Gavriel melihat hasil pemotretan yang sudah di lakukan oleh Daniella. Matanya mulai menjelajah setiap detail hasil pemotretan. Senyum cerah di wajah Daniella, lekuk tubuhnya yang indah dan wajahnya yang begitu cantik membuatnya terbuai. Sepertinya Tuhan sedang tersenyum saat menciptakan Daniella, rambutnya yang indah seperti hasil kreasi para peri. Dia tiba-tiba terdiam dan mengingat kembali tentang perlakuan sang Photographer pada Daniella.
Gavriel mengambil ponselnya dan mengirimkan pesan pada seseorang. Alamat studio foto dan sebuah kalimat: Kau tau apa yang harus kau lakukan.
Dia tidak mau ada orang lain yang berkata kasar pada Daniella, hanya dia saja yang boleh melakukannya. Gavriel terdiam, mengingat segala ucapan dan perlakuannya pada Daniella. Dia merasa dia begitu keterlaluan, tetapi menurutnya dia harus melakukannya agar dia bisa dekat dengan perempuan itu.
Gavriel kembali menatap foto-foto Daniella di komputernya, dia semakin mengagumi perempuan itu. Saat itu dia memperbesar foto Daniella dan fokus menatap bibirnya. Dia tersenyum dan kembali teringat kenangan lima tahun lalu, kenangan yang membuatnya bersyukur sampai sekarang.
Senyuman Gavriel pudar, ketika sebuah teriakan terdengar dari arah luar ruangannya. Ekspresi di wajahnya berubah total, karena ada orang yang menganggu kesenangannya.
"Saat aku membatalkan kontrak itu dan membayar dendanya, seharusnya kau datang padaku dan memintaku untuk kembali. Kenapa kau malah menggantikan aku dengan seorang perempuan yang tidak mengerti apapun? Kau mempermalukan JS Grouo!" Perempuan yang berteriak dan marah-marah itu adalah Allena. Dia tidak terima Daniella menggantikan posisinya. "Aku adalah wajah dari JS Group, bisa-bisanya kau menggantikanku semudah itu."
"Aku menggantikanmu setelah kau membatalkan kontrakmu. Kau bahkan sudah membayar dendanya. Itu artinya kau sudah bukan model dari JS Group lagi." Gavriel melirik kearah laptopnya, wajah Daniella terpampang jelas disana.
"Kenapa kau tidak peka sama sekali Gavriel? Aku membatalkannya karena aku kecewa sama kamu. Seharusnya kamu menemuiku ... "
"Kau ingin aku memohon padamu?" Tanya Gavriel sengit. "Aku bisa membeli banyak model yang lebih baik darimu dan lebih profesional." Kata Gavriel. Dia melipat tangannya dan menatap Allena dengan wajah angkuhnya.
Allena mencengkram kedua tangannya. Raut wajahnya menunjukan kekesalan dan kekecewaan yang begitu mendalam.
"Kalau kau sudah selesai bicara, kau bisa pergi sekarang. Aku sedang sibuk." Usirnya.
Allena menghentakan kakinya dan pergi darisana dengan wajah kesal sembari berteriak. "Kau akan menyesal sudah memperlakukan aku seperti ini Gavriel!"
Sepeninggalan Allena, Gavriel menerima telpon dari Delon. Dia mengerutkan keningnya, tumben sekali Delon menelponnya.
"Apa yang sudah kau lakukan pada Daniella? Kau membuat anak orang menangis dan frustasi. Kau tidak mengenalnya tetapi kau membuatnya di permalukan di depan umum."
"Aku tidak melakukan apapun." Sahutnya sambil mengamati foto Daniella. Semua orang yang dekat dengan Daniella tentu saja akan melakukan protes padanya, karena mereka tidak tau apa yang sedang Gavriel rencanakan.
"Kau menyuruhnya menjadi seorang model, padahal kau tau dia tidak punya kemampuan di bidang itu."
"Kata siapa?" Tanya Gavriel sambil memperhatikan foto-foto Daniella. "Mulai hari ini dia akan menjadi wajah baru dari JS Group. Aku akan mengurus semuanya dan aku pastikan, semua orang yang bilang dia tidak punya kemampuan apapun akan menyesal dengan ucapan mereka." Katanya.
"Apa kau gila? Kau tidak melihat seperti apa frustasinya Daniella?" Tanya Delon. "Dia ada di rumahku bersama Zeva. Dia menangis karena malu telah di perlakukan kasar."
"Untuk apa kau memberitahuku?"
"Supaya kau datang kesini dan menyelesaikan semuanya. Kalau kau tidak datang, aku akan mati di tangan Agatha."
"Katakan pada Agatha, apa yang Daniella lakukan hari ini karena apa yang dia katakan 5 tahun yang lalu. Jangan menyalahkanku, aku hanya menagih janjinya. Dan tenang saja, Agatha tidak akan pernah membunuh orang yang sudah lama dia perjuangkan. Satu lagi! Aku meminta Daniella menjadi model JS Group karena menagih janji yang pernah dia katakan." Gavriel menutup telponnya dan melanjutkan aktifitasnya melihat foto Daniella.
Dia bingung dengan penilaian orang-orang terhadap Daniella.
Dasar orang-orang payah. Kenapa mereka tidak bisa melihat bakat yang di miliki oleh Daniella?
***
"Sebenarnya apa yang terjadi? Delon sudah menelpon Gavriel dan Gavriel bilang dia hanya menagih janjinya. Janji apa?" Tanya Agatha. "Aku udah ngoceh sama suamiku karena masalahmu dan Gavriel."
Tadinya, Daniella hanya mengadu ke Zeva, tetapi Zeva memberitahu Agatha, biar Agatha yang menyuruh Delon dan mengoceh pada Gavriel. Selalu butuh orang dalam, dalam kondisi apapun.
Kasihan juga, pengantin baru harus dilibatkan dengan masalah yang dialami Daniella.
"Kau punya hutang apa sama Gavriel?" Tanya Zeva.
"Sebenarnya, aku juga sudah lupa karena kejadian itu 5 tahun yang lalu. Aku nggak nyangka kalau Gavriel masih mengingatnya dan sekarang dia menagihnya padaku."
"Ceritakan semuanya." Agatha dan Zeva penasaran.
Daniella mulai menceritakan semuanya, ekspresi yang di tunjukan oleh kedua temannya itu sungguh di luar dugaan. Mereka senyum-senyum sendiri mendengar cerita Daniella.
"Masih ada 2 hutang lagi."
"Kira-kira apa yah permintaannya nanti untuk membayar ciuman pertamanya yang sudah kamu ambil?"
"Aku nggak nyangka loh, ciuman pertama Gavriel sudah di rebut Daniella."
Agatha dan Zeva malah menggodanya, mereka bilang, sepertinya status jomblo yang di alami Daniella selama ini, karena doa Gavriel. Mereka juga bahkan membuat cucoklogi kalau Gavriel juga sengaja tidak berkencan dengan siapapun karena Daniella.
"Kalian mikirnya kejauhan." Kata Daniella.
"Ngapain selama ini kamu cari pria keren, kalau ternyata kamu sudah memiliki seorang ahli waris JS Group?" Seru Zeva. "Sungguh cerita yang menarik."
Ponsel Agatha bergetar, ia langsung meraihnya dari atas meja dan tersenyum membaca pesan yang ia terima dari Delon.
"Wajah baru JS Group." Gumamnya lalu menunjukan pesan tersebut pada Daniella dan Zeva.
"Astagaaa Daniella ... sumpah kamu cantik banget." Puji Zeva. Dia terlihat bangga dengan hasil pemotretan yang sudah di lakukan oleh Daniella.
"Mereka menyelesaikan semuanya dengan sangat cepat dan sangat bagus. Gavriel memang tak pernah mau buang-buang waktu. Kau memang cocok menjadi seorang model."
Daniella yang melihat hasil pemotretannya hanya menarik napas, mereka tidak tau seberapa malu dan sakitnya Daniella di bentak di depan umum.
"Eh, ngomong-ngomong, sebelum Daniella, siapa model dari JS Group?" Tanya Zeva.
"Allena." Sahut Daniella dan Agatha berbarengan.
"Entah apa penyebabnya dia tiba-tiba membatalkan kontrak dengan JS Group, padahal selama ini dia selalu menjadi ikon dari JS Group."
"Allena? Model terkenal itu kan? Bukannya dia yang pernah di gosipkan kencan dengan Gavriel? Tahun kapan yah? Tahun lalu bukan sih?" Zeva bertanya-tanya.
"Gosip itu terjadi, karena Allena sendiri yang mengklaim dia kencan dengan Gavriel." Sahut Agatha. Dia mengetahui semuanya dari Delon.
Beberapa orang terdekat Allena juga pernah memberitahu Gavriel jika Allena begitu terobsesi dengan Gavriel, Allena memiliki karakter yang hampir sama dengan Gavriel, dia rela melakukan apapun agar tujuannya tercapai.
"Aku cuma berharap, Allena tidak melakukan hal buruk padamu. Karena kau telah menjadi bagian dari JS Group, aku takut Allena akan merasa tersaingi apalagi info tentang Gavriel sendiri yang memilihmu, pasti akan membuat Allena kesal."
"Jangan membuatku takut Agatha. Selama ini hidupku selalu bahagia dan tercukupi, aku tidak mau jadi model atau apapun itu, aku juga tidak ingin punya musuh."
"Kita juga menginginkan hal yang sama tetapi aku tidak yakin dengan Allena." Sahut Agatha.
Zeva tidak mengatakan apapun karena dia mencaritau semua hal tentang Allena di Internet. Zeva mendecak pelan saat membaca berita perempuan itu. Allena penuh prestasi dan kontrofersi, dia sudah sering di laporkan akan tindakan kekerasan dan mabuk-mabukan.
"Sungguh, perempuan ini sangat mengerikan." Zeva menatap Daniella seperti memperingati Daniella untuk berhati-hati.
"Aku tidak pernah merebut apapun, kalau dia mau protes langsung protes ke Gavriel."
"Bukankah JS Group selalu mencari model yang sesuai dengan motto produk mereka? Kok bisa-bisanya Allena menjadi model dari JS Group?" Zeva bertanya-tanya.
"Allena memiliki banyak fans fanatik. Diluar skandal yang dia lakukan, apapun produk yang dia endorse maka produk itu akan terjual habis. Produk kecantikan dari JS Group mengalami peningkatan sejak Allena menjadi model mereka."
Daniella semakin takut jika produk baru yang akan di luncurkan oleh JS Group tidak di terima masyarakat.
Agatha menepuk pundak Daniella lembut.
"Jangan memikirkan apapun yang seharusnya tidak menjadi urusanmu, Gavriel yang memilihmu itu artinya dia sudah siap dengan segala konsekuensinya."
Walaupun Agatha dan Zeva mencoba menenangkannya, tetap saja dia merasa takut.
Bagaimana ini? Apa yang harus aku lakukan?
Tujuh hari setelah pemakaman Daniella, Gavriel menemui Kakek Andreas dan menyatakan langkah yang akan dia ambil. "Kenapa kamu seperti ini? jika kamu pergi, bagaimana dengan Kakek?" tanya Kakek Andreas. Dia begitu terkejut saat mendengar keinginan Gavriel untuk pergi ke Luar Negri dan tinggal di sebuah Desa yang terkenal dengan pertaniannya. "Biarkan aku pergi Kakek. Alberto yang akan membantu Kakek mengurus perusahaan. Aku akan kembali jika ..." "Jika apa? jika perasaan bersalahmu menghilang? jika kau sudah menjalani hukumanmu? jangan bodoh Gavriel! semua yang terjadi bukan karena kesalahanmu. Pihak kepolisian juga sudah menyelidiki semuanya. Apa yang terjadi memang sebuah kecelakaan!!!" teriak Kakek. Namun seperti apapun keinginan Kakek untuk menahannya pada akhirnya Gavriel tetap memilih untuk pergi. Setelah dia pamit pada Kakeknya, dia pergi ke makam Daniella. Disana ada banyak bunga-bunga segar yang di letakan diatas makamnya. Gavriel duduk disana dalam diam, dia tak mampu
Sungguh mengejutkan mendengar berita tentang Daniella dan Anthonio yang kecelakaan di sebuah daerah yang jaraknya sekitar dua jam dari Labuan Bajo. Sekujur tubuh Gavriel terasa lemas, dia tak berdaya mendapati kabar mengerikan itu. Dia tidak pernah berpikir hal mengerikan seperti ini harus datang pada dirinya. Gavriel hanya tertunduk lemas di dalam ruangannya gelap, dia menyalahkan dirinya sendiri atas kecelakaan yang menimpa Daniella, baginya semua yang terjadi karena dirinya, seandainya saja dia tidak hadir di dalam kehidupan Daniella dan tidak memaksakan Daniella untuk ada di sampingnya, semuanya tak akan terjadi. Alberto masuk kedalam ruangan, memberitahu Gavriel jika Kakek Andreas dan Kakek Michael sudah tiba, dan jenasah Daniella juga akan tiba di Jakarta sekitar jam 7 malam nanti. Gavriel tidak berani menemui mereka, dia marah pada dirinya sendiri dia tidak bisa melakukan apa yang telah dia janjikan pada Kakek Michael. Dia tidak bisa menjaga Daniella. Kakek Andreas menemuiny
Cuaca panas langsung menerjang kulit Daniella. Di depan pintu kedatangan Bandara Labuan Bajo, sudah banyak supir Travel yang mengantri dan menawarkan jasa mereka. Seorang pria berbadan besar menerobos kerumunan para supir travel itu dan mengambil koper milik Anthonio. Pria berbadan besar itu salah satu orang kepercayaan Anthonio yang akan membawa mereka menuju lokasi yang akan mereka tuju. Daniella melangkah mengikuti langkah Kaki Anthonio, karena pria terus menggenggam tangan Daniella dan tidak membiarkan Daniella melangkah jauh darinya. Mereka menuju parkiran mobil yang berada di depan Bandara. Beberapa orang yang melihat Daniella saat itu, terus memperhatikan wajahnya dengan seksama, seakan-akan mereka penasaran akan sesuatu. Daniella masuk kedalam mobil, dia dan Anthonio duduk di bangku penumpang. Setelah pria berbadan besar itu meletkan barang-barang milik Anthonio di bagasi, dia juga masuk kedalam mobil dan duduk di balik kemudinya. "Perjalanan menuju ke kota Ruteng, bisa kit
"Kenapa kamu baru memberitahuku sekarang? kenapa kamu membiarkan Anthonio membawa pergi Daniella?" Suaranya terdengar marah, dia juga panik mengetahui Daniella bersama Anthonio. Orang suruhan Ray, yang biasanya mengawasi dan menjaga Daniella saat Gavriel tidak ada, kini telah tumbang. Anthonio memang tak main-main menghabisi siapapun yang berusaha menghalanginya. Lebih mengerikannya lagi saat Gavriel juga mendengar kabar tentang Sana yang juga tewas di tangan Anthonio. "Lalu kemana dia membawa pergi Daniella? Jawab! aku harus menemuinya sekarang juga." "Aku minta maaf Gavriel, karena sampai sekarang aku belum menemukannya. Aku akan mengabarimu segera jika aku mendapatkan informasi tentang keberadaan mereka." "Aku kasih waktu kamu satu jam. Temui keberadaan mereka!" Gavriel menutup teleponnya dan berteriak kesal di dalam ruang kerjanya. Suasana hatinya begitu kacau, dia sangat mencemaskab Daniella. Pintu ruangannya terbuka, Alberto masuk bersama Allena yang terlihat begitu takut di
Gavriel tidak memberitahu Daniella tentang Zeva yang dia duga bersekongkol dengan Anthonio. Dia juga tidak membahas lagi tentang masalah Anthonio, dia membiarkan Daniella menjalani hari-harinya yang sedang suka berkebun dan belajar memasak. Namun, semua kesenangan mereka berakhir ketika Zeva datang ke rumah Anthonio. "Gavriel yang memberitahuku jika kamu disini. Awalnya dia enggan memberitahuku tentang keberadaanmu karena dia takut jika Anthonio memhetahui keberadaanmu." Itulah yang Zeva katakan ketika dia bertemu dengan Daniella. Daniella tidak mencurigai apapun. Dia hanya merasa bahagia karena sudah bertemu dengan Zeva. Keduanya salung melepaskan rindu, dan berbagi cerita tentang segala hal yang mereka lalui. "Aku tidak tau jika Anthonio bersikap mengerikan seperti itu. Aku menyesal sudah mengenalkanmu padanya." Ungkap Zeva tulus. Dia mengatakannya dengan bersungguh-sungguh. Daniella menggelengkan kepalanya, "Ini bukan salah kamu. Kita berdua jika tidak akan tau jika Anthonio
Setelah menemui Gavriel. Zeva pergi menemui Anthonio. Dia menyampaikan semua hal yang dia dapatkan dari Gavriel, tidak ada yang dia lebihkan dan dia kurang-kurangi. "Kau yakin dengan ucapanmu?" Anthonio merasa ragu dengan jawaban yang di sampaikan oleh Zeva. Dia pun melanjutkan. "Kau tau konsekuensinya jika kau membohingiku Zeva. Perusahaan milik Ayahmu yang akan menjadi taruhannya." Zeva menahan kekesalannya. Kini dia merasa menyesal karena dia pernah menjodohkan Daniella dengan Anthonio. Rupanya, pria itu lebih buruk dari apa yang dia dengar selama ini. Demi urusan pribadinya, dia bahkan berusaha untuk menghancurkan perusahaan milik Ayahnya Zeva. "Aku bertemu dengan Allena di perusahaan Gavriel. Aku juga mendengar pembicaraan Gavriel dengan sekretarisnya tentang kontrak kerjasama mereka dengan Allena." Anthonio menyipitkan matanya. Dia tidak tau mengenai kontrak kerjasama yang di maksud oleh Zeva. Dia tidak mau penasaran dan langsung menghubungi seseorang yang dia percaya un