Share

Uang Balik

Bab 22

Aroma masakan Bapak menjalar hingga ke kamarku.

Masih membungkus diri dalam selimut, kurasakan bau bawang goreng menggugah minat.

Aku bangkit dari tidur pulas semalaman. Turun dari ranjang dan melangkah mengikuti aroma masakan.

Bau bawang goreng mendadak berubah jadi bau pedas saat aku mencapai pintu dapur. Aku bersin-bersin sejadinya.

Bapak tertawa melihatku.

"Maaf, Nak. Bapak memasukkan banyak cabai rawit ke tumisan," ucap Bapak yang sibuk membolak balik isi wajan dengan spatula bambu.

Aku meraih gelas, mengisinya dengan air putih, lalu meneguk puas.

"Mana si Tio?" Bapak melirik.

"Semalam dia main sama peliharaan kita."

"Lha, ini sudah pagi. Kau cari dulu anak itu. Pantasan Bapak tidak melihat dia. Biasanya jam segini dia menyapu halaman," celoteh Bapak di hadapan kompor tua yang menyembulkan api kebiruan.

Kuteguk segelas air lagi, lantas meninggalkan dapur dan menyambangi area kebun kacang.

Melewati pohon waru, kudapati dua kunti tertidur dengan senyum mengembang stabil.
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status