Share

Part 7

Penulis: Ntala Gewang
last update Terakhir Diperbarui: 2024-05-29 21:53:56

"Dion tidak akan tinggal diam setelah kau membuat kekacauan seperti kemarin. Niatmu untuk menjaga Daniella malah menciptakan masalah baru dan menjadikan Daniella sebagai target Dion." Ray meniup-niup mie panas yang  dia buat untuknya dan juga Gavriel. Ray mengambil sumpit serta mangkok dan memberikan pada Gavriel. Tanpa mengajak Gavriel untuk segera menyantap mienya, Ray langsung menyeruputnya dengan penuh semangat. Setelah memasukan satu seruputan mie kedalam mulutnya, dia kembali melihat Gavriel. Pria itu masih menyilangkan kedua tangannya dan tampak tak tertarik untuk menyantap mie yang sudah di sajikan untuknya. Wajahnya mengkerut, dan sesekali dia menggerutu kesal.

Ray terus menyantap mie nya selagi panas, karena makan mie saat dingin, tidak enak menurut Ray. Dia mengabaikan segela gerutuan tak jelas yang keluar dari mulut Gavriel.

"Bagaimana dengan CCTV di studionya? Kau sudah membereskannya?" Tanya Gavriel. Kali ini dia meraih sumpit dan sendok lalu mengaduk-aduk mienya yang masih mengeluarkan uap panas. Dia menunduk dan menyeruput mienya.

"Tenang saja, aku tidak menyisahkan apapun yang bisa di jadikan bukti oleh Dion." Sahut Ray. Dia mengangkat mangkoknya dan meneguk kuah mie nya sampai habis.

Ray menatap Gavriel dan sedikit curiga padanya. Gavriel yang merasa sedang di tatap, mengangkat wajahnya.

"Apa?"

"Kau menyukai Daniella kan?" Tebak Ray. "Aku memang tidak tau seperti apa hubungan kalian di masalalu, menurutku dia bukan sekedar teman kuliah bagimu."

"Tidak." Jawabnya singkat.

"Kau yakin? Kalau kau tidak menyukainya, kau tidak akan menyuruh orang untuk mengikuti Daniella. Kau juga tidak akan menyuruhku menghancurkan studio foto Dion, hanya karena dia membentak model dari perusahaanmu."

"Aku melakukannya karena dia model dari JS Group."

"Kau tidak melakukan hal seperti ini untuk model JS Group yang lama."

"Hal itu baru terpikirkan sekarang. Aku harus memperhatikan setiap orang yang bekerja denganku. Apa sudah ada laporan dari orangmu?"

"Tentang siapa? Daniella? Kenapa kau tidak bertanya langsung pada Daniella?"

Gavriel mengangkat wajahnya dan menatap Ray dengan mata melotot. "Kau mau aku bunuh?" Tanya Gavriel. "Tadi aku tidak mengantarnya pulang karena masih ada urusan mendesak di kantor." Kata Gavriel. Sebelumnya dia kembali ke kantor untuk membahas produk baru yang sebentar lagi mereka release. Banyak yang menantikan produk itu, apalagi dengan ikon yang baru.

Ray mengambil ponselnya dan menghubungi seseorang, dia meminta laporan dari orang yang dia hubungi.

"Apa katanya?" Tanya Gavriel setelah Ray menutup telponnya.

"Dia pergi dengan seorang pria." Ray memberikan ponselnya pada Gavriel, dan menunjukan video yang baru dia terima dari orang suruhannya.

Gavriel memperhatikan orang tersebut. "Anthonio?" Gumamnya. Dia kenal dengan Anthonio karena perusahaan Anthonio merupakan Distributor dari perusahaannya. "Kenapa dia bisa kenal Anthonio?" Dia melihat Ray, dan tatapannya seperti sebuah perintah agar Ray mencaritahu itu semua.

"Kau tidak ingin menghampirinya? Mereka sedang makan malam di sebuah hotel mewah dan kalau kau kesana kau akan menghabiskan sekitar 2 jam perjalanan." Ledek Ray.

Gavriel kesal dengan ledekan Ray dan menyuruh Ray untuk melaporkan hal sekecil apapun padanya.

Gavriel sudah tidak tertarik lagi untuk menyantap mie nya dan memilih untuk kembali ke apartemennya.

Dalam perjalanan pulang, dia selalu bertanya-tanya kenapa Daniella bisa kenal Anthonio? Pria itu memang sangat bagus untuk masalah pekerjaan tetapi dia seorang pemain wanita.

Cemas jika Daniella akan terbuai oleh Anthonio, dia pun menelpon Daniella dan sengaja ingin membuat suasana hati Daniella kacau.

"Kau dimana?" Tanya Gavriel ketika panggilannya sudah terhubung. "Kenapa lama sekali mengangkat telponku?"

"Aku mengangkat telponmu saat deringan pertama, apa itu masih kurang cepat?"

"Jawab pertanyaanku, kau dimana?"

"Aku di rumah." Jawab Daniella berbohong.  Dia takut Gavriel akan menghampirinya jika dia berkata jujur.

"Jangan membohongiku." Nada bicaranya terdengar marah.

"Aku sedang makan malam dengan temanku ..." panggilan berakhir setelah Daniella mengatakan hal itu, bahkan saat Gavriel menghubunginya lagi, ponsel Daniella sudah mati.

Sial! Apa Anthonio begitu penting baginya?

***

Sejak Anthonio menjemput Daniella dan mengantar Daniella pulang, dia terus menerus memuji Daniella, mengagumi kecantikan perempuan itu. Dia pandai mengolah kata. Daniella tentu saja merona mendengar pujian Anthonio, dia tampan dan tutur katanya bagus.

"Kau memang cocok menjadi model dari JS Group. Mereka memilih orang yang tepat." Puji Anthonio.

Daniella tertawa malu-malu. Dia tidak menyahuti banyak ucapan Anthonio karena dia merasa lelah untuk menjawabnya. Anthonio selalu berbicara banyak hal. Jika saja Zeva tidak memaksanya untuk pergi dengan Anthonio, dia lebih memilih untuk diam di kamarnya sambil menonton film.

Mereka tiba di depan rumah Daniella, sebelum Daniella turun, Anthoni sudah turun lebih awal dan membukakan pintu untuk Daniella.

"Terima kasih."

"Sama-sama Daniella. Terima kasih karena malam ini, kamu mau menemaniku makan malam."

Daniella kembali tersenyum dan melambaikan tangannya saat Anthonio pergi darisana.

"Whoahh, wajahmu bahagia sekali Daniella. Tampaknya kau bersenang-senang malam ini."

Suara Gavriel membuat Daniella terperanjat. Dia kaget melihat Gavriel ada disana. Apa dia membuntutiku? Pikirnya.

"Apa yang kau lakukan disini Gavriel?"

"Menunggumu! Kau menutup telponku begitu saja, padahal aku ingin menyampaikan hal penting padamu. Sepertinya, kau tidak ingin aku menganggu waktu kencanmu sampai kau sengaja matikan ponselmu." Tanyanya sinis.

Daniella mengambil ponselnya dari dalam tas, ia tidak mematikan ponselnya tetapi ponselnya kehabisan batrei.

"Batrei ponselku habis!" Dia menunjukannya pada Gavriel, dia tidak mau kalau Gavriel berpikir yang tidak-tidak padanya. "Info penting apa yang mau kau sampaikan?"

"Besok kau harus ikut Casting. Aku sudah kirimkan alamatnya padamu."

"Kau datang kesini hanya untuk mengatakan hal ini? Kau bisa mengirim pesan padaku!" Kata Daniella, karena jadwal dan lokasi yang sebelumnya di infokan oleh Sutradara berubah.

Gavriel belum sempat menjawab ketika sebuah mobil berhenti di dekat mereka. Gavriel tau betul mobil itu milik siapa, dia semakin yakin ketika si pengendara mobil itu keluar dan membukakan pintu untuk seorang di bangku penumpang. Itu mobil kakeknya, karena dia melihat jelas wajah supir Kakeknya. Setelah pintu penumpang di buka, Kakek Michael turun.

"Loh, Kakek baru pulang?" Tanya Daniella melihat Kakeknya turun  dari mobil. "Kakek sama siapa?" Daniella ingin mengintip siapa orang yang ada di mobil. Konyol sekali jika Kakeknya kencan lagi, apalagi Kakeknya pergi tanpa memberitahukan Daniella.

"Ada Nak Gavriel. Kalian baru pulang juga?" Tanya Kakek Michael dengan senyuman cerah di wajahnya. "Senang sekali bisa melihat kalian berdua."

Gavriel mengangguk pelan, dia menyalami Kakek Michael, berbicara sebentar dan menanyakan kabar, setelah itu dia pergi kearah mobil yang di tumpangi Kakek Michael, di ikuti tatapan Daniella.

"Wah kebetulan sekali ada cucu ku disini." Kakek Andreas berbicara tanpa melihat Gavriel. Dia takut dengan ancaman Gavriel.

"Kakek kenal Kakeknya Gavriel?" Tanya Daniella.

Kakek menganggukan kepala dan bilang kalau hari ini mereka bertemu di rumah sakit saat Check up. Dia beralasan.

"Kita selesaikan semuanya di rumah." Kata Gavriel pada Kakeknya. Gavriel menutup pintu mobil dan pamit pergi pada Daniella dan Kakek Michael.

Daniella memperhatikan ekspresi Gavriel, dia tau betul kekesalan di wajah pria itu.

Sepeninggalan Gavriel, Kakek Andreas turun dari mobil dan menyapa Daniella.

"Sungguh sebuah kebetulan, bagaimana bisa cucu kita bisa saling mengenal satu sama lain?" Tanya Kakek Andreas penuh basa-basi.

"Dulu mereka satu kampus." Sahut Kakek Michael.

"Ah iya? Maklumlah, Kakek ini sudah tua jadi suka lupa." Kata Kakek Andreas.

Lupa? Keluh Daniella. Bagaimana bisa lupa kalau mereka berdua masih bisa bertemu seperti ini? Mereka juga masih saling mengingat tentang pertemuan mereka saat acara kelulusan mereka.

Kakek Michael dan Kakek Andreas tidak melanjutkan obrolan mereka tentang kedua cucu mereka, mereka sengaja karena takut jika kedua cucu mereka akan melakukan pemberontakan.

Kakek Andreas pamit pulang dan memberitahu Kakek Michael jika mereka berdua harus bertemu  2 hari lagi untuk pesta pernikahan dari cucu sahabat mereka.

"Aku nggak tau kalau Kakek sedekat itu sama Kakek Andreas." Kata Daniella sambil merangkul Kakeknya masuk kedalam rumah.

"Kakek sudah kenal sejak lama, karena kesibukan kami jarang bertemu."

Tadinya Daniella curiga kalau Kakek akan berbicara tentang rencana perjodohan, namun pemikirannya salah, Kakek tidak mengatakan hal itu. Bukannya dia menginginkan hal itu, hanya saja hal yang sering terjadi saat kedua orang tua atau Kakek dan Nenek sahabatan, mereka akan menjodohkan anak ataupun cucu mereka. Daniella berharap pemikiran Kakeknya tidak menuju arah perjodohan, karena dia tidak bisa membayangkan kalau dia di jodohkan dengan Gavriel.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Dalam Dekapan Pewaris Tampan   Part 60

    Tujuh hari setelah pemakaman Daniella, Gavriel menemui Kakek Andreas dan menyatakan langkah yang akan dia ambil. "Kenapa kamu seperti ini? jika kamu pergi, bagaimana dengan Kakek?" tanya Kakek Andreas. Dia begitu terkejut saat mendengar keinginan Gavriel untuk pergi ke Luar Negri dan tinggal di sebuah Desa yang terkenal dengan pertaniannya. "Biarkan aku pergi Kakek. Alberto yang akan membantu Kakek mengurus perusahaan. Aku akan kembali jika ..." "Jika apa? jika perasaan bersalahmu menghilang? jika kau sudah menjalani hukumanmu? jangan bodoh Gavriel! semua yang terjadi bukan karena kesalahanmu. Pihak kepolisian juga sudah menyelidiki semuanya. Apa yang terjadi memang sebuah kecelakaan!!!" teriak Kakek. Namun seperti apapun keinginan Kakek untuk menahannya pada akhirnya Gavriel tetap memilih untuk pergi. Setelah dia pamit pada Kakeknya, dia pergi ke makam Daniella. Disana ada banyak bunga-bunga segar yang di letakan diatas makamnya. Gavriel duduk disana dalam diam, dia tak mampu

  • Dalam Dekapan Pewaris Tampan   Part 59

    Sungguh mengejutkan mendengar berita tentang Daniella dan Anthonio yang kecelakaan di sebuah daerah yang jaraknya sekitar dua jam dari Labuan Bajo. Sekujur tubuh Gavriel terasa lemas, dia tak berdaya mendapati kabar mengerikan itu. Dia tidak pernah berpikir hal mengerikan seperti ini harus datang pada dirinya. Gavriel hanya tertunduk lemas di dalam ruangannya gelap, dia menyalahkan dirinya sendiri atas kecelakaan yang menimpa Daniella, baginya semua yang terjadi karena dirinya, seandainya saja dia tidak hadir di dalam kehidupan Daniella dan tidak memaksakan Daniella untuk ada di sampingnya, semuanya tak akan terjadi. Alberto masuk kedalam ruangan, memberitahu Gavriel jika Kakek Andreas dan Kakek Michael sudah tiba, dan jenasah Daniella juga akan tiba di Jakarta sekitar jam 7 malam nanti. Gavriel tidak berani menemui mereka, dia marah pada dirinya sendiri dia tidak bisa melakukan apa yang telah dia janjikan pada Kakek Michael. Dia tidak bisa menjaga Daniella. Kakek Andreas menemuiny

  • Dalam Dekapan Pewaris Tampan   Part 58

    Cuaca panas langsung menerjang kulit Daniella. Di depan pintu kedatangan Bandara Labuan Bajo, sudah banyak supir Travel yang mengantri dan menawarkan jasa mereka. Seorang pria berbadan besar menerobos kerumunan para supir travel itu dan mengambil koper milik Anthonio. Pria berbadan besar itu salah satu orang kepercayaan Anthonio yang akan membawa mereka menuju lokasi yang akan mereka tuju. Daniella melangkah mengikuti langkah Kaki Anthonio, karena pria terus menggenggam tangan Daniella dan tidak membiarkan Daniella melangkah jauh darinya. Mereka menuju parkiran mobil yang berada di depan Bandara. Beberapa orang yang melihat Daniella saat itu, terus memperhatikan wajahnya dengan seksama, seakan-akan mereka penasaran akan sesuatu. Daniella masuk kedalam mobil, dia dan Anthonio duduk di bangku penumpang. Setelah pria berbadan besar itu meletkan barang-barang milik Anthonio di bagasi, dia juga masuk kedalam mobil dan duduk di balik kemudinya. "Perjalanan menuju ke kota Ruteng, bisa kit

  • Dalam Dekapan Pewaris Tampan   Part 57

    "Kenapa kamu baru memberitahuku sekarang? kenapa kamu membiarkan Anthonio membawa pergi Daniella?" Suaranya terdengar marah, dia juga panik mengetahui Daniella bersama Anthonio. Orang suruhan Ray, yang biasanya mengawasi dan menjaga Daniella saat Gavriel tidak ada, kini telah tumbang. Anthonio memang tak main-main menghabisi siapapun yang berusaha menghalanginya. Lebih mengerikannya lagi saat Gavriel juga mendengar kabar tentang Sana yang juga tewas di tangan Anthonio. "Lalu kemana dia membawa pergi Daniella? Jawab! aku harus menemuinya sekarang juga." "Aku minta maaf Gavriel, karena sampai sekarang aku belum menemukannya. Aku akan mengabarimu segera jika aku mendapatkan informasi tentang keberadaan mereka." "Aku kasih waktu kamu satu jam. Temui keberadaan mereka!" Gavriel menutup teleponnya dan berteriak kesal di dalam ruang kerjanya. Suasana hatinya begitu kacau, dia sangat mencemaskab Daniella. Pintu ruangannya terbuka, Alberto masuk bersama Allena yang terlihat begitu takut di

  • Dalam Dekapan Pewaris Tampan   Part 56

    Gavriel tidak memberitahu Daniella tentang Zeva yang dia duga bersekongkol dengan Anthonio. Dia juga tidak membahas lagi tentang masalah Anthonio, dia membiarkan Daniella menjalani hari-harinya yang sedang suka berkebun dan belajar memasak. Namun, semua kesenangan mereka berakhir ketika Zeva datang ke rumah Anthonio. "Gavriel yang memberitahuku jika kamu disini. Awalnya dia enggan memberitahuku tentang keberadaanmu karena dia takut jika Anthonio memhetahui keberadaanmu." Itulah yang Zeva katakan ketika dia bertemu dengan Daniella. Daniella tidak mencurigai apapun. Dia hanya merasa bahagia karena sudah bertemu dengan Zeva. Keduanya salung melepaskan rindu, dan berbagi cerita tentang segala hal yang mereka lalui. "Aku tidak tau jika Anthonio bersikap mengerikan seperti itu. Aku menyesal sudah mengenalkanmu padanya." Ungkap Zeva tulus. Dia mengatakannya dengan bersungguh-sungguh. Daniella menggelengkan kepalanya, "Ini bukan salah kamu. Kita berdua jika tidak akan tau jika Anthonio

  • Dalam Dekapan Pewaris Tampan   Part 54

    Setelah menemui Gavriel. Zeva pergi menemui Anthonio. Dia menyampaikan semua hal yang dia dapatkan dari Gavriel, tidak ada yang dia lebihkan dan dia kurang-kurangi. "Kau yakin dengan ucapanmu?" Anthonio merasa ragu dengan jawaban yang di sampaikan oleh Zeva. Dia pun melanjutkan. "Kau tau konsekuensinya jika kau membohingiku Zeva. Perusahaan milik Ayahmu yang akan menjadi taruhannya." Zeva menahan kekesalannya. Kini dia merasa menyesal karena dia pernah menjodohkan Daniella dengan Anthonio. Rupanya, pria itu lebih buruk dari apa yang dia dengar selama ini. Demi urusan pribadinya, dia bahkan berusaha untuk menghancurkan perusahaan milik Ayahnya Zeva. "Aku bertemu dengan Allena di perusahaan Gavriel. Aku juga mendengar pembicaraan Gavriel dengan sekretarisnya tentang kontrak kerjasama mereka dengan Allena." Anthonio menyipitkan matanya. Dia tidak tau mengenai kontrak kerjasama yang di maksud oleh Zeva. Dia tidak mau penasaran dan langsung menghubungi seseorang yang dia percaya un

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status