan untuk memberhentikan dia bekerja."Mas, a

  • DILEMA Antara Nyaman & Cinta    Terungkap Identitas Asli Riska

    BAB 64"Terungkapnya Identitas Asli Riska"#POV ISNASeharian aku beristirahat di rumah. Rasanya tidurku sangat nyenyak, tidur di rumah sendiri seperti biasanya. Namun, ke mana Mas Rafa belum juga pulang, sudah malam begini. Aku coba menghubungi nomor teleponnya dan mengirim beberapa pesan. Hatiku mulai panik. Jangan-jangan Mas Rafa akan menginap di rumahnya Riska. "Mas, kenapa belum pulang? Awas saja kalau kamu menginap di rumahnya Riska. Aku nggak akan segan-segan untuk pergi dari rumah ini," ancamku mengirimkan pesan kepada Mas Rafa. Aku mondar-mandir menunggu di teras rumah. Belum ada tanda-tanda kepulangan Mas Rafa juga. Apa aku hubungi Riska saja? Ah, tidak perlu. Nantinya dia akan berpikir yang tidak-tidak. Selang beberapa saat, terlihat mobil Mas Rafa mendekat ke arah rumah. Aku langsung membukakan gerbang dan menghampirinya. "Kamu dari mana saja, Mas? Kenapa aku hubungi tidak bisa?" tanyaku saat Mas Rafa turun dari mobil. "Aku terjebak macet, is. Handphone aku simpan di

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status