Share

Bab 10

Penulis: Y Valista
last update Terakhir Diperbarui: 2021-09-03 23:52:42

Dinar masih memikirkan gadis yang ditemui nya tadi, dia tidak tau kemana perginya. Sepertinya dia penasaran dengan gadis itu, dia akan kesana lagi besok tanpa raccel. Dia banyak diam saat itu dan hanya mendengarkan raccel saja sepanjang perjalanan. 

Tak terasa sudah sore, mereka kembali pulang dan menikmati pemandangan diperjalanan menuju rumah. Melihat lampu dan rumah warna warni dipinggir jalan. Itu seakan membius dinar dan melupakan gadis manis yang dia temui siang tadi 

Raccel yang melihat dinar banyak diam juga ikutan diam dan berfikir mungkin dinar lelah dan ingin cepat berbaring dikasur. Dan tidak lama mereka sudah sampai dirumah.

Tumben sekali tidak ada kakek dirumah, sedangkan makanan sudah tehidanh dimeja makan.

"kakek dimana ya?" tanya raccel

Dan saat mereka duduk raccel melihat kertas bertinta emas dibawah gelas jusnya

"nak, maaf kakek tidak bisa makan malam bersama, karena kakek ada urusan mendesak kepulau sebelah, mungkin akan pulang lusa. Tolong jaga diri dan dinar juga, salam sayang, kakek" raccel membacakan secarik kertas dengan lantang, dan mereka berpandangan satu sama lain. Tetapi dinar tidak banyak menjawab, dia sangat pendiam sekarang.

"yasudah ayo kita makan, habis ini mari istirahat kau pasti lelah" kata raccel memecah suasana.

Mereka makan dengan keheningan, dan raccel menjadi agk canggung. Mereka puj menyelesaikn makan malam dengan cepat dan beranjak untuk kekamar masing-masing.

Didalam kamar dinar mulai memikirkan gadis yang bernama lunar itu, dia sangat cantik dan ingin bertemu dengannya lagi. Besok dia akan pergi kesana lebih pagi, lagian dia tidak akan sarapan bersama karena kakek pun tidak ada. Dinar menarik selimut dan bersiap untuk tidur lebih awal.

Malam berlalu, pagi itu dinar cepat cepat menemui edward untuk minta menfantarkannya kekota, dan setelah itu dia tidak ingin edward menunggunya. Dan minta jemput nanti siang saja.

Edward tidak banyak bertanya dab melajukan mobilnya kearah kota tanpa tau kemana tujuan dinar sebenarny.

"terimakasih edward, nanti siang saja jemputnya, aku ingin sendirian saja," kata dinar

"baik tuan, berhati-hatilah,!" jawab edward dengan sedikit cemas karena membiarkan dinar pergi sendirian

Sedangkan dirumah raccel belum bangun karena mungkin lelah kemarin pergi seharian. Karena dia berfikir kakek juga sesang tidak ada jadi ngapain buru-buru keluar dan sarapan. Dia malah melanjutkan tidurnya lagi.

Dinar berjalan menyusuri pantai yang sepi dan dia duduk di bebatuan yang kemarim dia duduki. Dia menatap lepas kelautan. Didekatnya pasti airnya sangat dalam karena tidak terlihat dasarnya. Dia berharap akan bertemu dengan lunar lagi karena kemarin tidak bisa berbincang lebih lama.

Tapi sudah beberapa jam dia disana tidak ada siapapun yang datang. Dia mulai putus asa dan berbalik untuk pergi. Tapi sebelum dia melangkah lebih jauh dia mendengar suara ada sesuatu yanh jatuh keair dan langsung dia berbalik dan melihat sumber suara itu. Dan dengan terkejutnya dia meliht lunar berada didalam air yang pasti dalam itu. Dia terlihat cemas dan mendekati lunar. Lunar tidak bisa mengelak dan tampak santai saja, membuat cemas dinar menghilang dalam sesaat.

"apa yang kamu lakukan disana, ayo keluar itu sangat dalam" dinar berkata dengan buru-buru karena dia berfikir lunar bermin air dan mandi disana. Tetapi lunar tidak menjawab hanya diam saja sambil menatap dinar dengan senyum termanisnya.

Dinar bingung dan mulai mengulutkan tangannya untuk bisa mengangkat lunar keatas. Lunar menurut saja tidak cemas akan sesuati yang tidak patut dilihat orang lain. Karena sebenarnya lunar telah jatuh hati kepada dinar sejak pertama kali dinar kepantai itu. Lunar selalu memperhatikan dinar.

Lunar memegang tangan dinar bersiap untul naik, tiba-tiba dinar terkejut dan melepaskan tangan lunar dengan cepat. Lunar menyadari itu saat rahasianya mulai terlihat orang lain, 

"ekor, dan bersisik?" dinar dengan nada kecemasan memandang lunar yang hanya terdiam dan mulai menjauh dari dinar 

"tunggu, aku tidak akan mengatakannya kepada siapapun, ayolah naik dan bicara padaku" kata dinar dengan lembit meyakinkan lunar yang mulai menjauhinya."aku janji, ayolah naik" kata dinar lagi dan mengulurkan tangannya kembali.

Lunar memegang tangan dinar ragu-ragu dan tubuhnya terangkat keatas. Dinar yang melihat itu takjub, tenyata masih ada putri duyung jaman sekarang ini. Ekor yang sangat cantik dengan sisik berwarna rosegold. Dia tau putri duyung tidak bisa mengeluarkan suaranya selagi ekornua masih ada. 

Dinar membuka kemeja luar nya dan membalutkan ke ekor lunar dan mengelapnya hingga kering. Dn benar saja ekornya berubah menjadi kaki mulus yang sangat indah. Dinar terkagum-kagum "kakimu begitu indah sama dengan ekormu" jawab dinar tanpa sadar.

Lunar tersenyum dan baru bisa bersuara."terimakasih, aku harap kamu merahasiakan ini dan anggap saja tidak pernah melihat kejadian ini" kata lunar sambil tertunduk sedikit malu.

"aku janji" jawab dinar dengn cepat. Membut senyum manis dibibir lunar merekah dengan indahnya. Sungguh sangat cantik berkali lipat dari raccel yang dianggapnya paling cantik.

"aku kira tidak ada lagi bangsa duyung didunia ini, aku kira hanya dalam cerita dongeng saja" ungkap dinar dengan santai.

"tentu saja, kami masih sangat ramai di kerajaan kami dibawah sana"

"bisakah aku melihatnya juga?" tanya dinar penasaran

Lunar tertawa kecil mendengar kata-kata yang dilontarkan dinar. "mana mungkin, memangnya kamu bisa bernafas dalam air?" jawab lunar sambil terus tertawa kecil. Membuat dinar jatuh hati padanya. 

"kan aku bisa pakai perlengkapan berenang"jawan dinar dengan cepat

"tidak semudah itu dinar, kau akan kesulitan berenang jauh kedasar lautan" lunar menjelaskan 

"ya mana tau nanti ada keajaiban, aku mempunyai ekor juga sepertimu" jawab dinar sambil membalas tertawaan lunar sambil bersenda gurau.

Mereka lama berbincang sampai lunar merasa agak kekeringan dan ingin masuk lagi kedalam air agar dia tidak mulai mengering karena hari ini sangat terik.

"jika aku masuk kedalan air otomatis suaraku akan hilang" kata lunar pada dinar yang keduanya belum ingim berpisah.

Sebelum lunar masuk kedalam air dia mencium pipi dinar dengan tiba-tiba "temui aku besok" bisik lunar ketelinga dinar. membuat dinar syok karena belum pernah dicium gadis manapun. Dinar tertegun dan mematung hingga lunar yang melihat itu tertawa cekikikan dan langsung terjun kedalam air melambaikan tangan dan menyelam tanpa terlihat lagi oleh dinar. 

Dinar memegang pipinya dan tersenyum dengan muka yang memerah seperti udang rebus.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • DINAR   Bab 91

    Semua telah berkumpul didermaga kecil pulau itu, semua sangat tertata rapi disana, tampak sederhana tetapi sangat indah untuk dipandang. lunar mengeluarkan mutiara dari mulutnya dan tentu mencucinya dulu sebelum memberikannya pada dinar, dinar sangat gugup memegang mutiara yang sangat berharga itu, dia sebenarnya tidak tega tetapi ini satu-satunya cara agar bisa bertahan lebih lama untuk menemui ayah dan ibunya. dinar mulai menelan mutiara itu, semua baik-baik saja awalnya, setelah beberapa menit berlalu dada dinar bersinar seperti ada sesuatu yang melewati dadanya, dinar merasa sesak dan berpegangan pada tiang dermaga karena merasa dadanya sangat panas "apa kamu baik-baik saja?" tanya lunar cemas karena belum tentu mutiara miliknya akan cocok ditubuh dinar "ya, aku baik-baik saja, tetapi dadaku terasa panas" jawab dinar masih menahan sesak didadanya "nak apa kau yakin akan pergi?" tanya kakek khawatir melihat cucunya itu "yakin kek, k

  • DINAR   Bab 90

    Semua seakan terdiam dan seakan menyetujui akan hal itu, semua bubar terkecuali miana kakak nya sang raja, dia tertegun dan mencari kesana kemari, dia mencari dion yang dia anggap anaknya "kakak, ada apa? apa yang kamu cari?" tanya raja duyung pada kakak nya itu "apakah kau tak melihat anakku? ataukah dia belum datang?" tanya miana sambil melihat kesana kemari "uhm kakak, aku minta maaf karena dia meninggal saat ingin memberikan obat untukmu, tapi jangan khawatir kak kami menguburnya dengan baik" ucap raja gelagapan menyembunyikan kenyataan "apa?? kenapa kau tak memberitahuku dari tadi?" tanya miana histeris dan menangis "maafkan aku, aku hanya tidak ingin membuatmu memikirkan itu, sedangkan kamu belum pulih" ujar raja menunduk "bagaimana bisa begitu? dia menjagaku selama ini, ayahnya juga yang menyelamatkan aku waktu itu, meskipun dia bukan anak kandungku tetapi dia jadikan aku seperti orangtua kandungnya" jawab miana yang tak henti m

  • DINAR   Bab 89

    semua orang mulai pergi meninggalkan tempat itu, semua wakil pergi dan wakil dion tetap tak terlihat dari tadi, tapi mereka mendengarkan apa yang tuan harshaw katakan, semua bubar dengan cepat, dan hanya dinar dan kakek yang masih tertinggal disana."kakek, kenapa kakek berbohong padaku selama ini?" ucap dinar tampak sedih memandangi kakek yang sedari tadi merangkul raccel"maafkan kakek nak, semua demi kebaikan kamu, mereka semua masih aman dan tinggal dipulau terpencil yang jauh dari sini, kamu ingat kan waktu itu kakek menyuruhmu pergi pertemuan kesebuah pulau, nah pulau itulah yang seharusnya kau tuju" ungkap kakek penuh penyesalan"aku ingin bertemu dengan mereka kek, kita akan kesana kan?" tanya dinar"aku tidak yakin" ucap kakek sambil memandang raja duyung"nak, aku tidak bisa lagi menolongmu kali ini seperti waktu itu, dan gelembung itu pastinya akan bereaksi dengan cepat, karena semua sudah tau kan rahasia kami" ujar raja duyung mulai mer

  • DINAR   Bab 88

    "kakek...akhirnya kakek datang,!" ujar raccel sambil berlari memeluk kakek yang tampak kelelahan, raccel menangis kecil sambil menatap tubuh kakek yang melemah itu, kakek juga membalas pelukan cucunya itu, dia sangat mencemaskan raccel selama ini dan tentu saja kali ini dia tidak ingin kehilangannya lagi,"apa maksud semua ini ayah? kenapa ayah mengenalnya?" ujar lunar menatap tajam pada ayahnya, dia sangat heran yang selama ini tidak pernah siapapun tau tentang hal ini. dan begitujuga dengan wakil lainnya mereka sangat takjub dengan duyung yang mereka tahu hanya dongeng itu."ayah akan menjelaskannya nanti padamu, sekarang biarkan saja mereka pergi" ujar raja pada lunar tampak tidak ingin menjelaskan apa-apa didepan semua orang"apa yang anda sembunyikan selama ini? aku saja tidak tau anda mengenalnya" sambung sang ratu menatap tajam kembali pada suaminya itu"jelaskan saja...aku sudah disini" ucap kakek sambil terus memegang raccel dirangkulnya

  • DINAR   Bab 87

    lunar tampak berjalan bergandengan dengan raccel, tampaknya mereka sudah berbaikan, melenggang mendekati suara keributan ayahnya "ada apa? kenapa sangat berisik" ujar lunar sambil menoleh kearah depan dan terkejut dengan apa yang dia lihat, begitu juga dengan raccel dia sangat terkejut, dinar sampai datang kesini pasti dia sangat mencemaskan raccel dan begitu juga kakek "dinar....syukurlah kamu menemukanku" ujar raccel berlari sambil memeluk tubuh dinar yang darit tadi mematung, wakil rayanpun tertegun dan menggeser badannya kebelakang, seketika keberaniannya menciut "raccel...apa mereka yang membawamu kesini?" tanya dinar menatap wajah saudaranya itu "tidak, ceritanya sangat panjang dinar, aku dibawa kesini oleh seseorang" ungkapnya "lantas bagaimana mereka semua ada disini?" tanya dinar penasaran "aku akan menceritakan itu nanti, apakah kakek baik-baik saja?" tanya raccel "ya, dia sangat mengkhawatirkanmu, dia ikut sebentar l

  • DINAR   Bab 86

    "hm...wakil rayan, apa mungkin ada orang didalam sana?" tanya dinar sambil berbisik mengintip dari balik pohon ara"kita tidak tau apa yang ada disana sebelum kita melihatnya sendiri kan, kalau begitu ayo kita masuk" ajak wakil rayan degan berani"baiklah...ayo" ujar dinar berlari sambil mengendap-endap kedepan, dan mendapatkan jalan untuk masuk kegedung itu, tapi tak disangka-sangka didalam ternyata sangat indah, sangat hidup, lampu hias berjejeran didinding, semua ruangan wangi bunga, tapi entah bunga apa itu dinar tidak tau karena selama ini dia banyak mencium mawar saja.mereka melewati banyak ruangan yang pintunya tertutup rapat, tidak ada satupun yang sedikit terbuka, mereka juga sangat takut untuk membukanya satu persatu"hm..tuan dinar, sebaiknya kita cari dibagian depan saja, diruangan depan pasti lebih lebar dan leluasa untuk kita melihat sekitarnya" ucap wakil rayyan"ide bagus, ayo kita maju" jawab dinarmereka sudah sampai

  • DINAR   Bab 85

    "kakek, kita harus bagaimana? sudah sehari semalam kita mencari tapi mereka bahkan tidak meninggalkan jejak sama sekali" ujar dinar frustasi "kita akan terus mencarinya, aku tidak ingin sesuatu yang buruk terjadi padanya, tolong temukan dia dengan cepat,!" ujar kakek dengan suara lemah karena dia tidak bisa tidur sedikitpun "baiklah kek, kakek istirahat saja dirumah, biar aku saja yang pergi dengan para wakil" ujar dinar lagi "tidak, aku harus ikut, aku tidak bisa istirahat sebelum bisa menemukannya kembali" ungkap kakek sedih dengan kantung mata yang menghitam mereka mulai bersiap-siap mencari keluar daerah sana dan pergi mencari keperairan lainnya, seperti pulau-pulau kecil yang biasa mereka akses, tapi ada satu pulau terlihat diradar mereka yang tak berpenghuni tetapi memiliki bangunan diisana, itu membuat mereka penasaran, kenapa selama ini pembangunan disana tidak diketahui, sedangkan pulau kecil itu masih bagian dari pulau besar milik kakek, han

  • DINAR   Bab 84

    Malam itu terasa sangat mencekam, bahkan keindahan purnamapun sudah tak menenangkan lagi, darah mengalir dimana-mana membuat raccel mual tak biasa melihat pemandangan itu, melihat lekat-lekat dion yang sudah tercabik-cabik, sungguh malang jika benar yang disana itu ibunya berarti dia juga duyung kan, dan berdarah murni sepertiku karena ibunya duyung, tetapi kenapa tidak darah dia saja yang diberikan pada ibunya itu, fikiran itu sunggh sangat membingungkan raccel, atau apakah dion bukan anak kandung nya?raccel menepis semua fikiran itu saat ini, berusaha melupakan kejadian malam ini, berharap wanita tua itu bangun saja agar dia bisa menjelaskan siapa dion sebenarnya. raccel berbalik menyaksikan ibunya mulai menyayat tangannya sendiri untuk mendapatkan secangkir darah untuk wanita itukasihan...ya begitulah yang dirasakan raccel, tetapi ibunya harus melakukan itu, dan setelah darah itu diminumkan pada wanita itu, raja membereskan mayat wakil dion terlebih dahulu dan mem

  • DINAR   Bab 83

    "wakil dion...apa sudah selesai, aku sangat pusing" ujar suara raccel mengagetkan semua orang "raccel...kamu sudah sadar nak, ini ibu, bangunlah ini ibu" ujar lunar "i..ibu...? bagiamana ibu ada disini?" tanya raccel sambil duduk dan memegang kepalanya dan langsung kaget melihat semua ramai disana dan tak ada yang dia kenali selain lunar dan sania, dan melihat kekacauan itu dengan dion yang sudah tercabik cabik "ibu..ada apa ini? kenapa wakil dion...?" tanya raccel ketakutan "tidak apa-apa sayang, dai berusaha menyakitimu jadi ibu tidak sengaja melukainya" jawab lunar pelan memberikan pengertian pada raccel yang mulai ketakutan "a..apa? itu tidak mungkin ibu, dia memang menculikku, dia hanya ingin sedikit darahku, dan dia sangat baik padaku" ucap raccel ketakutan dan menjauhi ibunya "nak...maafkan ibu, ibu tidak sengaja" ujar lunar mendekati raccel lagi "kenapa ibu? kenapa harus membunuh? tidak bisakah ibu memberitahunya

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status