Home / Rumah Tangga / Putra Sambungku jadi Suamiku / Bab 18 : Perjanjian Luna & Devan

Share

Bab 18 : Perjanjian Luna & Devan

Author: Parikesit70
last update Last Updated: 2024-01-13 00:17:14

Devan dan Amrita yang mengikuti langkah Luna pun, sampai di ruang kerja wanita cantik itu. Kemudian, Luna yang tampil glamour dan cantik mempersilakan Amrita dan Devan untuk duduk di sofa panjang pada ruang kerjanya.

“Silakan bicaralah,” ucap Luna menatap Amrita yang tampak memandang ke arah putranya.

Kemudian dengan menatap lekat pada Luna, mantan madu Luna yang kini akan menjadi mertua pun membuka pembicaraan.

“Non Luna, setelah menikah ... Devan harus tetap tinggal di rumah. Karena, Non Luna juga tau sendiri kalau Devan, kini menjadi kepala rumah tangga di rumah kami,” ucap Amrita memandang ke arah Devan dan Luna bergantian.

Mendengar hal itu, Luna yang juga tidak bisa meninggalkan Subroto di rumah mereka merasa keberatan dengan permintaan Amrita.

“Kak Rita, sepertinya aku juga nggak bisa tinggal di rumah bersama keluarga Kak Rita. Kalian sendiri tau, bagaimana kondisi papaku,” ujar Luna memandang ke arah Devan seolah memohon pengertiannya.

Devan yang tahu posisi Luna memandang ke
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Putra Sambungku jadi Suamiku   Bab 52 : THE END - BAHAGIA

    Amrita yang mendengar kelicikan Regina menunggu kedatangan Regina ke rumah. Tak disangka, kalau Regina pulang bersama Silvi dan Regina yang diberikan tumpangan oleh Silvi, mengajak mantan pacar Devan untuk mampir ke rumahnya.“Ayo masuk Kak Silvi, silakan duduk. Aku panggil Mama dulu,” ucap Regina.Tak berselang lama, Amrita muncul ke ruang tamu dan menyalami Silvi dan Regina menyuguhkan minuman serta duduk pula di ruang tamu.“Silakan diminum,” sambut ramah Amrita.“Iya Tante, terima kasih,” jawab Silvi tersenyum manis dan menikmati minuman yang telah disajikan Regina.Setelah itu, Regina bercerita panjang lebar tentang pertemuan tanpa sengaja dengan Silvi. Walaupun, Amrita sangat paham karakter Regina sang putri yang tidak menyukai Luna dan berharap Silvi menjadi iparnya, kelak.Namun, Amrita yang merasa berhutang budi dengan keluarga Luna dan mendengar bagaimana putranya, Devan mencintai Luna serta adanya calon bayi sebagai pengingat cinta mereka, langsung bertindak tegas atas kein

  • Putra Sambungku jadi Suamiku   51 : Sentuhan Devan

    Bab 51 : Sentuhan Devan Devan yang merasa ada kejanggalan pada pertemuannya dengan Silvi langsung menarik tangan Regina adiknya. “Kamu yang sengaja minta Silvi ke sini kan?” “Apa sih maksud Kakak? Aku nggak ada hubungi kak Silvi. Memang nggak boleh kalau orang ke Mal dan ketemu sama Kakak?!” tanya Regina kesal.“Dengar! Kakak tahu kalau kamu nggak suka sama Luna. Tapi, bukan berarti kamu bertindak seperti ini!” bentak Devan pada adiknya.Silvi yang melihat Regina terus dibentak di muka umum langsung meraih tangan Regina dan memeluknya seraya berucap, “Devan..., kamu itu memfitnah adimu di depan umum. Memang salah kalau aku bertemu kamu di tempat umum? Jangan salahkan Gina dong.”Devan memandang tajam ke arah Silvi dan berkata, “Ya bisa jadi kamu yang minta adikku untuk melakukan pertemuan yang nggak jelas seperti ini. Karena adikku nggak punya pemikiran picik seperti kamu!” tuding Devan yang saat ini tengah stres menunggu keputusan Luna dan merasakan kerinduan pada diri Luna.“Kamu

  • Putra Sambungku jadi Suamiku   Bab 50 : Bertemu Sang Mantan

    Regina yang punya rencana untuk mempertemukan Devan dan Silvi, tampak telah berdandan rapi. Regina keluar dari kamarnya dan mengetuk pintu Devan. Tok ... Tok ... Tok ... “Kak Devan ... Kak, jadi kita keluar kan? Kak...,” panggil Regina diluar kamar Devan. Tidak mendapat tanggapan dari sang kakak, membuat Regina membuka pintu kamar Devan dan mendapati sang kakak tertidur pulas hingga Regina pun membangunkan Devan. “Kakak! Bangun...! Gimana sih..., ngomongnya mau jalan keluar,” rajuk Regina mengguncang-guncangkan tubuh Devan. Dengan memicingkan matanya dan menggeliat kan tubuhnya Devan memandang ke arah sang adik yang duduk disisi tempat tidurnya dan bertanya padanya. “Ada apa sih, Gina...” “Tadi Kakak ngomong mau jalan keluar. Ayolah Kak..., sekarang udah jam 6 sore. Cepatlah Kak...,” ujar Regina memandang wajah tampan sang kakak yang sesekali menguap. “Udahlah besok aja Gina..., Kakak lagi malas nih,” jawab Devan menolak ajakan adiknya. Mendengar jawaban Devan jelas mem

  • Putra Sambungku jadi Suamiku   Bab 49 : Rencana adik Devan

    Devan yang pulang ke rumahnya, disambut oleh Amrita dan diberondong oleh banyak pertanyaan perihal hubungan putranya dengan Luna yang kini telah hamil. “Gimana kondisi Luna, Devan...? Apa dia baik-baik aja? Apa dia muntah-muntah?” Tanya Amrita ketika melihat Devan dan duduk di meja makan. “Luna baik Ma. Dia sudah pulang ke rumahnya. Hmmm..., sepertinya dia ingin tenang dan katanya Dev nggak usah ke rumahnya. Kalau ada apa-apa nanti dia yang akan hubungi Devan,” ucap Devan terdengar sedih. “Kok begitu? Apa dia marah sama kamu? Bukankah selama ini kamu terus yang menjaga dia?” tanya Amrita. “Dia nggak marah. Mungkin ingin lagi sendiri aja...,” jawab Devan kembali. Amrita menganggukkan kepalanya sementara adik Devan yang bernama Regina, menyambut kedatangan sang kakak ke rumah dengan bahagia karena, Regina yang sejak awal tidak setuju sang kakak menikahi Luna, diam-diam mencuri nomor telepon Silvi dan beberapa kali bertemu di luar dengan teman kampus kakaknya. Bagi Regina, Luna

  • Putra Sambungku jadi Suamiku   Bab 48 : Pulang ke rumah

    Luna berjalan menuju kamar Subroto. Perlahan ia membuka pintu kamar sang papa. Terlihat Dicky sang ajudan duduk pada sebuah kursi di sebelah tempat tidur Subroto. Dengan langkah pelan, Luna menghampiri Dicky yang terlihat tertidur dalam duduknya. Namun, saat Luna kian mendekati tempat tidur Subroto, secara refleks Dicky langsung berdiri dan sigap memandang ke arah langkah Luna yang perlahan. “Maaf Non Luna, saya pikir siapa,” tutur Dicky mengangguk kecil dan menarik kursi yang tadi didudukinya saat berada di sisi Subroto. “Gimana kondisi Papa, Pak?” tanya Luna menatap lurus pada Subroto yang menggunakan selang oksigen dan terlelap dalam tidurnya. “Dua hari ini Tuan agak sesak napas. Sepertinya Tuan terlalu berpikir keras atas diri Nona. Semalam sama sekali Tuan tidak bisa tidur. Karena itu, mengalami sesak napas.” Dicky melaporkan kondisi Subroto. Luna yang melihat kondisi Subroto kian melemah duduk di sisi tempat tidur sang papa dan memegang jemari tangan yang kian tak berisi

  • Putra Sambungku jadi Suamiku   Bab 47 : Keusilan Luna

    Hari ini adalah hari terakhir, Luna berada di rumah sakit. Wanita cantik yang tengah hamil muda itu telah pulih dan sudah diperbolehkan pulang ke rumah. Devan dengan keluguannya bertanya pada Luna.“Luna, lebih baik kamu jangan turun dari tempat tidur. Aku takut terjadi sesuatu hal dengan dirimu,” pinta Devan.“Dev, santai aja. Kalau infus ditangan sudah dilepas berarti aku udah bisa jalan dan semua akan baik-baik saja,” ucap Luna yang bangun dari tempat tidur.Namun saat kaki jenjangnya akan menyentuh tanah, Devan lalu mencegahnya, “Stop. Kamu mau kemana? Luna ... Serius aku nggak akan membiarkan kamu jalan kemana pun.”“Ya ampun Dev. Aku mau ke kamar mandi. Aku udah diperbolehkan jalan. Udah, kamu tenang aja,” jawab Luna tetap menurunkan kakinya.Namun, tiba-tiba Devan meraih tubuh Luna dan membawanya ke kamar mandi di rumah sakit tersebut dan meletakkan wanita cantik tersebut tepat di depan kloset kamar mandi.“Dev! Kamu ini terlalu lebay!” sungut Luna saat Devan telah menurunkann

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status