Share

24. Telepon Dari Ghani

Tidak kupedulikan lagi Tania dan tingkah lakunya. Terserah saja dia mau pergi ke rumah sakit dengan siapa. Lebih baik membersihkan diri saja.

Ada mertua yang harus dilayani. Aku tidak mau tubuh lengket ini membuat nilaiku turun di mata mereka. Aku mengenal Ibu Gina dan Bapak Edi. Keduanya sangat menjaga kebersihan dan kerapian. Makanya sesibuk apapun aku harus tampil rapi di depan keduanya.

Ketika akan memasuki kamar mandi, ponsel yang tergeletak di nakas bergetar. Tadinya ingin abai, tetapi benda persegi tujuh inchi itu terus berdering. Saat kutengok, ada nama Ghani yang tertera di layar.

Ada apa? Semenjak menikah dengan Ega enam bulan lalu kami sudah tidak pernah lagi berhubungan. Baik secara langsung maupun telepon. Walau begitu kontak nomornya masih kusimpan.

Ini untuk pertama kalinya dia menghubungi aku, setelah malam perpisahan kami yang begitu menyisakan luka. Masih hangat di kepala, betapa kecewanya Ghani saat kuputuskan secara sepihak.

Ragu-ragu kuraih ponsel yang baru sebula
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status