Share

25. Perhatian Dari Ghani

Ketika kami masuk mata Ibu memang tengah terpejam. Namun, wanita itu lekas terjaga begitu kami mendekat. Bibirnya yang pucat melempar senyum manis untuk kami.

"Ibu, bagaimana keadaanmu?" tanyaku khawatir. Tanpa ragu kupeluk wanita yang telah berjasa dalam hidup itu.

"Ibu baik-baik saja, Mika," balas Ibu begitu mengurai pelukan. Ceruk di pipinya tersembul saat ia tersenyum. "Jeng Gina dan Bapak Edi apa kabar?" sapanya lemah.

"Kabar kami baik," sahut mertua perempuanku ramah. "Jeng Utami sendiri bagaimana? Maaf kami ke sini tidak bawa buah tangan. Habisnya Mika mendadak kasih tahu jika Jeng ada di sini," tutur Ibu Gina panjang.

Ibuku tersenyum. "Kalian datang saja saya sudah bahagia. Kenapa harus repot bawa oleh-oleh?"

"Ibu sakit kenapa tidak menghubungi aku?" protesku sedikit kesal.

Ibu sekali lagi hanya sanggup tersenyum. "Ibu hanya kelelahan. Kebetulan kemarin banyak orderan. Banyak hajatan jadi katering ibu laris. Makanya drop."

"Kenapa tidak panggil aku untuk membantu, Bu?" Aku mas
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status