Share

Aira Menunjukkan Jati Diri

Penulis: Dian Vitaloka
last update Terakhir Diperbarui: 2023-11-28 10:35:08

Aku benar-benar kecewa mendengar pengakuan Mas Aksa, dia dengan mudah mengeluarkan uang banyak agar bisa dilayani Selena. Sedangkan, aku istri sahnya harus sengsara dengan uang bulanan yang kurang. Ibu mertua bahkan menganggapku menantu boros tidak bisa mengelola gaji suami.

Aku tidak pernah membantah apapun yang Mas Aksa minta, dan selalu menurut. Ya Tuhan, kenapa aku harus dipertemukan dengan pria tidak punya hati.

Kuhentakkan tangannya dengan kasar. "Lepas!" teriakku. "Lebih baik kamu talak aku sekarang, Mas," ucapku dengan suara bergetar.

Pria di depanku tersentak kaget lalu menggeleng. "Ai, sampe kapanpun mas tidak akan menceraikanmu, Titik!" tegasnya.

"Kamu pria egois yang pernah aku temui, Mas. Aku menyesal mencintai kamu," lirihku dengan suara tercekat.

Tubuh ini terguncang menahan gelombang amarah yang sebentar lagi meledak, Mas Aksa meremas bahuku dengan sorot tajam. "Kamu kenapa tiba-tiba meminta cerai atau memang benar kamu dan Sean selingkuh!" tudingnya sarkas.

"Kenapa kamu selalu menuduhku selingkuh dengan Mas Sean, Mas? Sedangkan kamu tahu aku dengannya tidak pernah kenal dekat," bantahku.

Ya, memang aku hanya mengenal Mas Sean sebatas teman kerja Mas Aksa. Aku malah tidak tau kalau pria itu menaruh hati denganku.

"Karena dia ingin merebut kamu dariku, Ai," teriaknya dengan rahang mengeras.

"Aaargh, sakit, Mas," ringisku. Mas Aksa semakin meremas bahuku begitu kencang. Aku berusaha memukul dada bidangnya dengan kuat.

"Kamu pikir aku akan membiarkan kalian bersama. Jangan bermimpi kamu bisa lepas dariku, Aira!"

Aku bergidik ngeri, melihat sikap Mas Aksa berubah kasar. Selama menikah baru sekarang dia menyakiti fisikku.

"Mas Aksa." Tiba-tiba terdengar teriakkan Selena di depan pintu kamar sambil menggedor pintu dengan kencang.

Sorot tajam Mas Aksa tiba-tiba meredup tatapannya kembali lembut seolah tidak terjadi apa-apa. Dia melepaskan cengkraman tangannya dari bahuku.

"Ai, Mas minta maaf sudah buat kamu takut. Kamu jangan pergi kemana-mana, mas temui Selena dulu, ya, Sayang," bisiknya seraya mencium pipiku gemas.

Aku menarik napas lega sementara terbebas dari Mas Aksa. Ya Tuhan, ada apa dengan Mas Aksa. Kenapa dia bersikap aneh seperti itu?

Suamiku membuka pintu kamar hanya dengan handuk melilit di badan. Benar saja tak lama terdengar suara ocehan Selena ke Mas Aksa.

"Mas, kamu sedang apa dengan Mbak Aira?" tanyanya penuh selidik. Aku yakin gadis itu berpikir kami sedang melakukan sesuatu, melihat Mas Aksa hanya mengenakan handuk saja.

"Selena, kamu kemana saja? Kenapa kamu tidak memasak untuk ibu dan Ratu?" cecar Mas Aksa marah. Dia menghiraukan pertanyaan Selena.

Aku melirik sinis ke arah Selena lalu kuberikan senyum mengejek agar Selena semakin terbakar cemburu.

"Mas, tadi pagi aku ke rumah orang tuaku tidak sempat memasak dan beres-beres rumah. Mas kan tahu usaha ayam potong papa ditipu orang, aku juga pulang ingin meminta modal sama kamu yang aku minta tadi pagi. Malah aku melihat kamu sedang bersenang-senang dengan Mbak Aira," jawabnya emosi.

Aku tersenyum miring, lalu melipat tangan di dada. Dia masih saja berbohong mengatakan orang tuanya tertipu.

"Selena, apa kamu lupa Mas Aksa masih suamiku. Kamu tidak berhak melarang kami berduaan!" sinisku. Biar saja gadis itu semakin cemburu, itu yang aku mau.

Selena mendengus kesal mendengar ucapanku.

"Aku tidak lupa Mbak Aira istri pertama Mas Aksa. Aku hanya minta pengertian Mbak Aira jangan menguasai Mas Aksa sendirian," ujarnya geram.

Apa! Aku menguasai Mas Aksa. Apa tidak salah? Selama ini dia yang menguasai seluruh gaji dan waktu suamiku. Pintar sekali dia memutar balikkan fakta.

"Selena, kamu bilang aku menguasai Mas Aksa. Apa tidak salah? Kamu yang sudah merebut suamiku dan merampas hakku. Kamu juga meminta bayaran pelayanan kamu di ranjang ke Mas Aksa. Jadi, jangan minta pengertian dariku!" jawabku tidak terima.

Mendadak wajah gadis itu berubah pias mungkin dia kaget aku mengetahui rahasia dia dengan Mas Aksa. Ibu yang berada dibelakang Selena terkejut. Wanita yang melahirkan suamiku harus tahu menantu yang dianggap kaya ternyata memeras putra kesayangannya.

Ibu yang berharap memiliki menantu kaya agar bisa memenuhi kebutuhan hidupnya yang mewah, justru putra kesayangannya diperas saat meminta haknya sebagai suami Selena.

"Apa?" seru ibu mertuaku tampak shock.

Selena berbalik menatap ibu mertua dengan wajah takut.

"Selena apa benar kamu meminta bayaran saat melayani putraku?" tanya ibu.

Aku tersenyum dikulum, melihat ibu dan Selena bersitegang.

"I--tu tidak benar, Bu. Mbak Aira bohong, dia pasti iri, dia ingin ibu membenciku," jawabnya gugup.

Kurang ajar. Dia kembali memfitnahku. tidak bisa dibiarkan aku harus membongkar kebohongan Selena sekarang juga.

"Ini semua karena ibu. Andai, ibu tidak memaksaku menikahi Selena, Aira tidak akan meminta cerai. Ibu lihat apa kurangnya Aira, dia istri yang baik, melayaniku dengan ikhlas berbeda dengan Selena yang selalu meminta bayaran," potong Mas Aksa.

Aku memutar bola mata malas mendengar pujian Mas Aksa ke ibunya. Kenapa baru sekarang kamu memuji aku istri yang baik mas setelah hati ini hancur, apa karena Selena tidak sesuai dengan ekspetasi kamu.

"Mas, kamu bicara apa!" Selena terlihat tidak terima dengan perkataan Mas Aksa. "Aku hanya meminta hakku, dan kewajiban kamu memenuhi kebutuhanku," ujarnya.

"Sudah, kalian jangan bertengkar ini sudah malam," sela ibu menengahi. Mungkin ibu tidak mau disalahkan putra sulungnya karena menjodohkannya dengan Selena yang ternyata tidak sesuai bayangan.

Ibu begitu takut bila Mas Aksa marah dengannya, beliau akan memilih diam.

"Oh, jangan-jangan karena Mbak Aira mengaku-ngaku pemilik resto ayam bakar madu, jadi Mas Aksa dan ibu ingin menyingkirkanku!" tuduhnya sengit.

Ibu yang hendak menyudahi perdebatan kembali berbalik memandang menantu kesayangannya. Mungkin ibu tidak terima dengan tuduhan menantunya.

"Selena, apa benar peternakan orang tua kamu sebenarnya kebakaran tidak ditipu?" tanya ibu penuh selidik. Kini berbalik menyerang menantu kebanggaannya.

Ah, akhirnya ibu menanyakan kebenarannya juga, makin seru.

"I--ibu tau dari mana?" tanyanya dengan wajah pias.

"Aku yang mengatakannya," ujarku menantang.

Selena tersentak mengalihkan pandangan kearahku. "Mbak Aira yang mengatakannya?" tanyanya dengan suara tercekat.

"Iya, aku yang mengatakan peternakan orang tua kamu kebakaran. Dan, dengan liciknya kamu memfitnah resto tempatku bekerja, mengatakan ke ibu kalau resto sudah menipu Raja ayam potong," ungkapku dengan menggebu.

Bola mata wanita di depannya semakin lebar, mungkin dia tidak akan menyangka aku membongkar kebohongannya.

"Mbak Aira ternyata jahat, ya. Mbak pasti iri kan karena ibu sayang denganku, mbak membuat cerita bohong agar bisa menarik simpati ibu," jawabnya berpura-pura sedih.

Pintar sekali dia bersandiwara dalam keadaan terdesak pun dia masih berbohong.

"Kalau kamu mau lihat aku jahat. Baik, aku akan tunjukkan sisi jahatku. Selena besok pagi kamu harus mengembalikan uang resto atau kamu akan masuk jeruji besi dengan kasus penipuan!" tegasku.

Aku memberikan tenggang waktu 2 minggu karena melihat Pak Raja beliau orang baik aku tidak tega tapi melihat sikap anaknya rasa ibaku seketika hilang.

"Hahahaha, Mbak Aira jangan ngehalu. Kamu masih berkhayal jadi pemilik resto ayam bakar madu lagi?" tawa Selena menggema ke seluruh ruangan. "Lihat, Mas, Ibu, Mbak Aira baru kerja sehari sudah tidak waras," ejeknya.

Mas Aksa mengeryit kening, dia memandangku dengan pandangan entah. Mungkin dia juga berpikir aku sudah gila.

"Ai, Sayang. Sepertinya kamu lelah, ayo istirahat dulu." Mas Aksa merengkuh bahu hendak membawaku ke dalam kamar.

"Lepas, Mas. Kamu juga mengira aku gila seperti apa yang dibilang Selena dan juga ibu, iya?" tanyaku. Aku menepis tangannya dari bahu ini.

"Tunggu, jika memang Aira pemilik resto berarti selama ini Aira orang kaya, Aksa," potong ibu sepertinya mulai percaya.

"Ibu jangan percaya dengan Mbak Aira, mana mungkin orang kaya mau hidup sengsara," balas Selena semakin tidak terima.

Bisa kulihat wajah ibu terlihat ragu antara percaya perkataan Selena atau menerima kenyataan kalau aku pemilik resto.

"Kamu benar, Selena. Untuk apa Aira berpura-pura miskin memangnya dia sedang main sinetron," sangkal ibu mengiyakan perkataan menantu kesayangannya.

Aku tersenyum simpul, percuma menjelaskan panjang lebar ke ibu dan Selena, karena mereka akan tetap menganggapku tidak waras. Lebih baik aku membuktikan ke mereka, aku pemilik resto ayam bakar madu langganan ibu.

Aku mengambil ponsel dari dalam saku, lalu memencet nomor Nadia. Selena selama ini hanya tahu pemilik resto Nadia--sahabatku.

Tidak lama suara Nadia terdengar dari sambungan telepon. "Hallo, Ai." Aku sengaja membesarkan suara ponselku.

"Nad, besok kamu tagih uang pengembalian ke Raja ayam potong. Jika mereka berkelit kamu sewa pengacara untuk membawa kasus penipuan ini ke jalur hukum," titahku dengan suara tenang.

"Ok, Bu bos," sahut Nadia.

"Terima kasih, Nad," ucapku lalu aku mematikan teleponku.

Selena melangkah mundur wajahnya pucat dengan tubuh gemetar. "Mbak Aira pasti bohong." Gadis berambut panjang itu menggelengkan kepala masih tidak percaya.

Aku menatapnya dengan dagu terangkat. "Terserah, kamu lihat saja besok apa yang akan terjadi," tukasku.

Sudah habis rasa sabarku, lebih baik aku mengungkapkan siapa diriku. Setelah itu aku akan menggugat cerai Mas Aksa.

"Ai, jadi benar kamu pemilik resto itu bukan Nadia?" tanya Mas Aksa dengan senyum sumringah.

"Apa kamu masih menganggapku nggak waras, Mas?" tanyaku sinis.

Mas Aksa tersenyum bahagia, dia memeluk tubuhku begitu erat. "Syukurlah, Ai," ucapnya terdengar lega.

"Aira, jadi benar kamu pemilik resto ayam bakar madu. Syukurlah, ibu senang sekali punya menantu kaya," ucap ibu antusias.

Tubuh Selena terguncang hebat, kedua lutut gemetar. Aku yakin dia sedang membayangkan tidur di hotel prodeo.

Aku mendorong tubuh Mas Aksa. "Besok aku akan mengurus perceraian kita, mas," ucapku tegas.

Mas Aksa terkesiap. "Ai, kamu jangan main-main, aku tidak mau kita bercerai. Kita akan menua bersama, apa kamu lupa kita sudah berjanji akan selalu bersama dalam keadaan susah atau senang," tegas Mas Aksa menolak berpisah.

"Aira, maafkan ibu. Ibu yang salah sudah memaksa Aksa menikahi Selena, karena ibu pikir Selena orang kaya. Kamu tahu sendiri biaya hidup semakin mahal, ibu hanya ingin memanfaatkan keluarga Selena untuk menanggung kehidupan kami. Ibu mohon jangan meminta cerai, ya. Ibu sudah merestui kalian." Ibu meraih tanganku sambil memohon.

"Ai, kamu dengarkan ibu sudah merestui kita, Sayang. Mas janji akan jadi suami yang baik buat kamu."

"Oh, jadi ibu hanya ingin memanfaatkan kekayaan keluargaku saja," seru Selena tidak terima. Dia menatap nyalang kearah ibu dan juga Mas Aksa.

"Kalau iya memangnya kenapa? Kamu lihatkan Aira juga orang kaya," balas ibu tidak mau kalah.

"Ibu jahat, aku tidak terima diperlakukan seperti ini!" ujar Selena.

"Halah, memangnya kamu mau berbuat apa ke ibu. Apa kamu lupa Aira akan menuntut kamu," balas ibu sinis.

Suasana semakin memanas. Mas Aksa kebingungan karena ibu dan istri keduanya bertengkar. Melihat Mas Aksa sedang memisahkan ibu dan Selena, aku memilih membereskan semua pakaianku. Malam ini aku akan keluar dari rumah ibu.

Bersambung

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • DISELINGKUHI SUAMI, DIKEJAR CEO TENGIL   Beginikah Rasanya?

    Aku membelalakkan mata, kaget. Cepat aku menutup wajah dengan kedua tangan, karena malu. Mata ini sudah ternoda melihat yang tidak seharusnya. Rumah kayu sedikit bergerak, jantung semakin berdetak cepat. Aku tersentak sebuah tangan memegang kedua telapak tangan ini. Seketika atmosifir berubah panas."Ai," bisik Mas Sean."Mas, aku mohon jangan," lirihku dengan suara tercekat di tenggorokan. Aku masih menutup wajah dengan kedua tangan karena takut.Kasur angin bergerak, pria itu duduk tepat disampingku. Tubuh ini seketika gemetar membeku di tempat. Helaan demi helaan terdengar, aku berusaha menetralkan degub jantung. Walau bukan pertama untukku, tapi aku tidak mau sampai terjadi karena kami belum menjadi pasangan halal."Ai, aku tidak akan melakukannya," ucapnya pelan."Kamu janji, Mas," sahutku masih menutup wajah dengan kedua tangan. Jujur aku masih belum percaya, apa lagi di tempat ini hanya ada kami berdua. Dia pria dewasa dalam situasi sedang berh*srat."Janji, maaf ya sudah memb

  • DISELINGKUHI SUAMI, DIKEJAR CEO TENGIL   Hasrat Yang Tertahan

    Di luar hujan semakin lebat, atap rumah pohon kayu banyak yang bocor di mana-mana. Untuk beristirahat saja susah karena semuanya basah. Aku dan Mas Sean duduk saling berhimpitan karena hanya tempat duduk kami yang kering.Suara binatang liar kembali terdengar, seakan hewan buas itu berada di bawah pohon ini. "Ssst, di bawah sepertinya ada serigala, Ai," bisik Mas Sean begitu pelan.Aku duduk sambil menekuk kedua lutut, menahan hawa dingin. Mas Sean disamping sudah siaga, dia mengambil sesuatu dari dalam tas ranselnya. "Mas, kamu bawa ini?" tanyaku kaget melihat pria itu membawa senjata tajam."Ini hutan, Ai. Kita tidak boleh lengah, banyak binatang buas, atau pemburu yang ingin mencelakai kita," sahutnya.Dalam situasi seperti ini Mas Sean bisa diandalkan. Semoga saja, dia bisa melindungiku. Dia berdiri tepat di depan pintu, dibawah semakin banyak langkah kaki binatang berkaki empat."Mas, aku takut," lirihku pelan. Mas Sean hanya melirikku sekilas lalu fokus kembali menatap pintu r

  • DISELINGKUHI SUAMI, DIKEJAR CEO TENGIL   Ciuman Pertama

    Keheningan beberapa saat menyelimuti kami. Helaan napasnya mengenai ceruk leher ini. Sesaat aku menikmati pelukkan hangat yang dihasilkan dari atmosfir tubuh kami.Mas Sean mengurai pelukkannya, dia membingkai wajah ini. Jarak kami begitu dekat. "Ai, aku janji tidak akan menyakiti kamu," ucapnya seraya membelai rambut hitam panjangku.Aku seperti terhipnotis, menatap iris hitam dengan bulu mata tebalnya. Suara adzan subuh berkumandang menyadarkanku dari wajah tampannya. Jika ada suara adzan berarti ada surau di dekat sini dan pasti ada rumah warga. Kupikir hanya villa ini saja yang di kelilingi hutan pinus."Mas, sudah waktunya sholat subuh." Aku berusaha melepaskan tangannya di pinggang rampingku demi menghindari dari hal yang tidak seharusnya. Kami sama-sama sudah dewasa, suasana seperti ini bisa saja terjadi sesuatu tidak diinginkan. "Sebentar, Ai." Aku kembali dibuat kaget ketika dia mendekatkan wajahnya.Cup!Sebuah kecupan mendarat di pipi, kulebarkan kedua bola mata menatapny

  • DISELINGKUHI SUAMI, DIKEJAR CEO TENGIL   Rasa Yang Aneh

    "Ai, kamu tidak apa-apa?" tanya Mas Sean yang sudah selesai berbicara dengan Ardi. Aku terduduk lemas di lantai karena seluruh persendianku seketika lemas. Resto yang susah payah orang tuaku bangun terbakar.Mas Sean berusaha mengangkat tubuhku lalu mendudukkanku di atas ranjang. "Mas, resto gimana?" tanyaku setelah keadaanku sudah sedikit tenang. Aku terlalu shock mendengar berita itu."Kamu tenang saja, Ai. Kebakarannya hanya melahap bagunan resto bagian samping saja. Hanya sedikit yang perlu diperbaiki, beruntung saat itu ada Ardi yang belum pulang dari toko Koh Acong melihat ada pria sedang menyiram bensin lalu membakar resto. Jadi, kebakarannya tidak sempat meluas kemana-mana. Ardi meminta tolong warga yang lewat untuk membantunya memadamkan resto sebelum menjalar masuk ke dalam," terang Mas Sean.Samping kiri dan kanan resto masih kebun kosong milik warga, sedangkan depan resto beberapa deretan toko salah satunya toko elektronik milik Koh Acong yang telah berdiri lebih dulu dari

  • DISELINGKUHI SUAMI, DIKEJAR CEO TENGIL   Salah Pegang

    Mas Aksa benar-benar keterlaluan, dia ingin mengajak perang. Aku yakin Zoya yang membantu Mas Aksa menyewa pengacara untuk membatalkan gugatan ceraiku. "Lalu, apa yang harus aku lakukan, Mas?" tanyaku."Kamu harus berikan bukti baru, Ai. Agar Aksa kalah," sahut Mas Sean."Selama 3 bulan Mas Aksa tidak memberiku nafkah, Mas. Dia terlalu sibuk dengan Selena. Apa itu bisa menjadi bukti?" "Itu bisa menjadi bukti, untuk kamu menggugat balik Aksa, Ai. Kalau sudah tiga bulan tidak memberi nafkah, sama saja Aksa sudah menalak kamu secara agama, Ai. Dan, kamu bisa menuntut Aksa dengan pasal menelantarkan istri.""Mas Aksa juga pernah menalakku, Mas. Apa secara agama sah, waktu itu kami bertengkar hebat karena Mas Aksa selalu pulang malam. Saat itu aku protes, tapi dia bilang kalau aku melarangnya, kamu aku talak. Apakah itu jatuh talak?" tanyaku."Itu sudah jatuh talak, Ai. Jika Aksa mengucapkannya dalam keadaan sadar, Ai. Kamu kenapa tidak pernah cerita sama aku, Ai?""Dia sadar, Mas. Ada i

  • DISELINGKUHI SUAMI, DIKEJAR CEO TENGIL   Salah Kamar

    "Daging barbequenya enak sekali, baru kali ini aku makan daging seempuk dan semanis ini," celetuk Susi."Ini daging wagyu, Sus. Mas Sean membeli daging ini dengan kualitas nomor 1 dan kamu harus tahu harga daging wagyu sekilo saja ada yang mencapai harga satu sepeda motor," jelas Roni."Apa? Jadi, daging wagyu ini mahal. Pantas saja rasanya berbeda dengan daging sate sapi yang sering aku beli," balas Susi."Kamu norak banget, Sus. Masa daging wagyu disamain sama daging sapi yang dibeli pinggir jalan," timpal Iqbal."Enak saja kamu bilang norak, gini-gini aku sering makan daging sapi sama kambing," ketus Susi diiringi gelak tawa karyawan lain.Mas Sean ikut tertawa mendengar obrolan karyawanku. "Mbak, Mas Sean ganteng, ya," bisik Laras yang kebetulan duduk disampingku. Sedangkan Mas Sean duduk berhadapan denganku hanya terhalang meja."Biasa saja, tuh," sahutku."Serius, biasa saja. Kalau Mas Sean diambil si Zoya itu, apa mbak rela," goda Laras."Udah, ah, jangan sebut-sebut wanita it

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status