Share

Masalah Besar!

Penulis: Faelelfa
last update Terakhir Diperbarui: 2025-02-03 15:00:26

"Aduh, sakit!" Laura meringis kesakitan saat menggerakan tubuhnya, belum lagi merasakan hangat matahari yang mengarah tepat ke tubuhnya. 

Kedua matanya melihat kesekelilingi kamar dan terkejut ketika nuansa kamar yang begitu berbeda.

Matanya terbuka sempurna saat melihat pakaian berserakan di lantai, lengkap dengan noda darah dj atas kasur tempatnya berbaring.

"Apa yang sudah aku lakukan?"

Air matanya menetes, sekarang Laura merasa jijik dengan dirinya sendiri karena sudah kehilangan kesuciannya.

Laura bahkan malu jika nanti Rey mengetahui dirinya sudah tidak perawan, maka Rey pasti akan menertawakannya, menganggapnya munafik.

Saat sedang menatap tubuhnya yang penuh dengan tanda merah, Laura mendengar suara percikan air dari dalam kamar mandi.

Ia begitu penasaran siapa yang berani melakukan hal menjijikkan itu kepadanya, tetapi karena rasa malu dan takut, Laura memilih memakai pakaiannya dan segera keluar meninggalkan kamar.

"Sial, sakit sekali." Laura hanya bisa menahan rasa sakitnya.

Karena tidak ingin ada yang melihat tanda merah di area lehernya, Laura memutuskan untuk turun ke basement dan masuk ke dalam taksi yang sudah ia pesan.

Di tempat yang baru saja ditinggalkan oleh Laura, seorang pria bertubuh kekar keluar dari kamar mandi dengan rambutnya yang basah.

Tatapan tajamnya mencari keberadaan wanita yang telah membuat malamnya begitu berbeda dengan malam lainnya.

Tangannya bergerak mengambil ponsel di atas nakas. "Halo! Tolong berikan aku informasi lengkap biodata dari kekasih adikku, Rey, dan jangan lupa berikan juga foto-foto terbaru darinya!"

Setelah panggilan dimatikan, tangannya bergerak menyibak selimut dan terlihat dengan jelas noda darah di sana. "Dia masih perawan? Ke mana dia pergi?"

Pria itu adalah Sean Edbert Edric, kakak dari Rey. Semalam, ia cukup terkejut ketika Laura menyebutkan nama lengkap dari adiknya.

Ia masih berpikir apa yang telah dilakukan oleh Rey, sehingga membuat wanita seperti Laura berakhir di bar hotel tempat ia bersinggah.

Awalnya, Sean berpikir bahwa wanita yang masuk ke dalam kamar adalah wanita rumah bordir yang telah ia pesan. Tetapi, siapa sangka jika wanita tersebut adalah kekasih dari adiknya.

Saat ingin keluar dari kamar bar, sebuah pesan masuk. "Kantor? Kenapa aku tidak pernah bertemu dengannya?"

Sean segera keluar dari kamar dan memberikan tip besar kepada seorang wanita yang akan membersihkan kamar yang telah ia tempati.

Di tempat lain, Laura baru saja tiba di apartemennya, ia menatap dirinya di cermin.

Prang!

Dengan gerakan cepat, Laura melemparkan vas bunga ke arah cermin dan membuatnya hancur berkeping - keping.

Ia berteriak sekuat mungkin dan menangis dengan suara yang kencang. Sedih, kesal, dan hancur. Itulah yang dirasakan oleh Laura saat ini. 

"Apa yang sudah aku lakukan!" teriaknya.

Hampir satu jam Laura menangis, kini tangisannya perlahan mulai mereda dan Laura sudah merasa jauh lebih tenang.

Ia berjalan masuk ke dalam kamar mandi dan membersihkan dirinya, Laura berencana tidak ke kantor untuk hari ini.

Hampir 30 menit ia berdiam di dalam bathup, saat keluar matanya begitu sembab. "Aku begitu malu menatap diriku sendiri."

Tetapi tiba-tiba ponselnya berdering dan ia terkejut ketika sekretaris utama menelfonnya.

"Halo."

["Nona Laura, Anda diminta untuk segera ke kantor dan bertemu dengan CEO."]

Laura terdiam beberapa saat. 'Kenapa orang besar di perusahaan ingin bertemu dengan keryawan biasa seperti aku?' batinnya.

"Baiklah, saya segera ke sana."

Kini, Laura bingung harus ke kantor menggunakan pakaian seperti apa, ia harus bisa menutupi semua bekas merah di lehernya.

Sebuah ide terlintas, ia mengambil rok pendek dan hoodie.

"Aku harus terlihat sakit," gumamnya. Ia berpikir, hanya pakaian seperti ini yang bisa menutupi tubuhnya dengan baik.

Laura berjalan keluar dari kamar apartemen menuju parkiran, menaiki motor kesayangannya.

Walaupun bagian inti tubuhnya masih terasa begitu sakit, Laura tetap menahannya karena pekerjaannya jauh lebih penting.

Hanya membutuhkan waktu 30 menit, Laura berhasil tiba di kantor. Sepanjang perjalanan, Laura memikirkan apa yang ingin CEO katakan kepadanya.

Saat memasuki kantor, semua mata tertuju kepada Laura, karena pakaiannya yang berbeda dengan pegawai yang lain.

Tetapi Laura tidak memperdulikan tatapan semua orang, ia terus berjalan sampai berhenti di depan ruangan pemilik perusahaan.

Tangannya bergerak mengetuk pintu sampai tiga kali dan tak berapa lama terdengar suara seorang pria yang memintanya untuk masuk.

"Laura Agnes Cleopatra, karyawan keuangan?"

Laura hanya menundukkan kepalanya sejak masuk ke dalam ruangan, karena begitu takut menatap CEO yang dikenal sebagai seseorang yang begitu dingin.

"Angkat wajahmu, aku ingin melihat karyawan kantorku!"

Saat pertama kali Laura mengangkat wajahnya, ia begitu kagum dengan ketampanan yang dimiliki oleh pria di depannya.

Tatapannya beralih ke meja kerja CEO, tertulis dengan jelas nama Sean Edbert di sana.

"Maaf pak, kenapa bapak memanggil saya?" tanya Laura.

Sean mempersilahkan Laura untuk duduk, sembari menatap penampilan wanita di depannya. "Kenapa menggunakan pakaian seperti itu saat ke kantor?"

"Saya ... sedang tidak enak badan, Pak," ujar Laura penuh dengan ketakutan.

Sean berdiri dan berjalan ke arah Laura, menarik tempat duduk wanita itu sampai berhadapan dengannya.

Laura begitu terkejut, wajah mereka begitu dekat sampai ia bisa menghirup aroma mint dari tubuh Sean.

'Sepertinya aku pernah mencium aroma ini sebelumnya,' batin Laura.

Sean menaruh punggung tangannya di dahi Laura. "Tidak panas tuh, kamu bohong ya?" tanyanya.

Laura menelan salivanya susah payah, ia bingung dengan sikap Sean kepadanya. "Maaf, bukankah kita tidak boleh–"

"Diamlah!" potong Sean dengan cepat. "Aku ingin menatap matamu sebentar saja."

Hal yang sangat disukai oleh Sean saat pertama kali melihat Laura adalah kedua bola mata wanita cantik itu.

Laura terkejut ketika Sean memperbaiki rambutnya yang berantakan.

'Apa yang akan Pak Sean lakukan, dan kenapa jantungku berdetak jauh lebih cepat?' tanya Laura dalam hati. 

Tanpa Laura sadari, Sean dapat melihat tanda merah pada belakang telinganya, hal itu membuat Sean tersenyum kecil.

"Ada yang ingin saya katakan kepadamu," ujar Sean.

Laura terdiam dengan tatapan yang masih tertuju kepada Sean. Jika dilihat dari jarak sedekat itu, Sean begitu tampan.

Tatapan Laura teralihkan ketika suara telfon di ruangan Sean berbunyi. "Tunda saja rapatnya, saya akan hubungi lagi nanti!"

"Maaf sebelumnya Pak Sean, apakah karena saya rapatnya di tunda?"  tanya Laura.

"Saya tidak ingin membahas masalah pekerjaan untuk saat ini. Saya ingin bertanya, apakah kita pernah bertemu sebelumnya?" tanya Sean.

Laura mengerutkan dahinya, ia mencoba untuk mengingat kembali apakah dirinya dan Sean pernah bertemu.

"Pernah! Saat rapat besar bersama para karyawan," ujar Laura.

Awalnya Sean sudah senang jika Laura mengingat kejadian malam itu, karena Sean ingin minta maaf dan ingin bertanggung jawab atas semua yang telah dia lakukan. 

Tetapi jawaban dari Laura membuat sean takut untuk berbicara, karena dia yakin bahwa saat ini Laura ingin menyembunyikan semuanya.

Suara ponsel Laura berdering, tertera nama Rey di sana. "Maaf Pak Sean. Jika sudah tidak ada lagi yang ingin dibicarakan, saya izin keluar."

Setelah mendapatkan izin, Laura keluar dan mengangkat telfon dari mantan kekasihnya itu.

Ekspresi Laura langsung berubah ketika mendengar suara dari sepasang kekasih yang menghubunginya.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • DISELINGKUHI ADIKNYA DINIKAHI KAKAKNYA   USG Kesekian Kalinya

    Keterangan dari dokter membuat Laura terdiam, karena hampir saja ia kehilangan bayinya."Kesehatan kamu begitu penting. Karena jika kesehatan kamu menurun, maka dipastikan bayi di dalam kandungan kamu tidak akan baik-baik saja," ujar dokter.Laura hanya terdiam. Ia terlalu memikirkan hubungannya dengan Sean, sampai melupakan bahwa dirinya sedang tidak sendiri.Setelah dokter keluar, Laura menatap ke arah Raisa. "Tolong tinggalkan aku sendiri, karena saat ini aku benar-benar ingin sendiri," pintanya.Tatapannya beralih ke tangan yang digenggam erat oleh Raisa. "Jangan memikirkan apapun, aku tidak ingin kamu kenapa-kenapa."Walaupun baru pertama kali bertemu, tetapi Raisa sudah menganggap Laura sebagai saudaranya sendiri.Setelah Raisa keluar, Laura turun dari kasur dan menatap pantulan dirinya di cermin. "Maafkan aku, belum bisa menjaga dirimu baik-baik."Tangannya bergerak mengelus perut yang perlahan mulai membesar, ia selalu merasa merasa bersalah kepada anak yang masih belum diteri

  • DISELINGKUHI ADIKNYA DINIKAHI KAKAKNYA   Walau Sakit, Tetap Terima!

    Ruangan makan terlihat begitu sepi, hanya ada beberapa karyawan dan OB yang tersisa, karena sudah pergantian sift.Dikarenakan staf OB yang masih kurang, membuat mereka harus bekerja full selama satu hari dan dihari berikut mereka akan libur.Malam sudah larut, Laura dan Raisa ke kantin perusahaan dan bersiap untuk makan malam.Tetap ia berlari dan bersembunyi ketika melihat Emily, rambutnya yang basah dan terlihat jelas bahwa dirinya baru selesai mandi."Apakah aku harus mengakhiri semua ini? Apakah sudah saatnya aku melupakannya, tetapi begitu berat menerima semua yang telah terjadi.""Apakah dia tidur dengan suamimu?" tanya Raisa.Saat melihat Laura bersembunyi, Raisa juga ikut bersembunyi bersamanya, bahkan ia juga menatap Emily yang asyik mengambil makanan sambil tersenyum.Laura terdiam cukup lama hingga sentuhan dari tangan Raisa membuatnya sedikit terkejut.Hembusan nafas berat terdengar dari arah Laura. "Ada apa?" Raisa kembali memberikan pertanyaan yang sama."Aku bingung ha

  • DISELINGKUHI ADIKNYA DINIKAHI KAKAKNYA   Mereka ada Hubungan apa?

    Ternyata bukan awal yang baik untuk pekerjaan barunya, ini adalah awal yang buruk.Laura memang diterima baik oleh rekan kerjanya, tetapi tempatnya bekerja begitu melelahkan.Ia harus melayani tamu yang menelfonnya setiap menit, bahkan tidak memberikannya waktu untuk beristirahat."Laura, kamar 601, tolong bersihkan kamar mandinya!"Ingin membantah tetapi hal itu tidak mungkin ia lakukan, karena ini hari pertamanya bekerja.Tubuhnya menegang ditempat, ketika melihat pria yang begitu ia cintai berjalan masuk ke kamar 601 dengan wanita yang ia kenal.Tubuhnya lemas, kepalanya terasa begitu pening. "Laura, kamu baik-baik saja?"Robert ketua OB yang baru saja keluar dari ruangan, terkejut melihat Laura yang hampir terjatuh."Aku baik-baik saja, terima kasih pak."Dengan langkah pelan dan tubuh yang masih gemetar, Laura mencoba untuk melangkah maju ke depan.Salivanya susah untuk ditelan, ia mencoba untuk bertahan dan melihat apa yang mereka lakukan.Tetapi ia tidak bisa masuk hingga sampa

  • DISELINGKUHI ADIKNYA DINIKAHI KAKAKNYA   Tidak Sengaja Bertemu

    Keduanya duduk saling menatap satu sama lain, tetapi berbeda dengan tatapan dari Diandra."Kamu hamil?" tanya Diandra.Laura benar-benar merasa sial, ia tidak pernah berpikir akan bertemu dengan Diandra di tempat kerjanya."Anak Sean? Atau anak orang lain?"Jantungnya berdetak jauh lebih cepat, ia tidak mungkin menjawab bahwa bayi yang berada di dalam perutnya adalah anak orang lain."Aku punya sebuah cerita. Waktu itu aku ingin mengatakannya, tetapi dicegat oleh Sean," jelas Diandra.Ekspresi wanita cantik itu berubah menjadi serius, menunggu ucapan selanjutnya dari wanita di hadapannya."Tahukah kamu, kenapa Sean tidak pernah melupakanku, karena anaknya pernah ada di rahimku!" tegasnya.Seketika Laura merasa dunianya runtuh, ia tidak pernah menyangka dengan ucapan yang keluar dari mulut Diandra.Wanita di hadapannya itu tertawa. "Kamu pasti tidak percaya dengan apa yang aku katakan, benar?""Jelaskan saja apa yang ingin kamu katakan, Diandra!"Diandra mengatakan, bahwa anak yang ber

  • DISELINGKUHI ADIKNYA DINIKAHI KAKAKNYA   Kehidupan Baru

    Pagi yang begitu cerah dan awal yang indah bagi Laura untuk memulai aktivitasnya.Hari ini adalah hari pertamanya untuk masuk kerja, ia bangun lebih awal dan mempersiapkan diri untuk menghadapi semua rekan kerja di tempat yang baru."Aku nggak pernah meminta dan berharap yang lain, aku hanya berharap agar semua orang di tempat kerjaku dapat menerima aku apa adanya.Laura melangkahkan kakinya keluar dari kontrakan dan berjalan menuju ke tempat kerja.Hanya membutuhkan waktu beberapa menit, ia tiba di tempat kerjanya yang baru.Terlihat seorang wanita cantik yang sedang menatap ke arahnya sambil tersenyum ramah ke arahnya."Laura?" tanyanya.Anggukkan kepalanya pelan. "Iya, saya Laura.""Hai, nama saya Sinta dan saya sebegai menejer di sini," jelasnya.Tanpa menunggu lama Laura langsung membalas jabatan tangan dari atasannya."Mari, ikut saya ke ruangan."Selama langkah kakinya menuju ke ruangan sang atasan, ia bertegur sapa dengan para karyawan yang sudah tiba lebih dulu."Saya sudah m

  • DISELINGKUHI ADIKNYA DINIKAHI KAKAKNYA   Merasa Kesepian

    Beberapa hari setelah keluar dari kantor, Laura benar-benar menjalani hari-harinya sendiri tanpa ditemani oleh sang kekasih.Kekasihnya kemarin pergi dinas ke luar kota selama dua minggu dan hari ini Lauren memutuskan untuk pindah apartemen dan benar-benar menghilang dari kehidupan Sean.Mungkin di saat seperti ini ia harus belajar untuk melupakan kekasihnya, karena hanya dengan begitu Sean bisa menemukan wanita yang jauh lebih baik darinya."Maaf, di mana barang yang akan kami bawa?" Laura memesan tim pengangkut barang karena ia akan memindahkan semua, barangnya ke apartemen yang baru.Kemarin saat dirinya ingin menghilang dari Sean, tetapi pria tampan itu malah menemukannya dengan sangat mudah.Laura benar-benar lupa, bahwa kekasihnya itu memiliki bisnis lain selain mempunyai perusahaan yang besar."Semua ini!"Ia melangkah keluar dan akan meninggalkan apartemen yang memberikannya banyak kenangan.Laura hanya akan menitipkan kunci apartemen kepada satpam, karena ia sudah mengetahui

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status