LOGIN(Area 21+) Bijaklah dalam memilih bacaan. Kayla, atau biasa disapa dengan Key, memergoki suaminya berselingkuh dengan seorang perempuan di sebuah hotel berbintang. Tak terima dikhianati, ia pun berencana untuk membuat suami dan perempuan jalang tersebut tewas dalam sebuah kecelakaan. Namun apesnya, hari sial tak pernah ada di dalam kalender. Bukannya membuat suami dan sang pelakor tewas, Key justru mengalami kecelakaan tunggal hingga menyebabkan dirinya tewas di tempat. Sayangnya, Key tidak menyadari jika dirinya sudah mati. Sebab pasca insiden maut itu terjadi, ia justru terbangun dan tahu-tahu sudah berada dalam sebuah kamar hotel bersama suaminya. "Morning, sayang. Maaf ya, aku tadi harus balas pesan dari istriku dulu," terang Brayan seraya menyapu wajah Key dengan bibirnya. "Istri?" Key terkejut mendengarnya. Seingatnya, sebelum kecelakaan terjadi, dia dan Brayan sudah menikah resmi secara agama dan negara. Itu artinya, ia adalah istri sahnya Brayan, kenapa tiba-tiba berganti menjadi ani-ani? Menyadari jika ia berubah menjadi perempuan selingkuhan suaminya sendiri, Key pun memanfaatkan keadaan. Satu persatu rahasia tentang Brayan pun akhirnya terbuka. Mulai dari alasan sang suami berselingkuh, hingga penyebab kecelakaan Key yang ternyata ulah sosok misterius yang selama ini menjadi duri dalam rumah tangga Key dan Brayan. Lalu, apa yang akan Brayan katakan saat ia tahu jika yang menjadi selingkuhannya adalah istrinya sendiri? Sampai kapan Key akan bertahan dalam tubuh selingkuhan suaminya? Apakah ia akan kembali hidup dalam tubuhnya, atau justru mati seperti saat kecelakaan terjadi?
View MoreKamar Hotel 444
Perempuan itu menggedor pintu dengan cukup keras seraya berteriak kencang. "Buka ...! BUKA ...!" Suaranya begitu menggelegar, hingga membuat beberapa penghuni kamar lainnya terkejut. Tak berselang lama, pintu itu pun terbuka. Tampak seorang pria dan wanita berdiri hanya mengenakan kimono dengan ekspresi wajah terkejut. "Sayang ...?" lirih sang pria. Ia lalu melempar pandang kepada wanita yang ada di belakangnya. "Hah? 'Sayang' katamu? Masih berani kau memanggilku 'Sayang' setelah berselingkuh di belakangku dengan pela-cur murahan ini? Dasar laki-laki tak tahu diri! Penjahat ...!" teriak Key. "Key, tahan dulu." Pria itu mencoba untuk membuat Key tenang. "Apa?! Jadi ini, perempuan itu? Iya? Sini kamu!" Key maju dan langsung menarik rambut wanita yang ada di depannya dengan sangat kuat. Persis seperti macan yang sedang menerkam mangsanya dan siap menelannya hidup-hidup. "Aw ... sakit, sakit Mas! Bantuin ...!" Jambakan tangan Key di rambutnya, membuat perempuan dengan kimono putih itu mengerang kesakitan. Ia bahkan sampai kesulitan untuk melepaskan diri karena cengkraman tangan Key yang begitu kuat. "Key! Lepaskan! Lepas kataku!" Sang pria tak tinggal diam. Ia pun berusaha untuk melepaskan wanita yang disinyalir sebagai selingkuhannya itu dari amukan Key. Meski sulit, tapi akhirnya ia berhasil juga memisahkan dua perempuan beda generasi tersebut. "Apa-apaan kau ini?! Kenapa datang-datang menyerang Lisa?" tanya sang pria seenak jidatnya. "Aku? Apa-apaan? Aku yang apa-apaan atau pelacur tak tahu diri ini yang apa-apaan?" tuding Key seraya menunjuk tajam ke arah wanita yang ia maksud. "Teganya kau menjambak rambut Lisa. Apa kau tidak tahu jika itu sangat menyakitkan?" tutur pria itu lagi. "Kau juga, teganya kau mengkhianati ku? Dasar pria brengsek!" ucap Key sembari menolak tubuh sang pria hingga mundur selangkah ke belakang. Air mata mulai jatuh membasahi wajah pilunya. Sungguh tak terpikirkan olehnya, jika laki-laki yang saat ini ada di depannya sampai hati bermain api di belakangnya. "Aku bisa jelasin, Key." Pria yang ada di hotel itu bernama Brayan. Dia adalah suami sahnya Key. Namun entah apa yang ia pikirkan, Key justru memergoki dirinya sedang bercinta dengan wanita lain. "Apa?! Kau mau menjelaskan apa lagi, hmm? Semua sudah cukup jelas, Brayan. Kau ... tidak lebih dari seorang keparat sampah yang menjijikkan?" ucap Key dengan suara bergetar karena menahan tangis. Ingin rasanya ia menjerit sekuatnya, melepaskan semua beban yang menghimpit jiwanya saat ini. Namun ia tahu, jika sampai hal itu terjadi, hanya akan membuat dirinya terlihat semakin menyedihkan. "Aku punya alasan, Key." Brayan masih mencoba untuk membenarkan tindakannya itu. Seolah ia tidak mau tahu dengan apa yang Key rasakan. Benar-benar tidak punya perasaan. Padahal Key adalah istrinya yang baru dua bulan ini ia nikahi. Seharusnya, dua bulan adalah waktu untuk menghabiskan bulan madu bersama pasangan, tapi ia justru main serong dengan perempuan lain. "Alasan katamu? Alasan apa yang membenarkan perselingkuhan, hah? Apa kau sedang playing victim di depanku? Dengan mengatakan jika pela-cur ini yang sudah menggoda mu? Atau pela-cur ini tiba-tiba saja nyasar dan salah masuk kamar hotelmu? "Pela-cur, pela-cur. Dia punya nama, Key! Namanya Lisa! Dan dia bukan pelacur! Dia wanita yang berarti di hidupku! Kau puas?" Brayan membela wanita bernama Lisa itu di depan istrinya sendiri, tanpa memikirkan sedikitpun tentang perasaan Key yang sudah ia khianati. Mendengar tutur suaminya, Key pun mangut-mangut seraya tertawa getir, hingga membuat Brayan dan Lisa menjadi tidak mengerti. Untuk kali ini, ia memilih tersenyum meski batinnya hancur lebur. Sebab dari kata atau pun sikap yang suaminya tunjukkan, jelas ... wanita bernama Lisa itu begitu spesial di mata suaminya. "Ok ... tanpa perlu bertanya lagi, aku sudah tahu pada siapa kau berpihak." Key mundur perlahan dengan hati yang begitu sakit. Saking tak percayanya, ia sampai nyaris kehilangan keseimbangan. Melihat hal itu, Brayan pun mencoba untuk memegangnya, tapi Key menepis cepat tangan suaminya itu dan berkata, "Don't touch me!" teriaknya ke wajah Brayan. Key lalu berbalik dan segera meninggalkan kamar hotel dengan nomor 444 tersebut. Kemudian segera menuju lift untuk turun ke lantai dasar. Langkahnya begitu gontai, mirip seperti orang yang sedang berada di bawah pengaruh alkohol. Ditambah dengan air mata yang tak berhenti mengalir, Key tampak begitu menyedihkan. "Badjingan ...!" Kayla, atau yang biasa di panggil dengan nama Key, menendang tempat sampah yang ada di depannya hingga isinya tumpah dan berserakan di mana-mana. Ia begitu gusar, sampai-sampai melampiaskan amarahnya kepada benda kaleng tak berdosa itu. "Dasar laki-laki buaya, keparat, iblis, Fir'aun, semuanya ...!" Key mengacak-acak rambut panjangnya hingga terlihat kusut dan penampilannya jadi centang-perenang. Napasnya naik turun tak beraturan. Mata memerah dan sedikit berkaca-kaca. Tangan gemetaran dengan tubuh yang mulai panas dingin. Sepertinya apa yang baru saja terjadi berhasil membuat hormon kortisol dan epinefrin di dalam tubuhnya berkolaborasi dengan sempurna. "Brayan, berani sekali kau bermain api di belakangku. Lihat saja, aku pasti akan membuatmu menyesal. Bahkan kalau perlu, akan aku kirim kau ke neraka hari ini juga bersama pela-curmu itu." Tangan Key mengepal erat, menandakan jika ia tidak main-main dengan ancamannya. Sakit hati karena memergoki suaminya berselingkuh membuat Key gelap mata dan nekat ingin membuat suaminya mati mengenaskan. Bahkan tak hanya suaminya, ia juga berharap kalau suaminya itu bisa sehidup semati dengan sang wanita simpanan itu. "Kau sangat mencintainya, kan? Kau juga sangat ingin sehidup semati dengan perempuan itu. Baiklah, akan aku buat cinta kalian abadi dan kekal di neraka." Key berteriak keras hingga menarik perhatian pengunjung hotel lainnya. Namun perempuan berkaos hitam polos dengan celana jeans lebar itu seolah tidak perduli dengan apa yang ia lakukan. Orang-orang juga tidak ada yang mau menegurnya. Sebagian dari mereka bahkan mengira jika Key sedang mabuk sehingga meracau tak karuan. 'Dasar bedebah, playboy, cowok bangsat, pengkhianat. Lihat saja, aku kirim kau ke akhirat hari ini juga,' monolog Key, seraya terus melangkah ke arah parkiran dan mencari di mana mobil suaminya berada. Tampaknya ia benar-benar akan merealisasikan niat jahatnya saat ini juga. Tak main-main, ia bahkan sampai rela searching di internet CARA MEMUTUS TALI REM MOBIL demi melancarkan aksinya itu. Sungguh gila sekali. 'Nah, ini dia. Pasti ini tali rem mobilnya? Aku harus segera memotongnya,' batin Key seraya menyunggingkan senyum sinis.Desir darah Brayan seolah berhenti. Dengan gelagapan, ia sedikit menggeser posisi duduk menjadi lebih menghadap kepada sosok tersebut.“Kayla?” lirihnya tak percaya.“Iya, Brayan, ini aku. Kayla.” Perempuan itu tersenyum manis. Senyum yang biasa Brayan lihat saat mereka masih di bangku sekolah menengah atas dulu.“Ya Tuhan, Key … kau … kau benar-benar di sini?” tanya Brayan yang masih speechless dengan kehadiran wanita yang pernah menjadi istrinya itu.“Iya, aku datang untuk mengunjungimu. Bagaimana kabarmu? Apa kau baik-baik saja setelah kepergianku?” Brayan menggelengkan kepala. Dadanya mendadak terasa sesak. Matanya mulai berkaca-kaca karena genangan air mata yang siap tumpah ruah di wajah.Dengan tangan yang masih gemetaran, Brayan menyentuh lembut sebelah pipi Kayla. Tangisnya tertahan, menciptakan tekanan batin yang sangat luar biasa.“Bagaimana bisa kau ada di sini? Bukannya kau sudah …?” tanya Brayan tapi kata-katanya tak terselesaikan.“Mati? Itu kan, yang mau kau katakan?”
Brayan maju lebih mendekat. Terus mendekat dan mendekat. Nyaris menabrak wajah Lisa dengan wajahnya. “Lisa, aku hanya ingin bilang, terima kasih, untuk yang selama ini sudah kita lewati bersama. Aku tahu, kalau hubungan dulu … adalah sesuatu yang salah. Tapi aku tidak pernah menyesalinya.” Brayan menyentuh sebelah pipi Lisa. Sentuhan yang begitu lembut hingga nyaris membuat Lisa terbuai dan lupa dengan apa yang sebentar lagi dia lakukan.“Mas …?” Lisa menatap wajah Brayan sesaat, lalu setelah itu … ia pun langsung menautkan bibirnya pada bibir sang pria dengan begitu saja. “Sayang sekali kamu tidak mempertahankan aku, Mas,” ucapnya lagi setelah melepaskan ciuman mereka.“Ini yang terbaik untuk kita semua, Lisa. Pergilah,” ucap Brayan.“Eum.” Lisa melepaskan pegangan tangan Brayan dan segera berlalu ke luar kamar hotel itu. Di bawah, para tamu undangan sudah berkumpul dan siap untuk melihat acara pemberkatan Lisa dan Rava. Di depan pintu ballroom hotel, tampak Hendra berdiri dengan
Mata Lisa terbuka lebih lebar dari biasanya. Namun pandangannya tidak fokus, sibuk berkontemplasi secara internal jika apa yang ia dengar barusan tidak mungkin benar. Kerutan samar muncul di antara alisnya, sebuah tanda bahwa otaknya sedang beroperasi keras untuk mencari celah logis yang dapat membatalkan informasi tersebut. Ia merasakan gelombang kehangatan yang naik ke pipinya—bukan karena malu, melainkan karena lonjakan adrenalin akibat kebingungan. “Jangan bercanda, Rava,” ucapnya seraya tertawa getir.“Aku tidak bercanda, Lisa. Kayla memang benar-benar ada di sini.” “Oh ya? Kalau dia memang ada di sini, mana? Suruh keluar dong. Jangan sembunyi seperti pengecut.” Rava terdiam. Ia lalu maju selangkah lebih mendekat kepada Lisa. Menatap sejenak dua netra yang semalam terlihat teduh, kini sudah berganti menjadi berapi-api lagi.“Dia tidak akan muncul, kalau kau ada di sini,” jelasnya.Tentu saja Lisa terkejut mendengar penuturan Rava. Apa maksud pria itu pikirnya. “Apa maksudmu?
Detak jantung Lisa semakin menggila. Dalam posisi terbaring di atas ranjang dan Rava ada di atasnya, Key terus menelan ludah karena gugup yang kian merambat ke seluruh tubuh. Ia pikir, Rava akan melakukan sesuatu yang tak seharusnya mereka lakukan. Namun ternyata, pria itu hanya menyuruh Key untuk lanjut tidur. “Sudah larut, kau tidur lagi,” ucap Rava seraya mengambil selimut dan menutup seluruh tubuh Lisa.“Eum.” Key mengangguk patuh. Rava kemudian berjalan ke arah pintu, membuat atensi Kayla kembali tertuju ke arahnya.“Kau mau ke mana?” tanyanya.“Mau merokok sebentar.” “Jangan pergi. Aku sudah lama tidak tidur sendirian.” “Jadi … kau mau aku temani?” tanya Rava. Key mengangguk pelan. Rava pun kembali meletakkan rokoknya ke atas nakas dan berjalan mendekat kepada perempuan itu.Ia duduk di tepi ranjang, membelai lembut rambut Lisa agar Kayla lekas terlelap. Namun ternyata Key tidak cukup puas. Ia kembali meminta Rava untuk berbaring di sisinyaDan tanpa bantahan, pria tampan






Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
reviews