Home / Romansa / DUO JONES (INDONESIA) / DJ 5 Mencari Alasan

Share

DJ 5 Mencari Alasan

Author: Pupe Maelani
last update Last Updated: 2021-01-09 12:53:02

“Aku pulang naik taxi saja!” seru Haruna yang langsung balik badan.

Masih bisa mendengar ucapan Haruna barusan, Sopian bermaksud mengejar, tapi tiba-tiba terdengar ada suara memanggilnya, hingga langkahnya terhenti untuk mengejar Haruna yang sudah berlalu.

“Sopian!”

Suara itu, suara yang selalu dan masih terngiang di telinga Sopian. Suara yang masih mengisi di sebagian pikirannya dan belum ada yang menggantikan, apalagi menggesernya. Perlahan, kepala Sopian menoleh pada seseorang yang berjalan menghampirinya.

“Wik?” gumam Sopian dengan suara pelannya. Dia tak menyangka jika Wiwik yang sejak di restoran itu dia perhatikan sekarang sudah berdiri di hadapannya dengan senyum cerah seperti dulu.

“Kamu apa kabar?” tanya Wiwik menanyakan kabar Sopian karena memang sudah tak pernah bertemu sejak mereka putus dua tahun lalu.

“Kabarku baik. Kamu apa kabar juga? Sama siapa ke sini?” balik Sopian bertanya walaupun sudah tahu.

“Aku baik juga. Aku habis makan siang dengan Mas Franda,” sahut Wiwik lagi. Sopian hanya mengangguk, hingga sesosok pria datang menghampiri dari arah belakang Wiwik. 

“Ada apa, Sayang?” tanya pria itu sambil meraih pinggang ramping Wiwik yang tak luput dari pandangan Sopian dan tiba-tiba merasa kesal.

“Gak apa-apa. Kenalin, Mas, ini Sopian. Dia temanku!” ucap Wiwik dengan entengnya.

“Saya Franda, tunangan Wiwik,” kata Franda tanpa menutupi apa pun.

“Sopian.”

Keduanya saling menjabat tangan dan tersenyum ramah, tapi dalam hati Sopian ada rasa kesal serta cemburu yang menggelayut di dadanya melihat Wiwik bersama pria yang tak lain adalah tunangannya.

“Sayang, ayo!” ajak Franda menatap Wiwik yang langsung mengangguk.

“Sopian, aku pergi dulu. Bye!” pamit Wiwik diangguki cepat oleh Sopian yang mendadak sedikit bicara. Mereka meninggalkan Sopian yang masih terpaku tanpa suara. Helaan nafas berat terus berhembus dari paru-parunya. Tak sadar, tangan kiri Sopian mengelus pelan dadanya.

“Mulut gue bilang sudah move on, tapi kenapa hati gue sakit, ya?” gumam Sopian pelan dengan mata masih menatap punggung Wiwik yang kian menjauh.

Berdiri macam orang hilang akal, Sopian akhirnya menyadari jika seseorang yang ada bersamanya tadi sudah tak ada. Menoleh kiri dan kanan serta memanggil di sekitar parkiran, Sopian tak mendapati keberadaan Haruna yang entah sudah di mana.

“Astagaaa, hilang lagi itu angsa cerewet!” keluh Sopian. Tangannya meraih handphone di balik saku celana, tapi mengingat handphone Haruna yang mati tentu dia tak akan bisa menjawab. Beralihlah Sopian menghubungi seseorang.

“Hallo, Dek!”

“Iya, Kak. Ada apa?”

“Ada Haruna gak di situ?”

“Kak Nana? Belum ada, tuh, tapi kalau Kak Mike ada sedang nonton bola di bawah sama Kak Aldy!”

“Oh, gitu. Ya sudah, deh!”

“Eits, tunggu. Ada apa dengan Kak Nana?”

“Bukan apa-apa, nanti saja ceritanya. Kakak otw ke rumahmu, ya. Mau dibeliin apa?”

“Telur ayam 1 kg!”

“Ya Allah, Dek. Seneng banget ngerjain Kakak. Tiap minggu disuruh beli telur terus. Memang dua telur Kak Aldy masih kurang cukup?”

“Ya sudah. Tak usah beli dan tak usah datang juga!”

Wait, tidak bisa. Kak Pian bisa keriput kalau gak ngapelin Eneng tercinta. Ya sudah, Kakak otw sekarang.”

“Good!”

Tut. Sambungan telephone langsung diputus oleh Nisa dan membuat Sopian menggelengkan kepala sambil terkekeh. Menoleh sekitar untuk memastikan jika benar tak ada Haruna, Sopian akhirnya masuk ke dalam mobil melaju ke sebuah toko langganan tempatnya membeli telur.

****

Di sudut lain, Pupe sedang berada di ruang rawat ibunya yang masih belum siuman. Dia duduk di sebelah ibunya dan menatap sendu. Belum lega rasanya jika sang ibu tak kunjung membuka mata, hingga tak berapa lama mata sang ibu akhirnya terbuka perlahan.

“Nak!” panggil sang ibu parau. Penuh binar, Pupe tersenyum melihat mata sang ibu terbuka menatapnya. Tak ayal, mata Pupe berkaca karena bahagia serta sesak yang ada di dada telah terurai.

“Alhamdulillah, akhirnya Ibu sadar!” ucap Pupe mengucap syukur dan mencium punggung tangan sang ibu.

“Pupe panggil dokter dulu, ya, Bu!” pamit Pupe yang langsung bergegas memanggil dokter karena ibunya telah sadar.

Tak berapa lama, dokter beserta perawat akhirnya datang dan melakukan pemeriksaan yang diperlukan. Tak butuh waktu lama karena dokter mengatakan kalau kondisi ibunya stabil dan tak ada yang perlu dicemaskan. Tak henti-hentinya Pupe mengucap syukur kepada Allah dan berharap ibunya segera pulih dan kembali pulang.

“Alhamdulillah. Kata dokter ibu akan segera pulih dan kita bisa segera pulang!” seru Pupe menggenggam tangan ibunya yang mulai keriput.

“Alhamdulillah. Wajahmu pucat, Nak!” ucap sang ibu pelan.

“Tidak apa-apa, Bu. Pupe cuma kurang tidur saja, kok, tidur bentar juga baikan!” sahutnya menenangkan.

Lusiana, itu adalah nama ibu kandung Pupe. Usianya sudah 50 tahun. Pupe adalah anak satu-satunya dari pernikahannya dengan Farhan yang telah meninggal lima tahun lalu karena stroke. Sejak saat itu, Pupe hanya tinggal bersama ibunya dan setahun terakhir pergi ke Jakarta untuk mencari pekerjaan dengan harapan mendapat gaji lebih besar. Namun, ternyata hidup di Jakarta lebih sulit dan mahal dengan gajinya yang hanya penjaga toko.

Keadaan Pupe semakin terpuruk ketika mengetahui jika ibunya memiliki penyakit jantung dan harus segera dioperasi. Ada pun biaya operasi sangatlah mahal, hingga akhirnya Pupe mengambil keputusan terakhir dalam hidupnya.

“Nak, Ibu boleh tanya sesuatu?” tanya Lusi menatap lembut anaknya.

“Boleh dong, Bu. Ibu boleh tanya apa pun dan pasti akan Pupe jawab!” sahut Pupe megulas senyum sambil mengelus tangan Lusi.

“Kamu dapat uang dari mana untuk bayar oprasi Ibu?” kata Lusi yang sudah pasti penasaran dari mana anaknya memiliki uang.

‘Degg’

Pupe terhenyak kaget. Dia tak menyangka jika ibunya akan bertanya hal tersebut secepat ini. Matanya mendadak bergerak gelisah, tapi Lusi terus menatapnya bingung.

“Nak, ada apa?” kata Lusi lagi.

“Hmm, anu, Bu. Pupe ... hmmm ... Pupe ke toilet bentar, ya. Sudah di ujung!” ucap Pupe yang langsung bangun dari duduknya, meninggalkan Lusi yang menatap bingung.

“Apa yang kamu sembunyikan dari ibu, Nak!” gumam Lusi melihat punggung Pupe yang hilang di balik pintu dan perlahan menutup.

Pupe jalan tergesa menuju toilet. Tidak, dia tidak kebelet, tapi hanya itu alasan sebagai caranya menghindar dari pertanyaan Lusi yang begitu cepat mengenai biaya pengobatannya yang tak cukup dengan uang 5 juta seperti yang mereka miliki dari uang simpanan.

“Aku harus bilang apa sama Ibu?” gumam Pupe bersandar di depan toilet.

Beberapa orang berlalu lalang melewati Pupe yang masih memikirkan alasan apa untuk diberikan pada ibunya serta masuk akal. Tak mungkin dia mengatakan kalau dia menjual keperawanannya pada seorang pria asing yang ditemuinya di taman. Setelah 10 menit berlalu, Pupe akhirnya melangkahkan kaki kembali ke ruang rawat ibunya. Terdengar suara orang berbincang dari dalam.

“Siapa yang sedang berbicara dengan Ibu?”

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • DUO JONES (INDONESIA)   DJ 59 Extra 2

    Enam bulan sudah berlalu. Rumah tangga Mike dan Sopian terlihat bahagia dan harmonis. Tiap akhir pekan, mereka masih melanjutkan kebiasaan lama untuk berkumpul dan berhubung semua sudah menikah, maka acara kumpul saat akhir pekan dilakukan bergantian dari rumah ke rumah. Kondisi perusahaan juga berjalan lancar dan terdengar kabar jika tangan kanan Mike, Jovan, sedang jatuh cinta pada seorang gadis dengan kondisi ekonomi tak jauh berbeda dengan Pupe. Mengetahui hal itu, Mike tentu sangat mendukung Jovan untuk mendepatkan pujaan hatinya dan tak memperdulikan status sosial gadis tersebut. Mendapat dukungan penuh dari Mike yang sudah dianggap sebagai kakaknya sendiri, tentu membuat hati Jovan menjadi lebih semangat untuk mendapatkannya.“Namanya siapa, Jo?” tanya Mike sambil menutup koran yang baru saja dibaca. Matanya menatap wajah Jovan yang tengah mengulas senyum. Senyum pria yang sedang kasmaran dan mengingatkan akan dirinya saat baru mengenal Pupe.“

  • DUO JONES (INDONESIA)   DJ 58 Extra 1

    “SAYA TERIMA NIKAH DAN KAWINNYA, HARUNA SETIAWAN BINTI REYHAN SETIAWAN DENGAN MAS KAWIN SEPERANGKAT ALAT SHOLAT DIBAYAR TUNAI.”“Bagaimana para saksi?” tanya penghulu sambil menoleh ke kiri dan ke kanan.“SAH!” jawab semua yang hadir.“Alhamdulillah,” ucap lega semua yang hadir.Penghulu membaca untaian doa bagi kedua pengantin dan diaminkan oleh semua yang hadir. Proses ijab qobul berjalan penuh hikmat dihadiri oleh keluarga besar Setiawan dan Sopian serta kerabat juga kolega. Acara diselenggarakan di salah satu hotel milik Setiawan yang ada di Bandung dan berbeda dengan hotel tempat Mike saat menikah. Namun, resepsi tetap mengusung Garden Party seperti biasanya dan didominasi warna putih. Senyum kelegaan terlihat begitu jelas di wajah kedua mempelai. Tanpa ragu, Haruna mencium punggung tangan kanan Sopian dan dibalas kecupan di kening diiringi doa yang Sopian lafalkan dalam hati. Setelah itu, kedu

  • DUO JONES (INDONESIA)   DJ 57 Oh Yes Oh No

    Dua minggu sudah berlalu, Mike dan Pupe sudah kembali dari Bali. Rencanan bulan madu ke Eropa terpaksa diurungkan untuk sementara karena Pupe yang ingin ke negara bersalju, sedangkan saat ini Eropa sedang musim panas dan pasti sangat terik. Lusiana memutuskna untuk tinggal bersama Pupe di kediaman Mike dan tak mungkin juga Pupe tega meninggalkan ibunya sendiri di rumah sederhana, sedangkan dia hidup di rumah mewah. Keputusan Lusi membuat Mike sangat bahagia karena bisa berkumpul dan tak cemas.Berita Haruna dan Sopian yang sudah mengutarakan perasaan masing-masing mendapat sambutan heboh di keluarga, terutama Nisa yang langsung menyiram air bekas cucian mobil ke tubuh Sopian yang baru datang sebagai luapan rasa bahagia, agar membuang sial yang selama ini melekat pada Sopian.“Merasa kotor aku, Dek!” oech Sopian yang sudah basah kuyup dan ditertawakan oleh Lissa dan Aldo yang ikut menyiram dengan kran yang menyala.Tak ayal, Sopian beserta dua tuyul m

  • DUO JONES (INDONESIA)   DJ 56 Rujuk

    Viona tengah bersiap untuk pulang karena jam dinding sebentar lagi menunjukkan pukul 4 sore. Semua berkas telah dia selesaikan tepat waktu dan tersusun rapi di rak susun yang ada di sebelah kiri komputer serta telah mati. Dia memeriksa semua kelengkapan barang dan memasukkannya ke dalam tas berwarna hitam hingga tak lama berselang terdengar bunyi bel. Saat dia akan beranjak dari duduknya, tiba-tiba terdengar sebuah notif pesan dan terpaksa duduk kembali untuk mengecek siapa gerangan yang mengirimkan pesan. Diraihnya handphone berwarna pink miliknya dan terperangah mendapati siapa yang mengirimkan pesan.“Idrus?” gumamnya pelan dengan kening berkerut.Dia membaca isi pesan dengan saksama serta berulang untuk memastikan jika dia tak salah membaca. Kedua alisnya mengkerut seolah tak percaya setelah membaca pesan itu yang tentu tak diduganya.“Untuk apa dia ingin bertemu denganku? Apa karena Mama yang pinta?” tebak Viona menduga motif Idrus y

  • DUO JONES (INDONESIA)   DJ 55 Batas Suci

    Di sebuah kamar nan luas, sepasang pengantin baru terlihat selesai mandi siang bersama karena kegiatannya mencicil projek Eduro yang sudah dirancang agar tercapai dalam waktu tiga bulan sesuai kesepakatan keduanya. Tidak, lebih tepatnya pihak pria yang ingin penerus Eduro segera lahir. Demi tercapainya projek tersebut, pria yang tak lain adalah Mike selalu meminta pada Pupe untuk mencicil hampir tiap hari dan membuatnya kelelahan karena menuruti keinginannya tersebut. Seperti sekarang ini, setelah selesai mandi siang, Mike membiarkan Pupe untuk kembali tidur setelah menyantap makan siangnya. Tubuhnya terasa letih karena hampir setiap hari, Mike mengajaknya untuk menjalankan ritual patungan. Melihat Pupe yang dengan cepat terlelap, Mike hanya tersenyum dan tak mengganggunya.Langkahnya pelan menuju kolam renang yang menyatu dengan kamar tidur dan hanya tersekat oleh kaca jendela besar. Dari luar, Mike tetap bisa melihat Pupe yang tengah tertidur dengan selimut yang menut

  • DUO JONES (INDONESIA)   DJ 54 Ngajak Nikah

    Sejam sudah berlalu dan sesi curhat Sopian pada Aldy sudah selesai serta tinggallah dia sendiri karena Aldy ada jadwal meeting. Wajahnya terlihat sumringah karena setelah menjelaskan panjang lebar dan sempat debat alot, akhirnya Aldy percaya dengan ucapannya mengenai kehamilan Wiwik. Tak lupa pula, Sopian menujukkan pada Aldy bukti chat antara dia dan Wiwik yang tentu membuat hati Aldy lega karena kebenaran telah terungkap serta hati Haruna yang terluka akan segera terobati jika tahu kebenarannya. Mengantongi restu dari Aldy tentu membuat Sopian tak sabar bertemu Haruna dan harus menunggu sejam lagi menuju jam pulang.Di dalam ruangan, Sopian menghilangkan rasa jenuhnya melihat jajaran buku yang tersusun rapi dan berkaitan dengan buku bisnis yang tentu sedikit diketahui oleh Sopian yang berprofesi sebagai dokter gigi. Sambil membaca sekilas, tiba-tiba terdengar pintu yang dibuka dan sontak membuat Sopian menoleh dan mendapati jika Haruna yang membuka pintu.&l

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status