Home / Rumah Tangga / DINIKAHI PRIA PLAYBOY / 003 - Tekanan Kerja Bikin Migren

Share

003 - Tekanan Kerja Bikin Migren

Author: Jezlyn
last update Last Updated: 2024-09-03 11:00:55

"Sudah selesai ngerumpinya?" katanya begitu menohok relung hatiku. Saat ini yang aku lakukan hanya bisa menunduk, menatap lantai yang sering disapu sama Joko.

"Saya sangat tidak suka melihat karyawan bergosip di jam kerja seperti tadi. Apalagi kamu memiliki jabatan penting di kantor ini. Kalau semua karyawan seperti ini bisa-bisa kantor ini mengalami kerugian yang begitu besar. Rugi karena membayar karyawan yang malas bekerja."

Semua kata-kata yang keluar dari mulutnya benar-benar pedas mirip bon cabe level internasional. Nasib menjadi karyawan memang seperti ini, selalu salah di mata bos. Ada saja kesalahan yang ditemukan. Hal yang aku lakukan saat ini cuma bisa nunduk pasrah ditindas sama bos baru yang ternyata mirip iblis.

"Jadwal saya hari ini apa?"

Dengan gerakan perlahan, kepalaku mendongak menatap bos baru yang benar-benar mirip iblis, tapi kenapa dia di anugerahi wajah yang begitu tampan. Rasanya sangat tidak adil.

"Meeting dengan Pak Edgar di kantor Sampoerna Strategic, Pak."

"Oke."

Hening.

Aku bingung harus gimana saat ini. Dengan sedikit keberanian, aku mencoba pamit keluar untuk melanjutkan kerja. Namun, baru saja mulutku terbuka langsung dihajar habis oleh kata-kata telaknya.

"Saya nggak suka karyawan yang letoi, pemalas, apalagi tukang ngerumpi seperti kamu saat ini. Saya butuh karyawan yang selalu siap bekerja saat dibutuhkan. Karyawan cekatan."

Dengan cepat aku langsung berdiri tegap bak Tentara.

"Ya, sudah sana keluar," usirnya dengan nada begitu ketus.

Mendapat pengusiran seperti ini membuatku menelan ludah susah payah. Dengan cepat aku menunduk untuk pamit keluar sebelum benar-benar diusir lebih sadis lagi.

Kini aku duduk sambil melamun menatap ke arah laptop yang tengah menyala. Entah kenapa baru satu hari mendapat bos baru rasanya tersiksa dunia akhirat begini. Belum genap delapan jam kerja, tapi rasanya sudah berabad-abad. Perasaan saat bekerja dengan Pak Haidar happy-happy aja nggak sampai buat kepikiran begini. Mana dikatain letoi pula. Kurang ajar.

"Sial! Apa aku kasih obat tidur aja, ya, kopinya biar bisa anteng selama delapan jam kerja," gumamku memikirkan cara balas dendam terbaik.

***

Gedung Sampoerna Strategic, Jakarta.

Saat aku tengah mendengarkan, dan mencatat hal-hal penting dalam meeting. Sering sekali mendengar tawa hambar dari para pejabat tinggi seperti ini. Padahal obrolan mereka pun hanya seputaran bisnis, kerja sama, saham, dan berhubungan dengan perusahaan lainnya. Nggak ada lelucon yang lucu untuk ditertawakan, tapi mereka terkadang pura-pura tertawa sebagai wujud formalitas belaka. Benar-benar membosankan hidup dipenuhi kepalsuan seperti itu.

"Oke, Pak. Minggu depan saya akan terbang ke Singapore untuk meninjau lokasi pembuatan resort di sana. Sekalian saya akan bertemu arsitek yang begitu hebat dalam mendesain bangunan," kata bosku menyakinkan investor di depannya.

"Saya sangat percaya kinerja dari perusahaan Azekiel grup tidak pernah mengecewakan."

"Terima kasih banyak, Pak."

"Sama-sama."

Melihat meeting yang telah selesai, aku langsung berdiri mengikuti arah bos yang sudah bersalaman dengan rekan bisnisnya. Aku pun langsung pamit sambil bersalaman sebagai wujud kesopanan, dan hormat kepada rekan bisnis atasan.

Dalam perjalanan menuju mobil, aku benar-benar dibuat kesal setengah mampus.

"Kamu pulang ke kantor sendiri naik taksi, saya sudah ada janji dengan istri untuk makan siang bersama di rumah."

Rasanya ingin mengumpat saat ini, tapi aku tetap tersenyum ramah di depan bos. Bisa dipecat langsung kalau aku tempiling tuh bos yang seenak jidad ninggalin aku begini.

"Baik, Pak."

Aku menatap kepergian bos menuju ke arah mobilnya. Jangan ditanya aku ke mana. Yang pasti aku langsung memesan taksi online. Sambil menunggu kedatangan taksi online aku duduk di pos satpam sambil melempar bahan gibah di grup.

GIBAH SQUAD

Kiki : Gaes aku ditinggalin sama bos baru dong.

Kiki : Dia lebih memilih makan siang sama istrinya.

Kiki : So sad.

Sila : Hah, seriusan, Ki?"

Kiki : Seriusan Mbak.

Sila : Kasian amat anak perawan ditinggal. Hahaha.

Priyo : Ada apa nih? Aku ketinggalan berita kayaknya.

Sofiana : Mas Priyo gimana kondisi Bali?

Priyo : Aman.

Priyo : Kenapa tuh Kiki kok kesel?

Rinto : Pak Haidar pensiun, dia dapat bos baru.

Priyo : Duh siapa tuh, Bang? Jangan bilang lebih cakep dari aku!

Sofiana : Jelas lebih cakep bos baru kita. Wong bosnya mirip Kevin Lutolf.

Joko : Mijon mijon mijon

Joko : Kacang kacang kacang

Joko : Yang dingin yang dingin

Sila : Joko buruan ke ruanganku!

Sofiana : MAMPUS dipanggil Ratu!

Priyo : Nggak sabar pengin balik. Tapi masih dua hari lagi tugas.

Sofiana : Jangan lupa oleh-olehnya Mas Priyo.

Priyo : Air laut mau?

Sofiana : Dih kok air laut sih? asin dong.

Priyo : Lagian ke Bali bukan liburan, di sini kerja disuruh Pak Haidar.

Sofiana : Ya udah jangan ngomel dih.

Priyo : Enggak.

Sila : Jangan galak-galak sama Sopi, nanti nangis, aku yang repot.

Priyo : Hehehe, enggak Mbak Sil.

Priyo : Lha, si Kiki mana? Malahan ngilang tuh bocah.

Sila : Lagi nangis kejer di jalan mungkin. Hahaha.

Rinto : Kerja kerja kerja.

Priyo : Siap Bang.

Aku membaca semua chat-chat di grup yang cukup menghibur itu. Tak lama taksi yang dipesan datang. Dengan cepat pula aku langsung naik untuk menuju kantor sebelum jam makan siang tiba. Bisa ditinggal sama anak-anak GIBAH SQUAD kalau terlambat datang.

Baru aja mau memejamkan mata, ponselku getar begitu tak sabaran. Keningku mengerut ketika nomor tak dikenal menelpon ke ponselku.

Siapa nih?

Penagih utang kah? Tawaran asuransi, atau ... tidak mungkin kalau jodoh aku udah tahu nomor teleponku dong. Haduh kacau kebanyakan ngehalu.

Dengan cepat aku menggeser tombol hijau untuk menerima panggilan. Siapa tahu itu telepon penting kan aku nggak tahu.

Sebelum mengeluarkan suara emasku, aku berdeham terlebih dulu, biar apa coba? Ya, biar nanti terdengar sangat lembut lah.

"Halo."

Nah, pas! Suara aku lembut banget ajegile kalau didengar. Eh ... tapi, ada yang aneh nih. Kenapa orang di seberang langsung nerocos kek petasan lebaran sih. Sumpah dah, nggak ada henti-hentinya.

Terpaksa aku mendengarkan suara yang mirip kaleng rombeng itu dengan kepala manggut-manggut, dan pas tahu dia yang menelepon pun bulu kuduk langsung meremang dengan sangat dahsyat sekali.

Gila.

Mampus.

Mati deh.

Yang dilakukanku hanya menggigiti bibir bawah dengan hati yang jedag-jedug macam mau ditembak gebetan. Begitu lah rasanya. Jantung kayak mau copot. Bahkan kaki mendadak lemas.

Lebay?

Emang itu yang kini tengah aku rasakan saat ini. Seluruh tubuh mendadak lemas macam orang kena mati rasa.

"Jangan pingsan dulu, please," gumamku memohon dalam hati.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • DINIKAHI PRIA PLAYBOY   S2 - Kamulah Jodohku [TAMAT]

    10 TAHUN KEMUDIAN.Nama Adeeva Putri Anggara kini sudah meroket ke berbagai penjuru sudut kota Jakarta, dan beberapa kota besar di pulau Jawa. Bisnis makanan yang dikelolanya kini semakin berkembang sangat luar biasa. Adeeva kini menjadi salah satu wanita tersukses di mata orang-orang dan masyarakat karena keahliannya dalam bidang bisnis.Tak heran jika banyak gosip yang melekat pada dirinya dulu sebelum memiliki pendamping hidup. Banyak sekali pria yang mendekati sesosok Adeeva, namun tidak satupun yang berhasil memikat hatinya. Adeeva hanya menganggap jika pria-pria itu cuma mencari sensasi semata karena dirinya sudah mulai dikenal publik.Dia kini habis membuka cabang kafe-nya di kota Semarang. Saat menuruni pesawat, hatinya merasakan gejolak rindu yang luar biasa kepada seseorang yang sudah menemani hari-harinya selama lima tahun terakhir ini. Adeeva rasanya ingin sekali memeluk pria itu dan buah hatinya yang selalu memberikan warna kehidupan.Banyakn

  • DINIKAHI PRIA PLAYBOY   S2 - Keputusan Untuk Tiga Pangeran

    Adeeva kali ini masih merasa bingung dan ragu atas keputusannya. Semenjak malam sabtu kemarin Baim mengutarakan perasaannya itu membuat sabtu pagi ini terasa malas beraktifitas. Adeeva yang biasa rajin sudah berada di dapur kali ini masih berada di atas kasur gulang guling seperti anak remaja yang baru puber.Tak lama pintu kamarnya dibuka dan menampilkan sesosok Kiki dengan gaya khasnya yang selalu mendesah panjang ketika melihat anak perempuannya masih betah di atas kasur.“Kamu enggak ke kafe?” tanya Kiki.“Hari ini Adeeva enggak mau masuk.”“Kenapa?”“Males aja, Bun.”“Galau gara-gara lamaran Baim semalam?”Adeeva diam, ia tidak merespon namun kepalanya langsung kepikiran dengan ungkapan hati Baim semalam. Akan tetapi Alex pun sama sudah mengungkapkan dengan romantis dan sesuai khayalannya. Ditambah Leonel yang tampak amat begitu menyesal telah menyakitinya.&ldquo

  • DINIKAHI PRIA PLAYBOY   S2 - Maaf Aku Telat Mengutarakan Ini Kepadamu

    Jumat pagi ini Baim mendatangi makam istrinya. Tak lupa ia membelikan bunga kesukaan Adiba. Ia menaruh di depan batu nisan Adiba dan menyiramkan air mawar ke atas tanah gundukan itu. Baim berdoa di sana agar kubur istrinya diberikan kelapangan. Ia juga mengusap batu nisan itu lembut sambil memanggil nama Adiba di dalam hati.“Sekarang anak kita sudah besar sayang,” ujar Baim. Seakan-akan mengatakan kepada Adiba yang masih hidup. Mengajaknya mengobrol seperti biasa meski tidak ada respon apapun. “Dia menjadi anak yang sangat begitu menggemaskan. Bahkan sangat cantik seperti kamu sayang.”Baim tersenyum, dan menunduk menatap tanah gundukan yang sudah ia tabur bunga. “Namanya Ayesha seperti yang kamu inginkan. Bahkan ia seperti kamu. Sangat pemilih untuk dekat dengan orang lain. Harus benar-benar kenal dulu baru mau. Tapi, ada yang membuatku heran. Dia bisa dekat dan langsung akrab dengan perempuan bernama Adeeva. Dia dulu perempuan yang sang

  • DINIKAHI PRIA PLAYBOY   S2 - Will You Marry Me!?

    Setelah menikmati makan bakso bersama, mereka langsung berkeliling bangunan di kota tua. Bahkan Alex kini lebih memeluk pinggang Adeeva sangat posesif.Merasa lelah berkeliling dari bangunan satu ke yang lainnya membuat mereka duduk di sebuah bangku yang berada di sana.Alex tiba-tiba langsung menyelipkan rambut Adeeva ke belakang telinga. Tatapannya langsung berubah serius namun masih menunjukkan kelembutan.“Adeeva ….”“Hmm.”“Kamu tahu kan kalau aku ke sini untuk melamarmu?”Adeeva mengangguk. “Iya, aku tahu kok.”Alex langsung merogoh ke saku jaket kulit yang dipakainya. Alex mengeluarkan sebuah kotak beludru berwarna merah dan segera berlutut di depan Adeeva yang tengah duduk.Merasa terkejut dengan tindakan Alex membuat Adeeva langsung menutup mulutnya dengan kedua telapak tangan. Mata Adeeva bahkan sangat berkaca-kaca melihat sikap Alex yang sungguh sangat romantis.

  • DINIKAHI PRIA PLAYBOY   S2 - Terima Kasih Sudah Buat Tertawa

    Setelah kepergiaan Adeeva dari kantornya, Baim langsung termenung mendengar penuturan dari perempuan itu. Perempuan yang baru dikenalnya beberapa waktu silam. Meski dalam hati ada ketertarikan kepada perempuan itu, namun masih ada ketakutan yang hinggap di benaknya. Baim takut menyakiti hati perempuan itu jika suatu saat mengingat almarhum istrinya. Apakah nanti perempuan itu akan menerimanya jika suatu saat nanti Baim masih terus mengingat Adiba? Meski sesosok Adiba sudah tiada, akan tetapi tetap saja takut melukai perasaan Adeeva.Tak ingin pusing pun membuat Baim langsung mengempaskan perasaan itu. menghilangkan benak Adeeva di pikirannya dan terus fokus bekerja untuk masa depan Ayesha nanti. Baginya, Ayesha lebih penting dan utama dibanding perasaan hatinya.Lain hal dengan posisi Adeeva yang masih termenung di depan kantor Baim. Ia sudah bisa menyimpulkan perasaan Baim kepadanya. Pria itu hanya menganggap teman saja tidak lebih dari situ. Adeeva pun akhirnya manta

  • DINIKAHI PRIA PLAYBOY   S2 - Harus Diuji Satu-Satu Mana Yang Terbaik

    Adeeva tidak menjawab apapun atas permintaan kesempatan kedua yang diucapakan oleh Leonel. Adeeva hanya tersenyum dan menyuruh pria itu untuk pergi kembali hotel agar bisa istirahat. Bukan ia labil atau bagaimana. Akan tetapi ia tidak tega melihat mata lelah di wajah Leonel. Ia mencoba bersikap biasa selayaknya teman. Adeeva hanya ingin bersahabat dengan berdamai dengan masa lalunya tidak lebih. Meski masih memiliki perasaan kepada pria itu, akan tetapi itu hanya sekadar sisa-sisa yang dulu saja.“Apa tujuan dia ke sini?” tanya Kiki.“Meminta kesempatan kedua, Bun.”“Jangan kamu kasih, Adeeva!” sambar Ryan, yang sedang fokus menikmati nasi goreng buatan Kiki.Adeeva yang masih sibuk berkutat di dapur pun menoleh ke arah meja menatap Ryan yang sedang menatapnya. Adeeva hanya menghela napas panjang.“Tapi dia bilang menyesal gitu, Yah,” ujar Adeeva kemudian.“Menyesal terus nanti begitu lag

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status