Share

Bab 46

“Bodoh! Kamu mau makan apa kalau kawin sama si Wahyu? Sudah jelas-jelas Ibu jodohin kamu sama si Agus. Kalau misalnya kehamilan kamu semakin besar, paling si Agus bawa kamu ke Jakarta. Orang-orang nggak bakalan tahu. Minimal si Agus itu kerjaannya jelas. Keluarganya juga terpandang. Masa depan kamu bakal lebih baik kalau sama si Agus. Ngerti?!” bentaknya sambil berkacak pinggang.

Aku mendengkus dan mengambil lagi selimut dari lantai, lalu kembali menutupi tubuh di atas kasur.

“Ibu akan minta mempercepat pesta pernikahan kalian. Kalau perlu minggu depan sekalian. Ibu tidak mau kalau sampai orang-orang curiga dengan kehamilanmu, terutama keluarga Bu Mae.”

Itu kalimat terakhir dari mulut Ibu yang kudengar. Sebodo. Aku pusing.

**

POV Maemunah.

Lho, kok, si Lilis muntah-muntah? Mencurigakan. Apa dia lagi hamil? Nggak mungkin kalau anaknya si Agus, orang dia baru keluar dari penjawa beberapa minggu lalu. Apalagi orang-orang pada bisik-bisik soal si Lilis yang muntah, juga rasa masakan yang
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status