Share

Bab 9

Raccel yang sudah menyimpan rasa sedari lama sangat menikmati moment ini, mereka bercerita banyak hal dan raccel pun sangat mempercayai apa yang dikatan dinar.

"dinar, apa kita jalan-jalan ke kota saja ya?"tanya raccel "kita kepantai saja gimana?"

"ide bagus, ayo,!"

Mereka beranjak pergi dari tempat itu dan memasuki mobil untuk pergi jalan-jalan lagi. 

"raccel gimana kalau kita kepantai kemarin saja? Aku lebih nyaman disana" kata dinar

"baiklah" raccel menjawab dengan singkat

Mobil yg d kendarai edward melaju dengan pelan agar mereka menikmati sepanjang perjalanan sebelum berhenti d tempat parkir yang cukup jauh dari pantainya. Karena jalan disana lumayan sempit untuk mobil besar mereka.

Dinar dan raccel sangat senang sampai dia mengabaikan mata-mata orang yang terkagum melihat mereka berdua.

Tak lama berjalan mereka sampai kepantai yang kemarin mereka kunjungi. Raccel duduk ditempat biasanya. Tapi dinar malah pergi ke ujung pantai didekat bebatuan. Disana anginnya agak kencang membuat dinar terlihat lebih bersinar dari biasanya. Dia duduk dibebatuan itu tanpa mengajak raccel bersamanya. Raccel yang melihatnya dari jauh hanya memperhatikan saja dengan rasa senangnya karena bisa melihat orang yang dia sukai itu. Secra diam-diam raccel terus memperhatikan dinar. Dinar tidak tau kalau dia sedang diperhatikan. Tiba tiba saja dinar mendengar sesuatu dari laut, seperti sedang memanggil. Suara nya sangat samar hingha dinarpum beranggapan itu suara angin.

Dinar mendengarkan dengan tekiti tetaoi sayangnya suara itu telah hilang. Dia tidak tau apa kata-katanya. Tapi terdengar berbisik

Dinar yang dari tadi sudah berlama lama disana akhirnya berbalik dan tak sengaja matanya beradu dengan seorang gadis gadis yang sangat cantik. Dia memiliki mata biru bak lautan dan rambut putih bak mutiara. Dinar tertegun dan hanya menatap saja tanpa bersuara. Begitu juga dengan gadis itu dia menatap dinar dengan semua senyum manis dibibirnya. Seakan sudah mengenal lama.

"k ka kamu siapa?" tanya dinar gelagapan

"aku lunar, kenapa kamu disini, ini tempatku biasa duduk" jawab wanita itu sambil mengernyitkan dahinya

"oh maaf aku hanya melihat-lihat saja, baik aku akan pergi. Permisi,!" dinar buru-buru turun dari bebatuan dan segera pergi. 

"tunggu, kamu boleh tetap disini jika kau mau" jawab gadis itu dengan malu-malu

Dinar tersenyum dan mengangguk duduk untuk sebentar lagi. Karena dia menikmati tempat itu. Mereka tidak berbicara satu patah lagi. Hanya berdiam dan sesekali menatap satu sama lain. Dan tiba tiba dinar dikejutkan oleh suara dibelakangnya

"dinar kamu sedang apa, ? Ayo kita pergi" raccel datang dengan kebingungan karena dinar seperti berbicara sendiri

"aku hanya duduk saja, tadi lagi ngobrol saja dengan lunar" sambil menunjuk k arah belkangnya.

Raccel memiringkan kepala untuk melihat lunar yang dikatakan dinar tadi, tapi dia tidak melihat siapa-siapa disana. Raccel tersenyum dan mulai meledek dinar

"kamu lagi bicara sama batu ya? Kamu kasih nama lunar" ledek raccel

Sontak dinar kaget dan menoleh untuk melihat ternyta benar tidak ada siapa-siapa disana hanya benatuan besar saja. Dinar tidak tau apakah yang berbicara dengannya tadi sudah pergi atau bahkan hanya khayalannya saja. Dinar bertanya-tanya dalam hatinya. Dia menoleh kemana-mana tetap tidak menemukan siapapun

Dinar menoleh pada raccel lagi, "yasudah ayo kita pergi kagi" kata dinar kebingungan

Mereka berjalan-jalan diaepanjang pantai, sambil sesekali memainkan airnya. 

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status