Share

Part11

Tiba-tiba aja jantungku jadi berdebar-debar tak menentu. Zein melepaskan bibir seksinya dari pipi mulusku. Dia tersenyum puas, kemudian melingkarkan tangan kirinya ke pinggangku.

"Kita pulang jam berapa, Sayang, hemmm?" lirihnya di telingaku, namun tetap terdengar oleh mereka. Sandiwara ini belum juga selesai.

Nafasku terasa sesak atas tingkah liarnya. Si kucing garong ini nggak mau menyia-nyiakan kesempatan rupanya. Aku terpaksa ikut tersenyum, sembari mencubit pinggangnya dengan diam-diam agar tak diketahui oleh trio ember.

Namun sepertinya cubitanku tidak berefek ke kulitnya. Atau, jangan-jangan dia sengaja menahan rasa sakit agar masih bisa terus memelukku. Awas kamu ya, Zein. Tunggu aja pembalasanku.

"Duh, Mas ganteng ini bikin ngiri aja deh."

"Iya, nih. Kok tiba-tiba aku jadi gerah ya."

"Aku cari suamiku aja deh."

"Iya, nih. Suamiku juga ngilang kemana lagi."

"Aku ajak suamiku pulang aja deh. Pengen cepat-cepat ehem."

"Ya udah, yuk, yuk!"

Huft...

Akhirnya trio ember pun meng
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (3)
goodnovel comment avatar
Raden rico
cerita semakin menarik
goodnovel comment avatar
Yery Hartono
good story
goodnovel comment avatar
Riswan Daflis
ceritanya asyik
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status