Share

BAB 193

Author: NawankWulan
last update Last Updated: 2025-01-27 14:47:14

Ballroom hotel malam itu berkilauan. Lampu-lampu gantung kristal bersinar terang, memantulkan cahaya ke dekorasi serba emas dan putih. Karpet merah terbentang dari pintu masuk hingga ke pelaminan, tempat Rena dan Aziz berdiri dengan senyum yang terus melekat di wajah mereka.

Para tamu mengenakan pakaian terbaik mereka, memenuhi ruangan yang mewah. Hanum berdiri di dekat meja registrasi, melihat sekeliling dengan sedikit takjub.

"Mewah banget ya, Mas," katanya pelan sambil melirik suaminya, Ken, yang berdiri di sebelahnya.

"Iya, Sayang. Sepertinya kakakmu memang suka yang begini. Makanya, aku nggak heran kalau resepsinya bakal besar-besaran," jawab Ken sambil tersenyum tipis menatap istrinya.

Mereka melangkah masuk ke ruangan, disambut oleh pramusaji yang menawarkan minuman selamat datang. Hanum tersenyum sopan dan mengambil segelas jus jeruk. Tapi sebelum sempat menyesapnya, ponselnya bergetar di tangan. Hanum mengangkat panggilan itu setelah melihat nama yang tertera di layar: "Ba
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (3)
goodnovel comment avatar
Sri Suerti
perlihatkan status Ken secara TDK sengaja biar rena dan mawar tengsin
goodnovel comment avatar
Zidan Kasan
makanya tunjukan sama Rena dan mawar num kalo suamimu itu kaya raya dan keluarga suamimu juga sangat menyayangimu
goodnovel comment avatar
Helpin Pratiwi
Lanjut thorrr
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • DITALAK LEWAT WA DINIKAHI DUDA KAYA   BAB 315

    "Kenapa, Ken?!" pekik Sundari yang spontan memeluk menantunya lebih erat. "Hati-hati, Mas. Ada apa?" Hanum ikut bertanya. "Astaghfirullah. Ada kucing nyebrang tiba-tiba. Maaf, Ma, Pa, Sayang. Itu kucingnya sudah diseberang," tunjuk Ken ke seberang jalan. Seperti yang lain, Ken pun berdebar tak karuan. Dia nyaris menabrak kucing itu kalau nggak mengerem mendadak tadi. Jantungnya berdegup kencang. Ken memilih menepikan mobilnya lebih dulu untuk menetralkan debar dadanya. "Atau papa yang gantiin nyetir?" Wicaksono menawarkan. "Nggak, Pa. Tadi memang aku agak kurang fokus, makanya sedikit oleng saat ada kucing." Ken kembali melajukan mobilnya perlahan. "Kenapa kurang fokus? Ada masalah di kantor?" tanya Wicaksono lagi. Sundari mengusap punggung Hanum beberapa kali untuk menenangkan. Tak lupa mengusap perut menantunya yang makin membuncit itu. "Sudah nggak apa-apa," ujar Sundari pada Hanum. Kedua perempuan itu pun saling tatap lalu sama-sama tersenyum. "Nggak ada masalah, Pa. Cuma

  • DITALAK LEWAT WA DINIKAHI DUDA KAYA   BAB 314

    Jarum jam menunjuk angka tujuh pagi. Suasana di rumah Ken cukup berbeda kali ini. Kemarin sore, papa dan mamanya datang dari Jogja untuk menjenguk mereka, sekalian akan berkunjung ke rumah besan. "Akhirnya mama merasakan kembali masakan Hanum," ujar Sundari di ruang makan. Hanum tersenyum, sembari menuangkan air putih ke gelas mertuanya. Dia sengaja menyiapkan sarapan pagi untuk mereka hari ini. Ada soto, rawon dan ayam goreng. Dibantu Bi Santi membuat sate telur puyuh, perkedel dan beberapa gorengan. "Kangen ya, Ma?" Ken menimpali. "Kangen banget. Nggak cuma masakannya yang bikin kangen, tapi orangnya juga. Bulan depan mama sudah longgar, nggak banyak kegiatan. Makanya, pengin ajak Hanum keliling Jogja. Nanti kalian bareng mama sama papa ke Jogja ya? Kita adakan acara empat bulanan Hanum sama tujuh bulanan Mbak Meira sekalian di sana biar makin seru," ujar Sundari begitu bersemangat. Ken menatap Hanum beberapa saat lalu sama-sama tersenyum. "Iya, Ma. Kan sejak awal juga begitu

  • DITALAK LEWAT WA DINIKAHI DUDA KAYA   BAB 313

    Malam ini langit terlihat lebih cerah dengan hiasan beragam bintang. Malam pertama setelah Mawar pergi dari rumah yang sudah lebih dari 10 tahun dia tinggali. Rudy baru keluar dari pintu dengan secangkir teh hangat dan pisang goreng yang dibelinya di warung tadi. Dia memilih duduk di teras sembari menikmati cerahnya langit dan lalu lalang kendaraan di depan rumah. Sesekali terdengar suara tawa dari pos ronda yang tak jauh dari rumahnya. Baru menyeruput tehnya, tiba-tiba terdengar dering handphonenya di ruang tengah. Perlahan Rudy bangkit dari kursi lalu melangkah ke sofa ruang keluarga. Handphone masih menyala dengan seringnya yang nyaris usai. Senyum pria lebih dari setengah abad itu pun tampak jelas di sudut bibir. Anak kesayangannya memanggil, membuatnya lebih tenang tiap kali mendengar suara merdunya. "Assalamualaikum, Pak. Bapak lagi ngapain? Sudah makan?" tanya Hanum terdengar semringah dari seberang. "Wa'alaikumsalam, Num. Bapak lagi ngeteh sama makan pisang goreng di teras.

  • DITALAK LEWAT WA DINIKAHI DUDA KAYA   BAB 312

    Heboh. Ulah Mawar tak hanya membuat keluarga Rudy berantakan, tapi juga menimbulkan kehebohan di lingkungan rumahnya. Para tetangga mulai sibuk membicarakan mantan istri dan anak tirinya itu. Rudy masih cukup bertanggungjawab atas kepergian mantan istrinya itu. Dia mencarikan kontrakan selama tiga bulan untuk Mawar, setidaknya sampai masa iddahnya selesai. Rudy tak mau melepas tanggungjawab begitu saja. Dia cukup tahu agama. "Biaya sewa sudah kulunasi sampai tiga bulan ke depan. Kamu tak perlu memikirkan soal itu. Aku juga akan memberikan nafkah iddah satu juta lima ratus ribu selama tiga bulan ke depan. Tenang saja, aku nggak akan lalai dengan tanggung jawabku sendiri. Tapi, kalau selama iddah kamu kembali berhubungan dengan lelaki itu, otomatis tanggungjawab nafkah iddahku selesai," ucap Rudy sebelum Mawar meninggalkan rumahnya. Mawar cukup kaget dengan pernyataan mantan suaminya itu. Namun, di balik rasa kecewanya karena diceraikan, Mawar masih bersyukur Rudy bertanggungjawab at

  • DITALAK LEWAT WA DINIKAHI DUDA KAYA   BAB 311

    Pagi ini begitu cerah dan bersinar, tapi tidak buat Mawar. Semalaman menangis ternyata tak membuat nasibnya berubah. Tetap saja mendung dan suram. Bahkan sepagi ini dia sudah menata semua barang-barang penting miliknya dan milik Rena. Wajahnya sembab karena kebanyakan menangis. Dia juga sudah mulai lelah merutuki diri sendiri, menyesali semua kekhilafannya dan memaki orang-orang yang menyakitinya. Namun, tak ada manfaat. Hatinya justru semakin pedih dan sakit. Jarum jam menunjuk angka enam dini hari. Suasana di sekitar rumah yang biasanya lengang, entah mengapa ini mulai berisik. Ada yang menyapu di halaman, dengan obrolan-obrolan yang benar-benar terdengar jelas di telinganya. Pagi hari yang dia harapkan sedikit lebih menenangkan, nyatanya membuat hati Mawar semakin panas. "Kalian tahu kan soal Jeng Mawar." Suara tetangga terdengar lagi. "Videonya viral di mana-mana.""Video apa? Saya belum tahu.""Dih, kamu mah jeng. Sibuk kerja makanya nggak tahu gosip terhot di kampung kita."

  • DITALAK LEWAT WA DINIKAHI DUDA KAYA   BAB 310

    "Saksi untuk apa, Pak?" ulang Hanum saat melihat ibu tirinya bersimpuh di kaki bapaknya. Rudy berulang kali menepis tangan Mawar yang memegang erat lututnya, tapi Mawar seolah semakin mengeratkan pelukan. Wanita itu makin histeris tiap kali Rudy memintanya mundur."Sebanyak apapun permintaan maaf dan tangismu tak akan mengubah keputusan ini, Bu. Bapak sudah memikirkannya matang-matang sejak semalam. Jadi--"Tolong, Pak. Tolong jangan teruskan. Ibu tahu semua kekacauan ini karena kesalahan ibu sejak dulu. Soal Rena, sikap manjanya, rumah tangganya yang berantakan, Hanum yang terus mengalah, bapak yang harus berjuang melunasi hutang keluarga, Ken yang difitnah sana-sini sampai pengkhianatan itu terjadi. Semua memang kesalahan ibu. Ibu khilaf, Pak. Tolong, jangan ceraikan ibu. Ibu mohon kasih kesempatan terakhir itu. Ibu ingin memperbaiki semuanya." Mawar tergugu. Dia benar-benar takut diusir dari rumah begitu saja, sementara dia tak bisa menuntut lebih. Harta gono-gini yang diidamkann

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status