Share

Bab 10

Dinar masih memikirkan gadis yang ditemui nya tadi, dia tidak tau kemana perginya. Sepertinya dia penasaran dengan gadis itu, dia akan kesana lagi besok tanpa raccel. Dia banyak diam saat itu dan hanya mendengarkan raccel saja sepanjang perjalanan. 

Tak terasa sudah sore, mereka kembali pulang dan menikmati pemandangan diperjalanan menuju rumah. Melihat lampu dan rumah warna warni dipinggir jalan. Itu seakan membius dinar dan melupakan gadis manis yang dia temui siang tadi 

Raccel yang melihat dinar banyak diam juga ikutan diam dan berfikir mungkin dinar lelah dan ingin cepat berbaring dikasur. Dan tidak lama mereka sudah sampai dirumah.

Tumben sekali tidak ada kakek dirumah, sedangkan makanan sudah tehidanh dimeja makan.

"kakek dimana ya?" tanya raccel

Dan saat mereka duduk raccel melihat kertas bertinta emas dibawah gelas jusnya

"nak, maaf kakek tidak bisa makan malam bersama, karena kakek ada urusan mendesak kepulau sebelah, mungkin akan pulang lusa. Tolong jaga diri dan dinar juga, salam sayang, kakek" raccel membacakan secarik kertas dengan lantang, dan mereka berpandangan satu sama lain. Tetapi dinar tidak banyak menjawab, dia sangat pendiam sekarang.

"yasudah ayo kita makan, habis ini mari istirahat kau pasti lelah" kata raccel memecah suasana.

Mereka makan dengan keheningan, dan raccel menjadi agk canggung. Mereka puj menyelesaikn makan malam dengan cepat dan beranjak untuk kekamar masing-masing.

Didalam kamar dinar mulai memikirkan gadis yang bernama lunar itu, dia sangat cantik dan ingin bertemu dengannya lagi. Besok dia akan pergi kesana lebih pagi, lagian dia tidak akan sarapan bersama karena kakek pun tidak ada. Dinar menarik selimut dan bersiap untuk tidur lebih awal.

Malam berlalu, pagi itu dinar cepat cepat menemui edward untuk minta menfantarkannya kekota, dan setelah itu dia tidak ingin edward menunggunya. Dan minta jemput nanti siang saja.

Edward tidak banyak bertanya dab melajukan mobilnya kearah kota tanpa tau kemana tujuan dinar sebenarny.

"terimakasih edward, nanti siang saja jemputnya, aku ingin sendirian saja," kata dinar

"baik tuan, berhati-hatilah,!" jawab edward dengan sedikit cemas karena membiarkan dinar pergi sendirian

Sedangkan dirumah raccel belum bangun karena mungkin lelah kemarin pergi seharian. Karena dia berfikir kakek juga sesang tidak ada jadi ngapain buru-buru keluar dan sarapan. Dia malah melanjutkan tidurnya lagi.

Dinar berjalan menyusuri pantai yang sepi dan dia duduk di bebatuan yang kemarim dia duduki. Dia menatap lepas kelautan. Didekatnya pasti airnya sangat dalam karena tidak terlihat dasarnya. Dia berharap akan bertemu dengan lunar lagi karena kemarin tidak bisa berbincang lebih lama.

Tapi sudah beberapa jam dia disana tidak ada siapapun yang datang. Dia mulai putus asa dan berbalik untuk pergi. Tapi sebelum dia melangkah lebih jauh dia mendengar suara ada sesuatu yanh jatuh keair dan langsung dia berbalik dan melihat sumber suara itu. Dan dengan terkejutnya dia meliht lunar berada didalam air yang pasti dalam itu. Dia terlihat cemas dan mendekati lunar. Lunar tidak bisa mengelak dan tampak santai saja, membuat cemas dinar menghilang dalam sesaat.

"apa yang kamu lakukan disana, ayo keluar itu sangat dalam" dinar berkata dengan buru-buru karena dia berfikir lunar bermin air dan mandi disana. Tetapi lunar tidak menjawab hanya diam saja sambil menatap dinar dengan senyum termanisnya.

Dinar bingung dan mulai mengulutkan tangannya untuk bisa mengangkat lunar keatas. Lunar menurut saja tidak cemas akan sesuati yang tidak patut dilihat orang lain. Karena sebenarnya lunar telah jatuh hati kepada dinar sejak pertama kali dinar kepantai itu. Lunar selalu memperhatikan dinar.

Lunar memegang tangan dinar bersiap untul naik, tiba-tiba dinar terkejut dan melepaskan tangan lunar dengan cepat. Lunar menyadari itu saat rahasianya mulai terlihat orang lain, 

"ekor, dan bersisik?" dinar dengan nada kecemasan memandang lunar yang hanya terdiam dan mulai menjauh dari dinar 

"tunggu, aku tidak akan mengatakannya kepada siapapun, ayolah naik dan bicara padaku" kata dinar dengan lembit meyakinkan lunar yang mulai menjauhinya."aku janji, ayolah naik" kata dinar lagi dan mengulurkan tangannya kembali.

Lunar memegang tangan dinar ragu-ragu dan tubuhnya terangkat keatas. Dinar yang melihat itu takjub, tenyata masih ada putri duyung jaman sekarang ini. Ekor yang sangat cantik dengan sisik berwarna rosegold. Dia tau putri duyung tidak bisa mengeluarkan suaranya selagi ekornua masih ada. 

Dinar membuka kemeja luar nya dan membalutkan ke ekor lunar dan mengelapnya hingga kering. Dn benar saja ekornya berubah menjadi kaki mulus yang sangat indah. Dinar terkagum-kagum "kakimu begitu indah sama dengan ekormu" jawab dinar tanpa sadar.

Lunar tersenyum dan baru bisa bersuara."terimakasih, aku harap kamu merahasiakan ini dan anggap saja tidak pernah melihat kejadian ini" kata lunar sambil tertunduk sedikit malu.

"aku janji" jawab dinar dengn cepat. Membut senyum manis dibibir lunar merekah dengan indahnya. Sungguh sangat cantik berkali lipat dari raccel yang dianggapnya paling cantik.

"aku kira tidak ada lagi bangsa duyung didunia ini, aku kira hanya dalam cerita dongeng saja" ungkap dinar dengan santai.

"tentu saja, kami masih sangat ramai di kerajaan kami dibawah sana"

"bisakah aku melihatnya juga?" tanya dinar penasaran

Lunar tertawa kecil mendengar kata-kata yang dilontarkan dinar. "mana mungkin, memangnya kamu bisa bernafas dalam air?" jawab lunar sambil terus tertawa kecil. Membuat dinar jatuh hati padanya. 

"kan aku bisa pakai perlengkapan berenang"jawan dinar dengan cepat

"tidak semudah itu dinar, kau akan kesulitan berenang jauh kedasar lautan" lunar menjelaskan 

"ya mana tau nanti ada keajaiban, aku mempunyai ekor juga sepertimu" jawab dinar sambil membalas tertawaan lunar sambil bersenda gurau.

Mereka lama berbincang sampai lunar merasa agak kekeringan dan ingin masuk lagi kedalam air agar dia tidak mulai mengering karena hari ini sangat terik.

"jika aku masuk kedalan air otomatis suaraku akan hilang" kata lunar pada dinar yang keduanya belum ingim berpisah.

Sebelum lunar masuk kedalam air dia mencium pipi dinar dengan tiba-tiba "temui aku besok" bisik lunar ketelinga dinar. membuat dinar syok karena belum pernah dicium gadis manapun. Dinar tertegun dan mematung hingga lunar yang melihat itu tertawa cekikikan dan langsung terjun kedalam air melambaikan tangan dan menyelam tanpa terlihat lagi oleh dinar. 

Dinar memegang pipinya dan tersenyum dengan muka yang memerah seperti udang rebus.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status